”Apa kamu bercanda, tadi aku lihat kamu masih memegangnya?”Mereka tiba di pintu masuk, seorang pria muda kaya lainya menjawab. “Yeah, tapi bukannya aku tadi sempat kencing? Nah, mobil kita berhenti di jalan dan aku buang air kecil di bawah pohon. Sial, aku ingat sekarang! Sebelum kencing aku masih memegang tiketku, tapi setelah kencing kurasa aku sudah tidak memegangnya lagi. Jadi mungkin tiketku hilang waktu aku kencing tadi!”Sontak semua beramai-ramai mengejeknya, tentu saja ejekan dalam konteks pertemanan.Sejurus kemudian semuanya menjadi cemas.“Ayo, kita coba cari sekali lagi. Tapi kalau memang tidak ada maka kita harus kembali ke tempat tadi kita berhenti…” “Tapi kan itu jauh dari sini!”Mereka lalu mencoba menjelaskan kepada resepsionis bahwa sebenarnya mereka punya tiket, tapi tiketnya hilang dan mereka melobi resepsionis itu supaya bisa masuk tanpa harus menunjukkan tiket.Resepsionis wanita di pintu masuk itu langsung menolak.“Ada masalah apa ini?”Seorang pria paruh ba
Gerald terkejut. Dia berhenti untuk mengetahui yang mereka inginkan dari dirinya. “Kamu! Tunjukkan tiketmu sekarang!”Ted Lopez luar biasa marah.Gerald sama sekali tidak terlihat seperti layaknya pria muda kaya. Awalnya dia masih ragu bahwa ini salah paham, tetapi tidak setelah melihat cara berpakaian Gerald. Bisa dipastikan bahwa itu bukan salah paham!Ted membenci Gerald setengah mati.“Bukannya tadi kamu sudah mengecek tiketku tadi?” Gerald menunjuk resepsionis wanita. “Jika aku tidak mengecek, dari mana aku bisa tahu ada pecundang yang menyelinap masuk!” “Mr Zimmerman, ini orangnya. Aku yakin dia yang menemukan tiket masukmu!” Hadley berteriak pada Gerald dengan kasar. Selesai bicara, resepsionis itu menghampiri Gerald dan merebut tiket masuk dari tangan Gerald.“Geez, dunia ini terlalu luas dan ada banyak jenis manusia di dalamnya. Orang sepertimu berani berpikir untuk ikut pesta kapal pesiar!”Beberapa gadis mencibir dan mata mereka memancarkan penghinaan. Ge
Tanpa berpikir dua kali, Gerald tahu maksud Elena.Elena sedang mencoba meminta Gerald untuk berpura-pura menjadi pacarnya supaya Elena punya senjata untuk berurusan dengan saudara sepupunya.Gerald sudah capek berpura-pura, apalagi pura-pura jadi pacar orang.“Gerald, tolonglah, aku mohon kamu mau berpura-pura jadi pacarku. Kamulah kandidat terbaik menurutku. Aiden dan teman-temanya seperti gerombolan gangster, jauh berbeda denganmu. Jika kamu tidak mau membantuku, maka sepupuku akan menjodohkan aku dengan orang itu dan aku benar-benar tidak ingin bertemu denganya!” Elena terus memohon.Sebenarnya Gerald ingin menolak, tetapi dia tidak bisa menemukan alasan untuk itu. Dan lagi Elena telah membantu Gerald beberapa kali dan sekarang dia sedang butuh bantuannya. Sebuah permintaan yang sederhana, Gerald merasa tidak enak hati untuk menolaknya.“Baiklah!” Gerald mengangguk setuju.Setelah menutup telepon, Gerald tidak kembali naik dan menemui Aiden dan teman-temannya, tetapi Gerald mencar
“Elena, benarkah dia pacarmu?”Begitu masuk ke dalam rumah, sekelompok pria dan wanita yang terlihat seumuran melontarkan pertanyaan bahkan sebelum para orang tua bersuara.Semua orang mulai menilai Gerald.Tidak lama kemudian, beberapa di antara mereka mengungkapkan yang mereka pikirkan.‘Wow, Elena sangat cantik! Tapi mengapa seleranya sangat buruk? Jelas sekali bahwa pacarnya itu bagaikan langit dan bumi!”“Elena, sebenarnya kami ingin mengajakmu ke acara pesta di kapal pesiar, tetapi kamu selalu sibuk. Hmmmm, begini, bagaimana kalau kamu ikut dan kamu bisa sekalian mengajak pacarmu!” Salah seorang gadis berkata.“Yeah, kebetulan sekali… kita bisa pergi sama-sama!” Elena tersenyum sambil terus menggandeng lengan Gerald, tak sedetik pun dia melepaskannya.Tak seorang pun dari sepupu Elena sudi menyapa Gerald.Elena tahu mereka semua memandang rendah Gerald.Namun, Elena tidak berani membuka jatidiri Gerald tanpa seizin Gerald. Elena lega karena tampaknya Gerald baik-baik saja menghad
“Tante, jangan bicara begitu!”Mata Elena membulat menatap tantenya.Elena tidak menyangka kata-kata sekejam itu akan keluar dari mulut tantenya.Tante Elena belum tahu siapa sebenarnya pria yang sedang berdiri di hadapannya. Dialah sang taipan sejati dan sosok dambaan keluarga besar Larson!Elena menjadi sedikit kaget.Gerald semakin terbiasa menghadapi cacian dan hinaan. Dia menjadi kebal dan mati rasa dengan semua kata-kata kasar dan tajam yang ditujukan padanya.Ruby ingin mengingatkan Gerald dengan lebih keras. Dia ingin membuat Gerald paham dan menjauhi Elena.Tiba-tiba, ponsel Ruby berdering dan dia segera menjawab panggilan itu.“Oh? Dickson Wayward? Huh? Bukannya tadi aku sudah bilang supaya kamu datang lain waktu? Apa? Kamu sudah ada di pintu? Okay,okay, aku ke situ sekarang!”Rupanya Dickson Wayward yang menelpon. Ruby sudah melarangnya untuk datang saat itu.Tetapi siapa sangka bahwa Dickson tetap ngotot untuk datang?Mendengar bahwa pacar Elena akan datang, benak Ruby dipe
“Jadi kamu juga kuliah di kampus Sunnydale? Kok, aku gak pernah melihatmu, ya!” Dickson tersenyum terus-terusan.“Tidak. Aku kuliah di kampus Mayberry.” Gerald sudah tahu cara untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi apapun.“Kampus Mayberry juga bagus. Ngomong-ngomong apa pekerjaan orang tuamu? Apa yang kamu lakukan untuk membuat Elena jatuh cinta padamu?” Dickson bertanya.“Baiklah, Dickson, biar aku saja yang menjawab. Gerald berasal dari sebuah desa terpencil dan keluarganya punya sebuah kios kecil di sana! Bukankah kamu sudah bisa menilai dari cara berpakaian Gerald?” jawab Amber.Bentuk tindakan pengabaian terkejam adalah menganggap seseorang tidak ada, padahal dia sedang berdiri tepat di depan kita. Meskipun tidak secara langsung, tetapi sangat menyakitkan. Amber sudah melakukan hal ini dalam waktu lama, hal ini menggambarkan betapa dalam kebencian Amber terhadap Gerald.“Oh, pasti berat kuliah di Mayberry untuk seseorang dari desa terpencil. Bilang saja ke aku kalau kam
Dickson masih terus memamerkan koneksi keluarganya dengan para pihak di Mayberry sambil terus mengejek Gerald.Malah aneh kalau sampai Gerald tidak marah dibuatnya. Gerald sudah ingin sekali menonjok muka Dickson. Sejak tadi Dickson tak henti-hentinya pamer dan menghina orang lain. Sepertinya hanya dua hal itu yang menjadi tujuan Dickson. Pertemuan keluarga siang itu sangat tidak menyenangkan. Mereka melanjutkan obrolan setelah makan siang dan tidak terasa sudah sore.Gerald mulai kelelahan karena hari itu dia bangun pagi-pagi sekali. Amber mendadak berteriak dan mengejutkan Gerald. “Dickson, Elena, sekarang sudah hampir jam 5 dan pestanya pasti akan dimulai! Ayo, kita bersiap dan pergi sekarang. Nggak enak kalau sampai terlambat!”“Benar! Yoel Holden yang mengatur semuanya. Kita tidak boleh terlambat!” kata Dickson.“Okay, kalian harus pergi sekarang. Dickson, tolong jaga Amber dan Elena!” ujar Ruby, dengan jelas dia tidak melibatkan Gerald dalam pembicaraan. “Ya, Bu!” jaw
Seorang pria muda kaya yang sudah lebih dulu datang melambai pada Dickson ketika mereka tiba. Tampaknya mereka sudah saling kenal.. “Wow, teman-temanku di sini semua. Ayo, Elena, perkenalkan dirimu pada mereka! kata Dickson. Mereka sedang asyik bercanda tawa sambil menikmati makanan dan minuman. Semua tampak senang.Gerald kelelahan, dia sudah kehilangan mood untuk berkenalan dengan orang baru. Gerald hanya ingin istirahat di suatu tempat, jadi dia bermaksud untuk mencari Aiden dan teman-temannya.“Silakan kalian bersenang-senang. Aku mau ke toilet dulu. Kalian tidak perlu mencariku!” Gerald segera berlalu dari tempat itu.“Benarkah dia hanya butuh pergi ke toilet atau dia mulai malu karena semua orang akan segera tahu bahwa dia berasal dari kalangan keluarga miskin?”“Kurasa kamu benar! Apa dia tidak tahu latar belakang sosial orang-orang di sini? Mungkin saja dia menyesal sekarang!”Semua orang membicarakan Gerald.Elena ingin mengikuti Gerald, tetapi dia sadar bahwa dia su