"Tidak hanya kenal, dia adalah tuanku, selamanya dia adalah tuanku... Merasakan darah murnimu yang sama dengan tuan Xiao Lang, pasti tuan muda adalah putra tunggal dari tuan kan?" Deeeeeeg! "Lalu siapa anda?" "Aku adalah Xiao Nan, Phoenix kecil yang tidak memiliki takdir untuk berubah menjadi manusia... Bahkan hanya di takdirkan menjadi roh gentayangan seperti gurumu itu?" Yao Yi, dan Xiao Chen saling pandang. Keduanya tidak menyangka bahwa Xiao Nan, yang dikira Phoenx kecil malah dapat melihat roh keberadaan gurunya. Bahkan Xiao Nan dapat menebak kenyataan identitas Xiao Chen. "Ta-tapi dari awal, aku tahu kamu bukan seperti hewan iblis ditempat ini... Dan aku juga sempat merasakan peredaran darah, dan auramu. Bagaimana bisa kalau kamu hanyalah roh? Senior, Xiao Chen sungguh masih belum mengerti." Xiao Nan hanya mengepakan sayapnya, dia tersenyum menggunakan tampilan wajah sangarnya. "Tuan muda akan mengerti, jika tuan muda memutuskan untuk menjadi kultivator, bisa diartikan
Ledakan teredam begitu jelas didalam tubuhnya. Hal ini diartikan Xiao Chen telah menjadi praktisi Bumi Awal Bintang dua. Namun lagi dan lagi, semua energi dari hadiah lantai dua belum habis terserap menjadi suplay sumber daya bagi meridiannya. Sebulan kemudian setelah menaikan dua tingkat. Membuka matanya, Xiao Chen yang merasa energi hadiah telah habis kini menatap gurunya yang terus ada disisinya. "Guru kamu tertidur?"Yao Yi membuka matanya, dia menggelengkan kepalanya lalu berkata, "kamu jangan memikirkan pertempuran di luar... Tak di duga, Jian Ling benar benar hebat dalam menghadapi serangan dari aliansi Tangan Iblis."Xiao Chen sedikit bisa bernafas lega mendengar kabar ini. Untuk sesaat, tiba tiba tubuhnya lenyap memasuki dunia baru dilantai tiga. Namun anehnya, dia tidak dapat merasakan keberadaan gurunya. Hingga sebuah tulisan kuno mengambang diatas langit yang begitu tinggi. "Dunia itu ilusi, atau nyata? Semua itu tergantung bagaimana caramu memandangnya.." Xiao Chen d
"Kau ingin apa?" sosok yang menyerupai ayahnya menaikan alisnya, dia menunjukan wajah remehnya. "Di dunia ini, tidak ada yang mampu menggantikan sosok kedua orang tuaku... Kamu hanyalah sosok aura! Berani sekali menggunakan tampilan wajah kedua orang tuaku!" berteriak karena kesal. Tanpa dia sadari, kesadarannya menghilang, lalu tubuhnya bertransformasi menjadi seekor Phoenix merah emas yang begitu indah terbang keatas langit. Kyaaaaaat! Kyaaaaaat! Memekik keras diatas langit, kini Xiao Chen yang tanpa kesadaran kendali penuh itu menatap tajam kerah sosok itu. Swuuuuuuush! Sekali kepakan sayap, laju terbang Xiao Chen terlihat begitu mengerikan. Bahkan gerakannya seperti tidak memiliki tekanan yang membuat wujudnya seperti bayangan tak bertubuh. Slaaaaaaash! Booooooom! "Hahahaha!" Sosok yang menyerupai ayahnya tertawa kegirangan, ketika dia mencoba menangkap tubuh transformasi Phoenix menggunakan tangannya. Namun Xiao Chen tak tinggal diam, transformasi tanpa kesadar
Slaash! Kini luka cakar seketika merobek dada pria itu. Bekas luka cakaran itu terlihat mengeluarkan asap hitam yang tak lain tercipta dari aura iblis. "Bocah aku meremehkan kemampuanmu... Meski aku akui kesalahanku, tapi dilantai empat dan lima, apa kamu masih mampu bertahan?" "Simpan saja pertanyaanmu itu nanti!" Swuuuuuuush! Slaaaaaaash! Slaaaaaaash! Melesat, menerjang, lalu diikuti dengan serangan cakar beruntun. Seketika tubuh pria itu terlempar hingga menabrak kearah permukaan tanah. Namun serangan ini bukanlah serangan akhir. Melainkan, Xiao Chen telah membuka lebar mulutnya. Lalu seketika bola api Hati Naga berkumpul di satu titik tepat didepan mulutnya. Perlahan tapi pasti, bola Api berwarna merah keemasan seperti warna bulunya itu membesar. Dan akhirnya melesat secara cepat, lalu menabrak tubuh pria itu dengan telak. Booooooooom! Kawah berukuran lebih dari sepuluh kilometer terbentuk. Sungguh dampak serangan yang ditimbulkan sangat mengerikan, bahkan tubuh pr
