Patriak klan Yin menatap kearah Hao Le, untuk sesaat dia berkata, "apa yang kamu janjikan harus ditepati... Meski kamu kuat, tapi aku dapat membunuhmu!" "Kamu tenang saja, sesuai kesepakatan hasil akan di bagi dua..." Yin Ruo mengangguk, matanya yang tajam kini tertuju pada Pendekar Pulau Es. "Saudara lama tidak bertemu denganmu... Tidak ku sangka, kamu akan berpihak pada Xiao Chen ini?" "Siapa saudaramu? Aku sudah tahu siapa dalang dibalik kematian anakku... Yin Rou, jika hari ini akupun harus mati, maka aku akan menyeretmu kedalam neraka bersamaku!" "Dan lagi, dimana cucuku berada?! Berani sekali kamu menculiknya!" Du Hao berteriak gila, pasalnya dia tidak melihat keberadaan cucunya ditangan mereka. Hao Le tersenyum tipis, dia melambaikan tangannya. Sontak sosok Du Qian dengan kondisi tubuh yang sangat memprihatinkan terlihat dimata Du Hao. "Oh pemuda yang telah menjadi tak berguna ini ya? Sayang sekali dia harus menjadi cacat untuk seumur hidup, siapa suruh dia tid
"Tciiiiih! Kemampuanmu memang begitu hebat, tapi api hati nagamu masih dibawah peringkat api hitam milikku... Xiao Chen! Terima ini! Lautan Api! Api Pemusnah Jiwa?!" Swoooooooosh! Medan pertempuran Xiao Chen berubah menjadi lautan api Hitam. Namun Xiao Chen masih bergerak, bahkan tubuhnya tanpa rasa takut terbenam kedalam lautan api lalu tiba di hadapan Yin Bai yang tak siaga. "Benarkah?" Boooooooooom! Saat Yin Bai tengah mengumpulkan seluruh eksistensi api hitam kearah telapak tangannya. Dia tidak menyangka, hawa panas dari api Hitam itu tidak berdampak pada Xiao Chen. Malahan sosok Xiao Chen membiarkan tubuhnya terbakar, membelah lautan api, dan tiba di hadapannya sembari melancarkan sebuah pukulan telak kearah perutnya. Sontak elemen api di tangannya meledak, lalu tubuhnya terpental keluar dari medan api Hitam yang menyelimuti area pertempuran. "Api sialan! Padam kamu!" Mengeluarkan guci cairan kental hijau yang berasal dari dalam tubuh raja cacing penghisap jiw
"Arrrrghhh! Tinju Api!" merasa terpojok, juga dikarenakan ketahanan tangan kanannya merasa kebas akibat serangan beruntun satu titik. Kini Tangan kiri dari Yin Bai terayun, dia meninju ke arah Xiao Chen pada bagian tubuh yang dapat dia raih. Boooooooom! Gerakan reflek pedang menahan tinju seketika dilakukan Xiao Chen. Hal ini mengakibatkan serangan tinju dari Yin Bai tertahan dengan baik oleh Xiao Chen. Namun tubuh Xiao Chen harus terhuyung kebelakang beberapa langkah. Saat menyeimbangkan tubuh, dan kembali melesat, Xiao Chen seketika menggunakan langkah seribu petir dan mengkombinasikan dengan lanjutan dari sembilan pedang phoenixnya. "Langkah Ketiga!" Swuuuuuuuuush! Kecepatan diluar nalar, bahkan serangan yang tadinya satu titik berubah menjadi brutal. Tindakan serangan yang berubah ubah membuat sosok Yin Bai begitu kelabakan. Dia benar benar membiarkan pedang Naga Langit terus mencoba merusak pertahanan batas tubuh maksimalnya. "Sekeras apapun tubuhmu! Dibawah t
Reflek mendorong telapak tangan kearah depan. Akhirnya Hao Le mampu menciptakan gelombang angin yang membuat puluhan guci tertutup itu ikut terbang, dan akhirnya pecah oleh ribuan pedang pembunuh miliknya. Booooooooom! Booooooom! Tidak ada hal yang terjadi saat puluhan guci itu terpecah. Namun sekian menit terus menahan serangan ribuan pedang. Xiao Chen mulai merasakan sensasi dimana seperti hidungnya tersumbat. Dan dia menyadari akan sesuatu setelah guci milik Hao Le hancur. "Racun... Pria sialan... Berani sekali kamu bermain racun didepanku..." "Uuuhuuuuuk!" Tubuhnya berubah menjadi lemas. Kini Xiao Chen menghentikan perputaran pedangnya. Dan hal ini membuat puluhan pedang yang tersisa harus menebas tubuhnya untuk beberapa kali, menjadi beberapa bagian besar potongan daging! Slaaaaaaaaash! Slaaaaaaash! "Xiao Chen!" Booooooom! Booooooom! Semua yang melihatnya berteriak panik melihat tubuh Xiao Chen hancur. Namun sekian detiknya, tubuh Xiao Chen kembali be reg
