Beranda / Fantasi / Legenda Sang Immortal / Bab. 2. Petir Yang Membunuh

Share

Bab. 2. Petir Yang Membunuh

Penulis: Master KidOO
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-08 01:02:02

Bayangan jari emas dan petir kesengsaraan surgawi segera beradu dengan sengit di udara. Ledakan keras terdengar dan mengguncang seluruh pegunungan. 

Petir itu memang terlalu ganas, bayangan jari yang dilepaskan Fang Han tidak dapat menghentikan petir itu. Bayangan jari emas retak dengan cepat dalam penglihatan mata. Fang Han hanya bisa memanfaatkan tubuh fisiknya yang kuat untuk menahan gelombang petir surgawi itu.

Boom! ….

Busur perak dengan kejam menghantam si Pemuda. Ribuan rune petir yang telah bergabung dan membentuk wujud naga melaju ke arah Fang Han dengan mulut yang terbuka lebar. Itu kejam dan penuh dengan hawa pembunuh.

Praktisi lain yang ada di tempat tersebut mengernyitkan dahi, dan berkata di dalam hati, “Anak muda itu pasti mati sekarang. Siapa juga dari praktisi Ranah Formasi Inti yang dapat bertahan terhadap serangan penghancur dari busur petir seperti itu?”

Namun, apa yang terlihat di mata sebagian orang tidak sama dengan apa yang dapat diperhatikan oleh orang lain.

Hawa murni di dalam tubuh Fang Han semakin keras bergejolak. Meridian di dalam tubuh terasa tersayat-sayat.

Ribuan jarum-jarum petir menusuk tubuh si Pemuda. Setiap titik akupuntur tidak ada yang terlewatkan. Itu berusaha merusak dan menghancurkan semua aliran tenaga dalam yang susah payah dipupuk oleh Fang Han selama bertahun-tahun.

Fang Han menyadari harus segera mengambil tindakan jika tidak ingin mati. “Apakah tidak ada cara lain sama sekali?!”

“Persetan! Aku harus hidup. Jika tidak dapat menembus Ranah Inti Emas, aku harus menghancurkannya, tidak apa-apa mengalami penurunan Ranah Kultivasi, selama nyawa masih melekat tidak terlambat untuk kembali memupuk kekuatan, selangkah demi selangkah.” Fang Han telah memantapkan pilihan hatinya.

Ya, ini memang terlihat kejam dan tidak masuk akal. Tapi, dia benar-benar tidak memiliki solusi lain. Pada saat itu nyawa merupakan hal yang utama.

Fang Han menggertak gigi dan mengepalkan tangan dengan erat, sedikit enggan pada keputusan yang ia ambil. Namun, itu tidak dapat ditunda.

Ribuan rune petir yang menyerang tubuhnya dituntun ke arah dantian dimana bola kecil berwarna keemasan terbentuk.

Fang Han tahu di sanalah hawa murni miliknya berkumpul. Rune petir yang berbentuk jarum-jarum itu dengan cepat menghantam Inti Emas miliknya.

Suara raungan keras yang membelah langit terdengar. Rasa sakit tak terhingga dirasakan oleh Fang Han. Itu membuat ia merasa seperti akan gila.

Inti Emas yang sangat keras sekarang berwarna cerah perak. Hanya setelah penderitaan yang terus berkelanjutan selama setengah dupa terbakar, rasa sakit karena Inti Emas yang diserang oleh ribuan rune petir, akhirnya itu memperlihatkan retakan.

Di tengah-tengah raungan keras itu. Fang Han memuntahkan darah berkali-kali. Raut wajah si Pemuda memutih seperti salju. Itu tidak ada darah sama sekali. Dia terlihat seperti mayat hidup.

Pembudidaya lainnya yang ada di sekitar tempat tersebut mulai menyadari adanya keanehan.

“Sial! Apa yang terjadi?”

“Dia belum mati! Apakah dia berhasil menembus Ranah Inti Emas?”

Ya, bagaimana tidak orang-orang mulai berspekulasi. Langit yang sangat gelap perlahan menyurut dan terlihat di mata semua pembudidaya yang ada di sana. Intensitas petir di dalam awan hitam dengan cepat berkurang.

“Ini sangat luar biasa! Usianya juga masih sangat muda. Sial! bakat seperti ini tentu tidak akan disia-siakan oleh sekte besar. Anak itu pasti akan memiliki pencapaian yang besar.”

“Aih! Andai saja, dari keluarga ku ada pemuda yang memiliki bakat kultivasi seperti anak ini.”

“Yah. Ini juga tidak menutup kemungkinan akan ada beberapa wanita muda dari berbagai keluarga kuno ingin menarik pemuda itu. Aku sangat yakin kegemparan yang terjadi hari ini pasti dengan cepat akan menyebar.”

Pada saat itu praktisi yang tidak terlalu memahami keadaan sesungguhnya yang telah terjadi di sana mulai berbicara dengan iri, kagum dan kecemburuan yang besar.

Tiba-tiba seorang tetua paruh baya yang lebih memahami berkata dengan tegas. “Omong kosong!” Dia mulai menjelaskan pemahamannya dengan pertanyaan-pertanyaan ambigu tidak membutuhkan jawaban. “Apakah untuk menembus Ranah Inti Emas semudah ini? Berapa banyak pembudidaya Ranah Inti Emas yang pernah kalian lihat? hal yang paling penting, bagaimana mungkin kesengsaraan surgawi hanya terjadi dua-tiga kali sambaran petir saja?”

Mendengar perkataan itu, semua praktisi yang telah berspekulasi sebelumnya tercengang dan berpikir sejenak. Mereka tidak dapat membantah kebenaran tersebut. Ya, itu telah dipahami oleh semua pembudidaya, meskipun tetap ada beberapa pengecualian tertentu.

Akan tetapi, hanya melihat intensitas dari kesengsaraan surgawi ini, tentu bukanlah pengecualian khusus—berkah langit dan bumi—tidak! Ini hanyalah penolakan dari langit dan bumi.

Tapi, kenapa dia tidak mati? Kenapa kesengsaraan surgawi telah menyurut dengan sangat cepat?

Semua pembudidaya tidak dapat menemukan kepastian dari hal aneh ini. 

Ketika tiba-tiba laki-laki paruh baya itu kembali berkata, “Ini hanya memberikan satu kemungkinan saja. Anak muda itu dengan sengaja menghentikan peningkatan kultivasi dan menghancurkan Inti Emas yang mulai terbentuk. Ya, tentu dalam hal ini dia akan mendapatkan efek samping yang sangat merugikan.”

Perkataan tersebut kembali membuat semua praktisi merasa kulit kepala masing-masing terbakar. 

Mereka menghela nafas dan menggelengkan kepala. “Haiih! Ini benar-benar hal yang sangat disayangkan. Berapa lama proses kultivasi, tapi ketika hampir mencapai puncak malah harus mendapatkan pukulan balik seperti ini. Langit benar-benar memainkan peran dengan sangat baik.”

Diskusi itu memberikan kepastian bagi semua praktisi yang ada di area kesengsaraan surgawi. Mereka benar-benar telah memahami dengan sangat jelas.

Semua pembudidaya telah yakin bahwa pemuda yang sedang melewati kesengsaraan surgawi itu benar-benar gagal melewati kesengsaraannya.

Mereka tidak dapat membantu dan hanya bisa menyayangkan saja, bakat yang baik tapi harus gagal.

“Sangat disayangkan dengan bakat dan usianya yang masih sangat muda harus mengalami kegagalan. Langit tidak menerima bakat seperti dia.” Seseorang diantara kerumunan berkata.

“Ya ... Walaupun begitu, itu baik bagi dirinya untuk tidak mati di bawah kesengsaraan surgawi masih dianggap keberuntungan.” Pembudidaya lain menghela nafas dalam penyesalan.

