Liu Shin melesat ke pinggiran Kota, Dia melihat seorang Assassin sedang di kejar-kejar dua orang."Siapa Mereka?" gumam Liu Shin mengamati Mereka bertiga.Assassin itu menghentikan langkahnya, tidak sanggup lagi berlari karena terluka sangat parah. Dia memegangi lengannya yang terluka oleh pedang dengan kaki yang terpincang."Siapa yang menyuruhmu?" tanya salah satu orang yang mengejar Assassin itu."Aku tidak akan mengaku meskipun mati," balas Assassin itu.Liu Shin berpikir untuk menolong atau tidak. Bisa saja Assassin itu yang salah meskipun sudah terluka sangat parah."Hentikan!" Liu Shin memilih untuk melerai Mereka terlebih dahulu sebelum mengetahui duduk perkaranya."Anak muda ... pergilah dari sini! ini bukan urusanmu," ucap seseorang yang mengejar Assassin itu. Mereka berdua berada di tingkatan Pendekar Langit awal."Tidakkah Kalian berdua melihatnya terluka parah?" tanya Liu Shin."Anak muda ... hanya Pendekar Kaisar awal, berani sekali Kamu menghalangi jalan Kami. Kamu piki
Setelah bercakap-cakap dengan Liu Jin, Liu Shin pergi ke Hutan Tengkorak untuk menemui Wang Bei dan Liu Ya, sementara Liu Jin kembali ke markasnya.Zhu Lao mengajaknya ke tempat persembunyian Wang Bei, tetapi Wang Bei tidak ada di sana dan menurut Liu Ya ada urusan penting. Liu Shin hanya mendapati Liu Ya yang sedang berlatih di bawah sebuah air terjun.Liu Ya selama ini menunggu Liu Shin, Liu Shin meminta maaf karena lama baru menemui Liu Ya.Liu Ya sudah bisa berbicara. Mereka berdua tanpa berlama-lama menuju ke Kota Naga Langit.Liu Ya menceritakan bahwa saat kehancuran klan Liu, Dia saat itu sedang mendapatkan misi sekte. Tanpa sepengetahuan Sekte Seribu Pedang, Liu Ya pergi ke klan untuk mampir dan menjumpai kedua orang tua dan adiknya.Liu Ya mendapati klannya telah hancur lebur dan melihat dengan mata kepala sendiri keluarga satu klannya yang tewas mengenaskan dan biadab.Liu Ya sempat menjumpai Tetua yang selamat dari kejadian itu. Tetua yang sudah sangat sekarat memberitahuka
Putri Walikota merupakan gadis suci. Di balik kepergiannya ke Ibukota Kerajaan, ada sesuatu yang mencurigakan tentang sebuah bangsawan dari sebuah klan di Ibukota Kerajaan Senwu.Klan itu telah berafiliasi dengan Menara Langit dan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan darah gadis suci. Salah satunya adalah dengan kedok pernikahan.Menara Langit yang ada di Ibukota Kerajaan Senwu membutuhkan banyak darah gadis suci untuk membuat banyak Pil darah iblis.Putri dari Walikota telah di serap banyak darahnya oleh seseorang dari klan di Ibukota Kerajaan Senwu, tapi entah kenapa Putri Walikota menjadi seperti itu, tidak tewas seperti gadis suci lainnya."Tuan Walikota, Aku akan mencoba menyembuhkan Putrimu. Tapi sekarang, Aku harus mencari tahu penyebab penyakit itu dan mencari tahu bagaimana menyembuhkannya," jawab Liu Shin."Apa Kamu adalah ahli obat misterius itu?" tanya Walikota menjadi sangat antusias dengan jawaban Liu Shin dan Liu Shin hanya menganggukkan kepalanya."Walikota .