"Racun baru yang baru dia terima membuat racun api perak bertransformasi menjadi racun aneh... Sayang, api perak bukan lagi solusi untuk menghilangkan racun didalam tubuh Chen'er..." "I-ini..." Chen Long tidak bisa berkata apapun, saat ini dia tidak mungkin kehilangan seseorang yang telah menjadi bagian penting didalam hidupnya kan? "Hanya ada satu cara..." Gadis Rubah tanpa permisi memasuki kamar milik Lin Shu. "Kamu..." Gadis Rubah mengenalkan dirinya, sejak awal di daratan Tian Zhou, dia mengenali Xiao Chen dengan baik. Bahkan, dia tahu rahasia besar tentang keberadaan guru dari Xiao Chen. "Yao Yi adalah guru dari Xiao Chen?" Chen Long begitu terkejut, siapa yang tak mengenali sosok Yao Yi di masa lalu? Gadis Rubah menganggukan kepalanya untuk beberapa kali. Sesaat setelah itu, Chen Long menatap Nan Ziyan dengan tatapan serius. "Saudara Ziyan, bukankah kamu tangan kanan Ratu Naga? Apa kamu bisa mencari keberadaannya?" Nan Ziyan menyatukan kedua giginya secara kuat. Apa
"Dimana ayah? Dimana yang lain? Apa peperangan sudah berakhir?" Lin Shu terdiam, dia perlahan mengetahui sifat anaknya yang tegas, dan bertanggung jawab. "Ayahmu tengah..." ucapannya terhenti, Lin Shu tidak ingin melibatkan Xiao Chen lagi. Mengetahui pasti ada hal buruk yang menimpa ayahnya, Xiao Chen berkata, sembari menatap ibunya dengan tatapan serius. "Ibu katakan... Dimana ayah?" "Dia..." tidak bisa menjelaskannya, tiba tiba gadis rubah kembali menyelonong kedalam kamar Xiao Chen. "Ayahmu tertahan di Aula Langit bersama Raja Nan Ziyan..." Jantung Xiao Chen berhenti berdetak, apa semua itu akibat peperangan dengan klan Yin? Atau semua itu akibat keduanya yang ingin mencari penawar racun didalam tubuhnya? Semua pikiran itu masuk akal, pasalnya pasti mereka tidak bisa tinggal diam melihat kondisinya yang parah. Bangkit dari ranjangnya, namun Lin Shu menahan tangan anaknya. Dia akhirnya membuka mulutnya. "Nak, pemilik Paviliun Teratai Abadi tengah menyelidiki kenapa ay
"Faksi?" Kedua pria tua itu berlutut, kemudian berkata dengan nada yang cukup bersalah, "tuan muda, setelah kematian Kaisar Lang, pria misterius yang selama hidupnya menggunakan topeng, dan memiliki Kultivasi tak jauh dari empat penguasa menyatukan klan Naga kuno dan darah pemilik Phoenix yang tersisa... Ka-kami tahu juga setelah banyak konflik terjadi di Aula Langit!" Xiao Chen memejamkan matanya, saat ini dia berpikir bahwa sosok bertopeng itu adalah pamannya sendiri. "Terimakasih atas informasi besar ini... Senior, dimana aku dapat beristirahat?" "Sesuai nomor bangunan tuan muda... Apa tuan muda perlu bantuan kami untuk mencarinya?" Xiao Chen menggelengkan kepalanya, "tidak perlu, terus bersama kalian ini akan membuat identitas ku lebih mudah terungkap! Senior terimakasih!" Seketika Xiao Chen menggunakan kekuatan ruangnya, dia muncul di depan lapangan yang begitu luas dan kondisinya begitu ramai. "Siapa dia? Kenapa aku baru melihat wajahnya?" "Katanya dia Chen Xiao! Perin