"Ba-baiklah... Tapi kumohon, jangan tarik lagi telingaku!" teriak gadis kecil itu. Melihat kondisi telinga gadis kecil itu terlihat begitu merah, Xiao Chen segera melepaskannya. Lalu dia berkata, "kenapa aku masih dilantai ini?" "Sabar sialan!" Dia membentuk segel tangan, lalu berkata, "cepat masuk kedalam lingkaran teleportasi... Aku muak melihatmu! Dasar tidak bisa diajak bercanda!" Hanya tersenyum tipis, Xiao Chen segera memasuki altar teleportasi dan berkata, "tidak bisa diajak bercanda? Tadi kamu juga menarik tubuhku hingga menabrak permukaan tanah loh?" "Hmmpp!" Swuuuuuuush! Tubuhnya lenyap memasuki ruang ke empat tempat dimana hadiah sumber daya berada. Namun dilantai ini, Xiao Chen mendapatkan sebuah bulu Phoenix yang begitu indah di samping bola energi. "I-ini..." Mengambilnya, Xiao Chen segera memeluk bulu sepanjang satu meter itu dengan erat. "Ayah... Kelak, Xiao Chen pasti akan menguburkan jasadmu dengan baik, tunggu waktu itu dan disaat itu semua
"Kemampuan yang kamu miliki, juga aku kuasai dengan baik... Mengandalkan jurus yang sama, hasil sudah terlihat... Jika begitu, Xiao Chen terimalah jurus yang akan kamu ciptakan sendiri di masa depan nanti?!" Swuuuuuuuuuuush! Menghindari serangan, seketika Iblis hati mundur secara cepat untuk mengambil jarak. Dia yang tahu Xiao Chen belum menguasai jurus dimasa depan ini mulai membentuk segel tangan yang cukup rumit. Namun, Xiao Chen tersenyum tipis. Sebagai jenius tak tertandingi, dia yang haus akan ilmu pengetahuan, dan mampu memahami banyak jurus dengan cepat itu mengikuti gerakan yang dibentuk oleh Iblis Hati. Yao Yi yang melihat aksi muridnya ini cukup tercengang. Karena dari rembesan aura yang terpancar, Xiao Chen ini bisa dikatakan berhasil menguasai satu formasi pembunuh besar, yang mungkin benar dimasa depan nanti. Xiao Chen ini akan menguasainya. "Amarah Phoenix?! Kehancuran Semesta?!" Swuuuuuuuung! Puluhan lingkaran formasi telah terbentuk, formasi itu telah berd
menentu merintih menahan rasa sakit, keduanya harus memuntahkan seteguk darah secara bersamaan. Hal ini membuat Iblis Hati terus memaki tindakan itu. Pasalnya, Xiao Chen juga merasakan rasa sakit, dan kenapa dia terus mengulang perbuatan gilanya? "Ka-kamu... Bisakah berhenti?!" bentak Iblis Hati tiba tiba merubah raut wajahnya menjadi datar. Melihat hal ini, meski merasa rasa sakit yang sama. Xiao Chen hendak melakukan tindakan berulang. Namun, Yao Yi tersadar ada hal mengejutkan yang sebentar lagi terjadi. "Chen'er hentikan tindakannya itu?! Jika kamu membiarkannya membentuk segel penyatuan tubuh, maka kesadaranmu akan terbagi! Dan kamu akan memiliki keperibadian ganda?!" "Hehehe! Guru, lihat bagaimana aku akan menggagalkan aksinya!" Saat akan kembali memukul dirinya sendiri, tiba tiba sosok Iblis Hati mulai menjauh. Dia dengan cepat membentuk formasi aneh yang begitu rumit menggunakan kedua tangannya. Booooooom! Booooooom! Disisi lain, Xiao Chen terus memukul wa
Merubah bentuknya menjadi manusia, tiba tiba udara bergetar hebat. "Saudara apa kamu merasakannya?" Lima pemuda, berjubah merah muncul dari kehampaan. "Yaa, mari kita jemput sang ratu..." Salah satunya menggelengkan kepala, lalu dia berkata, "ratu sangat sulit diatur... Lebih baik kita lapor kepada patriak..." * Fenomena alam yang terjadi di seluruh daratan Tian Zhou juga mampu menghentikan perang besar antar dua aliansi. Bahkan Jian Ling yang tengah memimpin peperangan memundurkan pasukannya. Dia yang tidak tahu kenapa fenomena alam terjadi itu memutuskan untuk membentuk pelindung kuat bersama bawahannya untuk melindungi wilayah Pagoda Bintang Iblis. * Di dalam Pagoda. Setelah Iblis Hati berhasil melakukan penyatuan tubuh membuat Xiao Chen, dan Yao Yi yang telah bangkit itu berpindah di ruangan lantai penerimaan hadiah. Kebahagiaan terukir disudut bibir senyum manis Xiao Chen, ketika melihat gurunya telah bangkit hanya menggunakan energi bintang didalam tubuhnya. Namu
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.