Home / Pendekar / Legenda Raja Pendekar / JILID 5 | PERTOLONGAN KEKASIH

Share

JILID 5 | PERTOLONGAN KEKASIH

Baru saja Raja Iblis melangkah sejauh delapan tindak, tiba-tiba terdengar sebuah bentakan yang disusul berkelebatnya sosok bayangan ramping yang langsung menyerangnya.

"Kakek iblis, rasakan tajamnya pedangku!" bentak sosok ramping itu marah.

"Hm..., pergilah!" bentak Raja Iblis sambil menggerakkan tangannya ke belakang. Tahu-tahu sepasang kecer bergerigi sudah tergenggam di tangannya. Secepat diambilnya senjata itu, secepat itu pula digerakkan senjatanya menangkis serangan orang itu.

Trang!

"Ihhh...!" Sosok ramping itu terdorong ke belakang diiringi seruan kaget. Seruannya begitu nyaring dan merdu. Menilik dari suaranya, sosok itu pastilah seorang wanita. Kini sosok ramping itu tersungkur tidak jauh dari tempat Jiu Long.

"Adik Gwangsin..!" Jiu Long berseru parau menyebut nama sosok yang terpisah hanya dua tombak di samping kirinya. Rasa gembira dan cemas terbayang di wajahnya yang pucat itu. Dengan susah payah Jiu Long berusaha bangkit mendekati kekasih hatinya.

Sosok ramping tadi memang Gwangsin. Ia yang ikut menyaksikan pertarungan itu bergegas menyeruak diantara kerumunan tokoh-tokoh persilatan ketika melihat tubuh Jiu Long terduduk lemah. Tanpa mempedulikan keselamatan dirinya sendiri, gadis itu langsung menyerang Raja Iblis yang tengah menghampiri Jiu Long. Gwangsin menoleh ketika mendengar panggilan Jiu Long. Namun sinar matanya terlihat dingin dan tak berperasaan.

Jiu Long semakin terharu ketika melihat cairan merah mengalir dari sela-sela bibir wanita yang dicintainya. Meskipun sinar mata Gwangsin terlihat dingin, namun Jiu Long tahu kalau gadis itu masih mencintainya.

Kalau tidak, mengapa dia menolongnya. Kedatangan kekasihnya membangkitkan semangat Jiu Long. Kini Jiu Long itu sudah berdiri sambil mencabut pedang yang melilit di pinggangnya. Tanpa mempedulikan lukanya, dipalingkan wajahnya ke arah Raja Iblis. Saat itu Gwangsin pun sudah bangkit berdiri. Pedang hitamnya dilintangkan di depan dada. Sesekali terlihat seringai dibibirnya.

"Adik Gwangsin, kau menyingkirlah! Biar kuhadapi kakek iblis itu. Bukan aku tidak menghargai bantuanmu, Adik Gwangsin. Tapi aku tidak ingin dikatakan sebagai pengecut yang berlindung kepada seorang wanita," pinta Jiu Long lembut sambil menatap wajah kekasihnya penuh permohonan.

Memaklumi ucapan Jiu Long yang mengandung kebenaran itu, Gwangsin bergegas mundur meskipun dengan hati berat. Sekilas terlintas sinar kehangatan pada sepasang matanya ketika beradu pandang dengan mata Jiu Long. Setelah Gwangsin mundur, Jiu Long menggerakkan pedangnya hingga menimbulkan angin berkesiutan. Dengan jurus 'Naga Berputar di Awan', tubuh pemuda itu berputar terselimut gulungan sinar pedang yang menyilaukan mata.

Raja Iblis tertawa tergelak seraya melesat menyambut serangan Jiu Long. Pertempuran pun kembali berlangsung sengit! Saat itu malam telah menjelang. Para tokoh persilatan yang menyaksikan pertarungan telah menyalakan puluhan batang obor. Suasana lembah yang seharusnya gelap, kali ini menjadi terang benderang. Pada jurus yang ketujuh puluh tujuh, Raja Iblis memperhebat serangannya. Sepasang kecer bergeriginya berkelebatan di sekeliling tubuh lawannya. Jiu Long mulai terdesak hebat sehingga tidak mempunyai peluang lagi untuk balas menyerang.

Bret! Bret!

"Aaakh...!" Tepat memasuki jurus ketujuh puluh delapan, Jiu Long tak sempat lagi menghindari dua buah sambaran kecer bergerigi lawan. Tubuh pemuda itu terjajar mundur sejauh dua tombak. Pada bagian dada dan perutnya tampak luka memanjang yang mengalirkan darah segar. Untunglah lukanya tidak terlalu dalam. Rupanya Jiu Long masih sempat memiringkan tubuhnya sehingga serangan lawan tidak terlalu telak mengenai tubuhnya. Raja Iblis tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan itu. Selagi tubuh lawannya terhuyung, di-kirimkannya sebuah tendangan ke dada pemuda itu.

Dan....

Bret! Bret!

"Aaakh…!" Tepat memasuki jurus ketujuh puluh delapan, Jiu Long tak sempat lagi menghindari dua buah sambaran kecer Raja Iblis. Pada bagian dada dan perutnya tampak luka memanjang yang mengalirkan darah segar!

Desss!

"Huakkk...!" Tubuh Jiu Long terlempar keras kebelakang. Telapak kaki Raja Iblis yang besar dan mengandung tenaga dalam yang amat kuat, telak menghantam dadanya. Darah segar menyembur membasahi tanah berumput maupun pakaiannya. Jiu Long itu merintih menahan rasa sakit dan panas yang membakar dadanya. Lapisan kabut keemasan yang selalu menyelimuti tubuhnya, kini lenyap akibat luka-luka yang dideritanya.

"Kakak...!" Gwangsin berlari menubruk tubuh Jiu Long yang tengah berusaha duduk. Dipeluknya pemuda yang dicintainya itu. Kemarahan yang selama ini menguasai hatinya, luluh seketika melihat kekasihnya berada dalam keadaan sekarat. Dengan wajah bersimbah air mata, gadis jelita itu membelai-belai wajah kekasihnya yang pucat bagai mayat.

"Ha ha ha... Jiu Long, apakah pada saat menjelang kematianmu, kau ingin berlindung di balik kehangatan tubuh seorang gadis?" Raja Iblis tertawa mengejek.

"Adik Gwangsin. Kau.. kau pergilah! Pertarungan ini belum selesai. Aku.. aku harus menepati janjiku untuk bertarung melawan kakek iblis itu sampai salah seorang di antara kami tewas!" ujar Jiu Long tersendat.

"Tidak, Kakak! Aku tidak peduli dengan anggapan tokoh-tokoh persilatan yang mungkin akan mengejekmu. Aku akan tetap bersamamu hidup atau mati!"

Gwangsin membantah keras. Sambil berkata demikian, gadis itu mencabut pedang hitamnya, siap melindungi kekasihnya walau menghadapi raja maut sekali pun!

"Ha ha ha..., lihatlah! Seekor kijang muda yang mulus mencoba menggertak sang harimau untuk melindungi pasangannya," seru Raja Iblis sambil mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Selintas terlihat sinar kebuasan dari sepasang matanya. Setelah berkata demikian, dilangkahkan kakinya menghampiri sepasang kekasih yang siap menanti maut itu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status