Wanita yang tadinya minta tolong kepada Xiao Chen hanya mengacungkan kedua jempolnya. Meski dia wanita, tapi dia sangat tahu bagaimana rasa sakit yang di alami oleh Mugu. "Ma-mantap!" "Akkkkh!" Salah satu murid yang melihat berteriak hebat. Meski dia tidak merasakannya, tapi dia tahu bagaimana rasa ketika masa depan dari seorang lelaki hancur oleh tendangan mutlak. "Tendangan yang bagus!" Xiao Chen tidak merubah sedikitpun reaksi wajahnya. Pasalnya dia tahu, bahwa mungkin ada sosok dibalik keberaniannya Mugu. "Sebanyak ini Prajurit Langit bintang lima tidak berani menghadapi praktisi Prajurit Langit bintang empat? Kurasa..." Xiao Chen berhenti mengatakan ungkapannya. Pasalnya sebilah pedang tanpa tuan bergerak cepat, lalu menancap tepat di hadapannya. Jleeeeeeeeb! "Di halaman luar, siapa yang berani menyentuh orang ku!" Swuuuuuuuuush! Seorang pria keluar dari kehampaan, wajahnya terlihat begitu kalem. Namun aura yang terpancar terasa sangat mendominasi, bahkan be
Swoooooooshh! Hanya membutuhkan waktu satu menit. Serangan akhir dari segalanya telah tercipta didepan mulut keduanya. Xiao Jian berhasil membentuk tombak raksaksa dengan mengandalkan seluruh energi Qin nya yang tersisa. Namun tidak dengan Xiao Chen, dia yang ingin mengakhiri pertempuran ini segera menyatukan seluruh eksistensi kemampuan dari tiga elemennya yang telah membentuk bintang raksaksa tiga warna. Belum kedua serangan itu bertabrakan, akan tetapi fluktuasi energi dari gesekan eksistensi tahap Abadi telah terjadi pada keduanya. Gelombang energi menyebar begitu mengerikan. Hingga keduanya memekik kembali diikuti oleh melesatnya serangan keduanya yang saling berlawanan arah. Swuuuuuuuuuung! Tekanan fluktuasi bertambah kuat, lalu diikuti oleh menyebarnya cahaya dan rusaknya ruang sejauh seribu kilometer dari tempat pertempuran. Suara ledakan bagaikan hancurnya satu benua pun ikut menyebar. Booooommm! Saaat ini, suasana menjadi hening. Namun kerusakan masih terjadi
"A-apa tumbuh lagi..." Xiao Jian sedikit terkejut, namun setelahnya senyum kemenangannya lenyap. Yang diikuti oleh pernyataan anaknya yang selalu meminta bantuan bagaimana cara menghadapi Xiao Chen yang tubuhnya abadi. "Ternyata ini keluhan Yue'er selama perintah ku untuk membunuhmu... Xiao Chen, aku benar benar meremehkan mu..." Xiao Chen tidak menjawab apapun, Kultivasi tahap Abadi adalah segalanya. Selagi apa yang dia inginkan, pasti dia dapat menciptakannya dengan kekuatannya itu. Swuuuuuuuush! Tidak ingin menghadapi Xiao Chen dan berniat kabur untuk saat ini. Xiao Jian akan memikirkan bagaimana cara membunuh sosok Xiao Chen dimasa depan nanti. Akan tetapi, kejutan terjadi. Ruang seakan terkuci. Apa yang ditakuti oleh Penguasa Ashura juga muncul di benak Xiao Jian. "Po-pohon kepahitan... Se-sepertinya aku sudah tidak bisa untuk melarikan diri lagi?!" Melihat ke arah Xiao Chen, tiba tiba rantai emas mengikat tubuhnya secara cepat. Tidak bisa reflek menghancurkan, bahkan m
Merasa tidak ada gunanya untuk terus berbicara, karena musuh utama belum tereliminasi. Tiba tiba kesadaran Roh jiwa didalam tubuhnya bergejolak. Resonansi dari kelahiran kekuatan Abadi dapat dirasakan secara jelas oleh Xiao Chen saat ini. "Apa energi ini berasal dari paman?" Swuuuuuuuuush! Lenyap dari tempatnya, Xiao Chen muncul di perbatasan barat wilayah Aula Langit yang disambut oleh pasukan elite milik ayahnya. "Penguasa... Sepertinya ada kelahiran Abadi yang baru..." Xiao Chen menganggukan kepalanya untuk membenarkan ungkapan itu. "Benar... Kalian berjagalah disini, ingat beri pesan jika ada sesuatu yang buruk..." "Baik penguasa... Tapi kemana Penguasa akan pergi?" Tersenyum tipis, Xiao Chen segera menjawab pertanyaan itu. "Menyambut, dan memberi selamat kepada paman setelah naik menjadi tahap Abadi..." Sempat merasakan energi yang mencapai tahap Abadi memiliki aura Phoenix, Xiao Chen sudah mengetahui siapa entitas itu. "Baiklah..." Swuuuuuuuush!
Puluhan ribu kultivator yang tak lain anggota halaman dalam berdatangan kearah sumber suara. Meski mereka belum mengenal siapa sosok Chen Xiao, tapi dari daftar buronan yang Xiao Jian sebarkan. Sosok Chen Xiao adalah Xiao Chen, yang memiliki wajah tampan, disertai rambut panjang terurai memutih dengan tampilan elegan. "Kaa-kamu Xiao Chen! Berani sekali datang kemari!" "Xiao Chen apa kamu ingin menyerahkan dirimu?!" "Tahu diri juga kamu datang tanpa dicari?!" Raut wajah Xiao Chen berubah menjadi datar, tidak ada rasa takut yang terlintas di wajahnya. Yang pasti, ribuan pasukan lain, yangg merupakan anak buah dari Kaisar Phoenix di masa lalu telah berkumpul di satu titik, tepat di istana utama perkumpulan lima penguasa di halaman dalam. "Aku tidak memiliki waktu untuk meladeni kalian, sekarang... Katakan dimana Xiao Jian, dan tiga penguasa lainnya!" Swuuuuuuuuuung! Hanya menunjuk satu jari kebawah, sontak tekanan gravitasi yang mengerikan harus membuat puluhan ribu kultivator
Swoooooosh! Dibarengi dengan ungkapan rasa terkejutnya, Xiao Chen telah berhasil menciptakan bintang tiga warna diatas telapak tangannya. Berkelebat cepat, sosoknya kemudian lenyap dari pandangan. Seketika tubuh bagian punggung dari Penguasa Ashura terasa dingin. Hingga dia membalikan tubuhnya, dia hanya bisa membelalakan matanya diikuti oleh rasa sakit yang menghantam tubuhnya. Boooooooooosh! Bintang kecil itu telah terlepas dari kendali tangan Xiao Chen. Untuk memastikan sosok Penguasa Ashura akan tewas, Xiao Chen menikmati pemandangan itu hingga tak lama. Ledakan maha dahsyat, diikuti oleh robekan ruang terjadi sejauh seratus kilometer dari area pertempuran keduanya. Situasi menjadi hening setelah ledakan maha dahsyat itu. Hingga mata Xiao Chen harus menyipit. Pasalnya dia melihat bayangan Roh yang berusaha kabur dari tempatnya berada. "Tidak cukup untuk menghancurkan Roh abadinya?" Swoooooooosh! Seuliet bayangan membentuk sebuah pedang melesat cepat kearah pelarian
Menghentikan apa yang akan dia lakukan kembali. Kini Penguasa Ashura segera mundur setelah lonjakan energi dahsyat keluar dari tubuh Xiao Chen. "Tidak mencapai satu hari... I-ini mustahil... Ternyata semengerikan itu energi jiwa bintang..." Ungkapan kejutnya berhenti. Saat ini, dia melihat bintang raksasa diatas langit telah lenyap. Bahkan sosok Xiao Chen yang tadinya terbaring itu mulai berdiri, dan membuka matanya. "Inikah kultivasi yang diinginkan semua orang? Bahkan, mereka yang menginginkan tahap ini, akan melegalkan semua cara demi mencapainya..." Suaranya terdengar biasa, namun jelas Penguasa Ashura dapat mendengar nada kebencian didalam suara itu. "Kamu baru naik menjadi tahap Langit Abadi... Untuk apa aku takut padamu?" "Benarkah?" Swuuuuuuuuuuung! Xiao Chen meledakan sedikit aura didalam tubuhnya. Sontak udara di tiga daratan Benua Langit bergetar hebat. Fenomena alam yang tadinya terus meramaikan suasana kini bertambah menjadi lebih mengerikan. "Membunuh semua o
"Jika tahu diri minggirlah... Hari ini energi jiwa bintang harus menjadi milikku...," suara dingin kembali terdengar, diikuti oleh kemunculan penguasa Ashura yang kini telah benar benar terlihat dimata Kaisar Roh, Chei Wian, dan juga Yao Ling secara jelas. "Meski aku mati, sebelum proses yang dilakukan Yao Yi berhasil... Aku juga tidak akan pernah menyesal!" Pedang tipis muncul digenggaman tangan Kaisar Roh. Dia tanpa rasa takut berada di garda depan untuk melindungi Xiao Chen. Tak hanya Kaisar Roh yang menunjukan keberaniannya, Chei Wian, bahkan Yao Ling yang kultivasinya telah menurun mulai mengeluarkan senjata kebanggan mereka secara serentak! "Hanya para keroco yang tak tahu diri... Mengingat kita pernah berteman, aku tidak akan membunuh kalian?!" Swuuuuuuush! Penguasa Ashura melesat cepat, hanya sekedipan mata. Kaisar Roh, Chei Wian, dan Yao Ling harus terpental ke arah yang berbeda. Waktu yang begitu singkat itu, bahkan tidak sempat untuk mereka memberikan perlaw
"Pasti janjimu akan terwujud..." Yao Yi menjawab penuh keyakinan. Xiao Chen tersenyum hangat kepada istrinya itu. Lambaian lembut kearah rambut panjang nan halus itu membuat Yao Yi nyaman. Namun setelah pagi harinya. Xiao Chen yang tertidur diatas atap Paviliun Phoenix Abadi tersadar. Bahwa dia melupakan hari bahagianya sendiri. Namun dia juga teringat, saat ini tubuhnya sendiri tidak dapat menahan lagi ganasnya racun yang menyerang seluruh organ penting didalam tubuhnya. Menggunakan kekuatan ruang, dia mencari istrinya ke seluruh tempat. Namun dia tidak menemukannya. Hingga dia bertemu dengan Kaisar Roh yang tengah menatap patung sosok Xiao Chen berada. "Senior apa kamu melihat istriku?" Kaisar Roh menggelengkan kepalanya, "bukankah seharusnya tadi malam dia bersamamu?" "..." Hanya diam tak menjawab, wajah Xiao Chen seketika menunjukan kekhawatirannya. Namun jari lembut menepuk bahunya. Sosok yang dia cari ternyata muncul di belakangnya sembari tersenyum kecil. "Gege...
Cahaya merah darah menembus ruang begitu cepat diikuti oleh gerakan dari bintang Raksaksa yang kembali bergerak kearah Xiao Chen. Dua tekanan hebat kembali terjadi, namun Xiao Chen harus membelalakan matanya. Pasalnya hal mengejutkan terjadi, bintang merah darah dihadapannya hancur. Diikuti oleh ledakan dahsyat yang membuat tubuhnya terlempar begitu jauh. Sama halnya dengan Xiao Jian. Namun kondisinya tak separah yang dialami oleh Xiao Chen. Dia hanya terlempar, lalu merasakan serangan balik dari gabungan ribuan formasi yang dia ciptakan. "Si-sial tidak bisa melanjutkan pertempuran lagi..." Merasa kondisi pertempuran bisa berbalik. Dan tak mungkin dapat membawa tubuh Xiao Chen. Kini Xiao Jian segera memerintahkan semua pasukannya untuk mundur. Tanpa ingin mengejar empat penguasa itu yang kabur, Yao Yi segera menggunakan kekuatan ruangnya. Dia muncul dan menangkap tubuh Xiao Chen yang lemas. Bahkan kulit pada seluruh tubuhnya terasa dingin dan terlihat memucat. "Ra-racunmu.