Beranda / CEO / Lelang Istri / Part 1 (Tawaran Istri)

Share

Lelang Istri
Lelang Istri
Penulis: Bintang Satria

Part 1 (Tawaran Istri)

Penulis: Bintang Satria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kalau bini aku gimana? Harga bisa nego, lah]

Degg!

Chat yang dikirim Galang kepada Ferdy sontak membuat Ferdy terdiam sejenak. Ia masih mencoba mencerna, apa yang dimaksud oleh Galang dari chatnya barusan. Bercandaan? Jika memang ini sebuah bercandaan seperti yang biasa dilakuan Galang padanya, rasanya ini bukanlah sebuah bercandaan yang kurang pantas. Apalagi tentang istri sendiri, seseorang yang harusnya dia jaga melebihi dirinya sendiri.

Tidak membalas.

Ferdy hanya membiarkan chat tersebut. Sampai akhirnya, Galang kembali mengirimkan pesan padanya. [Gimana, Fer? Kamu mau, gak? Kenapa diam aja, sih?]

Ferdy membaca chat itu, kemudian membalas [Gak lucu bercandan, Lu, Lang. Aku nih cari calon istri, jangan dibercandain gini, deh.]

[Aku gak becanda, Fer! Ok gini aja, siang nanti kita ketemu di cafe biasa. Gimana?]

[Kamu serius, Lang?]

[Sudah, jam satu siang nanti di cafe biasa. Aku tunggu.]

Masih tidak percaya.

Dengan apa yang dikatakan oleh Galang. Satu sisi, Ferdy saat ini sedang kalut dengan permintaan sang ibu untuk segera menikah. Di usianya yang sudah tidak lagi muda, paksaan untuk segera mencari istri bukanlah hal yang mudah. Apalagi, dalam benak Ferdy tidak ada kata main-main soal pernikahan. Ia ingin, selama hidupnya hanya akan satu kali menikah. Dan itu, harus dengan seseorang yang tepat. Tidak begitu masalah baginya, tentang bagaimana status dan layar belakang wanita itu kelak. Yang pasti, wanita itu harus benar-benar sayang kepadanya dan keluarga.

Ferdy sendiri.

Adalah seorang pengusaha sukses. Ia memiliki banyak sekali bisnis yang bertebaran beberapa kota di Indonesia. Masa mudanya, dia habiskan untuk merintis bisnis itu hingga sekarang. Hal itu yang membuat, sampai detik ini ia masih belum memiliki pacar apalagi pasangan hidup. Hanya fokus kepada kerja dan kerja.

Sementara Galang sendiri, adalah teman masa kecilnya yang memiliki jalan hidup berbeda dengannya. Galang adalah seorang pengusaha ambisius, yang selalu ingin cepat mencapai segalanya dalam waktu yang singkat. Mereka sering bertukar pikiran tentang banyak hal, termasuk soal masalah pribadi. Ferdy sadar, saat ini bisnis Galang memang sedang merosot tajam. Beberapa usahanya gulung tikar. Pasti, semua hal itu akan menimbulkan masalah pelik dalam keuangannya. Karena sudah tidak bisa dipungkiri, jika banyak pengusaha menggunakan pinjaman dari bank untuk mengembangkan dan mengelola usahanya itu. Ya, Galang memang saat ini sedang krisis. Tapi apa mungkin dia sampai nekat melelang sang istri? Ini gila!

************************

12:46.

Jam istirahat siang tiba. Ferdy pun langsung bergegas, menuju cafe seperti yang sudah dijanjikan oleh Galang. Salah satu cafe yang cukup terkenal di kota ini. Yang memang, menjadi favorit mereka berdua sejak beberapa waktu belakangan.

[Aku udah sampai ni, Fer. Kamu dimana?] sebuah chat masuk dari Galang, sementara Ferdy masih dalam perjalanan.

[Bentar lagi aku nyampe, kamu pesan makanan aja dulu.]

[Ok.]

Pukul satu lebih lima belas menit.