Liu Shin membuka topengnya setelah mengetahui bahwa ada beberapa orang yang mencari Sekte Lentera Naga. Liu Shin mengetahui bahwa tujuan Mereka kemungkinan untuk bertemu dengannya."Adik Shin, Kamu menjadi lebih tampan dari lima tahun yang lalu," ujar Liu Ya saat Mereka berjalan di Kota Naga Langit."Wajahku menjadi masalah, apa Kakak Ya tau? Aku telah menemui saudari Kita, Liu Su dan temannya terus menempel padaku, ada juga seorang gadis cantik yang mengajakku tidur bersama. Selain itu, Ratu Siluman Rubah bahkan menggodaku." Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal."Hahaha ... adik Shin, Kamu sudah dewasa. Kakak akan segera menikahi Qin Tian, Kamu juga akan segera mendapatkan kekasih. Dengan wajah tampan Adikku ini, Kakak tidak yakin jika Kamu hanya akan menikahi satu wanita. Beberapa gadis akan dengan senang hati membagi hatimu untuk wanita lain," kekeh Liu Ya."Kakak Ya, berhenti mengatakan hal konyol seperti itu! Aku masih sangat muda, belum memikirkannya." Liu Shin memanyunk
"Perkenalkan, Dia adalah Bo Hua, Tuan muda Shin. Bo Hua akan menggambar terlebih dahulu sesuai dengan perkataan Tuan Muda Shin sebelum Kami mentaksir semua apa yang di butuhkan." Ji Feng memperkenalkan Bo Hua kepada Liu Shin.Saat Liu Shin, Liu Ya, Ji Feng dan beberapa orang terampil yang di bawa oleh Ji Feng bercakap-cakap, Ji Dong membawa beberapa orang dari Pendekar Pengelana, Tentara bayaran, dan lainnya untuk menemui Liu Shin."Tuan muda ... Aku telah selesai membuat lencana yang Tuan muda inginkan, tidak hanya seribu, Aku masih terus membuatnya," ujar Pembuat Lencana yang Liu Shin jumpai sebelumnya."Tuan muda, Kami akan pastikan pembangunan sekte berjalan lancar tanpa gangguan," ucap salah satu Pendekar Pengelana di anggukkan oleh yang lain dan beberapa tentara bayaran.Liu Shin hanya menganggukkan kepalanya. "Terimakasih, silahkan duduk!" ajak Liu Shin ke Pembuat Lencana, Ji Dong, serta beberapa orang yang Ji Dong bawa.Mereka kemudian kembali mulai membahas rencana pembanguna
"Sekte Rembulan Malam?" Liu Shin tersentak kaget mendengar nama sekte yang sangat familiar baginya."Ya ... Sekte Rembulan Malam merupakan salah satu sekte besar di Kekaisaran," ujar Sin Ho."Kamu sepertinya mengetahui sekte Kami," sahut Hao Fei."Tentu saja ... Aku akan ke sana, dapatkah Kalian pergi bersamaku? Aku mengenal Tetua Yang dan Tetua Wu serta salah satu murid berdada besar," balas Liu Shin.Entah kenapa, Liu Shin sangat merindukan Yu Qie dan ingin bertemu dengannya sebelum menemukan orang-orang dari klannya dan pergi ke Ibukota Kekaisaran."Jadi Kamu mengenal Mereka berdua? kalau begitu, Kami akan pergi bersamamu."Liu Shin kemudian menyuruh Mereka menunggu di gua itu sementara Dia akan mendapatkan Bunga Mawar Darah untuk Mereka.Liu Shin sampai ke puncak ke empat, Liu Shin mendapati pemandangan di sana sangatlah indah, tertutup kabut awan tipis, penuh dengan hamparan bunga."Aura apa ini? sedikit menakutkan bagiku," gumam Liu Shin, tetapi berusaha untuk menenangkan diriny
Setelah menyelesaikan urusannya di Kota Naga Langit, Liu Shin pergi bersama dengan Sin Ho dan Hao Fei ke Sekte Rembulan Malam.Setelah lebih dari satu minggu, Mereka sampai di sekte. Liu Shin, Sin Ho dan Hao Fei memasuki sekte tanpa ada halangan yang berarti. Sekte Rembulan Malam terletak di sebuah perbukitan bernama bukit Rembulan.Ada beberapa bukit di perbukitan Rembulan itu yang saling terhubung oleh sebuah jembatan. Beberapa bukit memiliki keistimewaan dan fasilitas yang berbeda.Saat malam tiba, cahaya bulan akan menerangi bukit, membuat bukit itu semakin tampak indah dan sangat mengagumkan. Sebuah danau kecil yang ada di bawah jembatan membuat pantulan cahaya rembulan, membuat sekte akan semakin rerlihat begitu cantik dan indah saat malam tiba.Liu Shin berjalan di sekte, beberapa orang memandanginya."Siapa sampah ini?" tanya seseorang Murid laki-laki ke Sin Ho dan Hao Fei.Beberapa murid wanita menatap Liu Shin tanpa berkedip tidak memandang kultivasi Liu Shin, mengeluarkan a
Liu Shin mendapati bahwa Qing Yu Qie tidak ada di dalam sekte. Yu Qie merupakan murid satu-satunya dari Patriark Bi Zetian.Patriark Bi Zetian yang tidak pernah sekalipun mau mengangkat murid, di desak oleh Kaisar untuk menerima Yu Qie menjadi muridnya. Patriark Bi Zetian terpaksa menuruti dan ternyata Yu Qie memiliki bakat melebihi dirinya."Qi'er berada di Kekaisaran, sudah satu tahun di jemput oleh Ayahnya dan belum kembali ke sekte," ucap Tetua Yang setelah Mereka sampai di kediamannya."Kenapa Ayahnya menjemputnya? Apa gadis itu sudah menikah?" tanya Liu Shin."Patriark Zetian mungkin mengetahui alasannya, tapi tampaknya Dia tidak begitu peduli denganmu," ujar Tetua Wu."Sudah sekitar lima tahun sejak bertemu pertama kali, Kamu tidak melupakan Kami, Kamu terlihat semakin tampan," lanjut Tetua Wu."Setiap Aku memikirkan gadis berdada besar itu, Aku juga mengingat Tetua. Jika tidak ada gadis itu, Aku mungkin akan lupa dengan Tetua Yang dan Tetua Wu."Tetua Yang dan Tetua Wu menggar
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan