”Apa maumu?" tanya Gerald dengan nada dingin. Gerald sama sekali tidak mengira akan bertemu dengan Sara di sana."Aku mau bertanya sesuatu sama kamu. Setelah tadi pagi kamu menamparku, bagaimana perasaanmu sekarang saat bertemu aku di sini dengan posisimu menjadi pelayan?" tanya Sara dengan nada tidak bersahabat. Dia merasa sangat marah ketika Gerald mempermalukannya. Seharian Sara mencari cara membalas dendam pada Gerald. Jadi ketika kesempatan itu datang, Sara tidak mau menyia-nyiakannya.Gerald menjawab dengan senyum kecut, "Aku nggak merasa apa-apa. Ada lagi yang mau kamu katakan? Aku sedang sangat sibuk!""Hahaha! Oh, sibuk, ya? Oke, sana pergi. Ambilkan aku serbet!" bentak Sara sambil menunjuk ke kotak serbet di pojok ruangan. "Kamu pelayan, kan? Jadi kamu harus melayani pelanggan dengan baik. Kalau nggak, aku akan laporkan kamu ke manajer."Gerald mulai jengkel, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Saat ini posisinya memang sebagai pelayan. Dia lalu mengambil serbet dan menyer
Plak!Meski Cassandra sering bergonta-ganti pacar, tetapi dia punya standar yang tinggi untuk memilih pria yang dia minati.Karena itu, secara reflek Cassandra menampar pria pendek-gemuk itu dengan keras. Tidak berhenti di situ, Cassandra lalu berdiri dan mengambil segelas wine di atas meja dan menyiramkan isinya tepat di wajah pria itu."Ah! Tuan Zabka, Anda tidak apa-apa?" istri pemilik bar, Qassie, segera panik melihat yang terjadi.Ruangan seketika hening beberapa saat.Sebenarnya, Qassie sudah tahu bahwa Tuan Zabka tertarik pada Cassandra. Itulah kenapa dia sengaja mengajak mereka berdua bermain bersama.Tuan Zabka berasal dari San Creek. Dia adalah pemilik perusahaan tambang batu bara yang sukses. Bahkan, Tuan Zabka yang menaruh investasi di bar itu.Di sisi lain, Qassie juga tahu bahwa Cassandra sedang jomblo dan sangat tertarik pada pria-pria kaya.Dengan kata lain, yang satu suka, yang satu mencari keuntungan. Bukankah mereka akan menjadi pasangan yang cocok? Lagipula siapa y
Ketika Gerald menuju tempat parkir, dia tahu dirinya sedang diikuti. Dua orang bodyguard berpakaian dan berkacamata serba hitam mengekor di belakangnya.Gerald sadar dia tidak mungkin bisa melawan dua pria kekar itu seorang diri. Oleh karena itu, secara diam-diam dia mengirim pesan pada Flynn untuk segera datang menolongnya."Hei, berhenti!" Tiba-tiba seorang bodyguard berteriak pada Gerald. Tepat saat dia akan masuk ke dalam mobil."Ada apa? Ada yang bisa kubantu?" tanya Gerald"Hahahaha! 'Ada apa' katamu? Kau benar-benar polos, ya. Biar kuberitahu, kalau kau cukup pintar, kau ikuti saja perintah kami. Kami akan melepaskanmu kalau bos sudah selesai dengan urusannya. Dengan begitu kau akan baik-baik saja. Tapi jika tidak mau menurut, akan kami patahkan kakimu!" ancam dua bodyguard itu pada Gerald. Anak muda ini terlihat sangat lemah dan gegabah, mereka bisa menebak bahwa dia tidak punya keterampilan apa-apa. Mereka berencana memberi pelajaran pada Gerald. Tetapi sepertinya dengan kata
Sial! Jadi mereka berdua telah menculik Tuan Crawford?Beberapa saat yang lalu Gerald mengirim pesan pada Flynn yang mengatakan bahwa dia sedang dalam masalah di tempat parkir bawah tanah. Gerald meminta Flynn segera datang dan membawa beberapa orang. Tetapi, dia tidak menyangka kalau Flynn akan membawa rombongan sebanyak itu."Flynn, kamu tahu seseorang bernama Desmond Zabka? Dia sekarang bersama dosenku, maksudku, temanku. Sepertinya dia sekarang melakukan hal tidak senonoh pada gadis itu. Kamu bisa membantuku menolongnya?" tanpa membuang banyak waktu, Gerald segera menjelaskan situasi sebenarnya pada Flynn."Oke, Tuan Crawford, saya akan menghubungi beberapa orang." jawab Flynn sambil mengangguk.Flynn mengeluarkan ponselnya dan terlihat sibuk berbicara di telepon dengan wajah serius, detik kemudian raut wajahnya berubah cemas."Tuan Crawford, sepertinya Nona Cassandra sudah dibawa pergi oleh Desmond!""Apa? Bangsat! Ke mana perginya?" Gerald kaget dan mulai panik. Meski ia sangat m
