Setelah mendengar itu, Zuri tercengang. Gerald bukan hanya tak kenal takut, tetapi juga tampaknya tidak peduli dengan status sosial Zuri yang tinggi. Apakah dia sama sekali tidak takut pada Zachariah Group? Gerald menunggu dengan tenang untuk melihat apakah Zuri benar-benar akan menelepon. Jika dia sampai melakukannya, Gerald tidak akan ragu lagi untuk mengakhiri reputasi Grup Zachariah Group. Jika itu terjadi, penyesalan Zuri tidak akan ada gunanya. Zuri tampaknya tetap tidak mau kalah. Dia menggertakkan giginya dan berteriak,"Oke! Rupanya kamu memang ingin diusir dari kota ini, kuturuti maumu!”Setelah itu, Gerald, Natallie, dan Earla hanya melihat dengan tenang saat Zuri mengeluarkan ponselnya. Gerald hanya bergumam dalam hati, 'Oh, mau main-main denganku rupanya? Baik, akan kulayani!’ Sekitar sepuluh detik kemudian, telepon terhubung. Detik berikutnya, nada bicara Zuri langsung berubah 180 derajat menjadi suara rintihan diiringi air mata buaya. “S-sayang, ada orang yang berani
“Dengar, kalian semua! Suamiku akan segera datang, jadi jangan berani kabur!” Setelah mendengar itu, Gerald tidak bisa menahan senyum licik dan menjawab, “Oh, jangan khawatir! Kami tidak akan pergi ke mana-mana. Ya, semoga kamu tidak menyesal nanti." Tentu saja Zuri mengira Gerald hanya menggertak, jadi dia tidak terlalu mempedulikan. Setelah itu, Gerald berbalik melihat Natallie dan berkata, "Kamu bawa Earla ke kamar kecil dulu." Natallie mengangguk kemudian melakukan yang diperintahkan. Gerald kembali ke bangku dan duduk di sana untuk menunggu. Ia sangat yakin semua akan baik-baik saja. Gerald menebak-nebak apakah mereka berdua akan meminta maaf kepadanya begitu mereka menyadari Gerald sebenarnya. Jika mereka melakukan itu, Gerald akan meminta mereka untuk memohon padanya agar melepaskan mereka. Tetapi sebenarnya meskipun mereka melakukan itu, tidak akan mengubah apa pun. Apalagi Zuri sebelumnya punya kesempatan, tetapi dia menyia-nyiakannya.Sekitar empat puluh menit kemudian
Mendengar itu, Zachariah langsung paham bahwa Gerald secara tidak langsung mengatakan bahwa dia tidak bisa mendidik istrinya dengan baik. Ia pun berbalik menatap Zuri dan berteriak, “Dasar wanita bodoh! Cepat minta maaf pada Tuan Crawford, dia pemilik Younjour Group!” Mendengar itu, jantung Zuri berdetak kencang. Tidak pernah terlintas dalam pikirannya bahwa orang yang dia lawan adalah Ketua Yonjour Group! Mengetahui hal itu, kesombongan Zuri langsung lenyap dan berkata dengan nada penuh hormat, “S-saya minta maaf, Tuan Crawford! Saya benar-benar buta sampai tidak bisa mengenali siapa Anda! Tolong, maafkan saya!" Tentu saja Gerald tidak akan menerima permintaan maaf Zuri. Ia bahkan tidak memandang wanita bodoh itu sama sekali dan berkata, “Semuanya sudah terjadi dan tentu ada konsekuensinya. Tapi karena kau bersikap lebih baik daripada wanita bodoh ini, aku akan memberimu dua pilihan untuk menyelesaikan masalah kecil kita ini. Pertama, kalau kau ingin mempertahankan perusahaanmu, ce
Melihat itu, seketika Zuri berlari mengejar Zachariah. Meskipun benar bahwa Zachariah tidak sekaya atau sekuat Gerald, setidaknya Zachariah masih bisa memberinya kehidupan yang makmur dan nyaman dan dia puas hanya dengan itu.Namun, jika Zachariah benar-benar mencampakkannya, artinya semua itu akan hilang! Zuri tidak bisa membiarkan itu terjadi!Melihat Zuri terus berlari mengejar Zachariah, Gerald hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sungguh orang yang sangat menyedihkan.Terlepas dari berapa banyak kekayaan dan prestise yang dimiliki seseorang, selama seseorang tidak memiliki sopan santun, mereka pasti akan dipandang rendah oleh orang lain.Gerald sendiri memastikan untuk selalu mempraktikkan yang dia ucapkan. Ketika berhadapan dengan orang lain, Gerald memastikan untuk bersikap tenang dan menahan diri untuk tidak melakukan jebakan, setidaknya terhadap mereka yang bekerja dengan jujur. Nyatanya, sikapnya yang baik—dalam hal mengelola Grup Yonjour—sejujurnya membuat Gerald dihormati da
