Hutan rimba di kaki Gunung Jiuhua masih berselimut kabut tebal. Suasana sepi dan lengang. Tak ada tanda-tanda kehidupan selain kicau burung dan kokok ayam jantan. Pagi itu udara bersih, berembun dan dingin. Dari kerimbunan hutan muncul dua lelaki berlari pesat menguak kabut. Keduanya berhenti di lapangan luas yang ditumbuhi ilalang setinggi dada. Keduanya saling pandang.
"Apa benar ini tempatnya?" Lelaki jangkung berkumis lebat memecah kesunyian pagi.
"Tak salah lagi, ini Lembah Bunga, mungkin kita baru sampai di tapal batas," sahut temannya yang bertubuh pendek gemuk
Lelaki jangkung itu, menghela napas panjang, memenuhi parunya dengan udara bersih pegunungan. Ia berseru, lantang dan keras. "Kami utusan istana Kaisar Giok Timur, ingin bertemu Penguasa Cantik dari Lembah Bunga, Nyonya Jia Li."
Suara ini mengumandang jauh, berulang-ulang dipantulkan gema. Pertanda tenaga dalam si jangkung ini cukup berbobot.
Belum juga gema suara ini lenyap, terdenga
"Oh sama sekali tidak. Tak ada maksud kami pamer kepandaian di Lembah Bunga yang ketuanya begitu kesohor, cantik dan berilmu tinggi. Tetapi kami juga bukan sembarang orang, kami diutus istana Kaisar Giok Timur, Paduka Kaisar Giok Timur memberi pesan penting untuk ketua Lembah Bunga"Sekonyong-konyong lelaki berbaju putih menerkam dengan dua tangan terpentang. Gaya menyerang yang unik. Menyerang ganas tetapi dengan membiarkan pertahanan sendiri terbuka. Jarak yang dua tongkat itu bukan rintangan baginya. Desir angin tajam menerpa kedua tamu yang tak pernah menyangka ada aturan main macam itu.Serangan unik itu berubah di tengah jalan. Dari posisi tangan terbentang berganti menekuk tangan di depan dada kemudian menjotos lurus ke dada lawan. Pada saat berbarengan tangan larinya mencakar wajah lawan disusul tendangan lurus mengarah selangkangan lawan. Sasarannya adalah si jangkung.Lelaki jangkung ini terkejut sesaat. Ia bergerak cepat. Tanpa menggeser kuda-kudanya,
Tetapi ia tertipu. Jurus aneh lelaki baju putih tidak putus di situ saja. Tendangan potong tadi cuma pancingan. Begitu si gemuk menghindar, si baju putih melakukan gerak putar sambil menekuk tubuh dilanjutkan dengan tendangan mengarah leher. Itu belum semua. Dari posisi setengah jungkir tangannya mengirim pukulan keras ke selangkangan lawan.Tamu gemuk itu terkejut. Serangan lawan tak mungkin dihindari kecuali melempar diri ke belakang. Dan memang ia berhasil lolos, namun tetap saja ia merasa malu. Pertarungan sudah usai. Dua tamu Dinasti Giok Timur merasa kagum. Hebat kepandaian lelaki baju putih itu. Sekali serang ia melepas enam pukulan berantai, serba cepat.Lelaki jangkung merangkapkan dua tangannya di dada. Ia memberi hormat "Hebat Jurus Lembah Bunga bukan nama kosong. Tetapi belum cukup untuk menakuti-nakuti utusan istana Kaisar Giok Timur."Tampak ia mendongkol namun bicaranya terputus. Ia melihat dua perempuan baju putih berdiri tak jauh dari tempat per
