Share

BAB 24. Ruang Alkemi

Author: Hudi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Apa itu Mata Ketiga Alkemi Kakek Guru?"

Lu Chen Wei menjelaskan. Energi spiritual yang kuat dapat dikaitkan dengan pusat energi di tengah dahi yang dikenal sebagai "Mata Ketiga Alkemi." Bagian ini adalah pintu gerbang antara dunia fisik dan spiritual. Ahli alkemi yang telah menguasai kekuatan ini dapat menggunakan "Mata Ketiga" mereka untuk melihat energi spiritual, memahami dimensi spiritual, dan memanipulasi energi dengan keahlian yang luar biasa.

Setelah mendengar penjelasan dari Lu Chen Wei, Zhang Ji Long berpikir sejenak, kemudian berkata dalam hati.

"Sepertinya untuk menjadi ahli Alkemi, tidak memerlukan dantian yang kuat aku pasti bisa melewati semua tahapannya … ,"

Dengan api semangat yang berkobar di dalam dirinya, Zhang Ji Long siap untuk menjalani perjalanan menjadi seorang Alkemi tingkat ke-9. Sementara itu, ia akan dengan sabar dan penuh harap menantikan kemampuan Gurunya, Lu Chen Feng, untuk mengungkap rahasia dantian yang tersegel dalam dirinya agar bisa terbuka dan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 25. Portal ke Negeri Nusantara

    Tampak portal yang saat ini seperti hologram dengan warna-warna yang berkilauan dan menciptakan pola cahaya yang kompleks. Zhang Ji Long dan Kakek Gurunya Lu Chen Wei melangkahkan kakinya dengan perlahan untuk masuk ke dalam portal itu. Mata dari Zhang Ji Long terlihat terus berkeliling dengan takjub, sampai ke ujung hologram itu. Setelah sampai di ujung, akhirnya mereka muncul kembali di sebuah Gua, suasana gelap langsung menyeruak mengganti kilauan hologram yang semakin memudar dan pada akhirnya menghilang."Ini adalah gua persembunyian ku selama berada di Negeri Nusantara, Ji Long. "Melihat suasana Gua di Negeri Nusantara yang ditunjukkan oleh Lu Chen Wei ini, Zhang Ji Long jadi teringat dengan Gua Gunung Es, tempat ia menghabiskan tujuh tahun pertama dalam hidupnya, dimana ia selama empat tahun di latih oleh Kakeknya sendiri, Zhang Ji Ming. Wajah Zhang Ji Long tampak penuh nostalgia dan haru, matanya dipenuhi oleh campuran antara kerinduan akan masa lalu dan semangat yang menyala

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 26. Pergi ke Pasar

    Peraturan pertama adalah Zhang Ji Long selama berada di pasar tidak boleh terlihat terlalu antusias dengan berlari kesana kemari dengan kekuatannya apalagi melompat-lompat di area pasar. Peraturan kedua adalah Zhang Ji Long harus menjaga rahasia kekuatannya dengan tidak menunjukkan kemampuan luar biasa seperti memindahkan benda-benda berat atau mengeluarkan jurus-jurus persilatan di hadapan orang-orang di pasar. Peraturan ketiga adalah Zhang Ji Long berbicara hanya kepada Lu Chen Feng, jangan terlalu banyak berbicara dan bertanya-tanya kepada orang lain. Intinya peraturan ini dibuat agar Zhang Ji Long tidak terlalu menonjol di antara orang-orang lainnya, demi keselamatan dan keamanannya karena apabila ada melihatnya dikhawatirkan akan ada pendekar dengan kekuatan besar memanfaatkannya. Sesampainya di sebuah pasar yang ramai di negeri Oriental dekat Desa Huashan. Zhang Ji Long seorang anak kecil yang baru berumur delapan tahunan yang selama tujuh tahun itu tinggal di dalam Gua di Gunu

