Beberapa saat melewati lorong teleportasi, dia tersenyum kecil melihat hasil bagaimana dia memperbaiki terowongan itu dengan baik. Bahkan di awal bagaimana banyak retakan pembatas, kini telah berbeda. Terowongan ini terlihat begitu tenang, hingga akhirnya tiba diujung lorong. Swuuuuuuuuush! Tubuhnya lenyap diatas langit wilayah Pagoda Bintang Iblis yang terlihat begitu ramai didatangi oleh praktisi daratan Tian Zhou. Kemunculannya, tentu membuat semua orang menunduk, bahkan membuat Jendral Baimo ikut berlutut. "Selamat datang komandan Chen!" ucap mereka menyambut dengan kebahagiaan. Apalagi mengingat perjuangan bagaimana Xiao Chen menyelamatkan satu sekte, dan membawa rombongan sandera dari kota Qiyi dengan selamat. "Xiao Chen? Kamu sudah kembali?" suara wanita yang begitu familiar juga menyambut kedatangan Xiao Chen. Xiao Chen mengangguk, dan tersenyum kearah semua orang yang menghormatinya. Namun tujuannya bukan sekedar untuk mencari muka, bisa dibilang kembalinya ke Pag
"Membunuh Iblis, jadilah Dewa Iblis? Kata kata ini meski terdengar begitu menakutkan, tapi aku rasa ada benarnya juga... Untuk apa kita berbelas kasihan pada para Iblis? Sedangkan mereka saja berbuat sesuka mereka?""Yaaa itu benar! Komandan Chen memang bijak!"Semua orang bersemangat. Bahkan kata kata yang dilontarkan Xiao Chen ini telah menjadi sebuah api semangat untuk menghadapi gempuran serangan Iblis yang akan mendatang. "Tapi kalian harus memiliki kemampuan... Tanpa kemampuan, bahkan tekad yang kuat. Kapan saja kalian bisa mati dengan sia sia. Sekarang kalian kembalilah, urusan perebutan wilayah akan kita bahas lain kali.""Baik pemimpin..." semua tetua, bahkan komandan yang ada diruangan itu keluar dari kediaman itu. Hingga setelah kepergian mereka, Jian Ling tiba tiba memeluk Xiao Chen. Meski wajahnya memerah, dia tidak memperdulikannya. Kini hanya ada raut wajah kerinduan yang terlihat di sepasang bola matanya. "Jian Ling apa yang kamu lakukan?"Melepas pelukannya, Jian Li
Hyaaaaaa! Berteriak untuk menyemangati dirinya. Hal ini terjadi karena lawannya benar benar layaknya kultivator manusia. Pasalnya, mereka terus mencoba menyerang secara bersamaan, meski ada beberapa celah untuk menyerang. Namun puluhan pemuda segera menutup kelemahan itu. "Si-sial..." Swuuuuuush! Swuuuuuuung! Menghentakkan kaki ke permukaan tanah, seketika ribuan pasukan yang telah mempersempit gerakan mereka harus terpental. Namun mereka tidak tinggal diam, sepasang sayap Qi hitam muncul, lalu mereka terbang mengejar kearah Xiao Chen yang telah berada diatas langit. "Guru hanya mengatakan bahwa aku tidak boleh menggunakan satu jurus pun kan? Jika begitu maka seperti ini seharusnya tidak menyalahi sebuah aturan!" Swoooooooosh! Api Hati Naga muncul ditelapak tangan kirinya. Sesaat, membaluti pedang tingkat Kaisar menggunakan api Hati Naga. Kini Xiao Chen menyambut ribuan pemuda itu sembari mengayunkan pedangnya secara membabi buta. Boooooooom! Boooooooom! Eksistensi api
Baimo dan Jian Ling saling pandang. Mereka benar benar ingin memasuki lantai pertama, namun tidak adanya artefak pelindung hati. Mereka takut akan menjadi sosok iblis yang membahayakan nyawa orang lain. Selain telah lama Pagoda Bintang Iblis kosong yang membuat aura Iblis terus mengendap, dan hal ini cukup membuat mereka mengurungkan niat untuk memeriksa kondisi Xiao Chen. * Dilantai dua. Kerutan kulit muncul diwajah Xiao Chen. Selain aura Iblis di lantai kedua lebih pekat dari lantai pertama, anehnya energi Qi didalam ruangan ini terasa lebih tebal dari sebelumnya. Perbedaan ini, bahkan ada timbul perasaan familiar tentu membuat rasa penasaran muncul dihati Xiao Chen. "Guru sebenarnya siapa pencipta Pagoda Bintang Iblis ini?" Yao Yi selaku gurunya hanya menaikan kedua bahunya. Meski berpura pura tidak tahu, entah kenapa Pagoda Bintang Iblis seperti memiliki kekuatan yang berhubungan dengan tubuhnya. 'Guru aku tahu kamu menyembunyikan sesuatu dari ku...' bergumam, Xiao
