Sekarang setelah kasusnya selesai dan mereka masih terjaga, Gerald dan Ray kembali ke rumah untuk mengajak Juno dan Yrsa makan malam.Menuju pasar malam lokal, keempatnya menemukan kios yang bagus dan duduk di sana.Setelah duduk, Ray tidak bisa menahan diri untuk tidak berseru, “Wow! Tidak pernah terpikir bahwa akan ada tempat seperti itu di kota!”Ray, khususnya, belum pernah datang ke tempat seperti ini sebelumnya, jadi ia nyaris tidak tahu keberadaan tempat semacam ini."Apa? Bukankah kamu belajar di sini? Bagaimana mungkin kamu bisa menghabiskan bertahun-tahun kuliah di kampus tanpa mencari tahu tentang tempat ini? Kehidupan kuliahmu benar-benar sia-sia!” canda Gerald lalu tertawa.Terkekeh malu-malu, Ray kemudian menggaruk bagian belakang kepalanya dengan malu-malu lalu menjawab, “Tetap saja, itu hanya menunjukkan bahwa aku lebih banyak bekerja dan hanya sedikit bersenang-senang!”Meskipun Ray secara tidak sadar memuji dirinya sendiri, ketiganya hanya memutar mata sebagai tanggap
Setelah tidak ada gangguan lagi dan mereka sudah selesai makan, kini saatnya untuk mendiskusikan hal-hal yang lebih serius. “Aku terpikir untuk mendirikan kantor di tempat baru. Dengan begitu, kita akan punya perusahaan sendiri yang menangani masalah berkaitan dengan hal-hal metafisik. Jadi orang bisa tahu di mana menemui kita kalau mereka punya masalah mengenai hal-hal seperti itu,” jawab Gerald. Setelah memecahkan misteri hari ini, Gerald menyadari bahwa sampai saat ini Dewan Agung hanya menangani masalah antar manusia. Jika ia mendirikan perusahaan yang berfokus dengan urusan paranormal, orang-orang yang mencari bantuan akan bisa mendapatkan hasil tepat daripada ke tim penyidik yang tidak tahu apa-apa.Terlebih lagi, dengan gerbang ke dunia hantu yang sedang terbuka, akan terjadi banyak insiden seperti ini, itulah yang mendorong Gerald untuk memikirkan ide itu dengan serius.Setelah mendengarkan saran Gerald, ketiganya segera mengangguk tanpa ragu sedikit pun."Kurasa itu ide yang
Tak lama setelah itu, seorang pria dengan wajah terdapat bekas luka berjalan menghampiri wanita itu dan berkata mengejek, "Mau pergi ke mana, Bos?" “Tuan, kami hanya pedagang kecil! Kami benar-benar tidak punya uang!” jawab pemilik warung dengan nada pasrah. "Sialan!" bentak pria itu lalu menampar pipi pemilik kios.Plakkkk! Karena kerasnya tamparan, wanita itu akhirnya terhuyung dua langkah ke belakang sebelum kemudian bersandar pada gerobaknya untuk menopang diri. "Ibu!" teriak putri wanita itu dan segera berlari untuk membantunya berdiri. Setelah itu, dia memelototi pria itu dan berteriak, “Kau benar-benar berengsek! Beraninya kau memukul seorang wanita!” "Hmm? Ini putrimu? Cantik juga dia!" ujar pria itu dengan senyum jahat di wajahnya saat dia berjalan mendekati putri pemilik kios dan menarik gadis itu ke sisinya!“L-lepaskan aku, Berengsek! Mau apa kau?" teriak gadis malang itu saat berusaha melepaskan diri dari cengkeramannya. Sayangnya, ia terlalu lemah untuk me
“Kau bosan hidup atau bagaimana, Nak? Apa kau serius mau ikut campur dalam urusanku? Apa kau tahu siapa aku?” geram pria berluka itu sambil terus menatap tajam ke arah Ray. “Aku tidak tahu dan aku tidak peduli! Biarkan mereka pergi atau aku akan memanggil Dewan Agung!" balas Ray lalu mengeluarkan ponselnya bermaksud mengancam gangster itu. Setelah mendengar itu, kelompok gangster langsung tertawa mengejek. Setelah selesai tertawa, pria berluka kemudian mencemooh, “Apa kamu kira mereka akan datang jika mereka tahu kami terlibat? Silakan saja panggil mereka lalu lihat apa yang akan terjadi!”Mendengar itu, Ray sedikit terkejut. Ia tidak mengira bahwa para gangster ini tidak takut dengan kekuatan Dewan Agung! Pria berluka menggelengkan kepalanya kemudian memberi isyarat agar anak buahnya menyerang Ray. Itu membuat Ray secara otomatis mundur selangkah. Namun, sebelum dia sempat mengambil langkah lagi, tiba-tiba dia merasakan tepukan kuat di bahunya. Ray berbalik dan melihat bahwa itu
