“Hmph! Gerald, kamu bahkan nggak berpikir menunggu kami di luar setelah kamu mendapatkan meja?” Ketika Tammy sudah di dekat Gerald, Giya terlihat di sampingnya. Hal pertama yang dimuntahkan dari mulut Tammy adalah pelecehan.Gerald meletakkan ponselnya dan tersenyum tipis. Gerald sibuk membaca laporan investasi yang dikirim oleh Zack Lyle.Sementara itu Sully dan teman-temannya menatap seolah-olah mata mereka akan keluar dari rongganya. “Apa? Apa! Ini teman-teman yang Gerald bicarakan?”Cameron masih berdiri di sana, ponsel di tangannya, wajahnya membiru. Gita dan Tammy mengabaikan Cameron. Sekarang mereka tampak sangat akrab dengan Gerald? Plak! Hal itu adalah tamparan keras di wajah Cameron!“Huh? Gerald, apa kamu kenal dengan orang-orang di meja sebelah?” Giya duduk di samping Gerald dan Giya heran melihat semua orang di meja sebelah melongo dengan tatapan aneh kepada Gerald.“Hei, hei! Gerald, kenapa kamu tidak mengenalkan teman-temanmu kepada kami? Tadi aku mencoba bersikap ram
“Jenis menu apa yang akan kamu pilih?”Semua tatapan orang di meja itu tertuju pada Gerald. “Beri aku menu terbaikmu. Seratus dolar per orang!”Gerald memang sudah merencanakan sebelumnya. “Pfft!” Cameron dan teman-temannya mencoba menahan tawa. Betapa bodohnya! Seratus dolar per kepala, ditambah minuman, total keseluruhan akan mencapai lebih dari seribu dolar! Meja di samping Tamy juga sama terkejutnya. Mereka juga berkesimpulan sama, Gerald benar-benar bodoh. Semua orang juga tahu bahwa Cameron punya maksud tidak baik, dengan sengaja memprovokasi Gerald. Gerald langsung masuk ke dalam jebakan yang dibuat Cameron. Yang benar saja? Sudah bukan rahasia bagi Tammy bahwa Gerald bukan orang berada. Tadi Tammy sudah bilang kepada Giya bahwa dia tidak akan membiarkan Gerald menanggung tagihan makan siang mereka.Sekarang Gerald malah memilih menu paling mahal? Argh! Semoga semesta membantu Tammy!“Maaf, bukan itu yang kami inginkan. Menu yang lebih sederhana tidak apa-apa,” Giya menyela
“Tuan Lourdes…” Cameron menggumam. Tiba-tiba Cameron merasa malu tadi sudah melambaikan tangan seraya memamerkan arlojinya ke segala penjuru. Cameron berdiri tegak, tampak seperti seorang murid bandel yang berhadapan dengan guru disiplin.“Cameron, Tuan Lourdes yang mana yang kamu maksud?” Gadis yang berdiri di samping Cameron bertanya dengan suara keras.“Siapa lagi kalau bukan Louie Lourdes, penerus dan pewaris keluarga konglomerat pemilik tambang! Kahuna besar!”“Jadi, pria itu!”“Aku baru tahu kalau dia seorang yang tampan!”Morgana, Sully, dan teman-temannya memandang dengan kekaguman yang membuncah kepada sang tokoh legendaris.Sementara itu, para pria terlihat takut bahkan untuk sekadar bernapas dengan keras. Terlebih kasir, dia membungkuk dalam-dalam sembari menyunggingkan senyum paling professional yang bisa ditampilkan.Louie dikawal oleh beberapa orang, Louie bahkan tidak menoleh sama sekali pada Gerald dan tamu-tamunya yang sudah dia potong antreannya.“Mana notaku!” Louie
Ayah Louie justru mengatakan bahwa Louie memang layak untuk dipukuli. Ayah Louie menjelaskan bahwa orang yang Louie pukul tidak lain adalah seorang super kaya dan pewaris konglomerat yang rendah hati, Tuan Gerald Crawford dari Mayberry. Mendengar itu, Louie merasakan tulang belakangnya menggigil. Louie hampir saja mendatangkan masalah besar untuk dirinya sendiri. Benar kata ayahnya, dipukuli oleh Tuan Crawford lebih baik bagi Louie. Mungkin dengan begitu Tuan Crawford akan berinvestasi di perusahaan keluarga Louie.Dengan kemungkinan itu di benak Louie, raut muka Louie adalah kombinasi antara kaget, takut dan gembira pada saat bersamaan ketika Louie melihat Gerald.“Gerald! Ternyata kamu juga makan di sini!” Louie tertawa sambil menepuk pantatnya yang sakit.‘Apa?’ Cameron dan teman-temannya semua memikirkan hal yang sama. Mereka sudah tidak sabar untuk menonton drama, tetapi reaksi Louie membuat mereka tercengang. ‘Apa? Kenapa Louie mengenal Gerald? Bahkan cara Louie menyapa Ger
