Mereka duduk di depan kaca, menatap Tye Lamano. “Tye Lamano, katakan padaku, kenapa kau membunuh satpam itu?” Harold duduk di kursinya, menatap Tye dan bertanya. Tye tidak menjawab pertanyaan Harold. Dia hanya mengangkat kepalanya dan menatap Harold. Senyum sinis muncul di wajahnya dan itu membuat orang yang melihat senyumnya akan merasa ngeri. "Aku bertanya padamu!" teriak Harold dengan marah. “Hah, apakah kau pikir kau bisa menangkapku dengan mudah?” balas Tye dengan nada yang sangat dingin.Harold langsung mengernyit, tidak mengerti yang dimaksud Tye. Detik berikutnya, Tye mengeluarkan kabut hitam dari tubuhnya. Kabut hitam itu berubah menjadi paku tajam dan langsung menembus kaca di depannya, menghancurkan kaca menjadi berkeping-keping. Harold dan anak buahnya terlempar keras sementara Tye sudah membebaskan dirinya dari borgol. Dia berubah menjadi sosok separuh hantu dan muncul di depan Harold. "Kau ... Apa yang kau inginkan?" Harold memandang Tye dengan ekspresi kaget.
Meskipun Tye telah menyerap jiwa dan energi dua orang sebelumnya, dia belum pulih sepenuhnya. Dia tidak berani bertarung melawan Pedang Astrabyss, jadi untuk saat ini dia hanya bisa bersembunyi.Harold berlari keluar dari ruang interogasi dan memanggil orang lain untuk meminta bantuan. Semua orang memegang pistol di tangan mereka. Tetapi tentu saja hal-hal itu tidak berguna bagi manusia setengah hantu seperti Tye.Gerald pun berteriak, "Keluarkan semua orang dari gedung ini!"Kalau sampai Tye menangkap orang-orang itu, dia akan menyerap jiwa dan energi mereka. Gerald tidak akan bisa menyelamatkan semua orang sekaligus.Harold benar-benar ketakutan kali ini. Dia tidak berani menentang Gerald dan segera memerintahkan anak buahnya."Semuanya, mundur!"Melihat semua makanannya habis, Tye berteriak marah. Dia berubah menjadi awan kabut hitam dan berusaha melarikan diri."Kau mau mencoba melarikan diri?" Sejak terakhir kali dia menggunakan trik ini untuk melarikan diri, Gerald sudah
Gerald menoleh ke arah sumber suara dan melihat sebuah mobil yang menabrak pejalan kaki. Mobil berhenti sebentar tapi langsung pergi tepat setelah itu. Rupanya sopir mobil tidak menunjukkan niat untuk membantu pejalan kaki yang ditabraknya.Gerald bergegas berlari. Pejalan kaki yang ditabrak adalah seorang wanita paruh baya dan dia terluka parah. Kepalanya berdarah dan dia pingsan.Gerald segera berteriak, "Ray, cepat cari mobil!"Mereka sedang tidak membawa mobil dan jika menunggu ambulans akan terlalu lama. Akhirnya Ray segera pergi mencari mobil. Beberapa mobil lewat dan untungnya ada satu mobil yang mau menepi untuk membantu.Gerald merasa sedikit lega. Untungnya dia adalah seorang kultivator. Jika dia tidak membantu menutupi luka wanita itu, wanita itu pasti sudah koma saat mereka sampai di rumah sakit.Dalam perjalanan ke rumah sakit, ponsel wanita itu jatuh dan bergetar. Gerald mengambilnya dan mendapati ternyata putri wanita itu yang menelepon. Dia menjawab panggilan itu d
Wajah Raine sedikit berubah."Berapa biaya untuk ini?"Gerald melambaikan tangannya dan berkata, “Kamu adalah adik tingkatku. Ini hanya bantuan kecil. Jadi kamu tidak perlu khawatir soal itu. Apalagi kamar ini bagus untuk pemulihan ibumu. Ketika dia bangun, mungkin masih ada gejala. Dia butuh waktu untuk sembuh.”“Bagaimana aku bisa menerima ini semua? Aku tidak bisa menerima bantuan darimu secara cuma-cuma.” Raine masih bersikeras. Kemudian dia meminjam telepon Gerald dan menelepon ayahnya.Sekitar satu jam kemudian, Dexter Taylor pun tiba dan segera bertanya, “Raine, bagaimana keadaan ibumu?”“Dokter bilang dia baik-baik saja untuk saat ini, tetapi Ibu masih perlu dirawat di rumah sakit untuk pemulihan. Ayah, ini Gerald Crawford yang membantu membayar tagihan rumah sakit.”Dexter pun segera mengungkapkan rasa terima kasihnya, “Um, Tuan Crawford, terima kasih banyak atas bantuanmu. Soal biaya pengobatan, bolehkah aku menundanya selama beberapa hari?”Semua uang mereka telah
Yash Lambo benar-benar kesal dengan kata-kata Gerald."Apa katamu? Beraninya kau mengatakan bahwa taekwondo hanya permainan anak-anak? Apa kau berani bertarung denganku? Lihat saja, aku akan meninju gigimu dari tengkorak belakangmu!” Gerald hanya tersenyum tenang."Kamu bukan tandinganku.""Kalau begitu ayo kita bertarung!" Yash berteriak keras, “Maju sini kalau kau memang laki-laki! Aku ingin tahu kemampuanmu sampai kau berani bersikap sombong di depanku!”Anak buah Yash di belakangnya menyahut, "Ayo, kita bertarung!""Sampah!""Yash akan mengajarimu bagaimana menjadi seorang pria!"Raine sedikit gugup. Dia meminta Gerald untuk datang karena dia benar-benar tidak tahu harus meminta bantuan dari siapa. Dia langsung teringat Gerald yang membuatnya merasa aman, tapi dia tidak menyangka akan membawa masalah untuk Gerald.“Yash Lambo, urusanmu denganku. Ini tidak ada hubungannya dengan Senior!”Mendengar itu, Yash makin kesal. “Temanku menyukaimu, tapi kamu malah menolaknya da
Yang terjadi di detik berikutnya sungguh mengejutkan semua orang. Gerald sama sekali tidak terpengaruh oleh tendangan Yash Lambo. Sebaliknya, dia menghindari tendangan kaki Yash dengan mudah, hingga Yash terjatuh. Yash tercengang. Dia tidak menyangka Gerald bisa menghindari tendangannya.Gerald mundur selangkah dan berdiri sambil menatap Yash dengan tenang. Yash mengerutkan kening dan menatap Gerald dengan wajah muram. Dia merasa bahwa Gerald sengaja mengejek dan membuatnya marah karena dia tidak bisa menyerang Gerald. Tapi Yash tidak akan menyerah karena ini. Dia melancarkan serangan lagi ke arah Gerald. Kali ini, serangannya bahkan lebih ganas. Dia menyerbu ke arah Gerald seperti harimau yang baru turun dari bukit. Tye menyerang Gerald dengan serangkaian gerakan cepat. Gerald menghindari serangan Yash dengan tenang. Lagi-lagi Yash tidak bisa mendaratkan pukulan di tubuh Gerald sama sekali. Dia bahkan tidak bisa menyentuh baju Gerald. Melihat itu, Haydn dan mahasiswa lain yang ber
Yash berdiri dengan susah payah dengan bantuan Haydn dan yang lainnya. Dia merasakan sensasi terbakar di dadanya. “Ini hanya pelajaran kecil untukmu. Jangan berpikir kamu sudah sangat kuat. Bagiku, kamu hanyalah anak kecil,” Gerald menunjuk Yash dan memperingatkannya. Setelah mengatakan itu, Gerald membawa Raine dan meninggalkan studio. Yash dan yang lainnya tidak berani menghentikan Gerald. Mereka tidak ingin berakhir seperti Yash. Setelah tahu bahwa presiden klub taekwondo bukan tandingan Gerald, jadi anggota kecil seperti mereka juga tidak mungkin bisa melawan Gerald. Mereka hanya akan mati jika berani maju.Melihat punggung Gerald, Yash merasa sangat geram dan marah. Tetapi dia tidak bisa melampiaskan amarahnya. Dia tidak akan membiarkan semua menjadi seperti ini. Dia tidak akan menyerah begitu saja. Dia akan memastikan bahwa Gerald mendapat balasannya. Tapi tindakannya akan membuatnya mati. Yash merasa frustrasi.Gerald meninggalkan studio bersama Raine dan pergi ke rumah sakit
“Yolande, aku punya ide. Raine sudah bukan remaja lagi dan dia akan segera lulus. Jika seniornya menyukainya, menurutku itu bukan pilihan yang buruk. Dengan begitu, kita juga akan punya kehidupan yang lebih baik," ujar Dexter menyampaikan gagasannya pada Yollande. Yollande tentu saja mengerti yang ada dalam pikiran suaminya. "Hmm. Kamu benar, Dexter. Tapi ini bergantung pada Raine. Kita harus menghormati pilihannya.”Yollande mengingatkan Dexter dengan sungguh-sungguh. Pasangan itu selalu menghargai pilihan putri mereka. Mereka tidak ingin memaksanya melakukan apa pun. Selama Raine bisa menjalani kehidupan yang baik dan bahagia, mereka akan ikut senang.Dexter mengangguk setuju. Krieekkk! Tepat pada saat itu, pintu terbuka. Gerald dan Raine masuk bersama. "Ayah, apa Ibu sudah sadar?" Raine bertanya pada Dexter begitu dia masuk. “Raine!” Melihat putrinya, Yollande langsung tersenyum dan memanggil. “Ibu, bagaimana keadaan Ibu?” Raine segera menuju ke samping tempat tidur dan ber