"Maaf sudah mengganggu waktu Tuan yang berharga," ucap Liu Shin tersenyum masam.Kedua wanita cantik di samping Pria itu melekatkan dirinya semakin erat. Liu Shin hanya mengerutkan keningnya melihat hal senonoh yang baru pertama kali di lihat olehnya."Aku harap Kamu tidak mengecewakanku dengan barang berharga yang akan Kamu jual," balas Pria itu.Pria itu sampai di hadapan Liu Shin, mengelus-elus punggung kedua wanita muda nan cantik di sampingnya. Kedua wanita itu membalasnya dengan mengelus-elus dada bidang Pria itu."Tentu saja ... barang yang akan Aku jual merupakan barang berharga."Liu Shin menahan diri dengan kelakuan tiga pasangan senonoh di hadapannya, Dia hanya bisa mengumpat Mereka di dalam hatinya."Hoho ... Kamu terlihat ngiler dengan kemesraan Kita.""Ti ... tidak Tuan." Liu Shin tergagap.Dua wanita itu terus berlendotan manja dan mulai mencium pipi Pria yang berada di tengah Mereka, tanpa mempedulikan keberadaan Liu Shin. Pria itu membalas dengan memeluk Pinggang kedu
"Apa Tuan muda Liu tidak menyesali keputusanmu menjual kitab berharga seperti ini? dan kristal jiwa ini mungkin akan berharga sangat tinggi jika di lelang," ucap Wang Liem."Aku akan menjualnya. Berapa uang yang akan Aku dapatkan?""Tiga kitab berharga Tuan Liu, akan Kami hargai per kitab masing-masing 100 juta koin emas, sementara 10 buah kristal jiwa ini lebih baik untuk di lelang. Bagaimana menurut Tuan Muda?""Berapa? Apa Aku tidak salah dengar?" Liu Shin mengorek kupingnya tidak percaya dengan harga masing-masing kitab yang di jual olehnya."100 juta koin emas per kitab Tuan, sebenarnya harga ini di luar kemampuan Paviliun Teratai di Kota kecil ini. Aku akan menghubungi Paviliun pusat, kitab berharga ini tidak boleh jatuh ke tangan orang lain. Kami akan mengirimkannya untuk klan Wang."Liu Shin terhentak kaget, tidak menyangka harga kitab tingkatan terendah miliknya sangat tinggi."Apa Aku menjadi orang kaya baru? hehe," batin Liu Shin."Baiklah, Aku setuju," ucap Liu Shin."Ngom
"Tuan Muda bersabarlah, Dia tidak sesederhana itu. Dia mampu menahan tekanan aura mematikan yang Aku tujukan," sahut Pengawal yang sempat mengarahkan aura mematikan ke Liu Shin."3100" Seorang Pemuda mencoba menawarnya."3100, apa ada yang berani menawar lagi?""3500" Dao Zhan tidak mau kehilangan muka."3600" tawar Pemuda sebelumnya, menginginkan pil Api biru, tidak peduli dengan klan Dao."3800, tolong hargai Klan Dao Kami!" Dao Zhan kembali menawar."4000" Pemuda itu hanya tertunduk lesu, "Ini uang terakhirku, semoga Mereka tidak lagi menawar.""Bocah tengik darimana Dia? berani sekali menantang klan Dao," gumam Dao Zhan dengan satu lagi Pemuda yang membuatnya kesal."4500" Dao Zhan menaikkan tawaran."Sial, Aku harus kembali dengan tangan kosong," gumam Pemuda yang menginginkan pil api biru, "Pil itu sangat penting bagiku.""4600" Melihat Pemuda sebelumnya tidak menawar lagi, Liu Shin mengangkat tangannya, kembali menaikkan harga."Sialan itu ... Dia terus saja memprovokasi klan D
"Hanya masalah kecil, tidak perlu di pikirkan." balas Liu Shin kepada Chie Yu dan Chie Mi."Tuan muda ... Tuan tidak perlu membayar benda-benda yang Tuan dapatkan saat lelang." ucap Wang Liem setelah datang menemui Liu Shin, Chie Yu, dan Chie Mi di sebuah ruangan."Kenapa Aku tidak boleh membayar barang yang telah Aku tawar?""Anggap saja sebagai hadiah pertemuan Kita," balas Wang Liem."Tidak ... Aku tidak mau jika tidak membayarnya.""Tuan muda Liu, tolong ambil saja sebagai bentuk permintaan maaf atas sikap Wang Peng yang telah menyinggung Tuan," jawab Wang Liem."Tidak Paman Liem, Aku akan tetap membayarnya, tidak perlu terus menerus meminta maaf padaku."Setelah cukup alot Wang Liem menolak, Liu Shin tetap tidak mau mendapatkan barang berharga yang Dia dapatkan secara cuma-cuma. Dia membayarnya dengan uang hasil hasil lelang kristal jiwa miliknya.Uang Liu Shin kini cukup banyak berada di genggamannya. Dia memiliki 30 koin ungu atau setara dengan 300 juta koin emas dan 12 juta ko
"Pantas saja, Bocah itu sangat berani memprovokasi Sekte Pedang Suci dan klan Dao, Tuan Peng kesini mungkin juga karenanya," batin Walikota Gu Tian."Ayah, siapa Dia?" Gu Liayi berbisik duduk di samping Ayahnya. begitupun dengan Jie Fei yang berbisik menanyakan hal yang sama kepada Jie Liang.Jie Fei dan Gu Liayi lagi-lagi di buat kaget oleh Liu Shin setelah mendengar jawaban dari Ayah dan Paman Mereka, menjadi penasaran dengan siapa Liu Shin sebenarnya."Nak Liu, apa Kamu sudah mendapatkan peta?" tanya Walikota Gu Tian setelah Mereka semua kembali duduk."Sudah Walikota, Aku juga akan berpamitan.""Apa Kamu akan pergi sekarang Saudara Liu?" tanya Jie Fei."Ya Saudara Fei, bukankah Aku sudah mengatakannya saat dalam perjalanan ke sini? Aku sangat berterimakasih Kalian sudah sangat baik kepadaku."Jie Fei mengerutkan keningnya, "Sial ... Kamu belum memberikan hadiah kepadaku, kenapa cepat-cepat pergi," gumamnya menginginkan sebuah benda berharga yang di dapatkan Liu Shin saat lelang."