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 27. Tamu tak di undang

    "Seperti dugaanku, ternyata benar! Kalung yang dipakai anak itu adalah salah satu potongan … .""Giok Naga Hijau."Li Hua langsung bergegas pergi ke Taman Rahasia dekat dengan kompleks Paviliun Sekte Pedang Merah dengan melompat seperti terbang, meninggalkan jejak kecepatan dan keanggunan di udara dalam jubah abu-abunya khas Sekte Persik Abadi.***Pada masa yang lampau, Sekte Pedang Naga memelihara dengan hati-hati Giok Naga Hijau, sebuah warisan pusaka yang melambangkan kekuatan dan kebijaksanaan.Giok tersebut merupakan perwujudan spiritual dari seekor naga yang, ketika dipanggil oleh pemiliknya, mampu mengubah giok itu menjadi bentuk aslinya yang megah, menghembuskan api dan menguasai langit dengan kekuatan dahsyat, siap melindungi dan memimpin Sekte Pedang Naga dalam segala pertempuran. Namun, pecahnya Sekte Pedang Naga menjadi Sekte Pedang Merah dan Sekte Pedang Putih menyebabkan Giok Naga Hijau terpisah dan menjadi pusaka legendaris yang dimiliki oleh kedua sekte, dengan kedua

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 28. Tamu tak di undang_2

    Mendengar teriakan tiba-tiba dari Zhai Ze Ling yang datang dari luar rumahnya, Lu Chen Feng terdiam sejenak, dan dalam keheningan itu, dia terhenyak mengenang suara mengerikan dari pembunuh kedua orang tuanya yang tidak akan pernah bisa ia lupakan sepanjang hidupnya. Ia melangkahkan kakinya perlahan untuk melihat orang yang berteriak dari balik jendela rumahnya."Ternyata benar itu Zhao Ze Ling. Pembunuh kedua orang tuaku … .""Apa yang dia inginkan dan yang bisa membawanya ke sini? Kenapa dia meminta aku untuk mengeluarkan anak kecil? Apa kekuatan Ji Long sudah ada yang melihat?"Lu Chen Feng kemudian menoleh ke belakang, mengarahkan pandangannya ke arah Zhang Ji Long, lalu berseru, "Ji Long, kamu tetap bersama Kakek dan Bai Tang Wei! Apapun yang terjadi jangan pernah keluar dari rumah ini. Aku akan menghadapi mereka sendiri."Zhang Ji Long dengan wajah penuh kekhawatiran menganggukkan kepalanya, "Baiklah Guru."Tak lama Zhang Ji Long mendengar suara pertempuran yang sangat hebat an

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 29. Maheswara

    "Itulah kenapa aku langsung membuatmu pingsan dan membawamu ke Negeri Nusantara Long Er. Karena aku tahu, kalau kamu melihat keadaan Lu Chen Feng yang sedang terkulai lemah. Kamu akan segera keluar dan akan membuat kita semua tertangkap."Dengan berat hati, Lu Chen Wei harus meninggalkan cucunya yang sekarat, Lu Chen Feng, dalam pertempuran melawan musuh-musuhnya, dan bersama dengan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei, mereka memutuskan untuk melarikan diri ke Negeri Nusantara sebagai langkah terakhir untuk menyelamatkan diri dari kejaran musuh yang mengancam nyawa mereka. Hal ini bukan karena Lu Chen Wei merasa tidak peduli dengan Lu Chen Feng, itu karena karena ia harus menyelamatkan Zhang Ji Long yang memiliki berlian persik di dalam dantiannya dan warisan pusaka Sekte Pedang Putih di kalungnya yang berupa potongan Giok Naga Hijau, Agar tidak jatuh ke tangan musuh-musuhnya yang mengancam kelangsungan hidup mereka semua.Selain itu, Lu Chen Wei juga harus menyelamatkan tanaman-tanaman a

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 30. Bukit Sembilan Ratapan

    "Bai Teng Wei, kamu sudah berpengalaman untuk melintasi Negeri ini. Tolong antar Zhang Ji Long untuk terus pergi ke selatan menuju Gunung Xilin, disana kalian akan bertemu seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao.""Baik Kakek Guru.""Aku yakin hanya Wu Sheng Hao yang dapat mengetahui bagaimana cara untuk membuka segel dari dantian Zhang Ji Long."Akhirnya Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei pun pergi meninggalkan Lu Chen Wei untuk menuju ke Gunung Xilin untuk menemui seorang pertapa bernama Wu Sheng Hao. Mereka pergi dari Desa Huashan di hilir Gunung Es yang berada di ujung utara Negeri Oriental untuk mencapai Gunung Xilin di ujung selatan Negeri Oriental, dengan harapan bisa menemukan jawaban atas segel misterius yang ada di dalam dantian Zhang Ji Long.Agar cepat sampai mereka tidak melalui jalur biasa sesuai arahan dari Lu Chen Wei, mereka memilih untuk melewati sembilan bukit tantangan yang disebut dengan "Bukit Sembilan Ratapan", yang terkenal karena keindahannya sekaligus keberadaannya

