Setelah itu, Gerald bergegas pergi dengan dokumen di tangan.Natallie tidak mau terlalu memikirkannya. Dia tahu betul bahwa Gerald punya cara sendiri untuk menyelesaikan sesuatu. Jadi dia hanya melakukan apa yang diperintahkan. Tidak lama kemudian, Gerald tiba di rumah sakit. Tentu saja dia ke sana untuk menemui Raine dan orang tuanya. Begitu melihat Gerald datang, ketiganya tidak bisa menahan senyum sumringah. Dexter yang pertama menyambut, “Gerald? Apa yang kamu lakukan di sini? Apakah kamu tidak sibuk? Kami khawatir terlalu merepotkan kamu."Gerald hanya tersenyum kemudian menjawab, “Tidak apa-apa, Paman. Saya ke sini untuk membicarakan sesuatu dengan kalian semua” Melihat raut bingung di wajah keluarga itu, Gerald menatap mereka dan menambahkan, “Saya mendengar dari Raine bahwa tempat tinggal kalian akan digusur. Saya juga dengar kabar kalau kalian belum menemukan tempat tinggal, kan?” Mendengar itu, Dexter hanya menghela napas berat dengan ekspresi tak berdaya di wajahnya.Gera
Beberapa hari kemudian, ibu Raine akhirnya keluar dari rumah sakit. Itu juga hari keluarga Raine akan pindah ke villa. Gerald sudah mengingatkan Raine dan Dexter untuk mengemas semua pakaian dan barang-barang pribadi mereka sebelum membawa ibu Raine dari rumah sakit. Dengan begitu, Gerald bisa langsung mengantar mereka semua ke villa begitu ibu Raine keluar. Jadi tidak banyak yang harus dikemas. Lagi pula, seperti yang dikatakan Gerald sebelumnya, villa itu sudah dilengkapi dengan perabotan dan peralatan listrik.Begitu ketiganya memasuki villa, mereka langsung tercengang. Butuh beberapa detik bagi mereka untuk akhirnya tersadar dari ketakjuban.Dexter hanya bisa meraba-raba beberapa langkah ke depan sambil berseru, "Y-ya ampun! Ini... Ini luar biasa!"Yollande dan Raine masih tercengang, tidak percaya bahwa mereka akan tinggal di sini mulai sekarang. Dexter berbalik menghadap Gerald, lalu menambahkan, “K-kamu yakin kami boleh tinggal di sini, Gerald?” Gerald mengangguk mantap, kem
“Ya, aku lega kalau kamu paham. Oh, iya, aku juga sudah mengakuisisi Universitas Schywater. Barangkali kamu ingin tahu,” ujar Gerald, langsung memukau Raine sekali lagi. Hah, benarkah? Dia telah membeli hak milik universitas semudah itu? Ini sungguh prestasi yang hanya bisa dilakukan Gerald.“Jadi, sekarang kamu adalah pemegang saham terbesar Universitas Schywater. Pantas saja kamu tidak takut pada empat anggota geng Schywater!” seru Raine yang akhirnya paham. Meskipun Gerald tidak mengakuisisi Universitas Schywater, dia tetap tidak takut pada empat pria itu.Bagi Gerald, mereka hanya empat playboy yang tidak perlu ditakuti atau bahkan dijunjung tinggi. Selama mereka tidak mengganggunya, dia tidak akan peduli tentang mereka. Jika mereka mengusik, Gerald pasti akan menghancurkan mereka dan keluarganya. Toh, semua orang tahu bahwa mencari masalah dengan Grup Yonjour bukan ide yang bagus karena konsekuensinya akan selalu buruk. Saat malam mulai larut, Gerald akhirnya berpamitan pada R
Lagi pula, keduanya tahu bahwa mereka satu-satunya Keluarga Earla. Jika bukan mereka yang memperlakukan Earla dengan baik, lalu siapa lagi? Malam makin larut ketika Gerald berpamitan pada kedua gadis itu dan mengantar keduanya ke kamar Natallie. Seperti yang dijanjikan, Earla tidur bersama Natallie. Natallie memeluknya erat-erat dan mereka tidur dengan lelap. Gerald sendiri membuka sebotol anggur begitu sampai di balkon kamarnya. Ia bersandar di kursi taman sambil meneguk anggur dan menatap langit malam yang indah. Seperti yang orang bilang, malam adalah waktu terbaik untuk merenung. Gerald meneguk anggurnya sekali lagi. Dia kebal dari efek mabuk, tetapi masih menikmati sensasi minum alkohol. Tapi siapa yang peduli? Setelah meminum beberapa teguk, Gerald mulai memikirkan ayahnya. Ia membayangkan wajah ayahnya sambil menatap langit berbintang. Andai ayahnya masih hidup, keluarganya pasti akan akan menjalani kehidupan yang bahagia. Dia juga cukup yakin bahwa ayahnya akan bangga de
