Share

BAB 36. Gao Zu yang Aneh

Penulis: Hudi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Apakah dia bisa berbicara Guru?”

“Iya, sudah pasti aku bisa berbicara.” timpal Su Yang

“Kenapa dari tadi Nona diam saja?”

“Karena memang diperintahkan diam oleh Kakek.”

“Apakah Nona tidak tersiksa, harus selalu diam tanpa bicara?”

“Tidak”

“Kenapa Nona sangat dekil sekali?”

“Tuan muda! Aku adalah perempuan normal, apa yang aku lakukan disini hanyalah memainkan peran. Semua peran itu yang memerintahkan adalah Kakek! Jelas! Sudahlah aku mau membersihkan diri dulu.”

Terlihat Gao Zu yang bersemangat dan antusias dalam memberikan pertanyaan kepada Su Yang. Sementara Su Yang yang sudah kesal akhirnya pergi untuk membersihkan dirinya.

“Kakak tiri Gao, ada apa denganmu? Pertanyaanmu itu membuat Su Yang merasa tidak nyaman!” ucap keheranan Guang Xian Xie.

Tidak berbeda dengan Guang Xian Xie yang lainnya pun melihat seperti ada yang berbeda dengan perilaku Gao Zu hari ini, yang biasanya sangat pelit sekali untuk berbicara, kali ini ia selalu aktif berbicara dengan selalu bertanya kepada Su Yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 37. Ujian Meditasi

    "Su Yang, bagaimana keadaanmu hari ini?""Sama seperti kemarin Tuan Muda, aku sangat sehat.""Syukurlah. Panggil aku Gao Zu saja, jangan Tuan Muda."Sembari berjalan santai Gao Zu menghampiri Su Yang dan menyapanya dengan sopan. Mereka sedang berjalan menuju tempat meditasi yang sedang ditunjukkan oleh Fang Yuan."Saudara Chen Xuan, Chen Yuan … ingat yah dengan tempat sungai ini … ." bisik Guang Xian Xie kepada kembar Guang Chen."Baiklah … ." bisik serempak kembar Guang Chen.Saat ini Fang Yuan bersama dengan murid-muridnya sedang melewati Sungai terlarang. Sungai yang melarang untuk orang-orang berenang di dalamnya. Sungai yang terlihat misterius hanya dilewati oleh Fang Yuan tanpa sedikitpun bercerita kembali tentang Sungai itu kepada murid-muridnya.Mereka berjalan terus menyusuri Sungai terlarang itu, sampai tidak terlihat lagi di tepian Sungai itu tanda untuk larangan berenang."Guru di Sungai ini tidak ada larangan untuk berenang, berarti disini kita bisa bebas untuk berenang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 38. Rumput Liar

    "Kenapa kalian, bukannya bermeditasi dengan benar justru malah mengambil rumput liar yang berada di dasar sungai terlarang itu!" Ungkap Kwee Seng kepada ketiga cucu dari Kaisar tersebut.…Tiga hari sebelumnya, ketika pertama kali mereka berada di Air terjun Jiangxin.Guang Xian Xie dengan sengaja memilih tempat yang jauh dari Air terjun untuk bermeditasi, lalu ia mengajak kembar Guang Chen untuk mengikutinya.Namun bukan tanpa maksud Guang Xian Xie memilih tempat yang jauh dari Air terjun, ia ingin bermeditasi dekat dengan Sungai terlarang, agar dengan mudah ia bisa pergi ke sungai terlarang itu.Walaupun pada hari-hari sebelumnya Guru Fang Yuan telah memberitahukan kepada murid-muridnya tentang bahwa arus bawah di sungai terlarang itu sangat deras dan sangat berbahaya apabila berenang di tempat itu.Guang Xian Xie tetap berniat untuk berenang dan menyelam di Sungai itu, ia meminta kembar Guang Chen untuk membantunya.Ketika malam hari ia mulai bergerak dan keluar dari meditasinya, l

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 39. Rumput Liar_2

    "Kakek memberikanku tantangan sebelum ia melepaskan ku ke Akademi ini!""Kakek memberikan tantangan kepadamu untuk mencari rumput di Sungai?""Iya, Kakek memberikan tantangan kepadamu mencari rumput di Sungai?""Benar sekali.""Kenapa sangat mudah sekali tantangannya?""Iya, kenapa sangat mudah sekali tantangannya?"Guang Xian Xie berusaha berkilah untuk memperdayai kembar Guang Chen demi untuk menguasai semua rumput liar yang ia ambil di Sungai. Ia memberi kesan bahwa Kaisar Xu lah yang telah memberi tantangan kepadanya untuk mengambil rumput liar itu."Tan~tantangan ini tidak semudah seperti apa yang kalian lihat! Kakek sebenarnya memberikan teka-teki sajak kepadaku untuk kupecahkan sebelum aku bisa menemukan rumput liar di Sungai terlarang ini." "Seperti apa sajak itu?""Iya, seperti apa sajak itu?""Hijau dibawah diatas coklat, melawan merpati yang jinak, aliran jernih bersuara indah, pantang diri untuk dilakukan." ucap Guang Xian Xie sembari bersenandung sajak."Apa maksud dari