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 31. Bukit Ratapan tahap ke-3

    Tiba-tiba guncangan hebat datang melanda, bukit itu bergetar dan bebatuan kecil di sekitarnya bergabung menjadi satu, membentuk sebuah monster yang menyeramkan, menciptakan ancaman yang mengerikan bagi mereka yang berada di sekitarnya.Monster batu itu terlihat megah dengan tubuhnya yang kokoh, terdiri dari bebatuan yang saling terikat dengan mata yang terbuat dari kristal dan berkilauan seperti permata yang menyala memancarkan aura kejahatan yang mengerikan.Bola api putih kembali muncul di hadapan Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei. "Tak ku kira ternyata badan besar dan wajahmu yang menyeramkan itu sesuai dengan kekuatanmu," ucap bola putih itu kepada Bai Teng Wei. Bola api putih tidak tahu bahwa yang membunuh monster serigala itu adalah Zhang Ji Long dengan hanya sekali pukul saja, ia berpikir kalau Bai Teng Wei lah yang membunuh monster serigala itu karena tubuhnya yang terlihat besar dengan wajah yang sangat menyeramkan, tanpa melihat pertarungan yang sebenarnya terjadi."Kamu liha

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 32. Kekuatan Bai Teng Wei

    Tampak tetesan air liur yang menetes jatuh ke tanah dari mulut monster seekor anjing, bukan hanya dari satu mulut tetapi dua mulut dengan dua kepala dari satu tubuh yang sama. Kedua kepala monster itu menatap Zhang Ji Long dan Bai Teng Wei dengan mata yang menyala-nyala seperti bara api. Zhang Ji Long kembali menatap dengan takjub suatu makhluk yang aneh, "Wah, ini adalah anjing dengan dua kepala!"Datang bola api putih yang melayang di udara sembari berkata, "Ha ha ha! Iya ini adalah monster anjing dua kepala dengan racun di air liurnya. Apabila tergigit oleh monster anjing ini, racun dari air liurnya akan dengan cepat masuk ke dalam aliran darah dan akan meracuninya sampai kalian mati!"Setelah memberi kesan yang menakutkan, kobaran bola api putih itu kemudian pergi dan kembali menghilang di antara pepohonan yang berjajar dengan tegak menjulang tinggi itu."Tuan Ji Long, untuk monster yang ini tolong biarkan aku saja yang yang melawannya sendiri. Aku ingin menghabisi monster itu den

Latest chapter

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 61. Mencari Petunjuk

    Guru Zi Feng merasa bahwa untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan dan mencegah pelaku sebenarnya curiga, dia harus tetap memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi dia yakin bahwa ini adalah langkah yang tepat dalam menjaga keadilan dan mengungkap pelaku sebenarnya.Guru Zi Feng menyampaikan hukuman dengan suara lembut, dan para siswa, termasuk Li Wei dan teman-temannya, merasa lega mendengar kata-kata selanjutnya."Saya tahu bahwa ini adalah langkah yang tidak adil, tetapi ini adalah keputusan yang perlu kita ambil untuk menjaga kerahasiaan penyelidikan. Hukuman ini hanya untuk berpura-pura, agar pelaku sebenarnya tidak curiga," ujarnya dengan penuh kebijaksanaan.Li Wei, yang awalnya merasa kecewa oleh hukuman yang diberikan, sekarang merasa lega karena dia tahu bahwa Guru Zi Feng berada di pihaknya. Dia bersama dengan teman-temannya mengangguk sebagai tanda penghormatan kepada guru mereka.Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia juga merasa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 60. Siapa Dalangnya?

    Ketika Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia hendak berjalan kembali menuju Guru Zi Feng untuk melaporkan kerusakan taman, Li Wei tiba-tiba menghentikan mereka dengan suara tenang. Dia tampak berusaha membela diri."Benar, bukan kami yang merusak taman ini," ucap Li Wei menjelaskan dengan wajah serius. "Kami baru saja dihukum oleh Guru Zi Feng. Kenapa kami harus mencari keonaran lagi? Kami tahu bahwa taman ini sangat berharga bagi guru kita."Zhang Ji Long dan Zhao Fang Jia terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Li Wei. Mereka menyadari bahwa Guru Zi Feng memang baru saja memberikan hukuman kepada Li Wei dan teman-temannya. Tindakan merusak taman yang indah ini pasti akan menambah kesulitan dalam kondisi mereka.Namun, Zhang Ji Long tetap tegas. "Kami mengerti itu, Li Wei, tetapi kami juga memiliki kewajiban untuk melindungi dan merawat taman ini. Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, dan kami harus memberi tahu Guru Zi Feng tentang kerusakan ini. Biarkan dia yang menentukan apa yang