Semua praktisi juga paham, bahwa untuk dapat hidup setelah kegagalan dan menghancurkan Inti Emas sendiri pada saat melewati kesengsaraan surgawi adalah hukuman yang lebih buruk daripada kematian. 

Praktisi mana yang rela kultivasi mereka dilucuti dan menurun secara drastis? Apalagi, jika mereka memiliki musuh-musuh kuat yang terikat hutang piutang berdarah. Dengan kondisi seperti itu, menjadi kelinci di antara para serigala merupakan kondisi terjelek.

Para  praktisi—masing-masing memiliki pemikiran tersendiri bagi Fang Han. Sebagian besar dari mereka tidak diragukan lagi adalah bentuk penyesalan. 

Mereka benar-benar melupakan fakta bahwa Fang Han adalah orang yang tidak mereka kenal.

Pembudidaya di sana juga benar-benar tidak tahu bahwa; Pemuda yang mereka belas kasihani itu adalah pendatang baru di Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi. 

Si Pemuda jelas tidak memiliki musuh yang terikat karena hutang darah.

Akan tetapi, untuk menyayangkan kondisi si Pemuda karena dia adalah kultivator liar yang tidak terikat dengan sekte ataupun akademi merupakan satu hal yang berbeda.

Terlepas dari berbagai hal yang sedang dipikirkan oleh para pembudidaya itu. Fang Han sendiri juga sangat menyayangkan nasib dirinya—seolah-olah tidak diterima oleh alam ini. Ya, siapa juga yang senang dengan penurunan ranah kultivasi secara signifikan.

“Apakah ranah kultivasi yang telah susah payah aku bangun selama bertahun-tahun ini benar-benar akan menurun?”

....

Komen (1)
goodnovel comment avatar
DEAN SAPUTRA
Kamu nya Lllllllll
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 3. Enyah!

    Fang Han menggigit bibir dengan raut wajah yang sangat masam. Dia sangat menyadari kristal inti emas yang beberapa waktu lalu baru terbentuk, dan sekarang harus secara paksa dihancurkan kembali.“Sial! Aku benar-benar tidak rela!” Gigi si Pemuda bergeletuk menahan amarah.Kesengsaraan Surgawi ini tidak ada unsur kehidupan sama sekali. Itu adalah pembunuhan dan hukuman mati bagi kultivator.Fang Han yakin jika ia berada di Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi sejak dia mulai berlatih—Tingkat Pertama di Ranah Pemurnian Qi—dia pasti dapat melewati kesengsaraan surgawi yang bersifat membunuh ini. Ya, pada akhirnya dia hanya dapat berpuas diri karena merupakan pendatang di alam ini. Seberapa besar pun keberuntungannya, bakatnya yang melengkung, dan kecerdasannya. Hal-hal itu semua tidak akan dapat mengubah fakta dari perkara yang pertama—seorang pendatang.Kristal Inti Emas yang retak, secara perlahan hancur. Kekuatan dari kesengsaraan petir surgawi terlalu besar. Tidak perlu ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-18
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 4. Bisnis Orang Tamak

    Seiring dengan perkataannya, Fang Han juga mengayunkan lengan dengan sedikit True Qi yang disalurkan melalui ayunan tersebut.Wuss!! ....Hawa lembut menerpa dan mendorong orang yang coba menghentikan langkah kaki si Pemuda. Pembudidaya itu terlihat sedikit kesal, dan balas berteriak. “Anda berani melawan kehendak Lin Feiyang?! Orang yang gagal, masih tidak bisa melihat jalan ke neraka.”Lin Feiyang melesat ke atas dan melepaskan pukulan tangan kosong dengan keras. Hawa panas menerpa ke arah Fang Han. Ada cahaya hitam pekat membentuk garis lurus di sana. Itu seperti cahaya dari pedang kegelapan.Cara Lin Feiyang membalas juga tidak kalah santai dari Fang Han. Si Pemuda tidak mengharapkan orang yang menjadi lawannya begitu meremehkan dan menganggap dirinya enteng.Dua hawa pukulan beradu di udara, pakaian dari Lin Feiyang berkibar. Sementara Fang Han yang berdiri kokoh, terdorong mundur satu langkah.Hanya adu tenaga dalam kecil dan ringan itu sudah menjelaskan bahwa Fang Han telah ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-21
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 5. Apakah Anda Ingin Bermain Kecapi?