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 40. Keturunan Kaisar

    “Akademi ini membutuhkan banyak biaya untuk bisa terus berdiri.”“Memangnya rumput liar ini bisa membantu apa, Guru?”“Guru menjualnya kepada Kaisar … .”“Rumput liar ini Guru jual!”“Iya, Akademi ini pada dasarnya sudah tidak bisa dipertahankan lagi, Kekaisaran sudah lama tidak pernah lagi memberikan kami koin emas secara cuma-cuma. Jadi kamilah para Guru yang mencari koin emas tambahan agar Akademi ini bisa terus hidup.”Guang Xian Xie yang mendengar hal itu lalu terdiam, tatapan matanya yang semula mengarah kepada wajah Kwee Seng dengan cepat ia alihkan ke samping.“Aku tidak mau! Aku butuh rumput ini agar bisa menjadi Pendekar hebat dengan cepat!” “Lalu, apa yang akan kusampaikan kepada Kaisar? Apabila pada bulan ini aku tidak menjual rumput liar ini kepadanya.”Guang Xian Xie kembali terdiam dan mulai berpikir lagi. Di hati terdalam sebenarnya masih ada ruang untuk ia melakukan hal baik kepada Guru Kwee Seng dengan memberikan rumput liar itu. Namun ia juga mempunyai ambisi yang

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 41. Pencarian Tanaman Obat

    "Saudara Ho, mana lenganmu?""Ada apa Saudari Mei? Ini lenganku."Terlihat Guang Mei-Yin datang menghampiri Ho Xiuhuan yang masih berada di dalam ruangan teori, ia meminta Ho Xiuhuan untuk memperlihatkan lengannya, dan …"Saudara Ho, ini adalah gelang tali hasil rajutan dariku, kamu pakai terus yah, jangan dilepas." ucap lembut Guang Mei-Yin sembari memakaikan gelang kepang tali dua warna yaitu merah dan hitam di pergelangan Ho Xiuhuan.Melihat perlakuan yang lembut dari Guang Mei-Yin, Ho Xiuhuan hanya bisa terdiam terpaku memandang wajah cantik dari Guang Mei-Yin yang sejuk dan menenangkan.“Selesai.” ucap Guang Mei-Yin yang lalu sedikit bergerak ke belakang sembari memandangi tangan dan seluruh badan dari Ho Xiuhuan. “Gelang tali itu sangat cocok denganmu Saudara Ho, pakai terus yah.” ucap tersenyum Guang Mei-Yin yang lalu berjalan perlahan meninggalkan Ho Xiuhuan untuk keluar dari ruangan.Ho Xiuhuan masih saja diam terpaku sembari melihat Guang Mei-Yin yang berjalan keluar dari ru

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 42. Gelang Tali Dua Warna

    “Saudara Ho Kemana gelang yang tadi pagi kamu pakai?” “Masih ada ini … loh … kemana yah?”Mendapatkan pertanyaan dari guang Mei-Yin tentang gelang kepang tali dua warna pemberiannya, Ho Xiuhuan yang tidak sadar gelang itu sudah tidak menempel lagi di tangannya langsung terkejut, ia lupa kenapa gelang itu sekarang tidak ada di pergelangan tangannya.“Apakah mungkin Saudara Ho itu malu yah memakai gelang pemberianku … .” gumam Guang Mei-Yin yang mulai merasakan sesak di hatinya.“Aku ijin mau ke belakang Guru!” ucap Guang Mei-Yin yang lalu berlari kecil menuju kamar mandi dengan menahan rasa sedihnya. “Ke-kenapa aku harus bersedih … itu hanya sebuah gelang biasa saja … .” gumamnya menguatkan hati.Di dalam ruangan terlihat Ho Xiuhuan dengan wajah yang keheranan, ia mengerutkan dahinya dengan sangat kuat, karena berusaha mengingat kembali dimana kira-kira gelang itu bisa hilang.Ia merunut lagi ingatannya dengan mengingat kegiatan yang ia lakukan sedari tadi pagi sampai sore hari.Tak b

