Hari ini cuaca begitu cerah setelah melewati musim dingin yang panjang akhirnya musim panas pun tiba, rumput serta bunga kembali bermekaran setelah tertutup salju berbulan-bulan. Usia kandungan Elijah sudah memasuki tujuh bulan sudah bisa di bilang hamil tua. Ada sedikit kekhawatiran dari diri Emilio tentang kesehatan Elijah sendiri. Dia masih merasa sedih sejak kepergian sang nenek. Emilio ingin sekedar menghiburnya tetapi belakangan ini dia amat sibuk dengan pekerjaannya.
“Hari ini kita akan ke pusat perbelanjaan untuk memeriksa beberapa toko yang memasok barang dari kita, lalu ada pertemuan dengan klien dan selanjutnya...” melihat Emilio mengangkat tangannya Sebastian berhenti menjelaskan jadwalnya.
“Ada apa?”
&
Sesampainya di rumah Emilio tidak dapat menemukan sosok Elijah dimana pun, Joseph datang menghampiri Emilio, menyapanya dengan penuh hormat. Emilio masih mencari sosok istrinya tetapi dia benar-benar tidak bisa menemukan keberadaannya. “Tolong bawa Cake itu keluar,” pinta Emilio. Emilio measih mengedarkan pandangannya mencari sosok sang istri, Joseph yang peka terhadap keadaan pun mngerti apa yang sedang dicari. “Nyonya ada di kamarnya Tuan muda, katanya sedang tidak enak badan.” ujar Joseph. “Ah, baiklah aku akan naik, tolong keluarkan cake itu dari tempatnya, lalu bawa ke kamar apa kau mengerti?” “Baik Tuan muda,” Joseph mengangguk. Emilio berjalan menaiki anak tangga yan
Di rumah sakit Elijah terbaring di kasur bersalin, wajah pias, tubuhnya penuh dengan peluh, dalam raut wajahnya terlukis rasa sakit yang luar biasa, tapi masih sabar menahan rasa sakit yang menjalari seluruh tubuhnya, sesekali terdengar suara rintihan serta tangisan. “Nyonya, tarik napas lalu buang, lakukan seperti itu,” Elijah mengikuti instruksinya. “Bagus, ayo dorong kepalanya sudah mulai kelihatan,” dokter terus menyemangati Elijah. Peluh terus bercucuran rasa sakit terus datang bergantian, tangannya mencengkeram erat seprei. Dia merasa jika dirinya tidak akan sanggup untuk melakukannhya. Saat dia sudah kehilangan tenaga ia kembali ingat bagaimana Emilio sangat senang dengan anak yang ada di perutnya ini. “Dokter tolong, tolo
Di depan jendela kaca yang besarEmilio berdiri menatap langit yang begitu cerah, putri kecilnya lahir pada musim panas, hari yang cukup melelahkan namun terbayar ketika tubuh kecilnya lahir ke dunia yang indah tapi keras dan kejam. Emilio mengalihkan pandangannya pada bayi mungil yang bergerak-gerak karena lapar mencari susu. Emilio membaca panduan untuk membuat susu sang bayi, ia mengambil botol susu, menuang tiga gayung susu, lalu dicampur dengan air hangat. Sebelum memberikannya pada si bayi ia mencoba meneteskannya pada kulit, sekiranya tidak terlalu panas saat diminum, dengan luwesnya ia menggendong sang bayi, memberinya susu sembari duduk di sofa. Pikirannya sedikit melayang, ia memejamkan kedua matanya sejenak mencoba mencari solusi untuk membantu Elijah pulih dari traumanya.  
