"Aku akan mengeluarkan Mereka," ucap Poenik Surgawi."Tuan ... Dia sama sepertiku, bukan berasal dari dunia ini. Aku dulu memberinya nama Xio Li." Zhu Lao memperkenalkan Poenik Surgawi.Liu Shin menganggukan kepalanya. "Makhluk apa Mereka?" tanya Liu Shin kepada Xio Li menunjuk ke arah kawah magma."Mereka Manusia Magma, Aku terpaksa menjaga Mereka yang sedang menjalani hukuman," jawab Xio Li.Manusia Magma terbentuk dengan sendirinya oleh sebuah dendam dari magma Surga kepada Raja magma.Raja Magma mengacuhkan Ratu Magma yang sangat mencintainya, membuat magma surga sangat begitu kesal dengan Raja Magma yang bermain-main dengan banyak wanita.Magma Surga yang tidak terima, seolah memiliki kesadarannya sendiri dan membentuk ratusan Manusia dari magma itu.Saat Mereka sedang bercakap, suara dari dalam kawah kembali terdengar. "Poenik yang Agung ... Kami sudah menjalani hukuman selama ratusan ribu tahun, tolong keluarkan Kami!""Diam Kalian!" bentak Xio Li tidak menghiraukan Mereka."Hu
"Pelayan ... tempat apa ini?" tanya Liu Shin kepada seorang Pelayan.Pelayan itu mengerutkan kening dengan pertanyaan konyol Liu Shin. "Darimana Pemuda tampan itu?"Pelayan itu heran karena Liu Shin tidak mengetahui tentang Penginapan Bunga."Sial ... sudahlah Aku pergi saja," gerutu Liu Shin tidak kunjung mendapat jawaban dari Pelayan.Penginapan Bunga sudah umum di ketahui Penduduk asli Kota atau Mereka yang hanya sekedar singgah di Kota itu.Penginapan itu di peruntukan bagi Mereka yang saling mencintai dan ingin memadu kasih. Seorang laki-laki dapat menawari gadis ke Penginapan itu, begitupun sebaliknya. Jika Mereka sudah saling setuju berarti mereka saling suka dan akan memadu kasih di Penginapan itu.Liu Shin bergegas pergi setelah mengetahui hal itu dari percakapan beberapa muda mudi yang menuju ke penginapan Bunga.Poenik Surgawi melemparkan sebuah topeng dari dalam cincin ruang dimensi Liu Shin. "Kenakan topeng itu! Apa Kamu ingin pamer ketampanan?"Liu Shin menelan ludahnya
Setelah mencari tahu tentang Liga Jodoh yang di adakan Sekte Tulip Putih, Liu Shin berpikir untuk mengikuti Liga Jodoh itu untuk dapat menemui Liu Su.Liu Shin kembali menuju gerbang Sekte setelah tiga hari untuk mendaftar Liga Jodoh. Di sana sudah ribuan murid sekte lain yang mengantri untuk memasuki Sekte Tulip Putih. Ribuan murid sekte itu akan menjadi peserta Liga Jodoh atau sekedar untuk menyaksikan rekan Mereka."Sial ... bagaimana caraku mengikuti Liga Jodoh itu?" Liu Shin mendengar percakapan Para Murid sekte lain bahwa hanya perwakilan sekte yang mendapatkan undangan dari Matriark sekte yang dapat menjadi Peserta Liga Jodoh dan memasuki sekte untuk menyaksikannya.Dari sekitar delapan ribuan murid sekte, hanya seribu Peserta yang akan mengikuti Liga Jodoh dan lainnya hanya akan menonton, mendukung teman satu sekte Mereka."Aku harus masuk untuk mencari tahu juga sekte-sekte yang mengikuti Liga Jodoh," gumam Liu Shin menjadi bersemangat mengetahui ada ratusan sekte yang mengik
Setelah beberapa saat berlalu, Liu Shin tampak senang karena mendapati beberapa sekte keberadaan keluarga dari satu klannya.Beberapa Peserta mulai sedikit demi sedikit berkurang. Beberapa dari Mereka memenangkan liga dan yang lainnya terpaksa harus mengakui kehebatan wanita cantik murid elit Sekte Tulip Putih yang Mereka pilih.Peserta Liga hanya tersisa 25 orang sementara di kursi wanita cantik Murid elit Sekte Tulip Putih hanya tersisa dua wanita karena yang lainnya sudah memiliki pasangan atau dapat di kalahkan.Sebelum Peserta nomor urut 926 melesat ke arena, salah satu Wanita cantik murid sekte Tulip Putih terlebih dahulu melesat."Peserta berikutnya, Aku yang akan melawannya," ucap wanita cantik itu.Dua wanita cantik tersisa merupakan jajaran dari murid elit tercantik dan terhebat. Peserta akan menelan ludah melihat kecantikan Mereka berdua. Peserta merasa tidak berhak memilih salah satu di antaranya, bahkan jika bisa Mereka menginginkan keduanya."Aku yang akan menjadi lawanm