Perasaan terkejut sepupu Tammy berubah jadi cibiran. “Siapakah Mila tercinta? Bukannya dia menyukaimu, Giya? Ayo, kita cari tahu siapakah Mila ini!”Giya tidak sempat bereaksi dengan cepat dan sebelum Giya sempat menghentikannya, sepupu Tammy sudah menjawab telepon Mila.“Halo? Siapa ini?” tanya sepupu Tammy.“Apa? Kamu pasti bukan pacar Gerald. Hentikan omong kosongmu!” Meski berkata demikian, tak urung sepupu Tammy tertegun. Sepupu Tammy kemudian menatap Giya dan berkata, “Giya! Gadis bernama Mila ini baru saja mengatakan bahwa dia adalah pacar Gerald!” “Sudah cukup, Felicia! Berikan ponselnya kepadaku sekarang juga!” Giya kemudian merebut ponsel itu dari tangan sepupu Tammy dan segera menutup teleponnya. Giya sejak awal dia sudah tahu siapa Mila. Mila adalah pacar Gerald dan saat ini sedang menjalani LDR dengan Gerald.Namun, hanya itu yang Giya tahu tentang Mila. Giya cukup penasaran sosok Mila dalam keseharian sejak Giya tahu tentang keberadaan Mila.Namun, sekarang bukan wa
Tentu saja butuh waktu yang tidak sedikit bagi Gerald untuk menjelaskan kepada Mila keseluruhan situasinya dengan tepat. Seiring waktu, Mila tidak lagi marah.Gerald menghela napas. Gerald tidak pernah mengira bahwa gadis gila untuk akan menerima panggilan dan menjawab telepon di ponsel Gerald. Gerald terjebak di posisi yang sangat aneh sekarang. “Gerald, cerita dong! Ayo dong duduk disini. Ada sesuatu yang ingin kutanyakan kepadamu,” Giya berkata sambil menatap Gerald. Tersungging seulas senyum sopan di wajahnya.“Tidak apa-apa, aku berdiri saja. Apa pertanyaanmu?” “Apakah kamu sangat menyukai Mila?”“Tentu saja!” jawab Gerald tanpa ragu.Giya menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. “Jika memang demikian, mengapa kamu memberiku sebuah hadiah mahal? Jika kamu tidak lupa, sepertinya benda itu adalah yang benda termahal yang dimiliki keluargamu, hal itu membuatku tersentuh tak terperikan!”“Aku belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun sebelum ini, Gerald. Meskipun banya
Panggilan telepon dari Morgana.Morgana mengabari Gerald tentang reuni teman-teman SMA yang akan berlangsung siang itu.Morgana menelepon untuk mengingatkan Gerald tentang pertemuan itu dan meminta Gerald datang lebih awal. Hari itu adalah tiga hari setelah Gerald terakhir kali makan di Mead Hall. Jadi Giya sudah pergi selama tiga hari.Morgana sudah merancang acara sehari sebelumnya. Setelah ini, banyak dari teman-teman sekelasnya akan mulai magang atau bekerja.Oleh karena itu pertemuan ini dimaksudkan agar teman-teman lama bisa saling bertemu mumpung semua masih dalam satu kota.Awalnya Gerald tidak ingin ikut pertemuan. Tetapi kemarin ketika Gerald menghadiri acara pembukaan sebuah perusahaan baru, dia tidak sengaja bertemu Morgana dan beberapa teman lainnya dalam perjalanan mereka menuju tempat karnaval untuk bersenang-senang.Salah seorang teman lamanya di SMA juga ikut bersama Morgana, namanya Xella Jaquin. Xella adalah asisten guru ketika itu dan dia adalah gadis tercantik d
“Apa? Baru berapa tahun berselang, lho, Gerald! Masa kamu sudah lupa denganku?” Wanita itu bicara sambil membuka kacamata hitamnya.“Kamu, Rae!” seru Gerald yang segera mengenalinya. Setelah mendengar kata-kata Gerald, pasangan wanita itu membuka kacamata hitamnya juga. Gerald langsung menyadari sosok pria itu.Nama pria itu adalah Heath Seaver. Teman-teman sekelasnya biasa memanggilnya ‘Taipan’ karena dia memang tampak seperti itu. Heath memang cukup kaya ketika SMA. Heath juga dikenal karena usahanya menarik perhatian sepuluh orang gadis ketika itu, meskipun dia sudah ditolak lebih dari lima belas kali.Bagaimana itu bisa terjadi? Semata-mata karena beberapa gadis menolak Heath. Masalahnya selalu bermuara pada wajahnya yang penuh bopeng. Selain itu, Heath juga pernah mengalami panas tinggi ketika masih kecil, akibatnya responnya selalu sedikit lebih lambat dibanding teman-temannya yang lain.Bicara tentang perundungan di masa SMA, korbannya selalu Gerald dan Heath. Keduanya mengal