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 43. Guang Fei Yang

    "Aku saja sendiri yang kembali ke Pulau Jiangxin, dan memberitahukan kepada Fang Yuan apa yang terjadi pada Ho Xiuhuan.""Istriku, tidak akan kubiarkan kamu sendiri pulang ke Pulau Jiangxin!”“Suamiku!!! Ingat kita butuh koin emas itu!” seru tegas Huang Xin.“Ba-baiklah … tapi kamu harus berhati-hati istriku.”Akhirnya Kwee Seng harus mengalah kepada istrinya Huang Xin, ia terpaksa harus membiarkannya pergi sendiri ke Pulau Jiangxin, untuk memberitahukan bahwa Ho Xiuhuan sedang berada di sekte Funsan kepada Fang Yuan.Ho Xiuhuan yang di minta oleh Huang Xin untuk membantu Kwee Seng untuk membawakan semua tanaman-tanaman obat itu, akhirnya ikut perjalanan pergi ke sekte Funsaun untuk menjualnya.Matahari sudah mulai menunjukkan sinarnya pertanda hari sudah mulai pagi, terlihat Ho Xiuhuan dan Kwee Seng yang akhirnya pergi berjalan dengan mendorong pedati yang didalamnya terdapat karung-karung tanaman obat.“Kakek guru, apakah yang ada di dalam karung-karung ini adalah semua tanaman obat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 44. Pendekar Tipu Muslihat

    "Saudara Kwee, aku sangat menghormatimu, juga karena engkau adalah Tetua di Sekte Funsan. Tolong kamu jujur padaku, sebenarnya rumput liar itu ada 'kan? Hanya oleh mu di jual ke penjual yang yang lebih bisa memberimu koin emas yang lebih banyak."Guang Fei Yang dengan tenang berusaha untuk menguak misteri dari tidak dibawanya rumput liar yang biasanya oleh Kwee Seng selalu dibawa setiap tiga bulan sekali untuk dijual kepada Kaisar Xu.Kwee Seng mendengar ucapan dari Guang Fei Yang lalu terdiam. "Kalau aku mengatakan yang sejujurnya kepada Saudara Fei bahwa rumput liar itu dicuri oleh cucu Kaisar Xu Guang Xian Xie, pasti ia tidak akan percaya … dan apabila ia percaya pun akan menjadi sebuah masalah karena mau tak mau tempat dimana rumput liar itu tumbuh yaitu di Sungai terlarang akan diketahui olehnya bahkan nantinya akan diketahui orang banyak." gumam Kwee Seng."Saudara Kwee, kenapa kamu diam saja …benar ‘kan dengan apa yang aku katakan?” “Ah, tidak Saudara Fei, apa yang aku kataka

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 96. Misi Menyelamatkan Guang Xu

    Ho Xiuhuan melangkah dengan hati-hati, rasa tegang memenuhi setiap serat tubuhnya. Matanya memelototi setiap sudut hutan yang mengelilinginya, mencari tanda-tanda kehadiran yang misterius. "Ada sesuatu yang besar di sini, Guang Mei-Yin," bisiknya dengan penuh kehati-hatian.Guang Mei-Yin memegang erat pedangnya, matanya berbinar-binar ketika ia mendengar kata-kata Ho Xiuhuan. "Ayahku dan saudara-saudaraku, mereka ada di sekitar hutan ini," katanya dengan suara bergetar, penuh keingintahuan dan kegembiraan.Perlahan, mereka melangkah lebih dalam ke dalam hutan yang mempesona ini. Daun-daun pepohonan mengelus lembut wajah mereka saat angin berhembus perlahan, menciptakan aura misterius di sekitar mereka. Cahaya matahari yang menembus celah-celah daun menciptakan bayangan-bayangan yang menakutkan, membuat perjalanan mereka semakin menegangkan."Apakah kau merasa energi yang kuat di sekitar kita, Ho Xiuhuan?" Mei-Yin bertanya sambil menarik napas dalam-dalam. "Aku yakin kita semakin dekat

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 95. Pintu Gerbang Hutan Angan