Di rumah Sebastian. Ezra kembali sendirian di rumah, Sebastian pergi sesaat setelah dia sampai ke rumah, Ezra melihat betapa paniknya dia saat menerima telepon dari seseorang, ia langsung tanpa melihatnya. Ezra rasa dirinya belum terbiasa dengan suasana asing yang kini harus dia lewati setelah kecerobohannya malam itu dengan mengajak Sebastian ke kantor Biro Urusan Sipil untuk mendaftarkan pernikahan bersamanya. Di rumah yang cukup besar itu Ezra hanya sendirian, pengurus rumah selalu datang setiap seminggu sekali untuk beberes dan menyetrika pakaian Sebastian, sehingga rumah itu terasa sangat sepi menyisakan Ezra sendirian. Hari ini Ezra masih berharap Sebastian dapat pulang ke rumah tapi jam sudah menunjukkan jam pulang kerja tapi tidak ada tanda-tanda dari Sebastian yang akan pulang. Ada sediki
Di rumah sakit. Seorang wanita muda tengah terbaring di tempat tidur, cahaya kekuningan itu melintas di wajahnya yang pias. Sungguh terlihat damai, Emilio bisa sedikit lega karena Elijah tertidur dengan pulas. Emilio menyandarkan tubuhnya ke sofa sungguh otot punggungnya begitu tegang beberapa hari ini sejak Elijah melahirkan dia tidak bisa duduk tenang. Di saat tubuhnya terlelap, Elijah perlahan membuka matanya, logikanya masih belum bekerja hingga beberapa saat ia kembali ingat bagaimana sakitnya dia pada malam kejadian mengerikan itu Elijah berteriak histeris. Sontak Emilio yang masih setengah sadar terbangun, segera menghampiri Elijah yang histeris. “Elijah, tenang! Elijah!” Elijah seperti tidak mengenali Emilio, ingatan mengerikan
Hari-hari berlalu dengan cepat, Emilio sudah membangun pavilion untuk Stela tinggal, dia juga memilihkan pengasuh yang sangat cekatan dan juga berpengalaman untuk menjaga seorang bayi. Keadaan Elijah sedikit membaik seiring pengobatan yang terus diusahakan oleh Emilio. Walau terkadang Elijah tidak mengenalinya dia tidak pernah mengeluh sama sekali, semua musim telah dilewati olehnya tak ada alasan untuk mengeluh sesuatu yang sepele baginya. Ketika penatnya pekerjaan yang menghiburnya hanyalah satu, Stela, bayi mungil yang begitu ceria itu selalu menghiburnya. Ketika sampai di rumah dia akan pergi ke pavilion terlebih dahulu sebelum menemui istrinya. Sejak melahirkan Stela, Elijah tidak pernah tersenyum lagi, ada luka yang memang tidak bisa dijelaskan begitu menyakitkan hingga membuatnya bungkam. Emilio memaklumi semua itu, itu terjadi karena kesalahannya dulu. Seandainya dia menemuinya lebih cepat mungkin dia akan hidup bahagia bersama dengan anak-anak mereka, t
Semalaman Emilio menjaga Stela bergantian dengan pengasuhnya, ia sungguh kewalahan tapi inilah resiko menjadi seorang ayah yang siap siaga ketika sang anak sakit. Kemungkinan karena sakit, begitu Stela diletakkan di atas ranjang langsung menangis hebat, Emilio hanya bisa menggendongnya terus di lengannya yang besar. Dia menempatkan tanganya untuk menyentuh kening Stela, ingin mengukur suhu tubuhnya, akhirnya Stela kecil memegang jarinya, tidak mau melepaskannya. Tangan Stela yang kecil dan lembut, hanya bisa memegang satu jari Emilio, bayi kecil itu mengerahkan seluruh tenaganya untuk memegan erat-erat seolah tidak ingin ditinggalkan. Emilio melengkungkan senyuman yang bahkan dirinya tidak menyadarinya, sisi lembut Emilio pun tersentuh oleh gerakan kecil. Sebelumnya, Emilio tidak pernah berpikir ingin memiliki seorang anak, saat melihat wanita yang dicintainya mengandung anak hasil dari pemerkosaannya membuatnya kembali berpikir, awalnya bergelut denga
Hari ini begitu cerah, langit tampak lebih biru dari hari kemarin, sungguh hari bagi Emilio dan keluarga kecilnya, Emilio teramat senang saat melihat Elijah tengah memangku Stela setelah sekian lama tidak mempertemukannya, dia mengajaknya berbincang walau anak kecil itu belum bisa bicara, ia tetap mengajaknya mengobrol. Bibir mungilnya bergerak-gerak tanpa kosakata yang jelas, hanya sua gembira yang terdengar di antara keduanya. Emilio duduk di ruang tamu sembari mengerjakan pekerjaannya sementara di kantor Sebastian yang mengurus segala urusannya. Jari rampingnya bergerak dengan lincah di atas keyboard suara ketikannya begitu merdu dan berirama, kedua matanya fokus pada layar laptopnya, sesekali tangan panjang itu mengambil beberapa berkas melihatnya lalu meletakannya itu yang terus dilakukan oleh Emilio sembari terus mengawasi Elijah. Sus Maria sangat senang ketika melihat majikannya mau menerima Stela, sangat disayangkan jika bayi mungil itu jadi pel