"Sekte Rembulan Malam?" Liu Shin tersentak kaget mendengar nama sekte yang sangat familiar baginya."Ya ... Sekte Rembulan Malam merupakan salah satu sekte besar di Kekaisaran," ujar Sin Ho."Kamu sepertinya mengetahui sekte Kami," sahut Hao Fei."Tentu saja ... Aku akan ke sana, dapatkah Kalian pergi bersamaku? Aku mengenal Tetua Yang dan Tetua Wu serta salah satu murid berdada besar," balas Liu Shin.Entah kenapa, Liu Shin sangat merindukan Yu Qie dan ingin bertemu dengannya sebelum menemukan orang-orang dari klannya dan pergi ke Ibukota Kekaisaran."Jadi Kamu mengenal Mereka berdua? kalau begitu, Kami akan pergi bersamamu."Liu Shin kemudian menyuruh Mereka menunggu di gua itu sementara Dia akan mendapatkan Bunga Mawar Darah untuk Mereka.Liu Shin sampai ke puncak ke empat, Liu Shin mendapati pemandangan di sana sangatlah indah, tertutup kabut awan tipis, penuh dengan hamparan bunga."Aura apa ini? sedikit menakutkan bagiku," gumam Liu Shin, tetapi berusaha untuk menenangkan diriny
Setelah menyelesaikan urusannya di Kota Naga Langit, Liu Shin pergi bersama dengan Sin Ho dan Hao Fei ke Sekte Rembulan Malam.Setelah lebih dari satu minggu, Mereka sampai di sekte. Liu Shin, Sin Ho dan Hao Fei memasuki sekte tanpa ada halangan yang berarti. Sekte Rembulan Malam terletak di sebuah perbukitan bernama bukit Rembulan.Ada beberapa bukit di perbukitan Rembulan itu yang saling terhubung oleh sebuah jembatan. Beberapa bukit memiliki keistimewaan dan fasilitas yang berbeda.Saat malam tiba, cahaya bulan akan menerangi bukit, membuat bukit itu semakin tampak indah dan sangat mengagumkan. Sebuah danau kecil yang ada di bawah jembatan membuat pantulan cahaya rembulan, membuat sekte akan semakin rerlihat begitu cantik dan indah saat malam tiba.Liu Shin berjalan di sekte, beberapa orang memandanginya."Siapa sampah ini?" tanya seseorang Murid laki-laki ke Sin Ho dan Hao Fei.Beberapa murid wanita menatap Liu Shin tanpa berkedip tidak memandang kultivasi Liu Shin, mengeluarkan a
Liu Shin mendapati bahwa Qing Yu Qie tidak ada di dalam sekte. Yu Qie merupakan murid satu-satunya dari Patriark Bi Zetian.Patriark Bi Zetian yang tidak pernah sekalipun mau mengangkat murid, di desak oleh Kaisar untuk menerima Yu Qie menjadi muridnya. Patriark Bi Zetian terpaksa menuruti dan ternyata Yu Qie memiliki bakat melebihi dirinya."Qi'er berada di Kekaisaran, sudah satu tahun di jemput oleh Ayahnya dan belum kembali ke sekte," ucap Tetua Yang setelah Mereka sampai di kediamannya."Kenapa Ayahnya menjemputnya? Apa gadis itu sudah menikah?" tanya Liu Shin."Patriark Zetian mungkin mengetahui alasannya, tapi tampaknya Dia tidak begitu peduli denganmu," ujar Tetua Wu."Sudah sekitar lima tahun sejak bertemu pertama kali, Kamu tidak melupakan Kami, Kamu terlihat semakin tampan," lanjut Tetua Wu."Setiap Aku memikirkan gadis berdada besar itu, Aku juga mengingat Tetua. Jika tidak ada gadis itu, Aku mungkin akan lupa dengan Tetua Yang dan Tetua Wu."Tetua Yang dan Tetua Wu menggar
Liu Hong, Liu Han, dan Liu Ling tertawa terbahak-bahak tidak mempercayai apa yang Liu Shin katakan.Mereka bertiga sangat mengetahui kebesaran klan Wang, tidak mungkin mau berhubungan dengan klan kecil seperti klan Liu, bahkan tidak akan memandang klan Liu sama sekali.Liu Shin menelan ludah, "Apa Kalian tidak percaya?""Kami percaya." balas Liu Hong.Liu Hong, Liu Han, dan Liu Ling berhenti tertawa, terlihat sangat serius selama beberapa saat."Jika Kamu mencium pantatku," sahut Liu Han di iringi dengan gelak tawa yang kembali meledak, mengejek Liu Shin yang terlalu tinggi membual."Sial ... dua Saudara ini membuatku tampak bodoh," gumam Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Liu Shin tetap mendesak Mereka untuk singgah ke kediaman klan Wang. Mereka hanya menuruti kemauan Liu Shin meskipun tidak mempercayainya. Mereka bersiap untuk di usir, tidak boleh masuk ke kediaman klan Wang."Apa Paman Han tahu kediaman klan Wang?" tanya Liu Shin."Siapa di Ibukota Kekaisaran yang tidak
