Sial! Jadi mereka berdua telah menculik Tuan Crawford?Beberapa saat yang lalu Gerald mengirim pesan pada Flynn yang mengatakan bahwa dia sedang dalam masalah di tempat parkir bawah tanah. Gerald meminta Flynn segera datang dan membawa beberapa orang. Tetapi, dia tidak menyangka kalau Flynn akan membawa rombongan sebanyak itu."Flynn, kamu tahu seseorang bernama Desmond Zabka? Dia sekarang bersama dosenku, maksudku, temanku. Sepertinya dia sekarang melakukan hal tidak senonoh pada gadis itu. Kamu bisa membantuku menolongnya?" tanpa membuang banyak waktu, Gerald segera menjelaskan situasi sebenarnya pada Flynn."Oke, Tuan Crawford, saya akan menghubungi beberapa orang." jawab Flynn sambil mengangguk.Flynn mengeluarkan ponselnya dan terlihat sibuk berbicara di telepon dengan wajah serius, detik kemudian raut wajahnya berubah cemas."Tuan Crawford, sepertinya Nona Cassandra sudah dibawa pergi oleh Desmond!""Apa? Bangsat! Ke mana perginya?" Gerald kaget dan mulai panik. Meski ia sangat m
Sara melihat Gerald menerobos masuk dan meringsek di antara kerumunan tamu yang berdesakan, seolah dia adalah pihak yang penting dari masalah saat ini.Sara semakin merasa muak! Dia sudah sering menemukan orang yang suka mencari muka seperti itu. Selalu ada orang yang seolah menjadi bagian penting dari suatu peristiwa dan mencoba membuktikan kalau mereka punya kuasa."Iya, lagaknya sok sekali! Lebih baik dia hati-hati agar tidak terlibat masalah ini!""Sudah cukup aku bertemu pecundang macam begini. Lihat, Sara, dia terus menerobos di antara tamu," kata salah satu teman Sara menunjuk ke arah Gerald.Saat melihat Flynn mulai menginterogasi Qassie dan suaminya, Gerald merasa harus ikut ada di sana agar bisa tahu kondisi terkini Cassandra."Tuan Crawford, kami sudah mendapatkan lokasi Desmond. Anak buah saya sudah menyiapkan mobil untuk kita pergi ke sana," bisik Flynn pada Gerald.Dalam bisikan yang lirih itu, Qassie masih dapat mendengar Flynn memanggil Gerald dengan sebutan 'Tuan Crawf
Saat itu, Qassie paham maksud Desmond. Lagipula, Desmond adalah investor terbesar yang telah membantunya mendirikan bar itu."Sayang, aku dataang!" Desmond dengan gairah yang membuncah mulai mendekat ke tempat tidur.Lalu tiba-tiba...Brakkk!!Pintu kamar didobrak dengan keras dari luar.Seketika sekelompok pria berbaju hitam menerobos masuk."Berengsek! Apa yang kalian lakukan!" Desmond sangat kaget dan bergegas minggir ke samping ruangan. Wajahnya langsung pucat ketika melihat Flynn masuk."Oh, Temanku, Flynn. Kau di sini. Aku pikir siapa. Hahaha! Kau membuat keributan karena tidak tahu kalau yang di sini ternyata aku, kan?"Desmond sering berkunjung ke Mayberry. Jadi dia sangat tahu siapa Flynn, pria muda yang disegani sekaligus tangan kanan Zack Lyle."Diam kau, Bajingan! Sebentar lagi riwayatmu akan tamat!" bentak Flynn kemudian menendang Desmond dengan keras. Debug!Flynn lalu menoleh pada Cassandra, wanita itu masih tergeletak setengah sadar di atas tempat tidur. Flynn menghampi
”Aaaaakkkhhh!”Terdengar suara teriakan mengerikan di seantero ruangan hotel.Ketika Cassandra membalas dendam pada Desmond barusan, pria itu sama sekali tidak berkutik. Dia hanya bisa pasrah membiarkan Cassandra menyetrumnya.Setelah itu...Cassandra segera mengambil tasnya dan melenggang pergi keluar dari kamar hotel.Di luar sudah ada barisan pria-pria bertubuh kekar berjajar rapi di sepanjang koridor. Cassandra tidak bisa menyembunyikan kekagumannya. Ah, ini semua seperti mimpi!Jadi seperti ini rasanya memiliki kekuasaan? Kehormatan. Keamanan. Sungguh luar biasa!"Nona Cassandra, silakan masuk ke dalam mobil," kata Flynn sambil membukakan pintu mobil untuk Cassandra sesampainya mereka di pelataran hotel.Setelah itu, serombongan mobil lain mengikuti dari belakang. Benar-benar sebuah kemegahan!Lalu, di mana Gerald?Awalnya, Gerald mengikuti Flynn masuk ke dalam hotel. Setelah memastikan nomor kamar tempat Cassandra berada, dia lalu berpikir ulang.Kalau Gerald ikut masuk, maka dia