    Melihat sosok Fang Han yang terhempas seperti layangan putus. Lin Feiyang menyeringai penuh penyesalan. “Sial, aku terlalu menikmati pertarungan. Pukulan tadi benar-benar terlalu keras.”Lin Feiyang tentu tidak tahu banyak hal yang telah berubah dalam tubuh Fang Han. Hal itu pula yang membuat dia meremehkan Fang Han.Namun, Lin Feiyang tidak larut dalam penyesalan. Dia bergerak cepat mengejar sosok tubuh Fang Han yang terhempas. Meskipun itu seonggok mayat, kesadaran spiritual masih bisa dilacak.Ya, pada kenyataannya Fang Han belum mati sama sekali. Itu adalah fakta bahwa Fang Han terhempas jauh. Namun, tubuh si Pemuda sangat lah kuat meskipun arus True Qi di dalam tubuhnya mengaduk dan bergejolak tidak jelas arah.Fang Han berada di antara sadar dan tidak sadar. Ketika siluet Lin Feiyang sekali lagi hampir benar-benar menangkap dirinya, Fang Han tidak peduli lagi pada hidupnya sendiri. Lagi pula tepat di belakang tubuh Fang Han ada jurang dalam.Fang Han memfokuskan seluruh tenaga d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 6. Huang Liong

    Begitu jari-jari dari laki-laki paruh baya itu diangkat dari tubuh Fang Han. Si Pemuda menjerit dengan keras.Itu seperti ada ribuan semut yang bergerak di meridian-nya dan memakan semua True Qi yang ada di dalam tubuh.Laki-laki paruh baya tidak peduli dengan penderitaan Fang Han. Secara samar dia bergumam, “Meridian mengalami pembengkakan. Dantian hampir tidak dapat digunakan untuk menampung hawa murni. Spirit Root yang dikunci. Dengan kondisi tubuh seperti itu ... Aku sendiri bahkan akan menyerah dari jalan seorang kultivator.”Dia menghela nafas sejenak, dan melanjutkan perkataan, “Beruntung, tubuh Anda sangat kuat, bahkan ini setara dengan artefak kelas rendah. Juga, Akar Spritual anda dikunci di dalam dantian sejak Anda masih kecil. Ini hanya membuktikan, Anda memiliki Akar Spritual yang sangat kuat. Bahkan tubuh Anda tidak dapat menanggungnya.”Fang Han hanya bisa mendengar samar-samar setiap untaian kata yang keluar dari mulut laki-laki paruh baya itu. Fang Han terlalu sibuk d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-25
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 7. Dua Pekan Pemulihan

    Waktu berputar, hari-hari yang dilalui Fang Han sebagian besar dihabiskan untuk memetik harpa. Sebagian lainnya digunakan untuk menyehatkan tubuh. Ya, tentu saja Fang Han belum dapat menggunakan tenaga dalam. Itu masih sebatas tenaga otot.Huang Liong melarang Fang Han untuk langsung pada percobaan Musik Sembilan Lautan Penenang Jiwa. Berlatih lagu itu secara acak hanya akan mengakibatkan luka tenaga dalam Fang Han semakin berat.Fang Han berdamai dengan keadaan. Dia patuh dan tidak menjadi tergesa-gesa. Setelah hari berganti hari, hingga satu pekan terlewati dengan cepat.Dasar-dasar dari cara memetik harpa telah dikuasai Fang Han. Saat ini, Huang Liong telah menyuruh Fang Han untuk mulai memetik dengan nada dari Musik Sembilan Lautan Penenang Jiwa.Itu memang terasa perlahan, namun ada kepastian yang nyata dari teknik harpa tersebut. Fang Han dapat merasakan ketenangan dan penyembuhan sedikit demi sedikit pada meridian-nya yang membengkak. Akan tetapi, Huang Liong juga dengan tega

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-26
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 8. Prefektur Shu

    Huang Liong tersenyum cerah. Ini menjadi sangat mudah berbicara dengan Fang Han. Anak laki-laki ini orang yang cerdas dan mudah memahami arah dari pembicaraan.“Anda mungkin tidak menyadari bahwa kedua Akademi yang aku pilih merupakan tempat dengan pendidikan yang baik bagi kultivator. Namun kepribadian Anda menjadi pertimbangan lain bagiku untuk memilih Akademi Api Surgawi—” Huang Liong dengan sengaja menghentikan perkataan. Dia telah melihat Fang Han sedang memikirkan sesuatu.Pemahaman muncul dalam benak Fang Han dan ia menyambung perkataan Huang Liong dengan pertanyaan. “Apakah maksud senior, ini terkait dengan keterampilan Alkimia?”Senyum Huang Liong semakin cerah, ia menganggukkan kepala dan menjawab, “Itu benar demikian. Anda terbiasa dengan keterampilan Alkimia. Tapi, aku yakin teknik Alkimia yang Anda kuasai pasti di tahap mendasar. Teknik Alkimia di tempat Anda berasal tentu berbeda dengan Teknik Alkimia di Alam Tiga Puluh Delapan Provinsi Dao Surgawi ….”Huang Liong tidak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-27
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 9. Tidak Perlu Menggunakan True Qi

    Fang Han membenarkan ide yang muncul di dalam pikirannya dengan tindakan nyata. Dia bergerak mencari-cari pembudidaya yang terlihat ramah dan mudah untuk diajak berbicara.Meskipun budidaya yang dikultivasikan Fang Han telah menurun secara signifikan. Akan tetapi, berada di Ranah Pendirian Yayasan masih lebih baik dari pada berada di Ranah Pemurnian Qi.Itu terbukti, bahkan Fang Han bukan siapa-siapa di kota ini, namun, hanya beberapa saat setelah dia mencari-cari pemandu. Salah seorang pembudidaya Ranah Pemurnian Qi telah mendatangi Fang Han. Ya, itu tentu dalam sikap penuh dengan menjilat kaki. Berharap mendapatkan keuntungan dari Fang Han.Dia seorang pemuda, dengan gerak gerik halus. Jika dilihat dari raut wajah, Fang Han dapat memperkirakan usia pembudidaya itu tidak lebih dari dua puluh enam tahun. Sedikit lebih tua dibandingkan dengan Fang Han.Pembudidaya Ranah Pemurnian Qi itu tidak ragu menyapa Fang Han. “Paman Guru, Anda terlihat kebingungan dengan situasi di kota ini. Apak

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Legenda Sang Immortal   Bab. 10. Manusia dan Pedang Menjadi Satu

    Lin Feiyang berusaha untuk kembali tenang. Dia berpikir Fang Han hanya coba bersikap tenang karena untuk meminimalisir potensi kekalahan. Setelah satu tarikan nafas, Lin Feiyang terkekeh, dan mencibir Fang Han. “Baik sekali, sebelumnya Anda tidak menggunakan senjata. Sekarang, jika Anda memiliki berbagai kartu truf gunakan saja semuanya.”Namun, Fang Han tidak bergeming dengan ejekan tersebut. Hek Pek Kiam di tangan kanannya digenggam dengan erat. Itu seolah-olah manusia dan pedang menjadi satu.Fang Han telah memiliki dasar untuk menjadi seorang ahli pedang. Hanya saja, dia telah melupakannya. Ya, ini karena Fang Han sangat jarang menggunakan pedang. Padahal, dasar untuk menjadi praktisi pedang sudah ada sejak dia mulai menguasai hawa pedang. Pada beberapa kesempatan terdahulu, Fang Han bahkan telah memahami dasar niat pedang. Tapi, itu sama seperti pisau berkarat. Tidak pernah diperhatikan secara teliti oleh Fang Han. Niat pedangnya benar-benar tumpul dan belum terlatih sama seka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-31

Bab terbaru

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 107. Semua Mencari Kematian

    Fang Han tidak peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya.Setelah berhasil membunuh Beruang Salju Berbulu Landak, dia melesat ke tempat mayat binatang iblis tersebut dan segera membelah dada.Sementara yang tujuh praktisi lain, tidak melakukan gerakan apapun. Mereka hanya duduk di tempat, minum pil penyembuhan, dan bermeditasi menyembuhkan luka masing-masing.Fang Han hanya percaya pada kemampuan sendiri. Setelah beberapa tarikan nafas, dia mengeluarkan kristal sebesar kepalan tangan dari dada binatang iblis dan menyimpannya ke dalam cincin penyimpanan.Pada saat itu, tujuh praktisi lain yang ada di sana juga telah menyelesaikan penyembuhan diri meski tidak dapat dikatakan sembuh sepenuhnya. Setidaknya, ini lima puluh persen.Angka ini sudah cukup untuk mengalahkan Fang Han jika mereka menyerangnya secara bersamaan.Tujuh orang itu telah berkumpul, membentuk lingkaran dan bersiap mengeroyok Fang Han.Jika sebelumnya, titik fokus mereka adalah Beruang Salju Berbulu L

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 106. Hanya Mengandalkan Formasi?

    Pada saat perasaan praktisi lain tertekan karena kematian Lin Feiyang yang otomatis membuat formasi mereka kacau balau.Fang Han dengan cepat mengisi celah tersebut dan memimpin formasi.Bagi Fang Han, formasi delapan sisi ini hanyalah sepotong roti. Dia bahkan bisa mengontrol formasi dua belas pembalik elemen yang memiliki tingkatan lebih besar serta menghabiskan Qi Sejati lebih banyak. Lalu, jika dibandingkan dengan formasi kecil ini, bukankah itu hanya permainan anak-anak bagi Fang Han?Dibawah kepemimpinan Fang Han, bukan saja formasi ini menjadi lebih kuat, bahkan serangan-serangan yang mereka lepaskan kepada Beruang Salju Berbulu Landak menjadi lebih sengit dan teratur.Hal itu tentu membuat binatang iblis tersebut kesulitan dan membuat dirinya semakin marah.Fang Han tidak mau membuang waktu bersama-sama dengan orang-orang ini. Lantas dia berkata, “Aku akan mengambil inti iblis dari makhluk ini, sedangkan rampasan yang lain akan menjadi milik kalian. Lalu, apa yang ada di dalam

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 105. Menebas Lin Feiyang

    Kalkulasi yang dilakukan Fang Han sangat tepat, dia hanya butuh menonton dengan sabar.Di gelanggang pertempuran, delapan Pembudidaya Ranah Yayasan Inti Tingkat Pertama—termasuk Lin Feiyang membuat Formasi Bagua/Patkwa—Formasi Segi Delapan.Ini merupakan formasi pertarungan yang digunakan untuk memperkuat barisan mereka. Baik itu pada saat menyerang maupun bertahan.Akan tetapi, Beruang Salju Berbulu Landak benar-benar tangguh. Menjadi binatang iblis yang telah berhasil naik ke periode kesengsaraan tingkat lima benar saja bukanlah binatang iblis biasa.Dia tentu saja telah memperoleh kesadaran spiritual yang membuat binatang tersebut semakin cerdas. Bahkan jika dia benar-benar ingin, Beruang Salju Berbulu Landak ini bisa saja mengambil wujud manusia sehingga keunggulannya dalam pertarungan akan semakin besar. Tapi, binatang ini tidak melakukan hal itu dan memilih bentuk tubuh beruang dalam pertarungan. Itu terlihat brutal dan primitif, akan tetapi jika seseorang yang berpikiran luas