    Guang Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berada di depan sebuah danau yang tenang. Di tengah danau terdapat pulau kecil dengan pohon-pohon yang tinggi dan rimbun. Mereka menyadari bahwa ujian kedua mereka adalah untuk mencapai pulau itu tanpa menggunakan perahu atau jembatan yang terlihat. Mereka melihat batu-batu yang tersusun rapi di sepanjang tepi danau. Mereka harus menjaga keseimbangan dan ketepatan gerakan untuk mencapai pulau tersebut. Ujian ini mengajarkan mereka tentang kepercayaan pada diri sendiri dan kemampuan untuk menghadapi tantangan fisik yang tak terduga.Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melompat dengan penuh keahlian dari batu ke batu di sepanjang tepi danau. Namun, tiba-tiba sebuah angin kencang menerpa mereka, mengganggu keseimbangan mereka. Batu-batu yang biasanya stabil menjadi licin dan bergerak-gerak. Angin kencang menerpa tubuh mereka dengan keras, menggoyangkan langkah dan mengancam untuk mendorong mereka ke dalam danau yang dalam. Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin saling berp

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 94. Kuil Hutan Angan.

    Mei-Yin dan Ho Xiuhuan berdiri di persimpangan tiga jalan yang misterius, pandangan mereka terhenti pada kabut tebal yang menyelimuti setiap arah yang mereka hadapi. Hatinya berdebar kencang di dadanya, mereka merasakan kekuatan magis yang mengisi udara di sekitar mereka.Mei-Yin merapatkan langkahnya ke samping Ho Xiuhuan, matanya memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. "Kabut ini menghalangi kita, tapi aku merasa ada petunjuk yang tersembunyi di dalamnya," bisiknya dengan penuh keyakinan.Ho Xiuhuan mengangguk setuju, tatapannya terfokus ke arah pertama jalan. Dalam keheningan, mereka melangkah maju dengan perlahan, mencoba merasakan aura yang tersembunyi di balik kabut yang pekat.Kabut menyelinap di sekitar mereka, menyembunyikan setiap detail dan mendorong mereka untuk bergantung pada naluri mereka. Langkah Mei-Yin dan Ho Xiuhuan bergerak seiring, indera mereka menjadi lebih tajam saat mereka memperhatikan setiap getaran energi yang muncul.Namun, setelah beberapa langkah, mereka

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 93. Hutan Angan.

    Setelah melalui perjalanan yang panjang, Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin akhirnya tiba kembali di tempat yang dulu mereka anggap sebagai Istana Kaisar Xu, tetapi mereka terkejut mengetahui bahwa keadaan telah berubah drastis. Istana Kaisar Xu telah ditinggalkan dan Kaisar Feng, yang dulu dikenal sebagai Jenderal Feng Zhui, telah mengambil alih kekuasaan dan menjadi penguasa baru. Guang Mei-Yin berdiri di tepi danau yang jernih, wajahnya yang pucat tercermin dalam air tenang. Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya yang panjang dan melambai-lambai di sekelilingnya. Dia menggenggam kalung perak yang diberikan oleh ibunya, satu-satunya kenang-kenangan yang ia miliki dari Ayahnya."Dalam kegelapan yang menyelimuti hatiku, Ayah, di mana kau berada?" gumam Mei-Yin dengan suara perlahan, tetapi penuh dengan kepedihan. "Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu, dan aku juga tidak tahu keberadaan saudara-saudaraku, Chen Xuan dan Chen Yuan. Feng Zhui telah menggulingkan Ayah dari takhta, dan dunia yan

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   92. Melawan Alam

    Pada suatu malam yang gelap, Pulau Persik Kecil diguncang oleh badai yang hebat. Angin kencang dengan kekuatan yang mengerikan menerbangkan daun-daun pohon ke udara, menciptakan tarian liar di antara cabang-cabang yang bergoyang dengan ketakutan. Langit dipenuhi dengan petir yang menyambar, mengejutkan langit malam dengan cahaya yang membelah kegelapan.Di tengah kekacauan alam ini, Pulau Persik Kecil menjadi medan pertempuran bagi elemen-elemen alam yang marah. Ombak besar dengan amarahnya memecah di tebing, memuntahkan semburan air yang menggulung dan menerjang dengan kekuatan yang menghancurkan.Guru Zhao Zeming melangkah dengan mantap di depan, melindungi wajahnya dari hembusan angin yang deras. Dia menoleh ke belakang, memandang Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin yang berdiri dengan tegar di tengah hantaman angin yang liar."Kalian berdua harus tetap fokus dan mengendalikan tubuh dan pikiran kalian," kata Guru Zhao Zeming dengan suara yang terdengar lemah karena terbawa angin.Ho Xiuhu

