"Bekerja sama?"Teguh tersenyum.Baru saja Malik ingin bertanya, tetapi dia melihat bahwa Teguh sudah menghilang!"Argh, argh, argh!"Pada saat dia masih tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba terdengar teriakan yang membuat bulu kuduk berdiri dari kejauhan. Terdengar sangat menyedihkan.Malik memalingkan kepalanya.Sosok Teguh masih tidak terlihat. Dia hanya melihat salah seorang pembunuh, yaitu Si Penembak Jitu, kedua tangannya terpelintir seperti kue colok, lalu terjatuh ke tanah.Senapan jarak jauh berpresisi tinggi juga terbongkar menjadi sekumpulan komponen."Argh, argh, argh!""Ehhhh … ""Bhuahhh!"" ... "Terdengar jeritan kesakitan secara beruntun.Dalam waktu kurang dari setengah menit, lima pembunuh elite semuanya telah tergeletak di atas tanah.Yang menggunakan pistol, pistolnya dibongkar.Yang menggunakan pisau, tangannya terluka oleh pisau.Yang menggunakan tinju, langsung terpental karena satu tinjuan dari Teguh.Tidak ada satu pun orang yang merupakan tandingan Teguh.S
Wajah Malik sangat membengkak. Mulut dan hidungnya mengeluarkan darah, pakaiannya juga tampak berantakan."Hahaha … "Rina yang tidak bisa menahan diri pun langsung tertawa terbahak-bahak. Dia mengejek Malik, "Pak Malik, kamu kenapa? Kamu menabrak tiang listrik? Kenapa jadi begitu menyedihkan?"Malik sudah menahan amarahnya sejak tadi.Bahkan, dia memiliki pikiran untuk langsung menabrak Rina sampai mati.Akan tetapi, Teguh masih ada di belakang.…Dia ingin membunuh Rina, tetapi tidak ingin mati bersamanya. Dia pun langsung berkata dengan marah, "Wanita sialan, kamu jangan sombong!""Aku akan membunuhmu suatu hari nanti, juga Teguh si bajingan itu!"Kemudian, dia menginjak pedal gas lagi dan dengan cepat meninggalkan tempat yang membawa mimpi buruk ini....Rina juga tidak menyimpannya di dalam hati.Malik sudah bukan sekali dua kali berhadapan dengannya, melainkan sudah sering.Kemudian, dia masuk ke dalam garasi. Langkah kakinya yang bersepatu hak tinggi itu menginjak jalan beton hi
Sore harinya, di kantor Tim Kelima, Teguh sedang bersantai. Dia bersiap-siap untuk mencari koran atau apa pun untuk dibaca, tetapi dia malah menerima telepon dari Pak Husada......."Teguh … "Dari ponsel, terdengar suara Pak Husada yang bertanya, "Apa kamu punya waktu sekarang? Aku ingin meminta bantuanmu."Teguh segera menjawab, "Pak Husada, saat ini aku tidak terlalu sibuk. Apa yang bisa kubantu?""Begini ... "Pak Husada berkata, "Aku ingin meracik obat khusus untuk para prajurit yang pensiun itu agar mereka dapat terhindar dari siksaan rasa sakit.""Namun, aku tidak tahu banyak tentang resep obat. Aku mungkin tidak dapat merawat beberapa prajurit. Bisakah kamu menuliskan beberapa resep untukku?""Nantinya, resep obat kita akan digabungkan.""Dengan begitu, mereka akan bisa merasal lebih tenang."Ekspresi Teguh terlihat serius.Para prajurit yang sudah pensiun itu telah mengorbankan darah, keringat, dan air mata demi negara dan rakyat. Mereka bahkan sampai cacat, menderita sakit,
Aku bukan bermaksud sombong, tetapi segala jenis luka yang bisa kamu temui ada di dalamnya.Si Gendut Daniel tersenyum canggung dan berkata, "Luka atau tidak, aku tidak peduli. Aku hanya ingin mendapatkan resep obat yang dapat meningkatkan kekuatan tempur seorang pria … "Teguh menatapnya dengan kesal sambil berkata, "Langsung bilang saja, untuk menguatkan ginjal.""Hehe … "Si Gendut Daniel tertawa canggung.Maula yang berada di sampingnya tidak bisa menahan tawa. Dia menunjuk ke arah Si Gendut Daniel dan berpura-pura terkejut sambil berkata, "Oh, ternyata kamu … "Karena merasa malu, Si Gendut Daniel pun segera pergi setelah Teguh menulis resep obat untuknya.Setelah itu, banyak anggota Tim Kelima menemui Teguh untuk mendapatkan resep obat.…Paling banyak meminta obat kuat, kemudian ada juga yang meminta untuk meningkatkan energi, menambah darah, dan sebagainya.Berita ini menyebar dengan cepat.Banyak karyawan dari departemen lain yang juga datang menemui Teguh untuk meminta bantua
