Beranda / Pendekar / Legenda Raja Pendekar / JILID 7 | PUNCAK KEMARAHAN

Share

JILID 7 | PUNCAK KEMARAHAN

"Jangaaan...! Biadaaab...!" Jiu Long berteriak-teriak sambil meremas-remas rerumputan. Wajahnya menyeringai menahan rasa sakit yang menusuk hatinya.

Mendadak alam yang semula cerah berubah gelap pekat! Angin dingin bertiup keras hingga membuat pepohonan di tempat itu berderak-derak hendak roboh. Api-api obor yang semula menerangi tempat itu langsung padam tertiup angin berhawa dingin.

Jiu Long menengadahkan kepalanya ke atas memandang perubahan alam yang begitu tiba-tiba. Satu keanehan pun dialaminya! Mula-mula sekujur tubuh pemuda itu bergetar hebat! Jiu Long itu terbelalak ngeri ketika merasakan suatu tenaga dahsyat menerobos masuk ke dalam tubuhnya.

Hawa yang maha dahsyat itu terus bergolak dan menyatu dengan pusat tenaga saktinya. Makin lama dirasakan tubuhnya semakin membengkak bagaikan sebuah balon yang ditiup. Jiu Long semakin terbelalak ngeri. Dirasakan kerongkongannya bagaikan tersumbat oleh aliran hawa mukjizat itu.

"Heeeaaa...!!" Tanpa sadar pemuda itu meraung dahsyat

Dan, akibatnya sungguh mengerikan sekali! Belasan tokoh persilatan yang berilmu pas-pasan terbanting roboh dan tewas seketika! Dari mulut, hidung, dan telinga mereka mengalir darah segar! Belasan tokoh lain yang memiliki tenaga dalam lumayan tersentak mundur dengan wajah pucat!

Mereka sama sekali tidak menyangka kalau Jiu Long bisa berbuat demikian. Para tokoh itu hanya saling berpandangan tak mengerti.

Raja Iblis pun terkejut menyaksikan perubahan alam yang mendadak. Perasaan terkejutnya semakin bertambah ketika melihat Jiu Long yang semula terduduk lemah itu, mendadak bangkit dengan tubuh bergetar, sepasang mata Jiu Long yang memerah saga itu menyipit. Wajahnya terlihat begitu menakutkan. Urat-urat wajahnya bertonjolan keluar bagaikan hendak pecah!

"Penakluk Langit...?!" desis kakek iblis itu bercampur heran. Tapi sebagai tokoh sakti yang telah berpengalaman, ia pun dapat mengerti apa sebenarnya yang tengah dialami pemuda itu.

Kemarahannya yang besar itulah rupanya yang telah membuat Jiu Long bangkit. Inti kekuatan alam yang berada ditempat itu telah merasuk ke dalam tubuhnya. Kekuatan alam tadi telah menyebabkan 'Tenaga Sakti Penakluk Langit' yang dimilikinya menjadi berlipat ganda! Bahkan melewati takaran!

Jiu Long semakin ngeri ketika merasakan seluruh anggota tubuhnya bergerak-gerak sendiri. Kedua kakinya terasa ringan bagaikan tidak menyentuh tanah. Rupanya pemuda itu masih belum sadar kalau inti kekuatan Penakluk Langit telah merasuki tubuhnya. Sepasang mata Jiu Long yang semerah saga, tiba-tiba tertuju pada wajah brewok yang bertotol-totol hitam. Wajah Raja Iblis! Sejenak pemuda sakti ini terlupa akan keadaan dirinya. Kebencian dan kemurkaan menggelegak dalam dadanya.

Tanpa disadari didorongkan sepasang lengannya ke arah Raja Iblis. Dan....

Blarrr!

"Aaah...!" Luar biasa sekali akibat dorongan sepasang telapak tangan pemuda itu. Tanah di sekitar Puncak Gunung Agung Barat, Huà Shān bagaikan digoncang oleh gempa yang dahsyat! Untunglah Raja Iblis sempat menghindar.

Sehingga tanah bekas raja iblis itu berpijak, berlubang besar terhantam tenaga yang terlontar dari sepasang tangan pemuda itu.

"Gila...!" pekik Raja Iblis dengan wajah pucat. Kakek tinggi besar itu menggigit bibirnya. Keberaniannya terbang ketika melihat akibat yang ditimbulkan pukulan Jiu Long.

Gwangsin pun merasa ngeri melihat keadaan kekasihnya saat itu. Masih belum dimengerti, apa yang sebenarnya terjadi pada diri Jiu Long. Hatinya menjadi cemas. Cepat gadis itu bersembunyi di balik sebatang pohon besar ketika melihat akibat yang ditimbulkan pukulan kekasihnya itu.

