Pada sisa-sisa energinya, Banteng Merah itu mengabaikan Hu Lunmei yang sudah jatuh dibawah tawanan ahli Ras Sayap Hitam. Dia tidak punya cara untuk menyelamatkannya. Dia hanya bisa menyelamatkannya jika dia bisa keluar dari situasi ini dan memberitahu Ras Rubah Putih atas apa yang terjadi pada tuan putri mereka.Banteng Merah itu akhirnya bertarung dengan segenap kekuatannya yang tersisa sambil melarikan diri menuju hutan yang mengarah ke Pegunungan Seratus Binatang, tetapi dia sudah mencapai batasnya. Jika ini terus berlanjut, dia pasti akan mati sebelum bisa pergi jauh.“Brengsek! Jangan paksa aku atau aku akan benar-benar akan membawamu mati bersamaku!” ancam Banteng Merah itu dengan gugup.Bang! Bang! Bang!Kedua ahli Sayap Hitam itu tidak mengatakan apa-apa dan terus menyerang tanpa henti, meninggalkan banyak luka di tubuh Banteng Merah itu.Banteng Merah itu benar-benar tidak berdaya. Bahkan jika dia mengkonsumsi Cairan Kehidupan Bintang sekarang, dia tidak akan bisa membalikkan
Setelah waktu yang tidak diketahui berlalu, Banteng Merah itu menyerbu ke dalam hutan dan menarik auranya. Dia juga kembali ke bentuk manusianya dan mengkonsumsi herbal tertentu untuk memulihkan luka-lukanya.Banteng Merah itu merasa telah lolos dari bahaya yang mengancamnya. Karena dia tidak bisa merasakan ada orang yang mengejarnya, dia akhirnya bisa mengambil napas.Tepat ketika dia akan memasuki meditasinya, sebuah suara terdengar dari belakang, “Hei, bukankah agak tidak pantas bagimu untuk meninggalkan penyelamatmu seperti ini, kan?”“S-siapa k-kau?” Banteng Merah itu tersentak dan hampir jatuh ke tanah karena ketakutan.Banteng Merah itu merasa yakin bahwa orang yang telah menyelamatkannya sebelumnya terlalu kuat. Jika orang itu benar-benar ingin menyerangnya, dirinya akan mati sekarang.“Aku baru saja membantumu dan kau bertanya siapa aku?” jawab Xiao Chen sambil memutar matanya.Banteng Merah itu menelan ludah dan berkata, “Pa-pahlawanku, apa yang engkau inginkan? Jika menging
Xiao Chen bisa mendengar suara pekikan keledai itu, tetapi yang membuatnya heran adalah suara derap kaki kuda. Selama ini, Xiao Chen sama sekali tidak pernah melihat langkah kaki keledai dapat menghasilkan derap seperti itu.“Apakah itu Zha Shu? Atau apakah itu orang lain yang sedang menunggang kuda dan kebetulan memiliki seekor keledai juga?” Xiao Chen bertanya-tanya pada dirinya sendiri saat dia bersikap waspada dan menyebarkan inderanya ke segala arah untuk mendeteksi kemungkinan serangan mendadak.Ketika inderanya menangkap adanya pergerakan tidak terlalu jauh, Xiao Chen bisa melihat seekor keledai sedang berlari di belakang seekor kuda yang membawa seseorang di punggungnya. Itu sangat aneh karena sepertinya orang itu sedang dalam keadaan tak sadarkan diri.“Apa yang terjadi dengan mereka?” tanya Xiao Chen tampak keheranan. Tapi tepat ketika dia akan menyudahi pemindaiannya, dia merasakan ada sekelompok yang mengejar mereka tidak terlalu jauh.“Mereka?” Xiao Chen terkejut. Itu kar
Ye Hou adalah pemimpin muda Ras Banteng Merah, dia memiliki pengetahuan yang mumpuni dalam beberapa aspek termasuk keberadaan berbagai ras yang ada. Jadi, tidak mengherankan jika dia mengetahui asal kuda hitam itu dari ciri fisik dan beberapa ciri lain yang seharusnya tidak dimiliki oleh kuda biasa.Kuda Naga sendiri merupakan spesies kuda paling unggul yang berada di puncak segala jenis kuda. Namun, sejak zaman kuno, Kuda Naga diketahui telah punah. Jadi, sangat mengherankan jika masih akan ditemui salah satunya di tempat seperti ini.Dan walau ciri fisik Kuda Naga agak berbeda dari kuda biasa, tetapi penampilan kuda hitam ini terlihat hampir sama saja dengan kuda lainnya. Yang membedakannya hanya warna kulitnya yang agak lebih gelap dengan ekor yang lebih panjang. Selain itu, kedua matanya agak lebih besar dan lebih hitam dari kuda biasa lain jika diperhatikan lebih baik.Ye Hou telah lama mengetahui tentang asal-usul dari Kuda Naga dari leluhur Ras Banteng Merah. Itu berasal dari l