Gerald mengangguk sebagai tanggapan, kemudian memasuki villa bersama dengan Raine.Begitu masuk, Raine langsung berseru, “Ibu? Ayah? Gerald ada di sini!"Mendengar itu, Dexter—yang tadinya duduk di sofa ruang tamu bersama Yollande—langsung berdiri dan berseru, “Oh? Betapa mengejutkannya melihatmu di sini, Gerald!”"Benar!" Yollande yang menoleh menatap pemuda itu, dengan senyum lebar di wajahnya menambahkan.Senang melihat betapa hebohnya mereka, Gerald tersenyum menanggapi lalu menjawab, “Kupikir aku hanya mampir untuk menyapa. Oh, ya, apa kalian kerasan tinggal di sini?”"Tentu saja! Bagaimana mungkin kami tidak heboh karena kamu telah memberi kami villa yang luar biasa! Kamu bahkan cukup perhatian untuk mampir hanya untuk menyapa!” kata Yollande, tidak memiliki apa-apa selain pujian untuk pemuda itu.Bagaimanapun, Gerald adalah orang yang telah memberikan keluarga mereka yang paling mereka butuhkan di saat-saat terendah mereka. Ini adalah satu-satunya cara yang mereka tahu untuk ber
Mendengar itu, Gerald terkekeh lalu menjelaskan, “Jangan khawatir, Anda tidak akan melakukan sesuatu yang melelahkan, Pak! Yang aku minta Anda hanya melakukan beberapa hal yang berhubungan manajemen. Gajinya sendiri adalah seribu lima ratus dolar per bulan. Bagaimana?”“S-seribu lima ratus dolar? Gaji yang sangat tinggi! A-apa kamu serius tentang itu, Gerald?” seru Yollande sebelum Dexter sempat mengucapkan sepatah kata pun.Lagi pula, di mana lagi mereka bisa mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi dengan kualifikasi seorang Dexter?“Tentu saja, aku serius! Kebetulan Anda sedang mencari pekerjaan dan pada saat bersamaan aku sedang mencari seseorang untuk mengisi lowongan, mengapa tidak bekerja denganku saja?” kata Gerald.Sebenarnya, Gerald tidak benar-benar membutuhkan seseorang untuk mengisi posisi itu. Gerald hanya mengada-ada hanya demi membantu Dexter.“Y-yah… Jika menurutmu aku cukup mampu, maka ya! Tolong, terima aku!” jawab Dexter, tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapat
Warung yang dipilih Gerald dan Raine untuk makan didirikan oleh pasangan lansia.Setelah duduk, Gerald segera memanggil, "Bos!"Setelah mendengar itu, seorang wanita tua dengan cepat berjalan ke meja mereka, menyerahkan menu kepada mereka berdua sambil berkata, “Halo, halo! Ayo, lihat apa yang ingin kamu nikmati!"Mendengar itu, keduanya mulai memindai menu mereka.Sejujurnya, ini kali pertama Raine makan di pasar malam. Jadi sudah sewajarnya Raine kewalahan dengan banyaknya pilihan yang ditawarkan di dalam daftar menu.Gerald, di sisi lain, sudah biasa makan di pasar malam. Karena itu, tidak butuh waktu lama baginya untuk mengangkat tangannya, lalu berkata, “Bos! Aku ingin dua puluh kebab kambing, sepiring mie goreng, satu ikan bakar, sepiring sayap ayam!”Pada saat Gerald selesai menyebutkan orderan, Raine hanya bisa menatapnya dengan mata terbelalak. Banyak sekali makanannya!Gerald berpaling menatap Raine, kemudian bertanya, “Bagaimana denganmu, Raine? Jangan khawatir tentang harga
Berpaling ke arah sumber suara, Gerald dan Raine langsung disambut oleh pemandangan dua kelompok orang—menghunus berbagai jenis senjata—berbaris saling mengintimidasi satu sama lain. Jelas bahwa mereka akan terlibat dalam pertarungan kelompok!Melihat betapa buruk situasinya, pemilik kios dan pelanggan segera mulai berkemas untuk melarikan diri, tidak ingin terseret ke dalam pertikaian mereka.Bahkan pasangan lansia dan putri mereka panik dan mereka sudah setengah jalan mengemasi kios mereka pada saat Gerald dan Raine berbalik menatap mereka.Gerald mengangkat alisnya sedikit dan mau tidak mau bertanya, "Siapa orang-orang itu, Bos?"Mendengar hal itu, wanita tua itu buru-buru menjawab, “Mereka adalah gangster daerah ini dan begitu mereka mulai berkelahi, mereka tidak peduli dengan nyawa orang lain! Asal tahu saja, beberapa orang terseret ke dalam kekacauan mereka terakhir kali hal seperti ini terjadi, jadi sebaiknya kamu lari selagi bisa! Simpan saja uangnya dan anggap itu sebagai hadi