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 104. Bertemu Lin Feiyang

    Fang Han melihat peta yang disalin dari Su Li Xiu dan menentukan posisi dirinya saat ini. Mengingat detail lain di dalam peta, dia memutuskan untuk pergi ke arah hutan pohon eek. Hutan ini ditandai dengan warna merah oleh Su Li Xiu. Fang Han tahu, hutan pohon eek tersebut bukanlah area terdalam dari Tanah Salju Kuno. Namun, untuk berhati-hati, lebih baik memulai secara perlahan. Mungkin saja di area hutan pohon eek itu terdapat binatang iblis dengan kategori periode kesengsaraan tingkat lima.Dalam kapasitas kekuatan Fang Han saat ini, untuk bertarung dengan binatang iblis periode kesengsaraan tingkat empat saja masih terlalu berat. Lantas, bagaimana jika dirinya bertemu dengan makhluk periode kesengsaraan tingkat lima atau bahkan enam sekaligus?Tidak, Fang Han bukanlah pembudidaya yang sembrono dan hanya tahu cara membuang-buang nyawa secara konyol.Lagi pula, Tanah Salju Kuno merupakan dunia kecil yang diciptakan oleh orang-orang kuat zaman kuno—pembudidaya yang telah memahami p

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 103. Menambang Nadi Es

    Secara perlahan-lahan seuntai kesadaran spiritual milik Fang Han masuk dan coba menerobos segel yang tertanam di dalam cincin. Ini sama melelahkannya jika dibandingkan dengan memurnikan artefak secara pribadi. Fang Han tidak hanya menyalurkan kesadaran spiritual, melainkan juga melepaskan Qi Sejati yang mengandung unsur api pendirian yayasan. Dengan begitu cincin tersebut juga dapat menandai Fang Han sebagai pemilik baru. “Sial, ini terlalu lama. Orang bermarga song benar-benar membuat segel rumit di dalam cincin penyimpanannya.” Fang Han mau tidak mau memaki di dalam hati. Tapi, dia tidak menyerah dan terus coba membuka segel tersebut. Setelah menghabiskan waktu hampir empat dupa terbakar, segel tersebut akhirnya terlepas. Fang Han jelas sangat senang dan segera memasukkan untaian kesadaran spiritual ke dalam cincin penyimpanan yang telah terbuka. Melihat hal-hal yang terdapat di dalamnya, Fang Han sangat puas. Namun, dia lebih terkejut ketika menemukan lembaran lusuh di d

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 102. Memurnikan Racun Ganas

    Itu jelas keberuntungan masing-masing orang yang berbeda-beda ketika masuk ke Tanah Salju Kuno. Satu sisi, ini merupakan kerugian karena tempat Fang Han jatuh yaitu tempat yang sama dengan Pei Huang.Sehingga menyebabkan perkelahian dan Qi Sejati di tubuh Fang Han terkontaminasi dengan racun. Namun, di sisi lain, itu juga merupakan keberuntungan karena tempat Nadi Es berada dapat dimonopoli oleh Fang Han setelah dia berhasil menaklukkan Pei Huang.Walaupun begitu, Fang Han tentu membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama untuk dapat memurnikan Racun Esensi Darah hingga benar-benar berubah menjadi Qi Sejati miliknya.***Di alun-alun/peron batu Sekte Lembah Salju Utara di luar Tanah Salju Kuno. Platform tempat para tetua dari berbagai sekte dan akademi saling mengejek dan membanggakan murid-murid mereka masingmasing.Pada saat itu, dua orang tetua dari Sekte Naga Langit terkejut melihat token jiwa milik Pei Huang hancur. “Bagaimana ini bisa terjadi? Padahal masih beberapa dupa terba