Firasatnya mengatakan kalau saat itu Jiu Long tengah dalam keadaan separuh sadar, sehingga bisa jadi pemuda itu tidak mengenali dirinya.

"Heaaat...!" Jiu Long kembali berteriak mengguntur sambil mendorongkan kedua telapak tangannya ke arah Raja Iblis yang sudah mencabut sepasang kecernya.

Kakek iblis itu membentur-benturkan sepasang kecernya untuk membuyarkan pengaruh teriakan yang menggelegar menyakitkan telinga. Namun usahanya sia-sia. Tubuhnya terhuyung-huyung karena kekuatan teriakan yang dikeluarkan Jiu Long benar-benar luar biasa sekali. Kekuatan tenaga sakti Raja Iblis yang selama ini tidak ada tandingannya, menjadi tidak ada artinya bila dibandingkan kekuatan Jiu Long saat ini.

Blarrr!

"Uhhh...!"

Kraaakh...!

Empat batang pohon sebesar dua pelukan orang dewasa berderak roboh akibat hantaman Jiu Long yang tidak mengenai sasaran. Wajah Raja Iblis semakin memucat. Kegentaran mulai menguasai hatinya. Disadari kalau dirinya tidak akan mampu menandingi kekuatan pemuda itu saat ini.

Sepasang matanya mulai berkeliling mencari-cari jalan keluar untuk melarikan diri.

"Yeaaa...!"

Wusss!

Raja Iblis kembali melompat menghindari serangan Jiu Long yang tidak mungkin dapat dihalaunya. Pukulan bertenaga dahsyat itu kembali mengenai tempat kosong. Namun selagi tubuh kakek iblis itu melayang di udara, Jiu Long sudah mulai dapat meraba apa yang tengah terjadi pada dirinya. Kembali didorongkan telapak tangan kanannya ke arah kakek tinggi besar itu.

Desss!

"Aaa...!" Raja Iblis terlempar deras bagai sehelai laun kering. Tubuhnya terus menabrak dua batang pohon hingga tumbang seketika! Kakek iblis itu menjerit menyayat. Darah segar menyembur deras dari mulutnya. Setelah berkelojotan sesaat, tubuh kakek tinggi besar itu pun diam tak bergerak-gerak lagi. Raja Iblis tewas seketika dengan tulang dada remuk.

Meskipun lawannya telah tewas, namun Jiu Long masih terus mengumbar pukulannya. Tenaga sakti yang terus bergolak dalam tubuhnya masih belum dapat dikendalikan. Para tokoh persilatan, baik golongan putih maupun hitam bergegas meninggalkan tempat itu. Mereka tidak ingin menjadi sasaran pukulan maut yang dapat mengantarkan mereka ke akherat! Daerah sekitar Puncak Gunung Agung Barat, Huà Shān itu pun seketika menjadi porak-poranda bagaikan dilanda badai yang dahsyat!

"Hhh..., hhh...," setelah tenaganya terkuras habis, Jiu Long jatuh berlutut di atas rerumputan. Aliran tenaga sakti luar biasa itu telah terhenti. Peluh yang telah bercampur darah, membasahi sekujur tubuh pemuda itu. Tubuh Jiu Long bergetar hebat karena tiba-tiba saja hawa yang sangat dingin bergolak hebat dari bawah pusarnya. Pemuda itu menggigil kedinginan. Giginya bergemeletuk menahankan rasa dingin yang hebat.

"Kakak Jiu Long...!" tiba-tiba terdengar suara merdu memanggil namanya.

Gwangsin berlari memburu tubuh kekasihnya yang masih berlutut di atas rerumputan. Gadis yang kini telah berpakaian lengkap itu menubruk dan memeluk kekasihnya penuh kecemasan. "Kakak, kenapa tubuhmu begini dingin?" tanya Gwangsin cemas.

"Adik Gwangsin.., aku... Aku..., aaahhh...," Jiu Long terkulai pingsan dalam pelukan kekasihnya. Rupanya serangan hawa dingin akibat tenaga sakti yang melewati takaran itu tak sanggup ditahannya.

"Ah, Kakak... kasihan sekali kau...," rintih gadis itu terisak. Tanpa banyak cakap lagi, Gwangsin memondong tubuh pemuda pujaannya itu, dan bergegas meninggalkan Puncak Gunung Agung Barat, Huà Shān.

 

* * *

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Wahyu Mr
naga putih
goodnovel comment avatar
Turah Airawata
matinya raja iblis terlalu sederhana....dan lagi asyik2 baca....terkunci....
goodnovel comment avatar
Lagak Lumban Bati
asyiiik ceritanya, tapi bonusnya sedikit, jadi tanggung bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status