Sara melihat Gerald menerobos masuk dan meringsek di antara kerumunan tamu yang berdesakan, seolah dia adalah pihak yang penting dari masalah saat ini.Sara semakin merasa muak! Dia sudah sering menemukan orang yang suka mencari muka seperti itu. Selalu ada orang yang seolah menjadi bagian penting dari suatu peristiwa dan mencoba membuktikan kalau mereka punya kuasa."Iya, lagaknya sok sekali! Lebih baik dia hati-hati agar tidak terlibat masalah ini!""Sudah cukup aku bertemu pecundang macam begini. Lihat, Sara, dia terus menerobos di antara tamu," kata salah satu teman Sara menunjuk ke arah Gerald.Saat melihat Flynn mulai menginterogasi Qassie dan suaminya, Gerald merasa harus ikut ada di sana agar bisa tahu kondisi terkini Cassandra."Tuan Crawford, kami sudah mendapatkan lokasi Desmond. Anak buah saya sudah menyiapkan mobil untuk kita pergi ke sana," bisik Flynn pada Gerald.Dalam bisikan yang lirih itu, Qassie masih dapat mendengar Flynn memanggil Gerald dengan sebutan 'Tuan Crawf
Saat itu, Qassie paham maksud Desmond. Lagipula, Desmond adalah investor terbesar yang telah membantunya mendirikan bar itu."Sayang, aku dataang!" Desmond dengan gairah yang membuncah mulai mendekat ke tempat tidur.Lalu tiba-tiba...Brakkk!!Pintu kamar didobrak dengan keras dari luar.Seketika sekelompok pria berbaju hitam menerobos masuk."Berengsek! Apa yang kalian lakukan!" Desmond sangat kaget dan bergegas minggir ke samping ruangan. Wajahnya langsung pucat ketika melihat Flynn masuk."Oh, Temanku, Flynn. Kau di sini. Aku pikir siapa. Hahaha! Kau membuat keributan karena tidak tahu kalau yang di sini ternyata aku, kan?"Desmond sering berkunjung ke Mayberry. Jadi dia sangat tahu siapa Flynn, pria muda yang disegani sekaligus tangan kanan Zack Lyle."Diam kau, Bajingan! Sebentar lagi riwayatmu akan tamat!" bentak Flynn kemudian menendang Desmond dengan keras. Debug!Flynn lalu menoleh pada Cassandra, wanita itu masih tergeletak setengah sadar di atas tempat tidur. Flynn menghampi
”Aaaaakkkhhh!”Terdengar suara teriakan mengerikan di seantero ruangan hotel.Ketika Cassandra membalas dendam pada Desmond barusan, pria itu sama sekali tidak berkutik. Dia hanya bisa pasrah membiarkan Cassandra menyetrumnya.Setelah itu...Cassandra segera mengambil tasnya dan melenggang pergi keluar dari kamar hotel.Di luar sudah ada barisan pria-pria bertubuh kekar berjajar rapi di sepanjang koridor. Cassandra tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Ah, ini semua seperti mimpi!Jadi seperti ini rasanya memiliki kekuasaan? Kehormatan. Keamanan. Sungguh luar biasa!"Nona Cassandra, silakan masuk ke dalam mobil," kata Flynn sambil membukakan pintu mobil untuk Cassandra sesampainya mereka di pelataran hotel.Setelah itu, serombongan mobil lain mengikuti dari belakang. Benar-benar sebuah kemegahan!Lalu, di mana Gerald?Awalnya, Gerald mengikuti Flynn masuk ke dalam hotel. Setelah memastikan nomor kamar tempat Cassandra berada, dia lalu berpikir ulang.Kalau Gerald ikut masuk, maka dia
”Aduh!” Cassandra tiba-tiba berteriak karena dia merasa menduduki sesuatu di dalam mobil. “Apa ini?” Cassandra kemudian memeriksa kursi mobil dan mengambil benda itu, ternyata sebuah power bank.“Kenapa ada power bank di sini?” Cassandra baru akan melempar benda itu ketika kemudian dia menyadari sesuatu. Lho! Itu, kan power bank miliknya? Cassandra tahu betul karena ada fotonya tertempel di benda itu. Bukankah tadi power banknya dipinjam Gerald saat mereka akan berangkat ke bar? Kenapa sekarang benda itu bisa ada di mobil Flynn? Cassandra belum bertemu Gerald sama sekali sejak keluar dari bar dan dia merasa Gerald belum mengembalikan power banknya.Apa jangan-jangan Gerald sempat masuk ke mobil Flynn? Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi? Cassandra semakin bingung.“Tuan Lexington, apakah Anda mengenal seseorang bernama Gerald?” tanya Cassandra.“Mmmm... tidak. Kenapa?” Flynn menjawab dengan gugup.“Gerald adalah teman saya di kampus dan dia tadi sempat meminjam power bank sa