Liu Shin menjadi samsak hidup di arena. Mei Lin memukulinya bertubi-tubi dan membabi buta. Dia tidak membiarkan Liu Shin keluar arena begitu saja sebelum puas membuat Liu Shin babak belur karena merasa di rendahkan oleh Liu Shin.BommmBommmBommmTubuh Liu Shin terpontang-panting oleh Mei Lin dan babak belur olehnya. Tetapi, Liu Shin masih terus bertahan tidak menunjukkan kemampuannya."Ada apa dengan Dewi Tulip Putih, Dia terlihat sangat mengerikan, apa Dia sedang mempermainkan murid Sekte Kepompong itu?" gumam Penonton."Dia benar-benar akan mati, Sang Dewi tidak membiarkannya keluar arena begitu saja."Para Penonton menelan ludah melihat kekejaman Mei Lin terhadap Liu Shin. Matriark, beberapa Patriark yang menyaksikan juga sedikit ternganga melihat Mei Lin yang mempermainkan Liu Shin."Lekas sudahi pertarungan!" perintah Matriark Sekte Tulip Putih dengan telepati jiwa.Matriark Sekte Tulip Putih memberikan isyarat agar Mei Lin menyudahi pertarungannya, tetapi Mei Lin tidak menggub
Anak Walikota itu bernama Chu Ho. Dia bersama dengan dua orang Jenderal kota.Beberapa orang di lantai itu mulai kembali memandang Meja Liu Shin. Beberapa Pendekar muda di sana mulai menyadari bahwa Liu Shin merupakan Peserta Liga Jodoh. Selain itu, beberapa Tetua yang ikut menyaksikan juga mulai menyadarinya."Aku akan duduk di sini," ucap Chu Ho, duduk di kursi begitu saja."Carilah meja lain! Kami tidak ingin di ganggu," ucap Liu Su."Oh Dewiku, Kalian berdua begitu manis ... Ayulah!Aku akan menjadi Walikota dan Kalian berdua akan hidup enak denganku," balas Chu Ho menggoda."Aku tidak sudi dengan Tuan muda arogan sepertimu," maki Mei Lin.Sudah beberapa kali Chu Ho mengikuti kompetisi baik menghadapi Liu Su maupun Mei Lin, tetapi Dia tidak pernah bisa mengalahkan Mereka berdua. Mei Lin dan Liu Su sangat hafal dengan watak Chu Ho."Di bawah ada lebih banyak Pengawalku, Kalian harus ikut Aku ke Penginapan Bunga atau Aku akan bertindak kejam! Ini Kota kekuasaan Ayahku, Kalian harus m
Mei Lin menghela nafas, "Aku tidak akan meninggalkanmu," balasnya memilih untuk tetap bersama Liu Su.Karena lantai atas Restoran itu sudah sepi, Liu Shin mulai angkat bicara tentang klan Liu dan tujuannya menemui Liu Su.Liu Shin menceritakan semua setelah Liu Su meyakinkan Liu Shin bahwa Mei Lin merupakan temannya yang dapat di percaya. Mei Lin juga mengetahui tentang kehancuran klan Liu sepuluh tahun yang lalu dan Dia yang selalu membuat Liu Su melupakan klannya dan semangat menatap masa depan."Apa Kakak Su mau ikut denganku? Aku akan kembali ke Kota Naga Langit," ucap Liu Shin setelah menceritakan kepada Liu Su.Liu Su mulai meyakini bahwa Liu Shin memang keluarga satu klannya. Dia menjadi amat senang bertemu dengan Liu Shin."Boleh Aku melihat wajahmu?" pinta Liu Su.Liu Shin tanpa banyak bertanya membuka topengnya membuat Liu Su dan Mei Lin sangat begitu terpana akan ketampanan Liu Shin."Adik Shin, Kamu benar-benar sangat tampan ... maaf karena selama ini Kakak membiarkanmu me
"Walikota, tolong jaga sikapmu! Chu Ho yang salah karena mengganggu Kami. Aku bisa mengerahkan seluruh pasukan Sekte Tulip Putih ke Kota Bunga, jika Kalian terus membuat masalah." Liu Su berusaha menengahi."Jadi Kalian berdua dua Dewi Tulip Putih murid kesayangan Matriark sekte? Apa Kalian pikir Aku takut dengan sektemu? Siapa juga disini yang melihat dan mengetahui jika Kalian bertiga menghilang dari muka bumi? Aku akan menjadikan Kalian berdua budak putraku," balas Walikota.Ma Guan dan Tetua dari Sekte Pedang Suci mulai mengingat Liu Shin. Meskipun sudah lama tidak melihat Liu Shin dan sudah sedikit berubah, Mereka masih sedikit mengenalnya."Serang!" perintah Walikota kepada dua Tetua klan Chu.BommmDua Tetua itu melesat ke arah Liu Shin mengeluarkan jurusnya. Tetapi, sebelum hal itu terjadi, Ma Guan dan satu Tetua Sekte Pedang Suci lainnya menendang Mereka berdua membuat beberapa Meja hancur."Tetua apa yang Kalian lakukan!" tanya Walikota menjadi muram dan tersenyum kecut deng
Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu