Di jalan tol, tepatnya di luar Kota Senggigi.Mobil bisnis Rolls-Royce berada di depan, diikuti oleh sejumlah mobil mewah, sedang menuju pintu tol ke arah ibu kota Provinsi."Pak Barandi ..."Lusha ingin bicara, tetapi dia lekas terdiam.Putranya dibuat jadi cacat oleh orang lain. Bukannya tidak bisa balas dendam, dia sebagai ayah justru diusir sambil menahan malu. Dia benar-benar tidak terima.Namun, dia tidak tahu apa yang tengah dipikirkan Barandi, juga tidak tahu bagaimana mengatakannya.Barandi tidak pernah sekalipun hidup tanpa amarah.Awalnya, dia berpikir kalau hari ini adalah hari kemenangannya, di mana dia bisa jadi terkenal.Pada akhirnya ...Dia malah beranjak pergi dengan raut wajah masam."Aku akan ingat-ingat kejadian hari ini!"Barandi melihat ke arah Bahari Indah penuh kebencian. "Hanya menunggu malam ini ketika guruku tiba di ibu kota Provinsi, itu akan jadi hari kehancuran Walawi dan keluarga Yulianto!" teriaknya.Lusha terkejut mendengar kata-kata itu dan segera ber
"Semuanya, turun dan serang sama-sama. Akan dapat hadiah kalau berhasil membunuhnya!""Teguh, karena kamu sendiri yang mengantar nyawa, mati sajalah kamu!""Siap-siap untuk binasa!"Dengan imbalan yang besar, semua orang berlomba menjadi pahlawan.Inilah kekuatan uang!Tentu saja para tentara itu tahu seberapa hebatnya Walawi, jadi mereka sengaja menghindarinya. Saat ini, mereka hanya menyerang ke arah Teguh."Cih!"Sebelum sekelompok orang ini sampai di hadapan Teguh, sebuah bayangan Elang Hitam tiba-tiba datang bagai hantu.Dia memasuki kerumunan orang, memukul satu anak kecil dengan satu tinju, dan setiap kali tinjunya berhasil mengusik, situasi terlempar keluar hingga lengan serta kaki patah pun tidak terhindarkan!Dia adalah Bayangan!Untuk menghadapi para penjahat ini, dia bergerak bagai turunnya dewa langit ke bumi, berlagak bagai serigala berbulu domba di tengah kawanan ternak berbulu itu.Di sisi lain.Barandi juga bergerak tepat menuju Pak Tua Walawi."Pak Tua Walawi ...""An
Teguh berkata dengan suara bernada dingin.Seberkas cahaya perak dengan cepat menembus tubuh Lusha dan menyebabkan tubuhnya bergetar sejenak. Setelah itu, matanya terbelalak dan berakhir mengikuti jejak Jyan, kelumpuhan.Di tempat lainnya.Pak Tua Walawi makin mengenal kekuatan Grandmaster. Lantas, dia bergerak hati-hati dan menekan dengan keras. Saat Teguh mengalahkan Lusha, Pak Tua Walawi juga menjatuhkan Barandi dengan satu pukulan.Barandi mencoba untuk melawan, tetapi dia tidak sanggup untuk berdiri lagi. Saat ini, dia hanya bisa menatap Pak Tua Walawi yang berjalan mendekatinya dengan tatapan penuh rasa takut dan kebencian."Kamu, kamu ...""Pak Tua Walawi, apa yang ingin kamu lakukan?"Barandi menatap Walawi. Nada bicaranya terdengar sangat penuh emosi.Walawi tidak menanggapi. Dia memilih untuk menjawab rasa penasaran Barandi melalui tindakan."Krak!""Krak!""Krak ..."Selanjutnya, Walawi mematahkan tangan dan kaki Barandi, lalu memutuskan meridian tubuhnya. Setelah itu, dia b
Orang ini ...Tubuhnya sangat berotot. Sepasang matanya tampak pekat bagai langit malam berhiaskan bintang, angkuh, bahkan tak tertandingi. Pelipisnya yang menonjol tinggi jelas menunjukkan identitasnya sebagai ahli sejati."Minggir!"Karena jalannya diadang, Agun yang memimpin jalan di depan Randi sontak berteriak keras. Dia langsung menyerang dengan penuh emosi ke depan, searah pria paruh baya itu dan bersiap mendorongnya.Namun, ...Saat Agun mengulurkan tangan, pria paruh baya tersebut tampak tersenyum.Dia mencengkeram pergelangan tangan Agun secepat kilat, lalu memuntirnya perlahan. Disertai suara 'krak' yang cukup nyaring, lengan Agun seketika patah.Setelah itu, si pria paruh baya menendang pinggul Agun.Agun seketika jatuh tersungkur di depan Randi dibarengi dua gigi depannya yang patah."Lancang sekali!"Sudah emosi sejak awal, kini amarah Randi makin membuncah usai melihat bawahannya dipukuli sampai babak belur."Brak!""Plak!"Randi menyerang dengan dua gerakan yang kuat, t