Setelah itu, dia berbalik pada Natallie dan berkata, “Um… aku mau ke kamar kecil, Nona Moon.”"Ooh, boleh! Ayo!" jawab Natallie sambil segera membawa Earla ke kamar kecil.Gerald mengikuti mereka dan duduk di bangku yang ada petak bunga tepat di belakangnya—di dekat kamar mandi.Dari jauh, ketiganya sudah melihat antrean panjang wanita yang menunggu giliran di depan kamar mandi. Ah, taman memang sedang ramai oleh pengunjung seperti biasanya.Natallie dan Earla harus mengantre juga dan sekitar lima belas menit kemudian akhirnya tiba giliran keduanya untuk masuk. Namun, saat mereka hendak masuk, seorang wanita tiba-tiba menerobos antrean dan berdiri di depan mereka. Melihat itu, Natallie langsung memegang pergelangan tangan wanita itu dan berkata, “Hei, kamu harus antre dulu!” Mendengar teguran Natallie, wanita itu langsung berbalik memelototinya dan berteriak, “Hah! Aku tidak peduli!” Wanita itu kemudian mendengus dan melepaskan lengannya dari cengkeraman Natallie. Karena tar
Sambil menggelengkan kepalanya, Earla berkata, “Sudah tidak sakit, Tuan Crawford! Kamu sangat luar biasa!” Pipi Earla tadinya terasa panas, tetapi setelah Gerald menyentuhnya, rasa sakitnya hilang seketika. Benar-benar ajaib! Gerald menghela napas lega mendengar jawaban Earla. Setelah selesai, Gerald kemudian bangkit lagi dan menatap wanita yang sedang berusaha merangkak berdiri. Wanita yang marah itu memelototi Gerald dan berteriak, “Kau! Beraninya kau memukulku! Apa kau tidak tahu siapa aku?” Mendengar itu, Gerald hanya menyipitkan mata menunjukkan tatapan dingin yang bisa menembus jiwa. Dia tidak akan membiarkan wanita itu pergi begitu saja! “Aku tidak peduli! Kau bukan manusia, kau adalah binatang yang berani memperlakukan gadis kecil sekejam itu!” balas Gerald. “Ya, dia benar! Apalagi wanita itu yang memulai keributan dengan menerobos antrean!” "Ya, padahal dia sendiri pasti tidak mau kalau antreannya diterobos.”Mendengar semua orang meneriakinya, wanita itu hany
Setelah mendengar itu, Zuri tercengang. Gerald bukan hanya tak kenal takut, tetapi juga tampaknya tidak peduli dengan status sosial Zuri yang tinggi. Apakah dia sama sekali tidak takut pada Zachariah Group? Gerald menunggu dengan tenang untuk melihat apakah Zuri benar-benar akan menelepon. Jika dia sampai melakukannya, Gerald tidak akan ragu lagi untuk mengakhiri reputasi Grup Zachariah Group. Jika itu terjadi, penyesalan Zuri tidak akan ada gunanya. Zuri tampaknya tetap tidak mau kalah. Dia menggertakkan giginya dan berteriak,"Oke! Rupanya kamu memang ingin diusir dari kota ini, kuturuti maumu!”Setelah itu, Gerald, Natallie, dan Earla hanya melihat dengan tenang saat Zuri mengeluarkan ponselnya. Gerald hanya bergumam dalam hati, 'Oh, mau main-main denganku rupanya? Baik, akan kulayani!’ Sekitar sepuluh detik kemudian, telepon terhubung. Detik berikutnya, nada bicara Zuri langsung berubah 180 derajat menjadi suara rintihan diiringi air mata buaya. “S-sayang, ada orang yang berani
“Dengar, kalian semua! Suamiku akan segera datang, jadi jangan berani kabur!” Setelah mendengar itu, Gerald tidak bisa menahan senyum licik dan menjawab, “Oh, jangan khawatir! Kami tidak akan pergi ke mana-mana. Ya, semoga kamu tidak menyesal nanti." Tentu saja Zuri mengira Gerald hanya menggertak, jadi dia tidak terlalu mempedulikan. Setelah itu, Gerald berbalik melihat Natallie dan berkata, "Kamu bawa Earla ke kamar kecil dulu." Natallie mengangguk kemudian melakukan yang diperintahkan. Gerald kembali ke bangku dan duduk di sana untuk menunggu. Ia sangat yakin semua akan baik-baik saja. Gerald menebak-nebak apakah mereka berdua akan meminta maaf kepadanya begitu mereka menyadari Gerald sebenarnya. Jika mereka melakukan itu, Gerald akan meminta mereka untuk memohon padanya agar melepaskan mereka. Tetapi sebenarnya meskipun mereka melakukan itu, tidak akan mengubah apa pun. Apalagi Zuri sebelumnya punya kesempatan, tetapi dia menyia-nyiakannya.Sekitar empat puluh menit kemudian