Ferdy pun tiba di cafe. Tidak jauh dari parkiran, dia melihat sebuah mobil SUV tahun dua ribu dua puluh dua terparkir. Ya, itu mobil Galang. Ternyata benar dia sudah sampai.

Melihat kedatangan Ferdy, Galang pun langsung bangkit dari tempat duduknya dan langsung menyapa, "Hai, Bro. Akhirnya sampai juga. Gimana perjalanan, lancar?"

"Alhamdulillah, Bro. Cuma macet dikit tadi di dekat areal sekolahan. Sudah biasa, kok," jawab Ferdy santai "Ohh ya, kok kamu belum pesan makanan? Sudah waktunya makan siang ini."

"Susah, aku sudah pesan. Memang tadi aku minta diantar ketikan kamu datang. Biar bisa makan barengan," jawab Galang, lelaki berambut gondrong dengan style jas biru mudanya.

Galang sendiri adalah pemuda yang bisa dikatakan nyaris sempurna. Dia tampan, tubuh tinggi proporsional, pengusaha, dan juga pintar. Jarang sekali, lelaki seperti dia ditolak kaum hawa. Berbeda dengan Ferdy, yang kurang begitu peduli dengan style. Dia apa adanya, karena selama ini dalam benaknya hanya ada kerja dan kerja.

"Ini foto istri aku, gimana, cantik, bukan?" ucap Galang sembari menunjukkan foto pernikahan mereka di gawainya.

"Apaan, sih, Lang? Ngomong yang serius aja. Gak lucu bercandan kamu," umpat Ferdy kesal, tanpa melihat dengan jelas wajah wanita di dalam foto itu.

Galang tertawa kecil, "Siapa yang becanda, Fer? Aku serius!"

Ferdy langsung mengerutkan alis, "Aku tahu, Lang. Sekarang usaha kamu lagi sulit. Tapi gak kaya gini juga caranya! Banyak hal yang bisa kamu lakukan. Gak perlu sama menawarkan istrimu pada orang lain. Apalagi aku."

Terlihat, Galang menarik napas panjang.

Kemudian, menyeruput segelas kopi yang sudah ia pesan sejak awal, "Gini, Fer. Mungkin aku salah, kalau memang aku dengan sengaja memaksa istriku sendiri untuk menikah dengan pria lain. Iya aku tahu itu salah. Tapi gimana jika istriku mau dan setuju dengan tawaran ini? Lagian, sampai sekarang hubungan kami juga gak baik-baik amat. Anak juga kami belum punya. Lantas apa yang harus ditakutkan?"

"Gak, Lang. Ini gila! Aku gak mungkin nikah dengan istri sahabatku sendiri. Sudah, bahas yang lain saja."

"Ok gini. Memang gak mungkin, kalau belum dicoba bukan? Gimana, kalau kamu coba lebih dekat lagi dengan istriku? Ya mungkin, kalian bisa mengenal lebih jauh dulu mungkin?"

Tidak menjawab.

Ferdy hanya terdiam, sampai akhirnya beberapa makanan pun dihidangkan di atas meja.

Saat Ferdy baru ingin menyuap makanan ke dalam mulut, terdengar suara handphonenya berbunyi. Terlihat, ada sebuah pesan dari Galang. "Kamu chat aku Lang?"

"Ya, itu nomor handphone istriku dan juga beberapa fotonya. Kamu bisa pikiran tawaranku. Jika memang kalian cocok, aku akan segera mengurus perceraian kami."

"Lang? Kamu sadar, gak, sih?"

"Cukup. Kamu tahu sekarang aku lagi pusing. Aku gak jual istriku, hanya berusaha mencari jalan keluar atas masalah kita berdua. Kamu bisa segera menikah, perusahaanku tidak jadi bangkrut. Suatu pilihan sepadan bukan?"

"Tapi, Lang ......"