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 59. Taman yang Rusak

    Siang hari di Taman rahasia bagaikan pagi karena kabut putih yang lembut dan berembun menyelimuti setiap sudutnya.Kabut putih yang lembut dan berembun memberikan suasana ajaib kepada Taman Rahasia pada pagi yang cerah ini, seakan-akan dunia di dalam taman ini telah merembes keluar dari mimpi, kabut itu menjalari setiap batang tanaman dengan lembut, memberikan sentuhan kelembutan pada daun-daun yang diberkahi dengan tetesan embun. Cahaya matahari yang berusaha merayapi kabut tersebut menciptakan perpaduan kontras yang memukau, menciptakan panorama yang begitu memesona dan menenangkan, di tengah pesona kabut yang mengambang, aroma bunga-bunga taman pun semakin terasa. Setiap kelopak bunga menjadi seperti lukisan alami yang dilengkapi dengan detail embun yang gemerlap, dengan kabut lembut itu juga memberi kesan misterius pada patung-patung kecil yang tersebar di seluruh taman, seolah-olah memberi jiwa pada benda-benda bisu tersebut. Melangkah perlahan di lorong-lorong taman adik dari

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 58. Catatan Bahan Dapur

    "Maafkan kami, Tuan Pendekar, kami tidak menyadari siapa Anda sebenarnya," ujar Li Wei dengan suara penuh penyesalan kepada Zhao Ze Ling, mengakui ketidak pahaman mereka terhadap identitas sebenarnya.“Kami bersedia menerima konsekuensi dari perbuatan kami,” ucap Li Wei dengan rendah hati, menunjukkan kesiapan untuk menghadapi akibat dari tindakan mereka.“Biasanya aku akan langsung membunuh orang-orang bodoh seperti kalian!” gertak Zhao Ze Ling dengan tatapan tajam yang membuat udara terasa tegang, mengisyaratkan ancaman nyata atas tindakan kelompok "Lima Bayangan Malam"."Namun, kalian beruntung hari ini. Kalian tidak akan merasakan dampak dari ketidaktahuan dan kelancangan kalian, karena aku akan memberikan kalian kesempatan untuk menebus kesalahan ini," lanjut Zhao Ze Ling dengan suara dingin.“Aku kagum dengan keberanian kalian. Akan aku masukkan kalian ke dalam Sektek ku sebagai ‘Murid Luar’,” ucap Zhao Ze Ling dengan suara tegas, memberikan penghargaan atas keberanian mereka sa

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 57. Ketua Pengurus Perpustakaan

    Sementara itu, Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long tampak mengelilingi Perpustakaan yang terlihat sangat berantakan itu, bekerja sama dalam usaha untuk merapikan kerusakan yang terjadi semalam. Dengan tekad yang kuat dan rasa tanggung jawab terhadap Sekte Pedang Merah, mereka saling berkoordinasi dalam membersihkan, memperbaiki, dan mengatur kembali buku-buku serta artefak berharga yang tersebar. Meskipun situasi yang mereka hadapi tidak mudah, semangat mereka untuk menjaga integritas perpustakaan dan menghormati nilai-nilai sektenya tidak pernah pudar, membuktikan dedikasi mereka dalam menghadapi tantangan yang sulit.Zhao Fang Jia, dengan pandangan yang tajam dan hati yang penuh tekad, juga menyempatkan diri untuk mengamati secara rinci setiap sudut perpustakaan, mencari petunjuk yang mungkin bisa membantu mengungkapkan penyebab dari peristiwa semalam. Meski tidak memiliki bukti konkret, dia berusaha menggunakan nalurinya sebagai penjaga perpustakaan untuk melihat tanda-tanda atau pe

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 56. Kejutan di Perpustakaan

    Keesokan pagi tiba dengan kilatan kejutan yang melukiskan ekspresi wajah Zhao Fang Jia dan Zhang Ji Long. Mata mereka memandang ke sekeliling perpustakaan yang biasanya rapi dan tertata dengan penuh keterkejutan. "A-apa yang terjadi di sini?" gumam Zhao Fang Jia dengan suara gemetar, ekspresi kebingungannya semakin menguat saat ia mengeluarkan kata-kata tersebut. Matanya terus bergerak dari satu sudut perpustakaan yang berantakan ke sudut lainnya, mencoba menggambarkan dalam pikirannya apa yang mungkin telah terjadi semalaman, dengan suaranya terdengar lemah, mencerminkan kekagetan dan kebingungannya yang mendalam atas perubahan dramatis yang terjadi pada tempat yang biasanya ia jaga dengan sepenuh hati. Bibirnya sedikit bergetar, menandakan kegelisahan yang sulit diungkapkan, tergambar betapa ia merasa terkejut dan sedih melihat perpustakaan yang begitu dihormatinya dalam keadaan seperti ini, dan kerinduannya untuk mencari tahu penyebab dari peristiwa tak terduga ini.Sementara i

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 55. Kegaduhan Dalam Kereta

    Traaang!Ayunan pedang dari Li Wei terhenti dengan tiba-tiba ketika pedangnya bertemu dengan pedang yang dipegang oleh pria dalam kereta itu. Benturan antara kedua bilah pedang menciptakan dentingan yang menusuk telinga, mencerminkan kekuatan yang tak terduga dari pria tersebut. Meskipun dalam posisi yang sangat tidak tepat dan tengah mengalami birahi tinggi karena sedang dalam posisi sedang bercinta dengan seorang wanita, pria itu dengan sigap mengatasi kejutan dan refleksnya tetap terjaga mengambil kendali atas situasi, dengan gerakan yang cepat, tangannya meraih gagang pedangnya yang terletak di sampingnya.Dengan gerakan yang cepat dan penuh insting, pria itu berhasil memutar tubuhnya sementara tangannya yang terletak di samping berhasil menangkap gagang pedangnya yang tergeletak di atas bangku.Wajahnya yang sebelumnya dipenuhi dengan gairah, kini berubah menjadi serius dan penuh perhitungan. "Apakah kamu benar-benar tidak bisa melihat, apa yang sedang aku lakukan sekarang!? B

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 54. Lima Bayangan Malam

    Sebelum menjadi "Murid Luar" sekte Pedang Merah Li Wei, Chen Yuan, Wang Lin, Liu Yang, dan Zhang Jie adalah sekelompok remaja yang hidup dengan merampok di negeri Oriental. Li Wei, yang merupakan ketua mereka, memiliki kharisma yang luar biasa dan kemampuan taktis yang membuatnya dihormati oleh anggota kelompok tersebut dengan pengetahuan tentang strategi pertempuran dan kepemimpinan yang kuat, ia mampu merancang rencana merampok dengan penuh ketelitian. Di bawah arahannya, kelompok ini bekerja bersama, memanfaatkan keahlian unik masing-masing anggota untuk menciptakan aksi-aksi yang mengguncang kota. Chen Yuan, seorang ahli dalam seni bela diri, bertanggung jawab atas bagian teknis rencana mereka, dengan kepiawaian dalam berbagai gaya pertempuran, ia mampu melumpuhkan lawan dengan gesit. Wang Lin, yang memiliki latar belakang sebagai pandai besi, menjadi tulang punggung dalam menjaga kelompok ini tetap memiliki senjata yang tajam dan siap digunakan. Liu Yang, seorang penjelajah ul

  • Legenda Penguasa: Pendekar Naga Putih    BAB 53. Ujian Terakhir

    Zhao Zi Feng membawa Zhang Ji Long ke sebuah tempat terpencil di dalam suatu hutan yang rimbun dan lebat. Di tengah hutan tersebut terdapat sebuah lapangan terbuka yang dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan vegetasi yang tumbuh subur. Tempat ini tampak sepi dan alami, dengan atmosfer yang tenang dan sunyi, hanya dihiasi oleh suara angin berdesir dan nyanyian burung-burung di kejauhan.Di tengah lapangan terbuka, terdapat sejumlah patok-patok kayu yang tersusun membentuk suatu pola tertentu. Patok-patok ini nampaknya memiliki fungsi dan arti tertentu dalam ujian yang akan dihadapi oleh Zhang Ji Long. Ruang terbuka ini adalah tempat di mana Zhang Ji Long akan diuji dalam keterampilan bertahan hidup, kemampuan membaca lingkungan, serta kreativitas dalam menghadapi berbagai tantangan yang mungkin muncul di alam liar. Dalam suasana alam yang damai ini, ujian ketiga Zhang Ji Long akan menguji kecakapan dan pengetahuannya dalam beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang berubah-ubah.Wajah

DMCA.com Protection Status