Beranda / Fantasi / Lentera Kegelapan / Chapter 19 – Ujian yang Sulit

Share

Chapter 19 – Ujian yang Sulit

Penulis: Jiebon Swadjiwa
last update Terakhir Diperbarui: 2021-09-07 17:14:48

POV MARIA

Liburan natal dan tahun baru tinggal beberapa waktu lagi, rencana liburan pun sudah kubicarakan dengan ayah dan bundaku. Namun sebelum itu, aku harus melewati ujian UAS yang di mulai hari ini. Aku sudah berusaha mempersiapkannya, tapi entahlah apa aku bisa mengerjakannya dengan baik ata tidak, yang jelas aku berusaha sekuat tenaga untuk UAS ini. Hampir semua peserta ujian di ruanganku terlihat  berkonsentrasi untuk bisa mengerjakan soal-soal, mereka terlihat stress, termasuk aku. Hanya Ray, dia terlihat tenang mengerjakan soal ujian itu. maklum sih dia kan selalu jadi juara satu di angkatanku, dasar kutu buku!

 Kadang aku merasa kesal bila ada orang yang lebih pintar dariku, tapi dengan kepintaran Ray, aku hanya diam-diam berdecak kagum. Waktu ujian baru berlalu 30 menit, disaat aku dan yang lainnya semakin tenggelam dalam soal-soal yang begitu rumit, Ray dengan santai sudah melenggang ke depan kelas dan mengumpulka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Lentera Kegelapan   Chapter 20 – Balok Es

    POV MARIA Teriknya panas matahari siang ini, membuatku berjalan melewati rute yang berbeda dari biasanya. Aku melewati gang sempit yang jarang bahkan seingatku baru kali ke dua dengan sekarang melaluinya. Sebuah gang yang memisahkan dua buah gedung tinggi, jalan pintas yang lebih cepat untuk sampai ke stasiun monorail. Baru beberapa puluh langkah aku berjalan di gang, aku merasakan hawa dingin yang sangat aneh. awalnya aku sempat berpikir kalau hawa dingin ini mungkin dari pengaruh dari kelembaban udara karena kurangnya sinar matahari yang mampu menembus ke gang kecil ini. Namun perasaanku mulai tak menentu ketika sudah berada di tengah-tengah gang, hawa dingin terasa mulai menusuk-nusuk kulitku. Ada perasaan takut menyelinap ke dalam hatiku, apalagi saat aku merasa ada bayangan yang berkelebat di belakangku. Aku pun mempercepat langkah kakiku, sambil sekali-sekali melihat ke belakang. takut ada orang yang mengikuti dan berniat jah

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Lentera Kegelapan   Chapter 21 – Shocked

    POV MARIA Kami memasuki gang kecil diantara gedung tinggi itu, sebenarnya rasa takut masih menguasai hatiku, namun aku coba berani karena ada Ray di sampingku, apalagi tangan kami masih saling menggenggam. Langkah demi langkan aku berjalan memasuki gang, tapi aku merasakan suasana yang berbeda dari saat tadi aku sendiri. Hawa dingin tak terasa lagi, balok-balok es itu pun tak terlihat bahkan jalan yang aku injak pun semuanya kering tak ada bekas air ataupun es yang mencair. Ada apa ini? Pikiranku bertanya-tanya tak mungkin jalanan ini bisa kering dalam waktu cepat. "Mana?" Tanya Ray dengan suara pelan. "Tadi ada kok di sekitar sini, aku jelas banget melihat balok-balok es itu " kataku dengan agak kebingungan. Mataku masih terus mencari keberadaan balok-balok es itu, namun tak dapat kutemukan sama sekali, baik itu balok es nya ataupun bekasnya yang berupa tetesan air. Aku tak mungkin salah liha

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Lentera Kegelapan   Chapter 22 – Bukan Hariku