Bab terkait

  • Lelang Istri   Part 2 (Obrolan antara Galang dan Ferdy)

    "Apalagi sih, Fer? Kenapa? Apa istriku masih kurang cantik? Kamu dengar ya, kalau memang kami memiliki Kecocokan saja mungkin aku tidak akan pernah melepaskan dia. Istri aku tuh cantik," ucap Galang berusaha terus meyakinkan Ferdy. "Bukan soal itu, Lang. Tapi ini hal gila! Aku baru liat seorang suami rela menawarkan istri sah nya pada sahabatnya sendiri. Ini gila!"Galang mengalihkan pandangan sejenak. Ia menarik napas panjang, "Fer. Tolong pahami apa yang aku maksud. Di sini, aku dan azizah itu memang sudah sejak lama tidak ada kecocokan sama sekali. Dia terlalu egois. Nah, kamu tuh orangnya sabar, kalian pasti cocok. Masa iya aku ngasi wanita yang gak sudah pasti gak cocok sama sahabatku? Udahlah, kamu jalani aja dulu. Kalian bisa saling mengenal, pendekatan, kalau sudah cocok kalian baru menikah. Gimana?"Tidak menjawab. Ferdy hanya terdiam, mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Galang. Berat memang, bagi Ferdy berada di situasi seperti ini. Mungkin, kalau soal perasaan ti

  • Lelang Istri   Part 3 (Tawaran busuk kepada Azizah)

    "Tapi kamu dengerin dulu aku sampai selesai bicara, jangan kamu bantah. Paham?"Azizah semakin merasa tidak enak, dengan gerak-gerik Galang. Seperti ada sesuatu yang sedang dia rencanakan tetapi belum tahu pasti apa itu, "Ya sudah, Mas. Bicara saja. Aku pasti dengerin!""Ok. Jadi begini, temen atau yang lebih jelasnya sahabat. Sedang mencari karyawan baru di perusahaannya. Dia tuh pengusaha sukses, perusahaannya ada dimana-mana. Dia jauh lebih sukses dari aku," jelas Galang. "Trus? Maksudnya?""Nah, sekarang perusahaan aku tuh lagi kolaps. Bahkan saat ini sudah diambang kebangkrutan. Kamu paham kan?" tanya Galang sembari berusaha berpikir cara untuk menyampaikan agar tidak ada rasa curiga pada Azizah atas apa maksud dia yang sebenarnya dari semua ini. "Ya terus? Mas mau bekerja di perusahaan dia? Terus perusahaan yang kolaps itu mau ditinggal begitu saja? Maaf, Mas. Aku gak setuju dengan pendapat kamu ini. Ini salah. Harusnya kamu berusaha lebih keras lagi, agar perusahaan peningga

  • Lelang Istri   Part 4 (Bertemunya kembali, Azizah dengan Ferdy)

    "Apaan, sih? Kamu tiba-tiba bawa Ega? Aku paling gak suka kamu tuh suka curiga sama dia!" Galang mulai terpancing emosi. Selain itu. Azizah bertanya tentang hal itu juga bukan tanpa alasan. Justeru dia sadar, jika antar Galang dan Ega yang sudah sejak dulu menjadi asisten pribadinya memiliki suatu hubungan spesial. Walaupun memang, Azizah belum pernah melihat secara langsung dari depan mata kepalanya. Tapi kecurigaan dia sebagai seorang istri mengatakan demikian. Sudah sejak lama, ia merasakan jika hubungan antar suaminya dan Ega bukanlah sekedar hubungan sebatas rekan kerja saja. Tapi memang ada yang lain, pastinya yang lebih spesial. "Trus, Mas chatan dengan siapa malam-malam begini? Bukankah waktu kerja harusnya sudah habis?" tanya Azizah memperjelas. "Kamu tuh, ya. Selalu saja beranggapan buruk tentang semua yang aku lakukan. Kamu tahu, aku baru saja nanyain kepada Ferdy siap lowongan pekerjaan itu. Kamu paham?""Ferdy? Itu teman kamu yang buka lowongan di kantornya itu?""Iya

  • Lelang Istri   Part 5 (Awal perbincangan antara Azizah dan Ferdy)