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 101. Qi Melahap Semesta Kembali Muncul

    Keduanya kembali melakukan banyak pertukaran bahkan itu hampir mencapai seratus pertukaran. Namun, ketika pertarungan sudah mencapai pada gerakan kesembilan puluh lima, Fang Han terlihat lebih kesulitan.Itu juga disadari oleh Pei Huang dan orang ini melihat Fang Han yang mulai bermandikan keringat serta nafas yang mulai tersengal-sengal. Seraya terus membombardir Fang Han dengan pukulan, Pei Huang mengejek, “Bocah, bukankah kamu sangat kuat dan merasa sanggup mengalahkan Lao Tzu? Lalu kemana sekarang kepercayaan diri itu?”Fang Han tentu saja akan mengabaikan perkataan yang menghina tersebut dan terus membalas serangan keras dengan keras.Lagi pula, ini memang tujuan awal Fang Han. Membuat perangkap agar Pei Huang terus lengah. Di dalam hati Fang Han jelas tertawa terbahak dan menghina Pei Huang yang bodoh.Orang yang terakhir ini boleh saja berada di Ranah Yayasan Inti Tingkat Kelima, tapi pada saat ini dia jelas kurang berpengalaman di dalam pertarungan. Pada akhirnya, faktor-fak

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 100. Memainkan Permainan Babi Memakan Harimau

    Serangan Fang Han dengan tepat mengenai bagian punggung dari Pei Huang. Pada saat itu, Fang Han hampir saja bersorak di dalam hati. Tapi, ketika dia melihat kembali hasil dari serangan tersebut, Fang Han merasakan bahaya besar akan mendatanginya.Pedang yang dibentuk dengan menggunakan Qi Sejati patah dan hancur begitu saja. Menciptakan dentingan keras seolah-olah pedang itu telah mengenai plat baja yang sangat keras.Pei Huang tidak terluka sama sekali dan dengan cepat membalikkan tubuh. Tangannya yang membentuk cakar diayunkan ke arah leher Fang Han dengan kecepatan tinggi. Mendatangkan deru angin dingin yang menusuk hingga ke relung-relung tulang.Hanya bilah angin yang keluar dari cengkraman itu saja seolah-olah dapat memotong leher Fang Han hingga putus.Fang Han tidak berdaya untuk menangkis dan hanya menyalurkan Qi Sejati dengan panik. Dia menghentakkan kaki di salju dan membuat tubuhnya melayang ke belakang, menjauh dari jangkauan serangan Pei Huang.Fang Han mengeluarkan ker

  • Legenda Sang Immortal   Bab. 99. Nadi Es

    Fang Han merasakan sensasi ditarik ke dalam ruang kekosongan yang tanpa batas. Dia telah berpengalaman pada saat mengalami perasaan seperti itu. Fang Han tidak merasa panik dan seperti yang telah diniatkan sebelumnya, memakai kembali jubah murid Akademi Api Surgawi serta melepaskan topeng penyembunyian aura.Setelah beberapa tarikan nafas, suasana yang menekan hati benar-benar berubah seluruhnya. Ini menyegarkan dan sedikit kedinginan.“Energi langit dan bumi yang sangat melimpah.” Fang Han berkata-kata pada diri sendiri dan menemukan dirinya sedang meluncur turun dari ketinggian.Fang Han mendapatkan penglihatan pegunungan dan pepohonan yang tertutup salju seluas jarak pandang mata. Dia coba menyebarkan kesadaran spiritual dan tanah yang tertutup salju ternyata lebih jauh dari yang diperkirakan si pemuda.Kesadaran spiritual Fang Han dengan sengaja coba menembus ke kedalaman tanah. Seperti bor yang tidak berwujud, menembus inchi demi inchi. “Luar biasa, ini sangat tebal dan seolah-

DMCA.com Protection Status