Xinxin dan Xiuying menghitung pendatang, jumlahnya mencapai seratus orang lebih. "Luar biasa jumlah sebanyak ini, jika terjadi kekacauan dalam perburuan binatang sakti bisa dibayangkan hiruk pikuknya. Pasti ramai dan seru," tukas Xinxin.
"Kamu belum melihat lelaki itu?" tanya Mayleen.
”Lelaki yang mana Putri, di sini banyak laki-laki, hampir semuanya laki-laki, aku tidak tahu yang mana yang dimaksud tuan Putri," goda Xinxin.
"Xinxin, kau tahu siapa yang kumaksud, dia sudah datang, belum?"
Xinxin tak berani menggoda lagi. "Belum, aku belum melihatnya. Tetapi tunggu dulu, oh itu dia, dia datang bersama seorang gadis."
Dari bawah lereng gunung tampak Jiu Long berlari kencang, tangannya menggandeng Hwang Mi Hee. Keduanya seperti terbang. Jiu Long tidak melihat Xinxin dan Xiuying yang berada di beranda rumah di pinggir jalan. Jiu Long memang sangat bergegas, khawatir terlambat.
Dari jendela rumah Mayleen melihat Jiu Long. "Kurangajar, dia m
Jiu Long senang menemukan Mayleen namun ia harus mengelak dari serangan bor maut. Saat yang sama Xinxin dan Xiuying menyerang Hwang Mi Hee. Dua pembantu ini mengira ilmu Hwang Mi Hee sama hebat dengan Jiu Long. Karenanya mereka menyerang bersamaan dengan jurus paling handal. Tetapi mereka keliru, ilmu Hwang Mi Hee tidak sehebat perkiraan.Hwang Mi Hee berupaya mengelak dan membalas menyerang dengan pukulan keras Naga Emas Pamungkas. Tetapi menghadapi seorang Xinxin saja mungkin Hwang Mi Hee tidak ungkulan, apalagi ditambah keroyokan Xiuying. Dalam lima jurus, Hwang Mi Hee sudah kelabakan. Jiu Long melihat Hwang Mi Hee terancam. Khawatir Hwang Mi Hee luka, Jiu Long berniat menerjang dua pembantu itu. Tetapi mana mau Mayleen melepas Jiu Long. Dia menyerang gencar."Hayo, keluarkan jurusmu yang paling hebat, jika tidak, nyawamu akan hilang percuma," seru Mayleen yang tampak sangat marah."Kamu ini galak sekali, sedikit-sedikit mengancam membunuh aku, kamu
Saat itu Mayleen sedang kesal, cemburu melihat Jiu Long menggandeng Hwang Mi Hee yang cantik. Tetapi keduanya terus bercakap sambil tarung. Dalam duapuluh jurus tampak keduanya seperti berlatih, serangan memang ganas tapi saat kritis serangan ditahan. Mereka tak mau saling melukai."Kamu tega mempermainkan aku, Fei Hung, kamu jahat. Apakah kamu lupa malam itu di desa Guandong, kamu mengatakan mencintaiku." Mayleen makin kesal melihat Jiu Long sering melirik Hwang Mi Hee. Padahal Jiu Long hanya tak mau Hwang Mi Hee celaka, ia takut dua pembantu Mayleen menurunkan tangan jahat"Aku tidak mempermainkan kamu, aku mencintaimu, buru- buru aku mengejarmu kemari karena tak tahan menahan rindu."Mayleen gembira, dia tersenyum, "Benarkah, kamu merindukan aku?" Keduanya terus bertempur, seperti sedang berlatih.Hal ini tidak luput dari lirikan Xinxin, Xiuying dan Hwang Mi Hee. Gadis Partai Naga Emas ini bergumam, "Rupanya mereka sudah saling mengenal."Meliha
Yun Ching melanjutkan dengan suara yang cukup keras, ada warna jumawa dalam suaranya. "Jiu Long, sudah suratan Dewa kita harus tarung mati atau hidup, kamu juga punya dosa padaku. Tidak ada tempat di bumi ini bagi kamu. Bersiaplah ke neraka menemui isteri pelacurmu itu."Jiu Long tertawa sinis. "Jangan marah, tenang saja," katanya dalam hati "Semakin tenang, semakin kamu bisa menguasai angin, menunggang angin dan menjadi angin."Sekonyong-konyong Mayleen menyela di antara dua pendekar itu. Dia mendekat, berhadap-hadapan, menantang mata Jiu Long. "Kamu ini Jiu Long? Mengapa kamu membohongi aku? Mengapa kamu tidak mengaku dirimu sebenarnya Jiu Long."Meskipun kata-kata Mayleen diucapkan perlahan, namun telinga Yun Ching yang peka mendengarnya. "Betul nona, Jiu Long ini pembohong, sudah banyak gadis yang dia nodai, dulu calon istriku pun dia rebut dan bawa kabur, dia memang pantas mati"Mayleen menoleh. Dia kesal dan marah mendengar Jiu Long punya banyak per
Yun Ching jengkel, tangannya mengibas. "Persetan perempuan asing." Maksudnya membuat Mayleen terpental. Tetapi dia kecele. Mayleen membalas dengan tamparan selendang. Yun Ching terkejut, gesit ia menghindar. Ia lolos tetapi dipaksa mundur satu langkah.Jiu Long memegang lengan Mayleen, berbisik dengan nada halus dan rendah. "Mayleen, maafkan aku, jika aku mengatakan terus terang siapa aku, kamu pasti akan memusuhi aku, dan itu aku tidak mau. Karena aku mencintaimu sejak pertama memandangmu. Dan setelah malam itu, kamu sudah menjadi isteriku, aku makin mencintaimu. Sekarang kamu mundur dulu, aku mau tarung. Urusan itu nanti aku minta maaf padamu."Mayleen menatap mata Jiu Long. Dari sinar matanya memancar rasa khawatir dan ragu. "Urusanmu dengan aku akan kita bereskan nanti, tetapi sekarang ini apakah kau memerlukan bantuanku?"Lelaki itu menggeleng. "Aku bisa hadapi orang ini, kamu hati-hati dan waspada, di sekitarmu banyak orang licik dan jahat"Sambil m
