Namunn kecepatan dan arah serangannya terbaca, karena hal itu. Xiao Yue langsung menahan serangan itu menggunakan pedang tipis miliknya. Pertempuran keduanya terus berlangsung. Dan hal ini membuat Xiao Chen memberikan arahan yang membuat Lue Dong segera mengikuti perintah tersebut. 'Serang ke arah satu titik... Bagaimanapun caranya, harus satu titik dengan kecepatan yang sama...' Swuuuuuuuuuush! Traaaang! Traaaaaang! Melakukan serangan satu titik, seketika wajah dari Xiao Yue berkedut. Serangan pedang besar memiliki tekanan kuat. Dan serangan dengan arah yang sama itu telah membuat pertahanannya goyah. "Te-teknik ini sepertinya aku mengenalnya..." Perlahan tapi pasti, tubuh Xiao Yue gemetar karena harus menahan serangan dengan tekanan yang sangat kuat. Bahkan tempo kecepatan serangannya tak menurun sama sekali. 'Ubah tempo arah serangan mu menjadi serangan yang tidak menentu... Selain itu, tingkatkan kecepatanmu.' Mendengar perintah itu, Lue Dong merubah teknik seranganny
Lonceng yang menandakan pertandingan telah dibunyikan. Namun Xiao Chen dan juga Ye Tian Huo masih belum bereaksi apapun. "Chen Xiao, kenapa hanya diam? Apa kamu ingin mengaku kalah?" Ye Tian Huo melancarkan provokasinya. Xiao Chen memperlihatkan senyum tipis yang selalu terukir ketika menghadapi sebuah pertempuran. "Kurasa aku harus membalikan ungkapan mu itu kepadamu..." Swuuuuuuuuush! Xiao Chen telah menghentakan kaki diatas permukaan tanah. Hanya sekedipan mata, Xiao Chen telah menunjukan kecepatannya yang begitu cepat. "Boleh juga kecepatanmu..." Swuuuuuuuuuuush! Tidak ingin meremehkan lawannya saat ini, Ye Tian Huo segera menggeser tubuhnya kearah samping. Jelas yang dia lakukan tak lain adalah menghindari serangan kejutan yang dilancarkan oleh Xiao Chen. "Kena kau!" Mencoba menarik tangan Xiao Chen. Namun matanya terlihat terkejut. Pasalnya yang dia raih hanyalah bayangan yang tak lain adalah ruang kosong. Swuuuuuuush! Boooooooooom! Yang sebenarny
"Me-mereka..." "Pertempuran ini pasti menentukan harga diri keduanya, karena itu keduanya ingin bertukar serangan yang lebih mengerikan dari sebelumnya!" Meski tidak bisa merasakan pancaran energi akibat keberadaan array biru terang milik Xiao Jian. Tapi semua kultivator tahu bagaimana dampak kehancuran jika dua jurus keduanya bertemu satu sama lain. "Chen Xiao mati kamu hari ini?!" Swuuuuuush! Ye Tian Huo mulai melemparkan teratai hitam di tangannya. Kata kata yang diungkapkan Ye Tian Huo hanya membuat senyum tipis terukir di sudut bibir Xiao Chen. Dia bahkan juga telah ikut melemparkan bintang kecil dua warna dari penggabungan eksistensi elemen es dan juga elemen petir didalam tubuhnya. Swuuuuuuuuung! Teratai hitam, dan bintang dua warna belum saling bertabrakan. Tapi fluktuasi dari gesekan dua energi telah membuat kekacauan didalam array formasi. Bahkan akibat gesekan dua energi besar itu telah membuat array mulai retak! "Si-sial bahkan array dari energi lima belas pe
Xiao Chen tiba tiba tersenyum tipis, tekanan itu memang sempat membuatnya harus jatuh berlutut. Tapi pelatihan dalam menahan tekanan sudah sering dia lalui bersama gurunya. Karena hal itu, Xiao Chen mencoba membiasakan tekanan itu. Bahkan secara mengejutkannya, dia mulai dapat berdiri meski tubuhnya gemetar! "Sialan...!" Swuuuuuuuuuung! Ingin melihat keputusasaan sosok yang selalu percaya diri itu membuat Xiao Jian meningkatkan tekanan bebannya. Bahkan tubuh Xiao Chen harus kembali dibuat jatuh berlutut tanpa bisa melawan. "I-ini..." Swuuuuuuuuush! "Ayah kenapa tekanannya ditingkatkan?! Bukankah tugasnya hanya menahan tekanan di tingkat yang sama saja?!" Xiao Yue merasa kasihan melihat ketidak berdayaan yang dialami oleh Xiao Chen muncul disisi ayahnya. "Nak, kamu tahu apa... Selama ini faksi Naga dan Phoenix selalu tertutup... Dia memiliki kemampuan hebat, ayah hanya takut dia tengah menyusun intrik dan membahayakan faksi yang ayah bangun..." "Ta-tapi...' " Tenang saja.
"Apa tuan muda akan memulainya hari ini?" Xiao Chen menganggukan kepalanya, dia membenarkan apa yang dipikirkan pria itu. "Ingatlah, agar hanya Xiao Yue yang menemui ku..." Pria itu mengangguk, dan kemudian mencari keberadaan sosok Xiao Yue yang tengah melakukan tugas seperti biasanya. Disisi lain, Xiao Chen menghirup udara segar yang ada disekitarnya secara dalam dalam. "Bibi, hari ini dendam yang kamu tunjukan padaku selama puluhan tahun akan segera dihapuskan... Masalah masalalu, pasti akan membuatmu gila, tapi ini sudah cukup untuk memberimu sebuah pelajaran berharga sebelum mengetahui kebenarannya..." berkata, Xiao Chen mengeluarkan kristal ingatan milik ayahnya keatas meja. Hingga tak lama, sosok pria yang memberi kabar pada Xiao Yue telah muncul di sisinya. "Tuan muda, semuanya telah selesai..." "Bagus... Senior apapun yang terjadi, jangan pernah ikut campur... Karena hari ini, akan ada gejolak hebat yang terjadi. " "Ta-tapi..." "Tidak perlu membantah lagi, semua
Setelah tiba. Mengungkapkan rasa kesalnya, sebelum membuka penjara Langit, kini Yao Long memukul seluruh tubuh Xiao Chen tanpa mengurangi sedikitpun pukulan fisik terkuatnya. Baaaaaag! Buuuuuuuug! Baaaaaag! Tidak hanya sekali, pukulan kuat itu puluhan kali telah bersarang kearah tubuh Xiao Chen yang tidak melawan sama sekali. Setelah puas memberinya pelajaran, kini Yao Long membentuk formasi tangan. Swuuuuuuuuuuuung! Formasi pembukaan pintu penjara langit berhasil terbentuk. Sesaat setelahnya, Xiao Chen yang tak sadarkan diri akibat pukulan beruntun dilempar ke dalam neraka yang ditakutkan oleh semua kultivator di tiga alam. Hawa panas, disertai aura racun yang kental benar benar dirasakan oleh Xiao Chen. Namun pandangannya mulai kembali, dia tersadar bahwa dia memang telah berada ditempat yang telah dinantikan. "Penjara Langit..." Mencoba bangkit, dan menahan rasa sakit akibat pukulan beruntun. Kini Xiao Chen mengeluarkan api hati Naga kearah telapak tangannya. Swoo
Chen Long menganggukan kepalannya, dia tanpa ragu segera mengejar Yao Yi dengan kecepatan Raja Langit miliknya. Meski mustahil, dan kapan saja dia dapat kehilangan jejak mengejar sosok tahap Langit Setengah Abadi. Chen Long tidak ingin menyerah begitu saja. Pasalnya dia tidak ingin melihat orang yang tulus pada anak angkatnya itu mengenai masalah. * Ditempat yang sama. Yao Ling meneteskan air matanya. Dia sendiri telah memantapkan pilihannya tanpa membicarakannya terlebih dulu kepada adiknya. Benar, apa yang kalian pikirkan. Pantasnya Yao Ling ini mengorbankan kultivasi Abadinya agar Xiao Chen tetap bertahan hidup. Meski dia sendiri tahu, racun itu akan tetap meledak pada waktu yang tidak menentu. Waktu berlalu begitu cepat. Tepat lima bulan kemudian. Akhirnya Yao Yi, Chen Long, bahkan kehadiran Kaisar Roh telah ada di kediaman milik Yao Ling. "Kakak... Ke-kenapa kamu melakukan hal ini?! A-aku telah menemukan caranya?!" "Benar... Jika begini, siapa yang melindungi benua
"Mereka telah menemukan keberadaan kita secepat ini..." Chei Wian tidak menyangka akan hal ini. Bahkan dia sedikit ragu, pasalnya di pihaknya hanya ada tiga setengah tahap Abadi. Wajah yang tak lama dilihat oleh Yao Ling dan Chei Wian mulai terlihat di ukiran setiap lekukan wajah Yao Yi. Jelas kemarahan yang tidak berdasar itu mampu menciptakan hembusan angin kencang menyelimuti area wilayah tersebut. "Berani sekali menganggu hari dimana aku bahagia... Xiao Jian, dan kalian bertiga... Aku akan menghabisi kalian hari ini?!" Yao Yi berteriak lantang. Groaaaaaarh! Meraung hebat layaknya pemimpin naga yang agung, Yao Yi juga telah melesat dan menunjukan kecepatannya ditahap Langit Setengah Abadi. "Kalian hentikan dia! Xiao Chen serahkan padaku?!?" Ketiga penguasa dari Aula Langit menganggukan kepala mereka secara serentak. Salah satunya menghentikan Yao Yi, bahkan kedua lainnya juga langsung menghadapi Chei Wian, dan juga Kaisar Roh. Booooooooom! Boooooom! Pertempuran ya
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.