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   91. Goa Meditasi

    Pagi itu, matahari terbit dengan lembut di langit cerah Pulau Persik Kecil, menyinari hutan lebat yang dipenuhi pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah. Guru Zhao Zeming melangkah dengan langkah mantap di depan, sedangkan Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin mengikuti di belakangnya dengan penuh kekaguman.Guru Zhao Zeming memandang ke sekitar dengan senyum lembut di bibirnya. "Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, perhatikanlah keindahan yang mengelilingi kita," ujarnya dengan penuh kagum.Ho Xiuhuan, seorang pria muda dengan mata yang cerdas, melirik sekeliling dengan penuh kekaguman. "Guru, ini luar biasa. Hutan ini penuh dengan kehidupan dan keindahan yang tiada tara. Saya benar-benar terpesona."Guang Mei-Yin, seorang wanita bersemangat dengan rambut panjang yang terurai, menghela napas dalam. "Aroma segar dari laut yang dihembuskan angin membuat suasana ini semakin mempesona, Guru. Saya tidak sabar untuk mengetahui apa yang menanti kita di depan sana."Guru Zhao Zeming tersenyum bijaksana.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 90. Kura-kura Roh

    Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin melanjutkan perjalanan mereka dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat. Mereka saling melengkapi dan mendukung satu sama lain dalam setiap langkah yang mereka ambil, sambil terus belajar dan mengasah keterampilan bela diri mereka. Dengan kepercayaan dan persahabatan yang kokoh, mereka siap menghadapi setiap rintangan yang ada di depan mereka dan mencapai puncak kemampuan bela diri mereka.Saat Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin berlatih di tepi danau di malam hari, mereka memperlihatkan keahlian bela diri mereka yang gesit dan lincah. Mereka berlatih dengan tekun, saling menginspirasi satu sama lain, dan mencoba berbagai gerakan baru. Cahaya bulan purnama memberikan atmosfer yang magis dan memperkuat semangat mereka.Ho Xiuhuan meloncat tinggi ke udara, melakukan serangkaian gerakan yang anggun. Ia mendarat dengan lembut, menyempurnakan tekniknya. "Konsentrasi pada pusat gravitasi, Ho Xiuhuan," ujar Guang Mei-Yin dengan lembut.Ho Xiuhuan mengangguk sera

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 89. Pulau Persik Kecil

    Ho Xiuhuan, Guang Mei-Yin, dan Guru Zhao Zeming berada di Pulau Persik Kecil yang tenang dan damai. Mereka menemukan diri mereka di tengah-tengah pulau yang dipenuhi dengan keindahan alam. Di sekitar mereka, terdapat pohon-pohon persik yang sedang mekar dengan bunga-bunga yang indah.Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan ini untuk mengajarkan mereka teknik-teknik bela diri yang lebih dalam sambil menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka. Guru Zhao Zeming memanfaatkan keadaan di Pulau Persik Kecil dengan bijaksana. Ia mengatur latihan bela diri yang lebih dalam untuk Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin, sambil tetap memperhatikan dan menjaga mereka agar pulih dari luka-luka mereka.Pagi-pagi buta, saat sinar matahari mulai menyinari pulau, Guru Zhao Zeming mengajak Ho Xiuhuan dan Guang Mei-Yin ke pusat latihan yang terletak di tengah hutan persik. Di antara pohon-pohon yang rindang, ada sebuah tempat latihan yang disusun dengan rapi dan dikelilingi oleh suasana alami yang menenangkan.

  • Legenda Pendekar Pedang Naga Terakhir   BAB 88. Terselamatkan.

    Setiap gerakan mereka dihadang dengan serangan yang ganas dan terorganisir. Jenderal Feng Zhui, dengan keahlian tempur yang menakutkan, terus mengejar Ho Xiuhuan, mengeluarkan serangan-serangan yang mematikan. Ho Xiuhuan dengan cermat menghindari setiap serangan itu, mempertahankan ketangkasannya dan menjaga hidupnya dengan susah payah.Namun, saat Ho Xiuhuan semakin terdesak, terjadi kejadian yang tak terduga. Guang Mei-Yin, yang selama ini menjadi sosok yang lembut dan anggun, berubah menjadi seorang pejuang yang luar biasa. Dengan keterampilan bela diri yang memukau, dia melawan musuh-musuh yang mendekatinya dengan kecepatan dan ketepatan yang tak tertandingi.Dalam sekejap, Guang Mei-Yin berhasil membuka jalan bagi saudara-saudaranya. Dia melawan pasukan pengkhianat dengan kemarahan yang membara, menghancurkan formasi musuh dengan gerakan yang elegan namun mematikan. Keberanian dan kekuatan yang dipancarkannya memberikan semangat baru bagi Ho Xiuhuan dan yang lainnya.Dengan tekad

DMCA.com Protection Status