Jiu Long mengangkat tangannya. "Tunggu dulu Jaranan, aku ketua Partai Naga Emas, kamu ketua Naga Hitam, kita tarung sampai mati. Tak boleh ada yang lari, semua orang menjadi saksi, kau berani?""Aku memang mencari kesempatan seperti hari ini, bagus, tidak boleh ada yang lari. Terimalah kematianmu, anak sundal."Yun Ching mengerahkan tenaga Naga Hitam Kelam tingkat tujuh, suara otot dan tulangnya terdengar gemeretak, wajahnya merah berganti hijau. Dia menyerang dengan pukulan kiri, disusul cengkeraman tangan kanan. Hebatnya justru cengkeraman kanan yang sampai duluan ke sasaran. Pukulan itu membawa bau anyir dan bacin. Tadi sebelum Yun Ching menyerang, Jiu Long sudah membebaskan diri dari semua ikatan, tubuhnya jadi ringan, serasa terbang di atas angin. Pikirannya bebas, tak ada rasa marah, tak ada rasa takut. Ia merasa merdeka. Ia tidak perlu menggunakan jurus untuk menghindari serangan lawan. Dia hanya mengelak begitu saja sehingga pukulan Yun Ching menerpa r
Saat itu juga pikiran Jiu Long mengatakan itu bukan Gwangsin. Dia itu musuh yang memukulnya, pukulan yang akan membunuhnya. Pikirannya mengatakan dia harus mengelak dengan menjadi awan. "jadilah awan, biarkan dirimu digiring angin ke mana pun." Apa yang dipikirkan langsung diikuti gerakan karena pikiran dan gerakan Jiu Long sudah menyatu.Saat berikut Mayleen merasa lega, melihat Jiu Long tidak lagi memijak bumi. Semuanya berlangsung dalam sesaat. Dalam sekejap mata terjadi perubahan. Pukulan Yun Ching nyaris menyentuh dada Jiu Long, sepersekian jengkal dari kulit dada. Saat itu juga Jiu Long memutar tubuh ke kiri, membiarkan pukulan Yun Ching lewat di sisi. Sambil tangan kirinya membuat lingkaran besar dari atas ke bawah, memukul tangan lawan.Terdengar suara tulang patah. Jiu Long bergerak terus. Ia memutar tubuh sehingga posisinya berada di samping Yun Ching. Tangan kanannya menghantam punggung Yun Ching. Terdengar jeritan seram, Yun Ching terlempar. Tangan dan pung
Mereka tak pernah berpikir, bahwa dalam keadaan Yun Ching unggul, hanya dalam sekejap mata keadaan bisa berubah. Dari menang, bisa kalah bahkan Yun Ching kena hantam begitu telak. Teman-teman Yun Ching lainnya, ikut bereaksi macam-macam. Ma Teng tidak bergerak, dia memegang erat tangan Panglima Yu Ku, ketua Sinelir. "Jangan! Kita bersabar dulu, lihat situasi."Tidak demikian dengan semua rekannya, tujuh pendekar langsung meluruk menyerang Jiu Long bersamaan dengan empat murid Naga Hitam. Jumlahnya sebelas orang. Pendekar Jiaozhi bersama dua adiknya menyerang dengan senjata cambuk berujung logam tajam. Si Belut Putih dengan tangan kosong. Nenek kembar Shuwan dan Xia He, dengan ilmu tampar dan jurus pedang bersatu-padu. Bayangan Hantu, bersenjata pedang.Mereka merencanakan sejak awal. Tujuh pendekar bersama Ma Teng dan berserta empat murid Naga Hitam bertugas menyerang Jiu Long. Jika pendukung Jiu Long membantu, akan diladeni oleh Quon dan To Mu serta Sinelir dan pungga
Terdengar suara desah Jiu Long, pelan tetapi jelas di telinga semua orang. "Terimakasih, tetapi biar aku sendiri menyelesaikan urusan ini, mereka pantas mati karena punya niatan buruk terhadap Partai Naga Emas." Mayleen, Tian Shan, Diaochan kembali ke tempat berdiri. Permintaan Jiu Long menjelaskan bahwa dia sendiri sanggup mengatasi keroyokan lawan. Saat itu Jiu Long sedang berada di puncak pagelaran ilmu, pikiran dan tubuh menyatu secara utuh. Tidak semua serangan datang bersamaan. Tiga murid Naga Hitam Chyou, Haocun dan Aiguo paling depan, serangan kilat menggunakan jurus Naga Hitam Kelam tingkat empat. Jiu Long sedang merasakan kemerdekaan tubuh dan pikiran. Matanya tajam bagai mata elang, menangkap semua gerak lawan. Sulit dipercaya, Jiu Long mengelak dan menangkis sambil menyerang balik. Apabila tadi ia bergerak lamban tetapi justru lebih cepat dari gerak lawan, kini gerakannya sangat cepat. Bersikap seperti awan yang mengikuti angin, kemudian menyeran