Hari itu, sepuluh hari setelah kematian Jen Ting, seperti biasa, Hwang Mi Hee menyediakan makan siang untuk Jiu Long. Selesai keduanya bersantap, Hwang Mi Hee dengan manja merebahkan diri di pangkuan sang ketua. Hubungan dua insan itu makin intim seperti layaknya suami isteri."Hwang Mi Hee, aku merasa tidak pantas menjadikan kamu sebagai pelampiasan nafsu birahi dan rasa rindu akan isteriku."Gadis itu menyentuh bibir Jiu Long dengan jari. "Kak, jangan sebut itu lagi, sudah aku katakan, aku bersedia dan rela menjadi pelayanmu. Aku tahu, kau masih mencintai Gwangsin, masih merindukan dia, sering di malam hari kau memanggil namanya. Kau juga belum bisa melupakan bibi Jen Ting, dan mungkin dalam waktu dekat ini kamu sulit mencintai perempuan lain, aku bisa mengerti Dan aku tak peduli."Hwang Mi Hee memegang tangan Jiu Long, menciumi tangan itu. "Kakak Jiu Long, yang penting bagiku, kau telah berjanji, membolehkan aku tetap melayanimu sebagai pelayan. Itu saja aku
Jiu Long terharu Dia memeluk dan mencium Hwang Mi Hee. "Jen Ting telah membawa mati cintaku, Gwangsin membawa lari cintaku, sementara ini aku memang tak mungkin mencintai perempuan lain. Aku minla maaf, Mi Hee."Tidak mungkin Jiu Long bisa merahasiakan hubungannya dengan Hwang Mi Hee karena sehari-hari gadis itu berada di dalam biliknya. Hanya berdua, terkadang sepanjang malam. Sebelum timbul gunjingan, maka Jiu Long menceritakan hubungan itu kepada Yu Jin dan Liu Xing. Dua tokoh sepuh itu tersenyum gembira dan merestui hubungan mereka. Begitu juga Satrung. Tiga orang itu sadar sepenuhnya, bahwa kehadiran Hwang Mi Hee pada saat di mana Jiu Long memerlukan seorang perempuan telah banyak menolong lelaki itu. Yu Jin menegaskan kepada Liu Xing dan Satrung bahwa Hwang Mi Hee telah menyelamatkan ketua Partai Naga Emas dari kegoncangan batin. Gadis itu hadir dengan cintanya yang tulus dan hangat telah menarik Jiu Long keluar dari lamunan yang berkepanjangan. Hwang Mi Hee tak pernah
Dia yakin Yun Ching sedang memperdalam ilmu andalannya Naga Hitam Kelam. Dan pada saatnya nanti, suatu hari kapan dan di mana, pertarungan mati hidup dia dengan Yun Ching pasti terjadi. Hutang nyawa Jen Ting, harus ditagih sekaligus dengan bunganya.Seringkali ia mengingat pengalamannya berdua dan bercinta dengan Jen Ting, pada saat dimana Hwang Mi Hee tidak berada di sampingnya. Jiu Long sering tersenyum mengingat perkenalan pertama dengan Jen Ting. Dia teringat air terjun di lereng gunung Tai. Di tempat itulah pertama kali dia jumpa Jen Ting. Waktu itu mereka berkenalan menggunakan nama samaran, Fei Hung, dan Meishin. Itulah awal perjalanan cinta yang begitu indah.Rindu kepada Jen Ting dan Gwangsin sering mengganggunya meskipun Hwang Mi Hee berada di sampingnya. Malam itu, Jiu Long merindukan Gwangsin dan Jen Ting. Ia memeluk, menciumi Hwang Mi Hee. Bercinta dengan gadis muda itu, sambil membayangkan dua isterinya. Ia membayangkan Gwangsin yang begitu
Pembicaraan menyinggung misteri tenaga Angin Es dan Api. Dia menjelaskan semua proses munculnya tenaga Angin Es dan Api secara utuh dan sempurna itu. Dia bertanya-tanya, kenapa hanya dalam keadaan kritis, tenaga itu muncul. Bagaimana jika dalam situasi kritis tetapi tenaga itu tidak muncul."Sebenarnya kamu tak perlu terlalu risau. Tenaga Angin Es dan Api yang kau miliki, meski tidak keluar secara sempurna, tetapi itu sudah lebih dari cukup menjadikan kamu sulit dicari tandingannya."Jiu Long tidak setuju kesimpulan Liu Xing. Dia meyakinkan guru dan paman gurunya itu, Yun Ching dengan Naga Hitam Kelam bakal menjadi lawan yang sangat berbahaya bagi Partai Naga Emas. Ilmunya yang tinggi, kebencian dan dendamnya yang menggunung terhadap Partai Naga Emas, membuat Yun Ching akan membunuh siapa saja murid Partai Naga Emas yang ditemuinya. Tidak menutup kemungkinan dia akan mempersiapkan siasat untuk menghancurkan Partai Naga Emas.
"Guru dan paman perlu tahu, ketika aku melihat Jen Ting terkena pukulan Yun Ching, saat itu spontan tenaga Angin Es dan Api muncul secara sempurna dan utuh. Saat itulah aku memukul Yun Ching, dia menangkis. Dia terlempar ke belakang atau melempar diri ke belakang, tetapi yang pasti tenaganya sangat besar. Dia bisa menangkis pukulanku. Ia muntah darah, tetapi ia masih punya tenaga. Jadi aku yakin ia tidak terluka parah. Jika aku menyerang terus, mungkin aku bisa membunuhnya atau paling sedikit membuat dia terluka parah, tetapi saat itu aku memilih menolong Jen Ting, sehingga pengkhianat itu lolos. Paman tahu, sebelum dia pergi, dia mengancam bahwa saat itu dia baru berada di tingkat lima Naga Hitam Kelam, dia berjanji akan menembus tingkat tujuh untuk adu jiwa denganku.""Menurutmu, ilmu pengkhianat itu bakal semakin tangguh dan dahsyat, bahkan mungkin sulit bagimu untuk menandinginya. Nah, jika kau sendiri tidak bisa menandingi dia, apalagi dengan kita dan s
Jiu Long masih ingat kata-kata Jen Ting menjelang ajalnya. Pukulan Yun Ching telah menghancurkan tubuh bagian dalam. Tak ada bekas di bagian luar tubuh, sebab yang rusak adalah tubuh bagian dalam. Rahimnya terluka, janin dalam rahim mati seketika. Ilmu yang ganas. Pukulan itu baru tingkat lima. Menurut Yu Jin, jurus Naga Hitam Kelam tingkat tujuh jauh lebih ganas, tak cuma dahsyatm, tenaganya juga mengandung sihir dan racun.Jiu Long sadar jatuh bangun Partai Naga Emas kini tergantung pada dirinya. Pada saatnya nanti akan terjadi pertarungan lawan Yun Ching. Jika belum menemukan cara mengatasi jurus ganas Naga Hitam Kelam, sama artinya dengan kemenangan di pihak Yun Ching. Dan itu berarti kematian bagi Jiu Long.Jika itu yang terjadi, maka tidak cuma hutang darah Jen Ting tidak terbayar melainkan juga kehancuran bagi Partai Naga Emas. Jika Jiu Long kalah dan mati, maka tak ada lagi orang Partai Naga Emas yang mampu menandingi Yun Ching. Itu alamat buruk. Karen
Perempuan itu tampak cantik luar biasa, mataya berbinar- binar dan mulutnya merah merekah. Jiu Long tiba-tiba saja bergairah, ia memberi isyarat pada isterinya. Mayleen menggeleng. "Tak lama lagi kamu sudah harus bertarung, mana sempat lagi. Jiu Long kamu harus bertarung sungguh-sungguh supaya ibu bisa menetap bersama kita, kamu harus menang.""Kamu membela siapa, ayahmu atau suamimu?""Aku membela kamu suamiku, sebab jika kamu menang, aku tidak perlu pulang ke Himalaya selama-lamanya dan ibu bisa menemani kita sampai aku dan Gwangsin melahirkan. Kamu tahu Jiu Long, terkadang aku takut memikirkan saat melahirkan nanti, pasti sakit. Aku akan bahagia jika ibu ada di sampingku. Makanya kamu harus menang."Tidak lama berselang senja pun tiba. Seluruh anggota keluarga hadir, nonton di tepian danau. Tak seorang pun ketinggalan, termasuk Gan Nung, Gan Ning dan keluarga serta murid Partai Naga Emas.Yudistira melangkah santai di atas permukaan danau. Kakinya mela
"Boleh saja. Tetapi ada syaratnya. Kamu harus bisa mengalahkan aku dalam pertarungan seru, bagaimana bagus kan syaratnya?"Jiu Long terkejut, apalagi Mayleen. Keduanya berdiri dan memandang dua orangtua itu. "Ayah, apakah aku tidak salah dengar?"Yudistira menjelaskan pertarungan tersebut merupakan bagian dari janjinya pada ayahnya, pendekar Himalaya, Takadagawe. Bagaimanapun juga janji itu harus disempurnakan."Kamu mewakili kakek gurumu, Sun Jian dan aku mewakili ayahku, Takadagawe. Kita tarung, jika kamu menang maka aku akan menetap di sini bersama istriku sampai Mayleen dan Gwangsin melahirkan. Jika aku menang, aku akan tentukan apa yang kumau dan kamu sekeluarga tak boleh ingkar. Aku pikir ini cukup adil.""Tidak bisa begitu, bagaimana mungkin aku harus tarung melawan ayah mertua sendiri, tidak mungkin.""Kamu tidak bisa menghindar, Jiu Long. Ini bagian dari hidup yang sudah kamu jalani, dan bagian dari hidupku juga. Kita bertarung hanya sebat
Mendadak saja muncul Yudistira dan Satyawati "Ada kejadian apa? Siapa dua gadis cantik ini?" tanya Satyawati sambil mengamati Hwang Mi Hee dan Jia Li. "Oh kalau kamu, aku pernah melihatmu di Putuo," sambil ia menunjuk Hwang Mi Hee.Jiu Long diam serba salah. Jia Li yang lugu dan berani, menjawab meski sedikit malu-malu, "Kami adalah selir kak Jiu Long."Satyawati terkejut, menutup mulutnya dengan tangan. Tetapi sebelum ibu dan ayahnya mengucap sepatah kata, Mayleen berkata dalam bahasa Himalaya. "Ayah, ibu, aku setuju suamiku mengambil selir. Aku dan Gwangsin berdua tidak mampu melayaninya. Ayah tahu hampir setiap malam bahkan siang juga, suamiku maunya bercinta. Lagipula Jiu Long, Gwangsin dan aku sudah memberitahu mereka, kami berdua adalah isteri sedang mereka berdua hanya selir atau pembantu. Apalagi sekarang aku dan Gwangsin sedang hamil, sudah tentu kami bagaikan permaisuri yang harus dilayani. Sekarang ibu dan ayah mengerti?"Satyawati mengiyakan. "Kamu c
Jiu Long berdiri dan menghampiri. Ia memberi hormat dengan menyentuh ujung kaki ayah mertuanya. Yudistira tertawa. Satyawati berdiri di sampingnya ikut tertawa. "Entah sudah berapa kali ia tertawa hari ini, perubahan yang luar biasa," gumam isterinya dalam hati.Sebelah tangan Yudistira memeluk Mayleen, tangan lainnya merangkul Jiu Long. Suara Mayleen terdengar riang, "Ayah, apakah suamiku sudah boleh Memanggil ayah mertua kepadamu?"Yudistira tertawa. "Jiu Long, pergilah memberi hormat pada ibu mertua dan kakak-kakak iparmu"Setelah memberi hormat dan menyalami keluarga isterinya, Jiu Long menghampiri isterinya. Mayleen melompat dan merangkul suaminya. "Aku bahagia sekarang, semua beres. Tak ada lagi ganjalan dalam hatiku, tak ada gundah, tak ada ketakutan, semua sudah selesai dan sesuai keinginanku." Suara Mayleen mesra. Kemudian dia lari menghambur memeluk Gwangsin. "Terimakasih kakak, kamu sudah banyak membantu aku."Keluarga besar itu berangkat kemba
Yudistira berkata dingin, "Kamu pintar bicara, apakah kamu sungguh-sungguh mau berkorban jiwa untuk isterimu?""Aku bersungguh-sungguh, aku tak akan melawan, seharusnya aku bunuh diri tetapi aku enggan melakukan perbuatan kaum pengecut. Aku bukan pengecut, aku laki-laki sejati. Inilah jalan yang kupilih, sebagai tanda cintaku kepada putrimu. Tetapi sebagai permohonan terakhir aku minta isteriku dibebaskan dari hukuman, sayangilah dia, cintailah dia." Jiu Long tersenyum pahit.Satyawati dan seluruh keluarga diam terpaku. Keringat dingin. Yudistira menoleh pada putrinya."Kamu mau bicara, bicaralah."Perempuan itu duduk bersanding suaminya, dia merangkul erat lengan suaminya. "Ayah, ibu dan kakak juga kakak ipar, aku ibarat Xionglue yang mencintai suaminya tanpa pamrih. Dalam hidup ini hanya satu kali aku dipilih dan memilih. Aku sudah tentukan pilihanku, dan aku tidak akan bergeser dari pilihanku. Jadi jika ayah membunuh suamiku, maka harus membunuh aku ju
Yudistira mendengar semua perkataan Jiu Long, ia tak begitu heran. Sesungguhnya dia tak pernah mengira Jiu Long bisa mengalahkan Wasudeva. Bukankah tadi, beberapa pukulan Wasudeva telak menerpa tubuhnya. Dia masih terpukau dengan jurus yang dimainkan Jiu Long, jurus yang mampu menciptakan pusaran angin topan dingin dan yang terasa sampai radius beberapa tongkat.Ayah Mayleen ini merasa kagum "Ilmu anak muda ini biasa saja, tetapi tenaga dalamnya sudah mencapai tingkat kelas utama. Bagaimana mungkin seorang yang masih muda bisa memiliki tenaga dalam setinggi itu. Waktu aku seusia dia, tenaga dalamku tak sehebat dia," katanya dalam hati.Pada waktu itu, sang nakhoda perahu menghampiri Mayleen yang masih duduk di sisi suaminya. Ia membungkuk memberi hormat."Nona yang mulia, kami sudah terdesak waktu, harus berangkai secepatnya demi menghindari angin topan di laut dekat Malaka. Jika tidak berangkat hari ini, kami harus menunda tujuh hari dan semua pedagang ini akan
Memang benar adanya, pikiran Jiu Long terganggu. Beberapa jurus berikutnya, dua pukulan menerpa dada dan pundaknya. Wasudeva berteriak, "Mampus kamu" Wasudeva menambah bobot serangan sambil berkata tajam, "Mayleen akan kupaksa melahirkan anak-anakku, ia kuperkosa dengan kasar setiap hari, tak pernah berhenti dan kamu akan menyaksikan itu dari dalam kuburanmu" Teringat akan sifat angin yang bisa melenyapkan suara apa saja, Jiu Long sadar bahwa dia tidak boleh membiarkan tenaga suara lawan mengganggunya. Dia kemudian meredam suara keras di telinganya dengan mendengarkan desir angin sepoi, "dengarlah suara angin, suara keindahan alam, suara dari alam kemerdekaan."Dia berhasil menetralisir tekanan dan magis sihir suara lawannya. Meskipun demikian dia tetap menangkap kata-kata tajam Wasudeva yang menghina isterinya. Ungkapan jorok dan kasar lawannya itu telah mendorong amarahnya melewati puncak kesabaran.Dalam marahnya secara spontan Jiu Long memutar tubuh bagai gasing, g
"Terimakasih atas kemurahan hati paduka tuan, hamba yang rendah hanya butuh sedikit waktu untuk menghilangkan capek." Dia kemudian memainkan empat posisi semadi Angin Es dan Api. Dalam sekejap, uap tipis melayang di atas kepalanya. Hanya dalam waktu yang sangat singkat Jiu Long sudah siap. "Pendekar Wasudeva yang terhormat, silahkan tuan memilih tempat pertarungan."Tenaga dalam Jiu Long sudah pulih seperti sediakala. Ia tidak terluka parah. Hanya kena guncangan yang tidak terlalu berbahaya. Ketika pukulan menerpa pundaknya, saat itu juga tenaga Angin Es dan Api yang melapisi tubuh Jiu Long telah memunahkan sebagian besar pukulan lawan. Itu sebab dia hanya butuh sedikit waktu untuk memulihkan diri.Tadi ketika darah menetes dari ujung mulut Jiu Long, tangan Mayleen dingin, basah dan berkeringat. Sekarang wanita cantik itu tampak tenang, dia percaya kekasihnya akan menyelesaikan kemelut persoalan keluarganya.Yudistira merasa heran bercampur kag
Jiu Long terkesiap. Jurus lawan itu aneh, pukulan yang mengarah ke kiri mendadak bisa berubah ke kanan, atas menjadi bawah dan sebaliknya. Saat itu Jiu Long masih dalam pemulihan tenaga. Ia bergerak pesat, mengelak jika tahu diri terancam, merunduk dan melompat untuk menghindar, geraknya tidak leluasa karena tenaganya belum pulih. Tendangan Wasudeva menerpa pahanya dan jiwanya kini terancam jurus lawan yang mengarah titik kematian. Dia teringat pesan Sepuh, "jika terdesak, tangkis dan balas menyerang. Jangan bertahan, karena menyerang adalah lebih menguntungkan."Dan Jiu Long tak lagi mengelak, ia balas menyerang. Serangan lawan dibalas serangan. Jiu Long bergerak bagai pusaran, tangan membuat lingkaran, tubuhnya ikut berputar seperti gaya menari.Tujuh kali terdengar bentrokan tangan. Wasudeva merasa pukulannya membentur tembok yang bersifat membal. Dia heran bagaimana mungkin seorang yang sudah terluka tenaga dalamnya masih punya tenaga sehebat itu. Hal ini membuat d