    POV RAY Aku tak menyangka bila hari ini, jadi hari yang mungkin saja terakhir bagiku bila aku tak mengambil tindakan yang sebenarnya tak aku inginkan. kejadiannya berawal saat aku pulang dari sekolah. Selesai menjalani UAS hari ini, aku tidak langsung jalan pulang. Aku mampir dulu ke toko buku untuk membeli dua buah buku yang sudah lama ngantri untuk aku baca. Soal-soal UAS hari ini, aku mampu menyelesaikannya dengan cepat, jadi satu kesempatan bagus untuk membaca buku, sebelum aku bersiap untuk menghadapi pelajaran fisika dan bahasa inggris untuk UAS esok hari. Kedua pelajaran yang paling aku suka, Karena dalam pelajaran fisika aku banyak mempelajari tentang kekuatanku, hingga aku bisa banyak mengembangkan kekuatanku, bagaimana meengendalikan air dan es menjadi salju. Keluar dari toko buku, sepintasan aku melihat beberapa orang dengan pakaian jas hitam membuntuti. Orang-orang berpakaian seperti itu dulu pernah aku

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-07
  • Lentera Kegelapan   Chapter 23 – Temani Aku

    POV Maria Suasana hatiku sudah berganti, perasaan aman mengalir dan memenuhi setiap sudutnya. Keberadaan Ray yang duduk manis di ruang tamu memberi nuansa yang lain hingga kusadari kalau aku harus membersihkan diri terlebih dulu. "Ray, tak apa kan kalau aku tinggal sebentar," kataku sambil menatap Ray. "Loh.., emang kamu mau ke mana Mar?" Tanya Ray balik menatapku. Kedua pasang mata kami saling bertemu, debaran jantungku semakin tak menentu. "A..., aku gak ke mana-mana kok Ray, hanya ingin membersihkan diri dulu, gak enak banget nih habis keringatan," jawabku sambil mengibas pelan telapak tangan kanan ke tubuhku. "Ohh sebentar, aku panggilkan adikku ya?" "Justinn...!" teriakku memanggil Justin, yang baru beberapa menit lalu datang namun langsung masuk ke kamarnya. "Nggak apa-apa kan kamu di temani sama adikku dulu?" tanyaku pada Ray. "Apa sih Kak,

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Lentera Kegelapan   Chapter 24 – Jangan Pergi

    POV Maria Debaran jantungku semakin tak menentu, bahkan aku membayangkan, andai yang ada saat ini adalah Andre pacarku. Suasana hujan, di rumah hanya kami berdua. Ahhh..., Dre pasti kamu sudah memeluk dan mendekap aku dengan hangat lalu kami terhanyut dalam ciuman panjang yang penuh gairah... "Hai Maria..., Kamu nggak apa-apa?" suara Ray menyadarkan aku dari khayalan indah penuh kehangatan dengan Andre. "Ehhh..., Iy.., iya Dre ehh Ray. aku nggak apa-apa," jawabku tergagap dan salah menyebutkan nama. "Kamu kok nggak duduk? Dari adikmu pergi kamu malah berdiri saja di situ, sampai Aku selesai baca satu bab di novel ini kamu masih saja berdiri, ngak pegel tuh?" kata Ray yang sukses membuat pipiku memanas karena rasa malu, kepergok berkhayal depan Ray. "Yee..., gak selama itu kali, aku hanya sedang lihat kamu saja yang asyik banget bacanya," kataku mencoba membantah omongan Ray.  

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-09
  • Lentera Kegelapan   Chapter 25 – Tamu Tak Diundang

    POV DETEKTIF JOHAN Pagi-pagi aku sudah kedatangan tamu tak diundang. Robert, orang dari divisi kepolisian khusus dia datang menemuiku di kantor. Wajahnya terlihat serius, ada kemarahan yang aku tangkap dari sorot matanya. Tanpa mengetuk pintu, dia masuk dan berdiri di depanku dengan memakai setelan jas berwarna putih dan kemeja abu-abunya terlihat sangat berkelas untuk profesi seorang polisi. "Hallo Detektif!" sapa Robert, tanpa menunggu dipersilahkan dia sudah duduk di kursi depan mejaku. "Hallo juga, ada angin apa yang membawamu datang ke kantorku?" tanyaku sambil menatap tajam ke arah Robert. "Kemarin orang-orangku terbunuh dengan mengenaskan," kata Robert dengan wajah serius. Mendengar itu aku langsung mengerutkan dahi. "Terus, apa hubungannya denganku?" tanyaku tak acuh. "Jangan berlagak acuh seperti itu, aku serius dengan omonganku," sanggahnya sambil memajukan posisi

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Lentera Kegelapan   Chapter 26 – Rekaman CCTV

    POV MARIA Lega rasanya, bisa lalui hari ini. Terima kasih Ray, berkat kamu, aku bisa menyelesaikan semua soal-soal ujian Fisika hari ini. Senyum sumringah terukir dibibirku, ketika keluar dari ruang ujian. Soal Fisika bukan lagi pelajaran terberat untukku, aku akan merayakannya. Aku bergegas menuju ruang ujian Andre yang berada di ruang sebelah. Belum sempat aku meletakkan pantatku di bangku depan ruangan Andre, dia sudah keluar dengan wajah yang kusut. Berulangkali dia menggerutu sambil garuk-garuk kepala tak jelas. Saat melihatku, dia langsung menghampiriku. "Gile sayang, tadi susah banget," kata Andre dengan wajah sedih. "Ah masa sih sayang, itu kan biasa aja, bahkan aku bisa ngerjain semuanya," kataku sambil tersenyum. Andre menatap wajahku tak percaya dengan ucapanku, dan aku memperlihatkan wajah senangku. "Nah gitu dong, pacarku tuh harus pinter," kata Andre memuji sam

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-11
  • Lentera Kegelapan   Chapter 27 – Teman Lama

    POV RAY Seperti pelajaran sebelumnya, Aku menyelesaikan soal-soal ujian lebih cepat dari yang lain. Bahkan aku selalu yang pertama menyerahkan hasil ujian ke meja pengawas. Gak bermaksud sombong sih. Tapi kupikir buat apa juga aku harus berlama-lama bengong ngeliatin kertas ujian bila sudah selesai aku kerjakan. Untuk mengisi waktu yang masih panjang, aku sengaja menunggu siswa yang lain pada keluar. Aku tak punya teman di sekolah, maksudku bukan tak punya sih tapi aku memang sengaja menjaga jarak dengan teman-temanku. Saat nongkrong seperti sekarang pun aku hanya duduk sendirian di depan sekolah. Walau kata nongkrong itu bukan gayaku, namun aku sengaja melakukannya agar bisa melihat gadis yang selama ini sudah mengisi hatiku, dia lah Maria. Mungkin ada kesempatan bagiku bisa mengantarnya lagi pulang sampai rumahnya. Dentang bel keluar berbunyi, aku segera berdiri sambil mengarahkan pandanganku melihat ke halaman sekolah, mencari sosok Mari

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13

Bab terbaru

  • Lentera Kegelapan   Chapter 114  –  Kemenangan

    POV RAYAku berlari menghampiri Azazel yang masih berlutut di depan kursi kebesarannya. Tanpa banyak berkata lagi aku menerjang dengan pukuran dan tendangan yang yang bertubi-tubi. Dia sekarang tak lebih dari seorang manusia pengguna elemen, kekuatan yang ada pada tubuh Thomas hanya kekuatan milik Thomas saja.DUESH!Azazel beberapakalu terpelanting, walau begitu dia masih bisa bertahan dengan kekuatan elemen milik Thomas. Azazel pun berusaha untuk balik menyerangku dengan mengeluarkan elemen tanah dan membentuk sebuah palu besar, lalu diayunkan palu itu ke arahku sambil melompat. Aku bersiap menunggunya dengan membentuk palu yang lebih besar dari milik Azazel. Begitu serangan palu Azazel mendekat, dengan kekuatan palu yang aku buat, aku hancurkan dengan sekali hantaman paluku.Azazel bergerak secepat kilat dengan elemen petir, melontarkan panah-panah petir yang dengan mudah aku tangkis. Dia pun berusaha untuk lari, tapi aku tak akan melepas

  • Lentera Kegelapan   Chapter 113 –  Gerhana Palsu!

    POV RAY Ruangan sekarang menjadi terang lagi. Dengan susah payah aku berdiri sambil memegangi dadaku yang terluka. Mataku mulai berkunang-kunang. Darah sudah banyak yang keluar sepertinya. Tapi aku masih harus berdiri. "Creator?" kata Thomas. Tidak. Ia bukan Thomas. Dia Azrael yang telah mengambil alih tubuh Thomas. "Azrael?! Kenapa kamu tidak menjadi tubuhmu saja yang besar itu?" tanyaku. "Justru wujud manusia adalah wujud yang paling sempurna menurutku. Aku cukup menjadikan tubuhnya sebagai vesel untuk kebangkitanku. Segar sekali rasanya setelah lama terkurung di kegelapan oleh lima creator terkutuk itu selama ribuan tahun. Dan aku tak perlu membunuh mereka karena mereka sudah mati. Hahahahahah," kata Azrael. "Ugh!" rasa sakit didadaku. Ah...darah. Darah itu elemen air bukan? Aku terpaksa melakukannya. Obati lukaku siapa namamu? Dia tidak bernama. Tolonglah. Ahh...aku tertolong. Lukaku mulai tertutup.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 112–  Puri, Bertahanlah!

    POV ANDRE Pertarunganku dan Puri melawan laki-laki bernama Hund semakin seru, kami berusaha keras mengalahkan dia, walau beberapa kali kami harus berusaha menghindari semua serangan Hund yang tentu saja pengalaman bertarungnya jauh diatas kami berdua. Sering kali aku kewalahan dan hampir terkena sabetan-sabetan pedang besinya yang super tajam. Tapi beruntung aku terlindungi dengan kayu-kayu yang muncul dari penggabungan jolt yang aku pakai. Namun pertarungan kami mendadak terhenti, perlahan tapi pasti suasana menjadi gelap. Aku dan Puri saling pandang. Begitupun Alex dan teman-teman lainnya. Ada rasa panik yang aku rasakan dan mungkin juga Alex dan yang lainnya juga merasakan. "Puri, apa ini sudah saatnya terjadi gerhana?" Tanyaku sambil mendekati Puri. Puri yang terlihat kelelahan hanya menatapku sendu, lalu mengangguk pelan. "Puri, kita masih belum kalah, kita harus terus bertarung" bisikku sambil

  • Lentera Kegelapan   Chapter 111 –  Kebangkitan Sang Iblis 2

    POV BALANCER Aku kembali berhadapan dengan Robert. lelaki yang telah membunuh adikku satu-satunya. Aku tak dapat melupakan kejadian itu walau sesaatpun, jasad William yang dilemparkannya ke bawah jembatan. William yang berusaha melindungiku dan anakku dari orang-orang biadab ini. Dia tak dapat mengimbangi serangan-serangan yang diterimanya dari para agen SDI yang mengeroyoknya. Sedangkan aku, Ketika itu baru saja melahirkan. Dalam kondisi yang masih lemah Thomas yang sudah mengetahui keberadaanku, memerintahkan untuk membunuh ku juga William. "Balancer, akhirnya kita selesaikan pertarungan kita yang tertunda," kata Robert. Aku yang malas meladeni ucapannya, lalu memanggil kekuatan elemenku, besi. Seperti biasa, aku dengan kuku-kuku besiku sudah siap mencabik-cabik Robert. Aku langsung menerjangnya, melancarkan serangan-serangan untuk bisa cepat mencabik dan membunuhnya. Robert dengan memakai kekuatan joltnya, dia pun m

  • Lentera Kegelapan   Chapter 110 –  Kebangkitan Sang Iblis

    POV RAY Aku mengakui kekuatan Thomas, dia sangat kuat. Walaunsejauh ini aku dapat mengimbangi kekuatannya. Aku yang seorang Creator dapat mengimbangi cara bertarung Thomas, yang tak beda jauh dengan cara bertarungku. Aku berdiri di atas platform yang terbuat dari es, ketika aku mengimbangi dia membentuk golem raksasa bersenjatakan tombak bertarung dengan golem raksasa yang dia buat dengan bersenjatakan pedang. Pertarungan kami cukup aneh sekali, kami tidak melakukan pertarungan langsung. Kami saling melemparkan elemen dan menciptakan berbagai bentuk makhluk yang kamu gerakkan dari jauh. Seandainya ada yang melihat pasti mereka seperti melihat dua orang yang bermain mainan remote control untuk saling mengalahkan. Aku bisa mengimbangi cara bertarung seperti itu. Kalau ada kesempatan baru aku menyerangnya secara langsung dengan melemparkan sesuatu untuk melukainya, begitupun dengan Thomas. Dan Sial. Dia Kuat sekali, tak ada satup