"Apa benar Kamu anak itu?" tanya Wang Tiayun.Beberapa Tetua menelan ludah melihat Liu Shin, "Benar-benar tampan. Tetapi, kenapa Petapa Wang Bei memungut sampah seperti itu?" gumam Mereka melihat kultivasi Liu Shin."Tutup mulut Kalian!" bentak Wang Tiayun."Aku Liu Shin, cucu angkat Kakek Wang Bei." Liu Shin akan menunjukkan lencana Petapa Wang Bei."Tidak perlu mengeluarkannya, Kalian bisa duduk." Wang Tiayun mencegah Liu Shin mengambil lencana, menyuruh Liu Shin, Liu Hong dan lainnya duduk."Siapa Mereka?" tanya Wang Tiayun."Mereka keluargaku, Paman Liu Hong, Liu Han, dan Bibi Liu Ling serta anaknya Liu Xie.""Jadi Kalian berasal dari klan Liu, dimana tempat klan Liu? Aku akan berkunjung nanti," ujar Wang Tiayun.Liu Shin kemudian menceritakan tentang klan Liu kepada Wang Tiayun. Dia juga menyampaikan bahwa sedang membuat tempat untuk klan Liu di Kota Naga Langit.Wang Tiayun mengangguk-anggukkan kepalanya."Apa Kalian perlu uang?""Itulah alasanku datang ke Kekaisaran.""Tetua Fa
Di Markas besar Fraksi Bintang di Kekaisaran Wu, telah berkumpul petinggi Fraksi. Mereka membahas orang dari Menara Langit dan salah satu tamu dari Kekaisaran Qing yang menghilang di Hutan Siluman."Apa Kalian sudah menemukan Mereka?" Tanya Pemimpin Fraksi yang menutup wajahnya dengan sebuah topeng bernama Tan Qiong."Mereka telah tewas. Kami hanya menemukan bagian tubuh Mereka yang saling terpisah," balas salah satu orang berjubah merah, utusan yang di perintah mencari keberadaan dua orang yang menghilang di Hutan Siluman."Siapa yang dapat melakukan semua ini? Siluman khusus darah Iblis bahkan musnah," gumam Tan Qiong. "Apa klan Hantu yang melakukannya?" lanjutnya."Ini bahkan lebih mengerikan dari Pasukan klan Hantu yang Aku ketahui. Kami akan mencari tahu, sepertinya seseorang telah mengambil batu giok merah darah milik salah satu dari Mereka berdua.""Baiklah ... Kamu cari cara lain untuk mendapatkan lebih banyak darah gadis suci!" perintah Tan Qiong."Baik Pemimpin.""Aku akan m
"Apa? Istana Kekaisaran? Apa yang gadis di depanku tadi mau lakukan di Istana?" kaget Liu Shin tetapi berlalu begitu saja meninggalkan beberapa penjaga, tidak ingin kehilangan Yu Qie.Liu Shin sejenak terkagum-kagum dengan beberapa bangunan megah nan kokoh di Istana tapi Dia terus mengikuti Yu Qie tanpa peduli sekitarnya.Yu Qie menghentikan langkahnya di depan kediaman pribadinya, membuat Liu Shin berdiri mematung di belakangnya.Yu Qie melambaikan tangannya dan seketika beberapa Pengawal bayangan mengepung Liu Shin."Hey ... apa yang ingin Kamu lakukan?" teriak Liu Shin membuat Yu Qie membalikkan badannya."Diam dan ikuti perintahku!" bentak Yu Qie membuat Liu Shin menelan ludah.Liu Shin menatap mata Yu Qie yang terlihat sangat indah. Sejenak kemudian, bola mata Liu Shin memperhatikan dua bongkahan milik Yu Qie yang bertambah besar."Bajingan mesu* ... Kamu benar-benar kurang ajar, masih sama seperti dulu." ujar Qing Yu Qie sambil menutupi dadanya dengan kedua tangannya, sedikit me
"Kaisar ... apa yang terjadi?"Beberapa Jenderal mengelilingi Kaisar dan Permaisuri mendengar ledakan yang cukup keras, berusaha melindungi Mereka berdua."Tidak tahu ... tiba-tiba pohon itu hancur berkeping-keping." balas Kaisar."Aku akan kembali ke dalam... Kalian cari tahu penyebabnya! Apa ada orang yang menyelinap tanpa Aku ketahui?" lanjut Kaisar."Baik Kaisar."Kaisar kembali masuk ke kediamannya bersama Permaisuri, sementara beberapa Jenderal dan Pengawal bayangannya menyebar, mencari penyebab pohon di taman pribadi itu hancur, tapi Mereka tidak menemukan apapun.Liu Shin kembali menuju ke kamar tempatnya di kurung dan bergumam di hadapan beberapa Pengawal penjaga pintu kamar."Aku tidak akan membiarkannya di bawa pergi ke Kekaisaran Wu. Aku akan mengacau dan membuat Wu Ling tidak akan berani kembali ke Kekaisaran Qing, tidak ada yang pantas untuk gadis berdada besar itu selain Aku," gumam Liu Shin sedikit dongkol mengetahui Yu Qie akan segera menikah dan akan di bawa ke Kekai
Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu