Gadis berambut panjang itu berteriak marah.Emosi gadis itu tersulut, lalu dia mengangkat tangan bersiap untuk memukul Gerald. Beep! Beep!Tiba-tiba lampu-lampu Lamborghini itu menyala terang, setelah lebih sebulan teronggok di parkiran itu.Sedetik kemudian, mesin mobilnya menderu dengan lembut. Pintu dan atap mobil terbuka secara otomatis.Mobil itu terlihat berkilau terang, bodi mobil bersinar terang di bawah cahaya matahari.Seolah berbahagia setelah sekian lama menunggu sang pemilik mobil kembali. Gerald memegang kunci mobil di tangannya.Setelah itu, Gerald berjalan pelan ke arah mobil dan langsung duduk di kursi kemudi. Lebih dari selusin gadis-gadis yang berdiri menyaksikan dalam diam.Keheningan yang tiba-tiba itu seolah sudah direncanakan oleh semesta. Semua hal yang ada di sekitar tempat itu seolah berhenti bergerak.Semua mata membelalak menyaksikan setiap adegan. Mulut dan mata Jordan terbuka selebar-lebarnya. Jadi… ternyata Gerald adalah sang pemilik L
Gerald berhenti memikirkan suara yang barusan dia dengar dari ujung sambungan telepon.Gerald memacu mobilnya menuju Vila Royal Dragon. Vila itu serupa dengan Mountain Wayfair Entertainment.Terdapat fasilitas entertainment dan katering di dalamnya. Namun fasilitas di tempat ini belum sebanding dengan yang ada Mountain Wayfair Entertainment.Tentu saja, tempat ini adalah yang terbaik kedua atau ketiga untuk pertemuan keluarga.Pesta ulang tahun Oma Mila akan digelar di tempat itu. Begitu tiba Gerald menuju ke area parkir yang berada di samping Vila. “Okay… okay! Okay, okay…okay, selesai!”Juru parkir di tempat itu seorang tua berusia 50 an dan sepertinya dia seorang yang gagap. Gerald hampir saja masuk parit mengikuti komandonya, untunglah dia terselamatkan oleh fitur sistem parkir otomatis yang dimiliki Lamborghini. Gerald hanya bisa tersenyum pasrah.Gerald mengangkat tangan dan menyerahkan lima belas dolar kepada paman juru parkir. Gerald bertujuan agar paman itu
”Halo, Gerald. Mila mengatakan padaku bahwa keluargamu menjalankan bisnis. Kalau aku boleh tanya, bisnis keluargamu bergerak di bidang apa?”Rita bertanya sambil kedua lengannya masih melekat erat di dadanya. “Oh, ya, hampir semua bidang, maksudku usaha di beberapa bidang bisnis dan industri yang berbeda.”Sejujurnya, itu adalah pertanyaan yang Gerald tidak tahu cara menjawabnya. Jessica, saudara perempuan Gerald, selalu mengatakan bahwa keluarganya memiliki banyak sekali bidang usaha. Pada dasarnya, keluarganya terlibat di hampir separuh industri dan permodalan di dunia.Dan lagi, keluarga Gerald adalah pemilik aneka rupa bisnis yang sudah menggurita karena sudah memulai usahanya sejak ratusan tahun lalu.Jessica belum bercerita banyak tentang keluarganya. Karena pengetahuan Gerald tentang keluarganya sendiri masih terbatas, maka dia hanya bisa menjawab secara umum saja.“Sepertinya itu bukan jawaban yang solid, eh? Sangat membingungkan!” Rita menggelengkan kepalanya sera
”Sebuah cincin batu giok!”“Kamu seorang pria berbakti, Kenneth! Cincin batu giok ini harganya tidak kurang dari 10 atau 12 ribu dolar! Ck... ck...ck!”Semua orang terkagum-kagum jadinya. Adalah bukti nyata sebuah bakti ketika seorang pacar memberikan hadiah cincin batu giok kepada Oma pacarnya sebagai hadiah ulang tahun.“Baik, baik. Ayo Irene, ajak Kenneth duduk!” Oma Irene sangat senang menerima cincin itu. Mulutnya terus membuka lebar dan terus memegang cincin itu.Semakin lama oma melihatnya maka semakin senang Oma terhadap Kenneth.Bahkan ayah Irene pun merasa bangga. Alasan semua orang berkumpul adalah untuk merayakan dan memberikan selamat kepada wanita emas di hari ulang tahunnya, bukan semata untuk menunjukkan bakti. Sebenarnya itu hanya bagian kecilnya.Alasan yang lebih besar adalah fakta bahwa Oma masih menguasai seluruh aset yang ditinggalkan oleh suaminya yang sudah meninggal. Oma memiliki tiga orang anak laki-laki dan dua anak perempuan, dan Omalah yang ak
Helen mulai penasaran dengan identitas pacar putrinya. Tetapi Mila sejauh ini tidak mau memberi penjelasan apapun. Mila hanya meminta keluarganya untuk bersabar dan kooperatif.Gavin dan Helen tidak mengerti yang ada dalam pikiran Mila."Bu, lihat. Itu Mila datang."Orang yang dimaksud sedang berjalan memasuki ruangan sambil menggandeng Gerald pelan melewati para tamu. Mereka berdua harusnya sudah datang sejak tadi kalau saja Gerald tidak terlebih dahulu ke kamar mandi. “Wah, Mila sepupuku, cantik banget kamu hari ini!”“Lihat! Siapa yang menggandeng tangan Mila?”“Siapa pria itu? Datang dari keluarga mana dia? Kayanya aku ga pernah lihat wajahnya.”“Wah, pria itu beruntung banget sih bisa mendapatkan Mila.”Kerabat Mila mulai berbisik-bisik dan melempar komentar. “Hah? Dia!” Helen seketika terkejut ketika melihat Gerald di sana. Pantas saja Mila menolak memberitahu siapa pacarnya, ternyata pria pecundang ini!Tentu saja Mila sengaja menyembunyikan soal ini. Jika tidak, dia pasti tid
”Saya tidak membawa kado apapun” jawab Gerald dengan senyum penyesalan. Gerald sudah berniat membawakan kado untuk Oma, tapi Mila melarangnya. Alasan Mila adalah mereka berdua cukup membawakan satu kado saja dan Mila sendiri yang mencari kadonya. Itulah alasan hari ini Gerald datang dengan tangan kosong. Dia datang ke pesta hanya untuk membuat nenek Mila bahagia. Gerald tidak menyangka di sana Irene membahas soal kado dengan tujuan untuk memojokkannya. “Apa? Dia nggak bawa kado? Padahal aku pikir pacar Mila akan membawa sesuatu yang berharga!”“Bukannya pacar Mila ini anak orang kaya? Ya, logikanya kalau dia berasal dari keluarga berada, harusnya paham etika dan tata krama, dong. Apalagi ini pertemuan pertamanya dengan Oma, eh malah nggak bawa apa-apa!”“Sama sekali nggak bisa dibandingkan dengan Kenneth!”Terdengar gumaman cemoohan di seantero ruangan. Meski mereka berbisik-bisik, tapi setiap kalimat yang dilontarkan dapat terdengar dengan jelas. Melihat kondisi yang terjad
Gosip memang hal yang membahayakan. Suara dengungan komentar yang bising masuk ke telinga Gerald. Semua orang menatap Gerald dengan ekspresi yang tidak bersahabat.“Oke, jadi dengan kata lain, anak muda ini berbohong pada Mila?” tanya Rita yang temperamental. Dia bergegas bangkit dari tempat duduknya sebelum melempar tanya dengan nada dingin.Nenek Mila juga menunjukkan raut yang sangat kecewa. Irene melirik Kenneth dengan sunggingan senyum sinis. Dia merasa sangat puas sudah menumpahkan semua kebenciannya. Rita menoleh pada Mila dan berkata, “Mila, bukankah kamu pernah bilang kalau Gerald baru membeli BMW seri 7? Aku sudah merasa ada yang nggak beres. Harusnya Gerald mengendarai mobilnya ke sini, tapi ternyata nggak. Sekarang aku tanya sama kamu, apa kamu pernah melihat mobil Gerald dengan mata kepalamu sendiri?” Mila hanya bisa diam karena tidak tahu harus menjawab apa.“BMW seri 7? Rita, kami punya tiga cabang dealer BMW di seluruh Kota Mayberry. Sudah lama kami nggak menjual
Ketika semua orang saling berbisik satu sama lain, tiba-tiba ponsel Rita berdering. Ekspresi Rita langsung girang melihat nama yang tertera di layar ponselnya."Ya, Sis? Hah, kamu sudah sampai di bandara? Bukannya kamu kemarin bilang nggak bisa datang ke ulang tahun Oma? Aaa... oke, oke! Iya aku jemput kamu sekarang, ya!"Setelah menutup telepon, Rita berkata, "Oma, coba tebak siapa yang akan datang? Dia baru mendarat dari negara M dan sekarang dia sudah sampai di bandara.""Ooh, pasti Cara, ya... Oma tahu dia pasti akan datang." Wanita tua itu tersenyum dan melanjutkan, "Kalau begitu Mason saja yang jemput Cara. Mason kamu sendiri jemput dia bisa, kan? Biar Queenie tetap di sini.""Oke, Oma!" jawab Mason pendek. Dia bergegas mengambil kunci mobil BMWnya dan melaksanakan perintah dari Oma.Ekspresi di wajah Mila terlihat sangat muram. Pasalnya, Cara adalah adik Rita yang sangat dekat dengan Mila. Di antara sepupu yang lain, Mila paling akrab dengan Cara. Sejak kecil mereka sering mengh