  • Lentera Kegelapan   Chapter 109 –  Pertempuran Akhir 3

    POV ANDREAku, Puri, Alek, Tobi, dan para elemental lainnya, kini berhadapan dengan tiga anggota SDI. Mereka yang masing-masing menggunakan sarung tangan jolt, menyeringai ke arah kami. Senyum merendahkan pun tersungging di wajah mereka. Dengan sangat angkuh mereka mendekat ke arah kami."Halo kalian tikus-tikus elemen, kenalkan namaku John. Ada baiknya bukan, jika sebelum mati kalian mengetahui nama siapa yang sudah membunuh kalian, hahaha..." kata orang pertama sambil tertawa mengejek."Aku Scarlet," kata orang kedua, seorang cewek dengan dandanan layaknya laki-laki."Hahaha..., dan Hund, bersiaplah kalian untuk mati," katanya."Kalian tak lihat apa, jumlah kami banyak. Apa sanggup kalian melawan kami?" tanya Alex dengan lagaknya seperti biasa."Hahaha..., lihat teman-teman. Dia meragukan kita!" Kata John sambil melirik kedua temannya."Hahaha...., mereka memang cari mati John! Hai bocah sebanyak apapu

  • Lentera Kegelapan   Chapter 108 –  Pertempuran Akhir 2

    Pov RayAku dan sang Balancer ibuku memimpin para pengguna elemen menuju senayan, dimana bangunan aneh berada. Kami sudah berada di depan bangunan besar yang menjulang yang mengelilingi Tugu Monas. Menurut ramalan tepat jam dua belas siang nanti akan terjadi gerhana matahari, dimana seluruh planet berada pada satu garis lurus.Sebelum itu terjadi, kami harus bisa mengalahkan Thomas dan menghalanginya untuk menjadi wadah dari kekuatan Azazel. Walau kami tahu, itu tidak akan mudah. Tapi kami pantang untuk menyerah, demi kedamaian di dunia ini.Semua bangunan ini sudah dipersiapkan oleh Thomas. Bagunan yang dibuat dengan menggunakan elemen tanah, besi dan elemen es untuk atapnya."Ray cepat temukan Thomas, Kita tak punya banyak waktu lagi. Sebelum terjadi gerhana Matahari, terlambat saja, kita sudah dapat dipastikan akan binasa," kata Ibuku dengan tegas padaku."Iya Ibu, Ray tahu hal itu," jawabku sambil terus melangkah.

  • Lentera Kegelapan   Chapter 107 – Pertempuran Akhir Part 1

    POV Ray (6 jam sebelum gerhana)."Sebuah bangunan megah yang aneh tiba-tiba saja muncul dari dalam tanah, kemunculan bangunan itu disertai dengan terjadinya gempa dahsyat. Gempa yang bukan saja terjadi di sekitar kemunculan bagunan aneh itu, tapi hingga melanda keseluruh kota Jakarta."Sebuah headline dari berita yang muncul di beberapa stasiun televisi nasional, yang tentu saja membuat geger seluruh warga. Apalagi peristiwa gempa telah membuat orang-orang menjadi panik, kaca-kaca gedung pecah. Bahkan sebagian bangunan milik warga ada yang rubuh, hingga ada juga yang rata dengan tanah.Seluruh stasiun televisi menyiarkan fenomena aneh ini. Aparat dari kepolisian dan militer pun mensterilkan sekitar Senayan. Hanya pihak pemberitaan yang bisa mendekati lokasi, walau area yang diliput di batasi. Tapi semua lapisan masyarakat bisa melihat bangunan megah itu dari jauh.Bangunan besar, menyerupai sebuah istana raja-raja. Yang tiba-tiba saja ter

  • Lentera Kegelapan   Chapter 106 – Paman?

    POV MariaLelaki berambut abu-abu itu berdiri si depan kami, senyumnya tersungging. Namun aku tak merasakan keramahan dari senyuman itu, tapi kengerian yang mulai menjalar ke seluruh tubuhku."Halo Keponakanku, apa kabar?" sapa lelaki itu."Ahhh...., ponakan!" Pikirku."Thomas....," gumam Ray, dia berdiri dengan posisi waspada.Aku heran siapa laki-laki ini, meski menyebut Ray dengan kata keponakan, tapi Ray terlihat tak bergeming dari tempatnya. Sepertinya ada percakapan batin dari kedua orang ini, yang tak bisa aku dengar."Aku hanya ingin menyapa saja, tak apa kan," kata Thomas."Kenapa?""Wajar bukan seorang paman menyapa keponakannya. Apalagi kalau basa-basi ini diperlukan sebelum kita bertemu lagi dalam pertempuran," kata Thomas. Dia menoleh ke arahku."Sore nona, pacarmu Ray?""Thomas, sudahi semua ini. Kamu tahu siapa Azazel bukan?""Aku tahu Ray, hanya saja aku lebih

DMCA.com Protection Status