“Oh, iya. Sebenarnya kami belum kenyang. Kenapa Anda tidak melanjutkan berdagang saja?” kata Gerald. "Oh! Kalau begitu tunggu sebentar. Aku akan membuatkan makanan yang lebih banyak untuk kalian!” jawab pemilik warung dengan senyum lebar di wajahnya. Karena mereka baru saja menyelamatkannya, wajar saja jika dia merasa perlu membalas kebaikan Gerald dan teman-temannya. Ia pun bergegas menata lapaknya lagi dan mulai bekerja. Tidak lama kemudian, sepiring besar makanan disajikan di meja Gerald. "Aku benar-benar berterima kasih atas bantuan kalian hari ini. Makanan ini gratis untuk kalian!" kata pemilik warung. Sebelum Gerald dan para gadis menjawab, Ray menyahut, “Anda terlalu berlebihan Nyonya, itu cuma hal kecil bagi kami!” Mendengar itu, ketiganya hanya bisa menatap Ray dengan alis terangkat. Dasar tidak tahu malu! “Yah, kecil atau tidak, itu sangat membantu kami! Sekarang kalian makan saja dan jangan sungkan kalau ingin tambah,” jawab pemilik kios lalu kembali bekerja deng
Malam ini, beberapa orang ditakdirkan untuk menghilang secara misterius dari muka bumi ini.Tak lama kemudian, Gerald mendapati dirinya melayang di atas markas Geng Hoklux. Seperti yang ia tahu sebelumnya, Geng Hoklux adalah sekelompok preman dan kepala kelompok itu adalah seorang pria kejam yang dikenal dengan nama Roger. Dari desas-desus yang didengar Gerald, pria itu sering dipanggil ke Dewan Agung untuk sekadar mengobrol santai. Setelah melewati langit-langit markas, Gerald langsung disambut oleh pemandangan pria dengan bekas luka berlutut di depan orang yang sedang duduk —Gerald menebak dia adalah Roger—sambil berkata, “Aku minta maaf, Tuan! Kami benar-benar tidak berguna sampai bisa dikalahkan oleh orang itu!”“Pengecut kalian semua! Dasar sampah! Bagaimana mungkin kalian semua tidak bisa melawan seorang bocah ingusan? Kau benar-benar mempermalukan Geng Hoklux kali ini!” balas Roger sambil memelototi pria bercodet itu. Mendengar itu, pria bercodet dan anak buahnya hanya b
Bagi Gerald, mereka pantas mati. Daripada membiarkan mereka terus menyebabkan masalah, lebih baik Gerald segera menyingkirkan mereka. Dengan begitu, dia akan bisa menghindari masalah yang lebih besar. Setelah menatap mereka selama beberapa detik, Gerald mengeluarkan Phangrottom Rune. Dengan gelombang kuat dari Phangrottom Rune, Gerald memusnahkan jiwa keduanya. Orang-orang seperti mereka tidak layak untuk bereinkarnasi. Mereka harus lenyap selamanya. Setelah menyelesaikan urusannya, Gerald segera beranjak pergi.Gerald tahu bahwa keesokan paginya, kematian kepala Geng Hoklux akan diberitakan di mana-mana dan berita itu pasti akan mengejutkan seluruh kota. Tetapi sebagian besar orang pasti akan merasa senang mengetahui bahwa kepala geng itu dihukum karena perbuatan jahatnya. Setelah kembali, Gerald segera masuk ke raganya dan tertidur.Keesokan paginya, sebuah panggilan telepon membangunkan Gerald. Dia mengambil teleponnya, ternyata itu panggilan dari Harold. Gerald sudah bisa mene
“Kakak Gerald, kamu pasti menggunakan jurus mengeluarkan jiwa dari tubuh itu, kan? Kapan aku bisa mempelajarinya?” Di dalam mobil, Ray bertanya pada Gerald dengan rasa ingin tahu. Dia sangat ingin mempelajari jurus itu. “Jangan terburu-buru. Kamu akan mempelajarinya suatu hari nanti, tapi kamu harus fokus pada dasar-dasarnya dulu!” jawab Gerald sambil menoleh dan menatap Ray. Ada beberapa keterampilan yang tidak mudah dikuasai. Seperti orang tidak bisa belajar berlari sebelum dia bisa berjalan. Tak lama kemudian, mereka tiba di markas besar Geng Hoklux. Tempat itu dikelilingi oleh para penjaga di dalam dan di luar. Suasana benar-benar ramai. Sudah ada beberapa mobil Dewan Agung di depan gedung dan para inspektur sedang sibuk menjaga ketertiban di tempat kejadian. Gerald berjalan menghampiri bersama Ray. “Ray, jangan katakan apa-apa begitu kita masuk. Aku akan menangani semuanya!" ujar Gerald mengingatkan Ray saat mereka masuk.Ray mengangguk mengerti. "Aku mengerti, Kak Gerald!"