Raja Serigala!Wajah Randi langsung pucat saat mendengar kata-kata itu.Di Serenara, kalau ada yang belum pernah mendengar kebesaran nama Raja Serigala, dia pasti tidak pantas jadi penduduk Serenara."Dia ...""Bukankah Raja Serigala sudah mati?" tanya Randi.Randi tampak sangat kebingungan. Bagaimanapun juga, berita ini diperoleh dari Kaisar."Itu hanya sebuah rencana saja."Saat membahas Teguh, ekspresi wajah Dewa Perang Kedua berubah masam sambil memungkas, "Yang penting kamu tahu poin utamanya, Teguh adalah Raja Serigala.""Sekarang, kamu masih mau mencarinya untuk balas dendam?"Randi tercengang.Kalau dia pergi balas dendam pada Raja Serigala, sama saja macam dia menenggak racun, berarti dia sudah bosan hidup.Walaupun dia cukup percaya diri dengan kemampuannya, tetapi Dewa Perang Kedua saja bisa mengalahkan dia dalam beberapa kali pukulan. Mungkin kalau berhadapan dengan Raja Serigala, tentu dirinya bisa digantung dan dipukuli tanpa perlawanan.Namun, kalau tidak membalas dendam
Benda ini ...Kalau sesuai ucapan Randi, benar-benar hal tersial untuk Teguh!Namun, Dewa Perang Kedua memutuskan untuk mencobanya sendiri sebagai aksi berjaga-jaga. "Dokter Sihir, bisakah aku mencobanya?" ucapnya meminta izin."Ini ..."Randi benar-benar kagum dengan keberaniannya, lalu dia berkata penuh hormat, "Dewa Perang Kedua, jangan terbuai percaya karena melihat benda ini bentuknya kecil. Sedikit saja dicoba, sudah bisa membuatmu terluka parah. Apa Anda yakin?""Yakin!"Tanpa pikir panjang, Dewa Perang Kedua langsung mengulurkan jarinya.Demi menghadapi Teguh, Dewa Perang Kedua siap mengambil risiko."Hiss, hiss ..."Seribu Kutukan Pemakan Jiwa sangat bersemangat kala menggigit jari Dewa Perang Kedua.Wajah Dewa Perang Kedua langsung pucat pasi. Dia merasa jari-jarinya seperti dipotong oleh gergaji listrik. Hal yang lebih menakutkan, energinya terus mengalir dan terkuras.Dalam sekejap mata, paling tidak sudah berkurang sekitar sepuluh persen.Satu hal yang membuatnya makin ter
"Baik, aku mengerti."Teguh menjawab singkat, lalu menutup telepon tersebut.Lalu, dia mencoba untuk menelepon Caira. Sayangnya, sambungan ke ponsel wanita itu menunjukkan nomornya sedang tidak aktif.Apa yang sebenarnya terjadi di sini?Teguh kebingungan seraya meninggalkan bengkel mobil.Sementara itu, di Grup Jagaraga.Saat ini, Rina yang berada di kantor tengah membaca sebuah buku tentang kedokteran, tepatnya buku yang diberikan oleh Teguh atas nama Raja Serigala.Sesekali, dia mengernyitkan kening ketika memikirkannya.Terkadang, dia terlihat seperti menyadari sesuatu secara tiba-tiba. Kemudian, dia melanjutkan goresan penanya untuk menulis dan menggambar dengan serius.Teguh mengetuk pintu sejenak, kemudian memasuki ruangan. Dia terkejut sesaat, tetapi langsung mengalihkan sorot matanya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Lalu, dia pun bertanya, "Rina, aku nggak bisa menghubungi ponsel Caira. Kamu tahu apa yang telah terjadi, nggak?""Caira bertunangan."Rina menutup
Samira melihat Jaden dan Caira dengan senyum cerah di wajahnya. Dia memegang segelas anggur merah dan berkata kepada Zahir, "Hari ini, Caira dan Jaden akan resmi bertunangan, berarti kita sekarang adalah keluarga.""Di masa depan, kuharap bisa terus memperoleh perhatian dan arahan darimu."Zahir terdiam.Keluarga Wibisono adalah keluarga kaya yang lebih terhormat jika dibandingkan dengan keluarga Yulianto.Pernikahan Caira dengan keluarga Hermawan menjadi kesempatan nyata untuk naik kelas. Masa depan keluarga Hermawan berpotensi untuk bangkit, jadi yang paling penting sekarang adalah segera melaksanakannya.Itu sebabnya, Samira sangat terburu-buru."Tentu saja."Zahir mengangguk samar dan tersenyum tipis saat menjawabnya.'Keluarga Hermawan ...' Zahir bergumam dalam hati.Menurut pandangannya, mereka tidak terlalu berharga. Jika bukan karena kebahagiaan anaknya, dia tidak akan pernah menyetujui pertunangan ini."Kalau begitu ..."Senyum Samira tampak makin cerah, bahkan rasanya sudut b