“Yolande, aku punya ide. Raine sudah bukan remaja lagi dan dia akan segera lulus. Jika seniornya menyukainya, menurutku itu bukan pilihan yang buruk. Dengan begitu, kita juga akan punya kehidupan yang lebih baik," ujar Dexter menyampaikan gagasannya pada Yollande. Yollande tentu saja mengerti yang ada dalam pikiran suaminya. "Hmm. Kamu benar, Dexter. Tapi ini bergantung pada Raine. Kita harus menghormati pilihannya.”Yollande mengingatkan Dexter dengan sungguh-sungguh. Pasangan itu selalu menghargai pilihan putri mereka. Mereka tidak ingin memaksanya melakukan apa pun. Selama Raine bisa menjalani kehidupan yang baik dan bahagia, mereka akan ikut senang.Dexter mengangguk setuju. Krieekkk! Tepat pada saat itu, pintu terbuka. Gerald dan Raine masuk bersama. "Ayah, apa Ibu sudah sadar?" Raine bertanya pada Dexter begitu dia masuk. “Raine!” Melihat putrinya, Yollande langsung tersenyum dan memanggil. “Ibu, bagaimana keadaan Ibu?” Raine segera menuju ke samping tempat tidur dan ber
“Gerald, aku benar-benar berutang banyak padamu beberapa hari ini. Tolong jaga Raine ya,” ujar Yollande pada Gerald. Gerald terkejut mendengarnya. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, “Tentu saja. Jangan khawatir, Bibi. Urusan Raine akan menjadi urusanku, aku akan membantunya.” Sebenarnya Gerald mengerti maksud Yollande. Wanita itu menganggapnya sebagai pacar Raine. Gerald sempat mengobrol banyak hal dengan keluarga Raine sebelum pamit pergi. Meskipun Raine enggan membiarkan Gerald pergi, dia tahu Gerald pasti punya urusan lain. Dia sudah merasa senang Gerald mau ikut dengannya. Setelah Gerald pergi, Raine kembali ke bangsal. "Raine, katakan pada Ibu, kamu suka sama Gerald, kan?" tanya Yollande pada Raine setelah ia kembali. Ditanya begitu, wajah Raine langsung memerah karena malu.Melihat perubahan di wajah putrinya, Dexter langsung memasang senyum sayang wajahnya. “Raine, katakan saja pada kami. Apa pun itu, kami akan mendukung keputusan kamu,” kata Dexter. Raine ragu-ragu se
Tiga pemuda yang duduk di depannya adalah Yong Haas, Jacque Lennox, dan Ferdo Bach, dan mereka adalah tuan muda dari Keluarga Haas, Lennox, dan Bach yang bergengsi di Kota Schwater. Karena mereka adalah tiga dari Empat Schywater yang terkenal, tentu saja mereka memiliki latar belakang yang disegani. Apalagi mereka adalah pemegang saham Universitas Schywater dan satu-satunya pemegang saham yang dapat menyaingi mereka adalah Yonjour Group. Sekali lagi, keempat keluarga itu tidak ada apa-apanya di hadapan Yonjour Group. Yong yang sedang duduk di sofa bertanya dengan nada bercanda, “Eh, iya. Aku mendengar kabar katanya kamu habis dipukuli ya, Yash! Apakah rumor itu benar?”Setelah mendengar itu, Yash menatap Yong tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Seperti yang dia takutkan, kabar tentang dia dipukuli telah menyebar seperti api ke seantero kampus. Sungguh memalukan! “Tidak kusangka pria kurang ajar itu bisa mengalahkan Yash. Menurutmu dia asalnya dari mana?” tanya Jacque dengan nada pena
Setelah itu, Gerald bergegas pergi dengan dokumen di tangan.Natallie tidak mau terlalu memikirkannya. Dia tahu betul bahwa Gerald punya cara sendiri untuk menyelesaikan sesuatu. Jadi dia hanya melakukan apa yang diperintahkan. Tidak lama kemudian, Gerald tiba di rumah sakit. Tentu saja dia ke sana untuk menemui Raine dan orang tuanya. Begitu melihat Gerald datang, ketiganya tidak bisa menahan senyum sumringah. Dexter yang pertama menyambut, “Gerald? Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu tidak sibuk? Kami khawatir terlalu merepotkan kamu."Gerald hanya tersenyum kemudian menjawab, “Tidak apa-apa, Paman. Saya ke sini untuk membicarakan sesuatu dengan kalian semua” Melihat raut bingung di wajah keluarga itu, Gerald menatap mereka dan menambahkan, “Saya mendengar dari Raine bahwa tempat tinggal kalian akan digusur. Saya juga dengar kabar kalau kalian belum menemukan tempat tinggal, kan?” Mendengar itu, Dexter hanya menghela napas berat dengan ekspresi tak berdaya di wajahnya.Gera
Beberapa hari kemudian, ibu Raine akhirnya keluar dari rumah sakit. Itu juga hari keluarga Raine akan pindah ke villa. Gerald sudah mengingatkan Raine dan Dexter untuk mengemas semua pakaian dan barang-barang pribadi mereka sebelum membawa ibu Raine dari rumah sakit. Dengan begitu, Gerald bisa langsung mengantar mereka semua ke villa begitu ibu Raine keluar. Jadi tidak banyak yang harus dikemas. Lagi pula, seperti yang dikatakan Gerald sebelumnya, villa itu sudah dilengkapi dengan perabotan dan peralatan listrik.Begitu ketiganya memasuki villa, mereka langsung tercengang. Butuh beberapa detik bagi mereka untuk akhirnya tersadar dari ketakjuban.Dexter hanya bisa meraba-raba beberapa langkah ke depan sambil berseru, "Y-ya ampun! Ini... Ini luar biasa!"Yollande dan Raine masih tercengang, tidak percaya bahwa mereka akan tinggal di sini mulai sekarang. Dexter berbalik menghadap Gerald, lalu menambahkan, “K-kamu yakin kami boleh tinggal di sini, Gerald?” Gerald mengangguk mantap, kem
“Ya, aku lega kalau kamu paham. Oh, iya, aku juga sudah mengakuisisi Universitas Schywater. Barangkali kamu ingin tahu,” ujar Gerald, langsung memukau Raine sekali lagi. Hah, benarkah? Dia telah membeli hak milik universitas semudah itu? Ini sungguh prestasi yang hanya bisa dilakukan Gerald.“Jadi, sekarang kamu adalah pemegang saham terbesar Universitas Schywater. Pantas saja kamu tidak takut pada empat anggota geng Schywater!” seru Raine yang akhirnya paham. Meskipun Gerald tidak mengakuisisi Universitas Schywater, dia tetap tidak takut pada empat pria itu.Bagi Gerald, mereka hanya empat playboy yang tidak perlu ditakuti atau bahkan dijunjung tinggi. Selama mereka tidak mengganggunya, dia tidak akan peduli tentang mereka. Jika mereka mengusik, Gerald pasti akan menghancurkan mereka dan keluarganya. Toh, semua orang tahu bahwa mencari masalah dengan Grup Yonjour bukan ide yang bagus karena konsekuensinya akan selalu buruk. Saat malam mulai larut, Gerald akhirnya berpamitan pada R
Lagi pula, keduanya tahu bahwa mereka satu-satunya Keluarga Earla. Jika bukan mereka yang memperlakukan Earla dengan baik, lalu siapa lagi? Malam makin larut ketika Gerald berpamitan pada kedua gadis itu dan mengantar keduanya ke kamar Natallie. Seperti yang dijanjikan, Earla tidur bersama Natallie. Natallie memeluknya erat-erat dan mereka tidur dengan lelap. Gerald sendiri membuka sebotol anggur begitu sampai di balkon kamarnya. Ia bersandar di kursi taman sambil meneguk anggur dan menatap langit malam yang indah. Seperti yang orang bilang, malam adalah waktu terbaik untuk merenung. Gerald meneguk anggurnya sekali lagi. Dia kebal dari efek mabuk, tetapi masih menikmati sensasi minum alkohol. Tapi siapa yang peduli? Setelah meminum beberapa teguk, Gerald mulai memikirkan ayahnya. Ia membayangkan wajah ayahnya sambil menatap langit berbintang. Andai ayahnya masih hidup, keluarganya pasti akan akan menjalani kehidupan yang bahagia. Dia juga cukup yakin bahwa ayahnya akan bangga de
Setelah itu, dia berbalik pada Natallie dan berkata, “Um… aku mau ke kamar kecil, Nona Moon.”"Ooh, boleh! Ayo!" jawab Natallie sambil segera membawa Earla ke kamar kecil.Gerald mengikuti mereka dan duduk di bangku yang ada petak bunga tepat di belakangnya—di dekat kamar mandi.Dari jauh, ketiganya sudah melihat antrean panjang wanita yang menunggu giliran di depan kamar mandi. Ah, taman memang sedang ramai oleh pengunjung seperti biasanya.Natallie dan Earla harus mengantre juga dan sekitar lima belas menit kemudian akhirnya tiba giliran keduanya untuk masuk. Namun, saat mereka hendak masuk, seorang wanita tiba-tiba menerobos antrean dan berdiri di depan mereka. Melihat itu, Natallie langsung memegang pergelangan tangan wanita itu dan berkata, “Hei, kamu harus antre dulu!” Mendengar teguran Natallie, wanita itu langsung berbalik memelototinya dan berteriak, “Hah! Aku tidak peduli!” Wanita itu kemudian mendengus dan melepaskan lengannya dari cengkeraman Natallie. Karena tar