”Aduh!” Cassandra tiba-tiba berteriak karena dia merasa menduduki sesuatu di dalam mobil. “Apa ini?” Cassandra kemudian memeriksa kursi mobil dan mengambil benda itu, ternyata sebuah power bank.“Kenapa ada power bank di sini?” Cassandra baru akan melempar benda itu ketika kemudian dia menyadari sesuatu. Lho! Itu, kan power bank miliknya? Cassandra tahu betul karena ada fotonya tertempel di benda itu. Bukankah tadi power banknya dipinjam Gerald saat mereka akan berangkat ke bar? Kenapa sekarang benda itu bisa ada di mobil Flynn? Cassandra belum bertemu Gerald sama sekali sejak keluar dari bar dan dia merasa Gerald belum mengembalikan power banknya.Apa jangan-jangan Gerald sempat masuk ke mobil Flynn? Bagaimana bisa? Apa yang sebenarnya terjadi? Cassandra semakin bingung.“Tuan Lexington, apakah Anda mengenal seseorang bernama Gerald?” tanya Cassandra.“Mmmm... tidak. Kenapa?” Flynn menjawab dengan gugup.“Gerald adalah teman saya di kampus dan dia tadi sempat meminjam power bank sa
Pasti ada yang tidak beres.Cassandra merasa Flynn menyembunyikan sesuatu. Tadi Flynn mengatakan bahwa dia butuh tahu wajah Cassandra saat akan menyelamatkan gadis itu, tetapi kan masih banyak cara lain untuk mencari tahu Cassandra yang mana. Lagipula, Cassandra tahu proses ketika tadi Flynn menyelamatkannya. Flynn langsung menuju kamar Cassandra tanpa mencarinya lagi.Di tambah lagi, bagaimana 'Manusia Biasa' bisa tahu? Dia bukan tipikal orang yang gemar datang ke tempat seperti itu. Satu-satunya orang yang tahu bahwa Cassandra ada di bar itu adalah Gerald.Astaga!Cassandra tidak bisa tenang. Apa jangan-jangan ini berarti bahwa Gerald adalah Si 'Manusia Biasa'?Berpikir demikian, Cassandra tidak bisa menahan tawanya. Ah, apa yang dia pikirkan? Ini sangat konyol! Bagaimana mungkin, seorang Gerald?Pasti ini semua hanyalah kesalahpahaman. Cassandra harus meminta penjelasan pada Gerald nanti. Dia mencoba menenangkan diri dan membuang semua pikiran yang tidak-tidak.***Keesokan harinya,
Gerald sebenarnya khawatir dengan hal-hal semacam itu. Semua itu karena Mila. Sejak Gerald berpacaran dengan gadis itu, dia harus memikirkan setiap keputusan yang diambil. Tak disangka, terdengar suara tangisan Elena dari seberang telepon."Hiks... oke, Gerald. Aku memang nggak punya hak untuk meminta kamu membantuku sejauh ini. Hanya saja, tanteku sempat bercerita pada kerabat yang lain tentang kamu dan mereka ingin bertemu kamu. Tapi, ya, sudahlah, aku akan bilang ke mereka kalau aku nggak pantas jadi pacarmu. Aku juga gak akan mengganggu kamu lagi," kata Elena sambil sesenggukan.Akh! Gerald merasa bimbang. Dia tidak tega melihat wanita menangis, apalagi kalau itu disebabkan olehnya. Dia menghela napas dan berkata, "tolong jangan menangis, oke oke aku akan ke sana. Kirim lokasimu, ya.""Ah, Gerald Kamu memang terbaik! Aku cinta kamu!" Elena berjingkrak girang dan berhenti menangis.Gerald menjanjikan bantuan ini pada Elena untuk terakhir kalinya. Dia merasa masih punya tanggung jaw
“Tante, saya minta maaf atas keterlambatan saya!” “Tidak perlu minta maaf, tidak apa-apa, Anakku!” Harriet tersenyum menatap Gerald. “Senang bertemu dengan Anda!” Gerald menyapa mereka dengan sangat sopan. “Kamu pasti Gerald!” Harriet berkata sambil melipat tangannya, dia mulai merencanakan sesuatu dalam benaknya.Gerald berpakaian sangat sederhana. Meskipun tampang Gerald tidak jelek sama sekali, tetapi Harriet menduga bahwa Gerald berasal dari sebuah desa kecil sehingga tidak punya sense tentang fashion! Harriet menggelengkan kepalanya. Dia tidak akan pernah mengizinkan seorang seperti Gerald untuk menjadi menantunya! Harriet tidak hanya ingin menghina Gerald, tetapi dia bahkan ingin menampar Gerald berkali-kali!“Hai!” Harriet membalas sapaan Gerald. “Kamu tetap tidak berubah!” Ruby berkata dengan kasar. Para sepupu lainya menoleh pada pacarnya masing-masing sambil menggelengkan kepala.Mereka tidak habis pikir kenapa sepupu mereka memilih seorang seperti Gerald? Sele