Share

JILID 28 | SYAIRNYA BERBEDA

”Hebat ilmu pendekar itu, kami berdua terdesak hebat Nyawa kami sudah di ujung rambut. Mendadak datang pendekar penolong itu. Keduanya kemudian terlibat tarung, sungguh perkelahian pendekar kelas utama. Sebelum dan sesudahnya aku tak pernah melihat ada pertarungan tingkat tinggi seperti itu lagi. Tidak sampai limapuluh jurus penolong itu sudah menghajar pendekar Takadagawe muntah darah. Pendekar penolong kemudian seperti terbang melayang pergi membawa serta Kaisar lolos dari kepungan lawan. Dia berlalu sambil mendendangkan Syair Penakluk Langit itu.”

”Syairnya sama, guru ?”

”Syairnya sama persis. Hanya ada satu bait awal yang dinyanyikan pendekar penolong tetapi yang tidak dilantunkan si syair Maut tadi malam. Syair itu sangat terkenal pada masa itu. Tetapi belakangan, setelah duapuluh lima tahun berlalu, orang mulai lupa. Lengkapnya begini,

“Aku datang dari balik kabut hitam

Aku mengarungi samudera darah

Akulah sang pengembara

Melenggang ke Barat, Meluruk ke Timur,

Merangsak ke Utara
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status