Wus!Wus!Wus!Setelah orang misterius itu menyerang Xena, dia menghilang tanpa mengucap sepatah kata pun."Xena!""Nona!""Putri Suci!"Tejasvi dan para master bela diri Sekte Obat-obatan menyaksikan kejadian itu dengan terbelalak.Wus!Meski marah, Tejasvi masih punya akal sehat. Dia tahu hal terpenting saat ini adalah menyelamatkan Xena.Tejasvi menyusuri dinding batu dan mendarat di atas batu besar di tepi magma.Kemudian, dia menarik napas panjang, menyelimuti tubuhnya dengan energi, dan menuju ke tempat Xena terjatuh."Ketua Tejasvi!""Pak, hati-hati!"Setelah itu ...Para master bela diri Sekte Obat-obatan mulai panik, tetapi tidak ada yang berani turun. Mereka gelisah seperti cacing kepanasan."Huah!"Kurang dari sepuluh menit kemudian, seseorang merangkak dari bawah tebing.Sekujur tubuh orang itu berasap dan rambutnya acak-acakan. Dia terlihat sangat menyedihkan.Dia adalah Tejasvi yang baru saja turun.Suhu magma di bawah terlalu tinggi.Sampai-sampai master bela diri tahap
"Tangannya lumayan kekar, biarpun kelihatan seperti tangan orang tua. Tingkatan ilmunya pasti tinggi.""Pokoknya, orang itu sangat kuat.""Dia bisa menghalau serangan kakek cuma dengan satu pukulan.""Gerakannya juga lincah dan anggun seperti angin yang sulit ditebak.""Lalu, matanya ...""Waktu menyerangku, aku melihatnya dengan jelas. Sama sekali nggak ada niat membunuh atau kebencian yang terpancar.""Terus, ada tahi lalat kecil pada pangkal alis kanannya."Xena menjelaskan dengan sangat rinci.Jantung Teguh tiba-tiba berdebar setelah mendengar penjelasan Xena. Terutama tentang tahi lalat pada alis.Mengapa orang itu terdengar seperti Pak Yudha?Teguh termenung.Sejak awal Tedja sudah menugaskan untuk mengurus soal kaisar palsu.Lalu, Teguh pergi ke markas Klan Naga di luar wilayah keluarga Yadira dan membunuh kaisar palsu. Namun, pemimpin Klan Naga dan para ahli Klan Naga tiba-tiba saja muncul.Pada akhirnya, Teguh ditangkap oleh Sesepuh Sapta keluarga Yadira dan disekap di kediama
Teguh menyadari perubahan nada bicara Xena dan bertanya dengan penasaran, "Xena, kamu tahu sesuatu soal lukisan dinding ini?""Ya!"Xena tersadar dari lamunannya dan menjawab dengan jujur. "Menurut kakek, keluarga Xabel sebenarnya punya dua harta karun.""Keempat keluarga besar cuma tahu rahasia dalam liontin giok. Mereka nggak tahu kalau di tempat penyimpanan harta karun ada sebuah lukisan dinding yang juga harta karun keluarga Xabel.""Menurutku, lukisan dinding ini lukisan yang dimaksud kakek.""Nggak kusangka.""Lukisan dinding ini ternyata disembunyiin di magma. Sungguh mengejutkan!"Ternyata begitu!Teguh ikut terkejut.Dia hanya tahu sedikit tentang harta karun keluarga Xabel.Menurut Xena, Noah sudah membantunya.Namun, mengapa orang yang kemungkinan besar adalah Pak Yudha itu menjatuhkan Xena kemari? Apa tujuannya?"Untuk sementara, kita nggak bisa ke mana-mana."Xena menatap lukisan dinding kuno itu dan mengusulkan. "Bagaimana kalau kita pelajari dulu lukisan ini? Barangkali
Xena mengembuskan napas panjang dan tersenyum kecut. "Aku harus memulihkan diri dulu. Kamu pelajari saja lukisan itu lagi."Setelah itu, Xena pun mulai memulihkan sirkulasi energinya yang kacau.Di sisi lain, Teguh lanjut mengamati lukisan dinding tadi.Hal yang sangat membingungkannya adalah beberapa hal yang kontras dengan realitas di lukisan itu.Di panel sebelah kiri, tampak matahari dan bulan tergantung di langit bersamaan. Bagaimana mungkin? Ini jelas bertentangan dengan akal sehat.Namun, bukan hanya itu ...Di panel paling kanan, tampak api besar yang membara di atas sungai. Bagaimana bisa air dan api menyatu?Di panel pojok kiri bawah, kegelapan dilukiskan dalam bungkusan cahaya, seolah-olah keduanya hidup berdampingan.Di panel sudut kanan bawah tampak bunga-bunga bermekaran di tengah musim dingin bersalju. Musim-musim digambarkan secara terbalik.Di panel tengah, daging dan darah membungkus tubuh orang mati alih-alih orang yang masih hidup.Semua yang ada di lukisan itu tera
Sementara itu, di Aula Utama ...Teguh dan Xena sama sekali tidak tahu apa yang terjadi di luar.Dua orang itu bolak-balik memeriksa setiap sudut di lapangan serta Aula Utama, bahkan sampai ke atas.Namun, mereka masih belum menemukan apa pun.Keduanya terus mencari, hingga tanpa sadar kembali lagi di depan lukisan dinding."Ini aneh."Teguh menatap lukisan, lalu meletakkan tangan di atasnya. "Istana ini dibangun di dekat lahar, tapi udaranya sangat lembap. Seharusnya, ada sumber air yang cukup besar di sekitar sini."Xena juga bingung. Sorot matanya jatuh pada rambatan lumut di sudut ruangan, lalu dia berkata dengan heran, "Ya. Kalau nggak ada sumber air, udaranya nggak akan lembap dan nggak akan tumbuh lumut seperti itu."Keduanya sama-sama bingung."Ayo, kita periksa lagi!"Teguh berkata dengan gigi terkatup, "Aku curiga ada sungai bawah tanah di sini.""Bisa jadi."Keduanya sudah tidak ingat berapa kali mereka mondar-mandir memeriksa area ini.Cari lagi ...Mereka pun kembali bolak
Teguh merogoh saku dan mengeluarkan kompas yang sudah disiapkannya sejak pencarian harta karun ini dimulai.Setelah itu, dia pun mulai mencari arah."Seharusnya lokasi itu ada di ..."Sambil melihat kompas, Teguh berjalan bersama Xena hingga tiba pada suatu titik di Aula Utama yang luas itu. "Ini dia!" serunya.Di bawah lantai?Xena mengernyit dan membungkuk, lalu mengetuk-ngetuk lantai. Hanya saja, tidak ada yang aneh dengan lantai itu.Namun, Teguh menatap tajam ke arah lantai dan berkata, "Xena, coba hancurkan bagian ini!""Baiklah kalau begitu!"Xena pun mengangguk dan mengumpulkan tenaga. Dengan sekuat tenaga, dia melayangkan tinjunya ke bawah.Bum!Kekuatan Alam Bela Diri Raja diledakkan tanpa ragu, kemudian meluluhlantakkan lantai hingga benar-benar pecah. Sesuatu yang tersembunyi di bawahnya pun mulai terlihat.Sebuah tangga batu yang mengarah ke bawah terbentuk di depan mereka. Lorong tangga itu menembus ke kegelapan dan ujungnya sama sekali tidak bisa terlihat.Namun, Teguh b
Mendengar perkataan itu, Teguh refleks merasakan tubuhnya bergetar. Dengan heran, pria itu menatap Xena tanpa bisa berbicara.Teguh sangat terkejut dan sama sekali tidak mengerti."Jangan banyak berpikir."Xena berkata, "Kamu juga nggak mau lihat bajuku yang basah, 'kan? Aku cuma mau pinjam mantelmu sebentar.""Kalau bajuku sudah kering, mantelmu akan kukembalikan."Ah, ternyata begitu,' batin Teguh, merasa lega."Ini ..."Tanpa pikir panjang, dia melepas mantel dan mengulurkannya."Kamu jangan lihat."Setelah menerima mantel, Xena berkata dengan malu-malu.Meskipun pemberani, dia bukan wanita asal-asalan."Oh!"Teguh segera balik kanan.Suara gesekan pakaian yang dilepas pun terdengar.Tak lama, Xena berkata, "Kamu sudah boleh berbalik."Teguh pun berbalik.Sret!Beberapa lembar pakaian Xena yang basah tampak menjuntai dari tangan wanita itu.Yang Xena kenakan merupakan mantel milik Teguh yang tampak kebesaran untuk tubuhnya yang mungil. Namun, penampilan ini justru memiliki daya tari
Teguh mulai mengamati lukisan di dinding gua dengan saksama.Kali ini, Teguh bisa lebih cepat memahami makna di balik lukisan tersebut.Hanya saja ...Makin lama Teguh amati, lukisan itu makin terkesan misterius.Awalnya, dia hanya ingin melihat garis-garis yang menyerupai urat nadi dan lenkungan serupa titik akupunktur. Teguh kira, itu adalah gambar diagram aliran energi untuk latihan.Kemudian, Teguh melihat gambar orang-orang kecil yang sedang beribadah. Lantas, memperhatikan altar di tengah-tengahnya, membuat dia menyimpulkan letak sungai bawah tanah dari situ.Namun, sekarang ...Teguh makin menemukan banyak detail.Contohnya, dalam air sungai di lukisan dinding, ternyata ada ikan yang sedang bermain-main.Jika sebelumnya Teguh tak menganggap penting ikan tersebut.Sebaliknya, kini Teguh mengerti.Setiap elemen yang terdapat dalam lukisan dinding seolah-olah sedang mengomunikasikan sesuatu.Lalu, apa makna dari ikan-ikan ini?"Hah?"Ketika sedang kebingungan, seketika Teguh menciu