Xiao Chen dan lainnya memasuki sebuah pegunungan yang benar-benar berbeda dari yang pernah dia masuki sebelumnya. Dengan kuda hitam itu sebagai penunjuk jalan, mereka berjalan dengan langkah ringan tetapi masih penuh kehati-hatian.Di sepanjang mata memandang, rerumputan dan pepohonan tumbuh subur. Pekikan burung, auman binatang dan berisiknya serangga terus-menerus terdengar.Jika dilihat dari peta, ini merupakan hutan pegunungan yang berbatasan langsung dengan Pegunungan Seratus Binatang sekitar sepuluh mil dari garis batas. Bagi mereka yang akrab dengan tempat ini, pegunungan ini dikenal sebagai Hutan Rubah Suci.Tempat ini bukanlah satu-satunya lokasi keberadaan suatu entitas. Masih ada banyak lokasi serupa di berbagai bagian tetapi milik ras lain. Markas Ras Banteng Merah sebenarnya agak dekat dengan Hutan Rubah Suci ini, tetapi karena dipisahkan oleh dua lembah pegunungan, membuat kedua tempat ini memiliki akses yang lebih jauh melalui jalur darat.Ada juga beberapa pemukiman mil
Jalan menuju puncak suci sangat tidak biasa. Itu sebenarnya dibangun dari batu alam yang memiliki kepadatan energi tinggi. Hanya saja batu-batu ini tidak terlalu berdampak signifikan bagi kultivasi manusia.Jalan setapak itu memancarkan aura kuno yang membuat siapapun yang melaluinya akan merasa seperti berjalan di tengah energi yang padat dan menenangkan. Pemandangan di sekitar jalan setapak juga sangat menawan dengan berbagai bunga berwarna-warni yang tumbuh subur.“Sebenarnya, seperti apa tempat di atas sana?” tanya Xiao Chen penasaran, tapi dia juga sedikit merasa takjub dengan jalan yang dilaluinya.“Kau akan segera mengetahuinya. Itu bukanlah tempat yang bisa dikunjungi sembarang orang. Faktanya, tidak pernah ada manusia yang berkunjung ke sana,” jawab kuda hitam itu singkat.Sepanjang jalan ke sini, Zha Shu lebih banyak diam. Dia masih patah hati dengan fakta bahwa dirinya hanya digunakan sebagai alat oleh kuda hitam itu. Ye Hou berulang kali menghiburnya dengan menunjukkam bet
Ketika pintu itu dibuka, terlihatlah pemandangan yang tidak pernah dipikirkan Xiao Chen sebelumnya. Ruangan bangunan itu tidak terlalu luas, tetapi segala hal ada di dalamnya.Mulai dari pilar-pilar batu setinggi satu meter yang berjejer rapi dan di setiap ujung pilar terdapat sebuah cawan yang berisi cairan aneh. Banyak lukisan juga terpajang di dinding dengan berbagai motif dan ukuran. Anehnya, lukisan-lukisan itu tidak bergambar jelas, itu seperti hanya gambar pemandangan sebuah pegunungan, letak suatu kota, dan bahkan ada gambar yang hanya menampilkan sebuah tanah kosong.Tak cukup itu saja, di ujung ruangan terdapat sebuah patung manusia yang berada di tengah lengkap dengan memegang sebuah pedang, di bahu patung itu seekor rubah kecil dengan bulu seputih salju sedang meringkuk.Secara keseluruhan, Xiao Chen kehabisan kata-kata ketika melihat semua ini. Namun dia lebih merasa aneh karena tidak ada seorang pun di sana yang bisa dia temui.“Di manakah pemilik suara barusan?” tanya X
Serangan yang dinantikan tak kunjung datang, justru Xiao Chen merasa tubuhnya begitu dingin. Pada saat ini akal sehatnya kembali dan dia segera membuka matanya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.“Apa yang terjadi?” Xiao Chen kebingungan menyadari sekelilingnya.Bukan hanya Ratu Rubah tidak melakukan apa-apa, tetapi Ratu Rubah telah duduk kembali di singgasananya sembari memangku pipinya dengan sebelah tangan. Memperhatikan Xiao Chen dengan mempertahankan senyumnya yang menawan.“Apa yang sedang kau tunggu, anak kecil?” tanya Ratu Rubah sambil terkikik.Xiao Chen tersentak sebelum wajahnya berubah malu-malu. Dia merasa benar-benar ingin berlari dan membenturkan kepalanya ke batu. Xiao Chen lupa bahwa rubah memiliki kemampuan pesona yang bisa membuat semua orang yang terkena bisa jatuh dalam tipu daya.Dengan senyum malu-malu, Xiao Chen berkata, “Tidak ada. Aku hanya sedikit kurang enak badan.”“Haha, kau sangat lucu,” sahut Ratu Rubah sambil tertawa. Kemudian melanjutkan, “Kau