    Pertemuan yang tanpa disengaja atau tidak itu, membuat senyum terpancar di wajah mereka masing-masing. Entah, ini disebut pertemuan antara kedua sahabat lama atau justru kembali bertemunya dua hati yang sempat punya cerita indah. Walau dulu, tidak berakhir dengan indah. Tidak bisa dipungkiri, senyuman di wajah mereka berdua memiliki makna yang dalam. Dan hanya mereka, yang dapat merasakan dan menyebut kebahagiaan itu sebagai kebahagiaan apa di diri mereka masing-masing. Walaupun di sisi Azizah. Mungkin ia sadar, saat ini ia sudah tidak lagi seperti dulu. Jika dulu, ia sering memukul canda atau bahkan kadang sengaja melompati baju Ferdy layaknya seorang anak kecil yang ingin digendong oleh sang kakak. Tapi kali ini ia sadar, dia bukan lagi azizah yang dulu. Saat ini dia sudah bersuami dan menjadi milik orang lain. Meski tadi, hal itu sempat terlintas kembali di dalam ingatannya. Walau hanya sekilas. "Alhamdulillah, Baik. Kamiu gimana, Zah?" tanya Ferdy sedikit sungkan dan dengan bib

Bab terbaru

  • Lelang Istri   Part 5 (Awal perbincangan antara Azizah dan Ferdy)

    Pertemuan yang tanpa disengaja atau tidak itu, membuat senyum terpancar di wajah mereka masing-masing. Entah, ini disebut pertemuan antara kedua sahabat lama atau justru kembali bertemunya dua hati yang sempat punya cerita indah. Walau dulu, tidak berakhir dengan indah. Tidak bisa dipungkiri, senyuman di wajah mereka berdua memiliki makna yang dalam. Dan hanya mereka, yang dapat merasakan dan menyebut kebahagiaan itu sebagai kebahagiaan apa di diri mereka masing-masing. Walaupun di sisi Azizah. Mungkin ia sadar, saat ini ia sudah tidak lagi seperti dulu. Jika dulu, ia sering memukul canda atau bahkan kadang sengaja melompati baju Ferdy layaknya seorang anak kecil yang ingin digendong oleh sang kakak. Tapi kali ini ia sadar, dia bukan lagi azizah yang dulu. Saat ini dia sudah bersuami dan menjadi milik orang lain. Meski tadi, hal itu sempat terlintas kembali di dalam ingatannya. Walau hanya sekilas. "Alhamdulillah, Baik. Kamiu gimana, Zah?" tanya Ferdy sedikit sungkan dan dengan bib

  • Lelang Istri   Part 4 (Bertemunya kembali, Azizah dengan Ferdy)

    "Apaan, sih? Kamu tiba-tiba bawa Ega? Aku paling gak suka kamu tuh suka curiga sama dia!" Galang mulai terpancing emosi. Selain itu. Azizah bertanya tentang hal itu juga bukan tanpa alasan. Justeru dia sadar, jika antar Galang dan Ega yang sudah sejak dulu menjadi asisten pribadinya memiliki suatu hubungan spesial. Walaupun memang, Azizah belum pernah melihat secara langsung dari depan mata kepalanya. Tapi kecurigaan dia sebagai seorang istri mengatakan demikian. Sudah sejak lama, ia merasakan jika hubungan antar suaminya dan Ega bukanlah sekedar hubungan sebatas rekan kerja saja. Tapi memang ada yang lain, pastinya yang lebih spesial. "Trus, Mas chatan dengan siapa malam-malam begini? Bukankah waktu kerja harusnya sudah habis?" tanya Azizah memperjelas. "Kamu tuh, ya. Selalu saja beranggapan buruk tentang semua yang aku lakukan. Kamu tahu, aku baru saja nanyain kepada Ferdy siap lowongan pekerjaan itu. Kamu paham?""Ferdy? Itu teman kamu yang buka lowongan di kantornya itu?""Iya

  • Lelang Istri   Part 3 (Tawaran busuk kepada Azizah)