Sejak pulang dari pertemuannya dengan Teguh waktu itu, tangan Khoir selalu merasa gatal dan ingin bertarung....Sangat sulit baginya untuk mencari seorang lawan.Teguh bagaikan cahaya yang menerangi kegelapan dalam hidupnya.Oleh karena itu, sejak keesokan harinya, Khoir selalu menunggu di tempat ini....…Ini adalah cara yang konyol, tetapi juga cara yang efektif.Asalkan Teguh masih datang ke Klinik Obat Husada, Khoir pasti akan menemukannya.Pada akhirnya, setelah penantian panjang, akhirnya Khoir berhasil bertemu dengan Teguh...."Pak!"Setelah melihat Teguh, Khoir dengan tidak sabar langsung mendekatinya dan berkata dengan sangat sopan, "Aku tidak punya maksud lain, aku hanya ingin bertanding denganmu, itu saja!""Kamu ... ""Bisakah kamu memenuhi keinginan kecilku ini?"Harus diakui, sikap Khoir sudah jauh lebih rendah hati....Namun, Teguh juga tidak menunjukkan ekspresi yang baik kepada Khoir....Meskipun merasa tidak berdaya, Teguh tetap berkata dengan sabar, "Kamu bukanl
Sarah segera bersiap untuk maju.Namun, adegan berikutnya membuat Sarah terkejut....Tampak tinjuan pertama yang dilepaskan oleh Khoir ternyata justru berhasil ditahan oleh Teguh. Kemudian, dengan sebuah bantingan bahu, Teguh pun berhasil menjatuhkan Khoir.Seluruh proses itu terjadi tidak sampai tiga detik."Kamu ... "Khoir pun bangkit berdiri, ekspresi wajahnya tampak sangat terkejut, sekaligus sedikit kagum.Dia cukup percaya diri dengan kemampuannya sendiri.Namun, tanpa diduga, dia dijatuhkan dengan satu serangan dari Teguh.Ini membuktikan bahwa pernyataan Teguh tadi, "Kamu bukanlah tandinganku," itu bukanlah main-main....Kesenjangan kemampuan antara dirinya dengan Teguh terlalu besar.Dengan merasa sedikit menyesal, Khoir berkata, "Aku memang bukan tandinganmu.""Bisakah ... kamu memberitahuku namamu?"...Dia menatap Teguh dengan penuh harapan.Khoir adalah seorang pria yang jujur dan berani menerima kekalahan dengan lapang dada. Dia adalah seorang pria yang teguh dan berpe
"Teguh Laksmana?"Tiba-tiba raut wajah Waldi berubah. Dia menatap Malik dengan sorot mata yang tajam sambil bertanya, "Pak Malik, maksudmu Teguh juga ada di Restoran Naga Royal ini?""Benar!"Malik pun menyeringai dan berkata, "Asalkan Pak Waldi bersedia membantuku membunuhnya, aku akan menyetujui kerja sama kali ini, termasuk syarat-syarat yang baru saja disebutkan.""Tidak masalah!"Waldi segera menyetujuinya.Sejak kejadian waktu itu, Carles kini setiap hari selalu murung dan bengong di rumah. Hal ini membuat Waldi merasa kesal dan prihatin.Penyebab utama dari semua ini adalah Teguh Laksmana!Sekarang ada kesempatan untuk membunuhnya, tentu saja tidak boleh dilewatkan...."Pak Malik, aku akan mengaturnya sekarang."Setelah berkata demikian, Waldi memberikan isyarat melalui tatapan mata kepada sekretaris di sampingnya.Si sekretaris pun keluar dari ruangan. Tidak lama kemudian dia kembali dengan seorang pria berpostur besar dan kuat.Orang ini memiliki tinggi setidaknya dua meter,
Ucapan itu langsung membuat Muka Codet marah. Matanya yang setajam elang itu langsung memancarkan aura penuh ancaman. Kemudian, Muka Codet berkata dengan garang, "Kamu akan mati hari ini!""Brakkk!"Dia meninju dinding di pinggir jalan.Dinding itu langsung hancur berkeping-keping menjadi puing-puing kerikil dan bata."Kamu sudah melihatnya?"Muka Codet menunjukkan seringai jahatnya, kemudian berkata dengan nada penuh hina, "Satu pukulan dariku sudah cukup untuk mengeluarkan isi kepalamu.""Jika patuh pada perintahku, bisa sedikit mengurangi penderitaanmu. Tapi jika tidak … "…"Buk!"Saat melihat gerakan Muka Codet yang begitu lambat, Teguh langsung melangkah maju dan meninjunya."Huh!""Kamu yang cari mati sendiri!"Begitu melihat Teguh masih berani menyerang, Muka Codet mencibir dan tersenyum dengan dingin. Kemudian, dia pun membalas dengan sebuah tinjuan."Duaggg!"Sesaat kemudian, mereka berdua pun saling melancarkan serangan.......Jika dilihat dari besar kecilnya ukuran tangan