"Apa yang guru maksud Phoenix itu merupakan hewan suci yang terperangkap?" "Terperangkap atau tidaknya aku tidak tahu... Hanya saja, dia memang bukan terbentuk dari aura iblis..." Xiao Chen mengangguk, "guru bagaimana cara menanamkan segel kontrak tuan dan budak?" bertanya, Xiao Chen dengan cepat membuat perisai agar hawa dingin yang menyerang kearah tubuhnya tertahan. "Mudah saja, lihat formasi ini... Meski dia memberontak, selagi formasi ini telah tertanam di hatinya, seganas apapun dia, dia akan tetap menjadi milikmu!" Xiao Chen mengangguk, dia dengan cepat memahami gerakan formasi tangan yang dibentuk oleh gurunya. Beberapa saat memahaminya, tiba tiba pandangan mata Xiao Chen teralihkan disaat melihat Phoenix kecil diatas langit mengeluarkan gumpalan asap putih yang hawa dinginnya terasa hingga menyentuh kulitnya. "Si-sial guru... Dia memang begitu ganas, bahkan ingin mengakhiri pertempuran dengan cepat!" Yao Yi menaikan salah satu alisnya, dia melihat Phoenix diatas
"Tidak hanya kenal, dia adalah tuanku, selamanya dia adalah tuanku... Merasakan darah murnimu yang sama dengan tuan Xiao Lang, pasti tuan muda adalah putra tunggal dari tuan kan?" Deeeeeeg! "Lalu siapa anda?" "Aku adalah Xiao Nan, Phoenix kecil yang tidak memiliki takdir untuk berubah menjadi manusia... Bahkan hanya di takdirkan menjadi roh gentayangan seperti gurumu itu?" Yao Yi, dan Xiao Chen saling pandang. Keduanya tidak menyangka bahwa Xiao Nan, yang dikira Phoenx kecil malah dapat melihat roh keberadaan gurunya. Bahkan Xiao Nan dapat menebak kenyataan identitas Xiao Chen. "Ta-tapi dari awal, aku tahu kamu bukan seperti hewan iblis ditempat ini... Dan aku juga sempat merasakan peredaran darah, dan auramu. Bagaimana bisa kalau kamu hanyalah roh? Senior, Xiao Chen sungguh masih belum mengerti." Xiao Nan hanya mengepakan sayapnya, dia tersenyum menggunakan tampilan wajah sangarnya. "Tuan muda akan mengerti, jika tuan muda memutuskan untuk menjadi kultivator, bisa diartikan
Ledakan teredam begitu jelas didalam tubuhnya. Hal ini diartikan Xiao Chen telah menjadi praktisi Bumi Awal Bintang dua. Namun lagi dan lagi, semua energi dari hadiah lantai dua belum habis terserap menjadi suplay sumber daya bagi meridiannya. Sebulan kemudian setelah menaikan dua tingkat. Membuka matanya, Xiao Chen yang merasa energi hadiah telah habis kini menatap gurunya yang terus ada disisinya. "Guru kamu tertidur?"Yao Yi membuka matanya, dia menggelengkan kepalanya lalu berkata, "kamu jangan memikirkan pertempuran di luar... Tak di duga, Jian Ling benar benar hebat dalam menghadapi serangan dari aliansi Tangan Iblis."Xiao Chen sedikit bisa bernafas lega mendengar kabar ini. Untuk sesaat, tiba tiba tubuhnya lenyap memasuki dunia baru dilantai tiga. Namun anehnya, dia tidak dapat merasakan keberadaan gurunya. Hingga sebuah tulisan kuno mengambang diatas langit yang begitu tinggi. "Dunia itu ilusi, atau nyata? Semua itu tergantung bagaimana caramu memandangnya.." Xiao Chen d
"Kau ingin apa?" sosok yang menyerupai ayahnya menaikan alisnya, dia menunjukan wajah remehnya. "Di dunia ini, tidak ada yang mampu menggantikan sosok kedua orang tuaku... Kamu hanyalah sosok aura! Berani sekali menggunakan tampilan wajah kedua orang tuaku!" berteriak karena kesal. Tanpa dia sadari, kesadarannya menghilang, lalu tubuhnya bertransformasi menjadi seekor Phoenix merah emas yang begitu indah terbang keatas langit. Kyaaaaaat! Kyaaaaaat! Memekik keras diatas langit, kini Xiao Chen yang tanpa kesadaran kendali penuh itu menatap tajam kerah sosok itu. Swuuuuuuush! Sekali kepakan sayap, laju terbang Xiao Chen terlihat begitu mengerikan. Bahkan gerakannya seperti tidak memiliki tekanan yang membuat wujudnya seperti bayangan tak bertubuh. Slaaaaaaash! Booooooom! "Hahahaha!" Sosok yang menyerupai ayahnya tertawa kegirangan, ketika dia mencoba menangkap tubuh transformasi Phoenix menggunakan tangannya. Namun Xiao Chen tak tinggal diam, transformasi tanpa kesadar
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.