    "Tapi kamu dengerin dulu aku sampai selesai bicara, jangan kamu bantah. Paham?"Azizah semakin merasa tidak enak, dengan gerak-gerik Galang. Seperti ada sesuatu yang sedang dia rencanakan tetapi belum tahu pasti apa itu, "Ya sudah, Mas. Bicara saja. Aku pasti dengerin!""Ok. Jadi begini, temen atau yang lebih jelasnya sahabat. Sedang mencari karyawan baru di perusahaannya. Dia tuh pengusaha sukses, perusahaannya ada dimana-mana. Dia jauh lebih sukses dari aku," jelas Galang. "Trus? Maksudnya?""Nah, sekarang perusahaan aku tuh lagi kolaps. Bahkan saat ini sudah diambang kebangkrutan. Kamu paham kan?" tanya Galang sembari berusaha berpikir cara untuk menyampaikan agar tidak ada rasa curiga pada Azizah atas apa maksud dia yang sebenarnya dari semua ini. "Ya terus? Mas mau bekerja di perusahaan dia? Terus perusahaan yang kolaps itu mau ditinggal begitu saja? Maaf, Mas. Aku gak setuju dengan pendapat kamu ini. Ini salah. Harusnya kamu berusaha lebih keras lagi, agar perusahaan peningga

  • Lelang Istri   Part 2 (Obrolan antara Galang dan Ferdy)

    "Apalagi sih, Fer? Kenapa? Apa istriku masih kurang cantik? Kamu dengar ya, kalau memang kami memiliki Kecocokan saja mungkin aku tidak akan pernah melepaskan dia. Istri aku tuh cantik," ucap Galang berusaha terus meyakinkan Ferdy. "Bukan soal itu, Lang. Tapi ini hal gila! Aku baru liat seorang suami rela menawarkan istri sah nya pada sahabatnya sendiri. Ini gila!"Galang mengalihkan pandangan sejenak. Ia menarik napas panjang, "Fer. Tolong pahami apa yang aku maksud. Di sini, aku dan azizah itu memang sudah sejak lama tidak ada kecocokan sama sekali. Dia terlalu egois. Nah, kamu tuh orangnya sabar, kalian pasti cocok. Masa iya aku ngasi wanita yang gak sudah pasti gak cocok sama sahabatku? Udahlah, kamu jalani aja dulu. Kalian bisa saling mengenal, pendekatan, kalau sudah cocok kalian baru menikah. Gimana?"Tidak menjawab. Ferdy hanya terdiam, mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Galang. Berat memang, bagi Ferdy berada di situasi seperti ini. Mungkin, kalau soal perasaan ti

  • Lelang Istri   Part 1 (Tawaran Istri)

    Kalau bini aku gimana? Harga bisa nego, lah] Degg!Chat yang dikirim Galang kepada Ferdy sontak membuat Ferdy terdiam sejenak. Ia masih mencoba mencerna, apa yang dimaksud oleh Galang dari chatnya barusan. Bercandaan? Jika memang ini sebuah bercandaan seperti yang biasa dilakuan Galang padanya, rasanya ini bukanlah sebuah bercandaan yang kurang pantas. Apalagi tentang istri sendiri, seseorang yang harusnya dia jaga melebihi dirinya sendiri. Tidak membalas. Ferdy hanya membiarkan chat tersebut. Sampai akhirnya, Galang kembali mengirimkan pesan padanya. [Gimana, Fer? Kamu mau, gak? Kenapa diam aja, sih?] Ferdy membaca chat itu, kemudian membalas [Gak lucu bercandan, Lu, Lang. Aku nih cari calon istri, jangan dibercandain gini, deh.] [Aku gak becanda, Fer! Ok gini aja, siang nanti kita ketemu di cafe biasa. Gimana?] [Kamu serius, Lang?][Sudah, jam satu siang nanti di cafe biasa. Aku tunggu.] Masih tidak percaya. Dengan apa yang dikatakan oleh Galang. Satu sisi, Ferdy saat ini se

DMCA.com Protection Status