Liu Shin sendiri tidak mengetahui batas kemampuannya, Dia hanya merasa bahwa Dia mampu untuk menghadapi para Penguntit. Seorang Pendekar Raja Menengah dengan mudah Dia kalahkan."Bocah, Ka ... Kamu ..., berani sekali Kamu membunuh adikku," Salah satu dari orang berpenutup muka sangat geram dengan Liu Shin. Orang itu berada di tingkat Pendekar Raja tingkat tinggi."Maaf ... Aku tidak sengaja membunuhnya," balas Liu Shin tanpa rasa berdosa."Kamu hanya beruntung, Dia sedikit ceroboh menurunkan kekuatannya," sahut Tetua Dao Zhan.Tetua tidak menyangka Liu Shin dengan mudah membunuh salah satu orangnya."Oh, jadi memang benar Kamu Pak Tua," Liu Shin mulai yakin setelah mendengarkan suara milik Dao Zhan yang Dia kenali bahwa orang-orang berpenutup muka itu merupakan orang-orang dari klan Dao."Dao Ki ... habisi Dia!" perintah Tetua Dao Zhan kepada orang berpenutup muka lainnya, tidak menanggapi Liu Shin."Rasakan ini! Pedang Bumi bergetar." Dao Ki mulai menyerang ke arah Liu Shin."Jurus a
Liu Shin menghela nafas, kemudian memanggil Zhu Lao keluar untuk menemaninya. Dia kemudian menaiki punggung Zhu Lao, melesat di hutan bambu."Tuan, kenapa tidak mengejar dan menghabisi Mereka berdua?" Zhu Lao menyarankan Liu Shin mengejar dan menghabisi dua orang dari klan Dao yang kabur."Biarkan saja! Aku tadinya juga hanya ingin memberi Mereka sedikit pelajaran, tidak ingin membunuh Mereka. Siapa sangka Aku tidak sengaja membunuh Mereka dengan kekuatanku ini," Liu Shin berkata tanpa rasa berdosa."Haha ... baiklah Tuan ... terserah Tuan saja. Ngomong-ngomong apa Tuan tidak berlatih Kitab-kitab yang Tuan miliki sambil mencari keberadaan orang-orang dari klan Tuan yang mungkin masih hidup?" Zhu Lao menyatakan pendapatnya."Aku juga berpikiran seperti itu, apa Kamu bisa mengajariku? Aku tidak tahu menahu tentang Kultivasi, dan Kitab-kitab ini mungkin sangat susah untuk di pelajari."Liu Shin mengingat harga dari kitabnya yang terendah tingkatannya. Semakin tinggi harganya maka dapat d
Setelah beberapa hari perjalanan, Liu Shin dan Chen Long sampai di Desa Daun Kuning. Liu Shin memasuki Desa menaiki Zhu Lao, berjalan santai di samping Chen Long."Bukankah seharusnya besok Para Bandit baru datang ke sini, di belakang Meraka mungkin mengikuti ratusan Bandit yang menuju kemari, cepat bersembunyi!" ucap salah satu Warga Desa yang melihat Liu Shin dan Chen Long."Kenapa Chen Long bersama dengan Bandit? Apa Dia di rekrut menjadi Bandit?" heran warga yang lain, tetapi tidak mempedulikan keberadaan Chen Long, Mereka berlalu masuk ke rumah, bersembunyi.Chen Long sebagai jenius di Desa Daun kuning cukup terkenal di kalangan warga Desa.Beberapa Warga yang lain mulai menatap curiga ke arah Liu Shin dan Chen Long. Mereka menyangka bahwa Liu Shin merupakan bagian dari Bandit gunung."Bandit sialan... cepat Kita bersembunyi!" ucap Warga yang lain menyadari keberadaan Liu Shin yang menunggangi seekor Beast berjalan di jalanan Desa menuju kediaman Chen Long.Seketika tempat yang d
Dengan usaha keras, Liu Shin dan Surya kelana akhirnya bisa menapak di gunung brawijaya. Mereka langsung melesat mencari keberadaan Si Mata Merah. "Siapa kalian?" tanya Si Mata Merah melihat Liu Shin dan Surya kelana. Liu Shin tidak segera membalas Si Mata Merah. Dia melihat ke altar kuno dan tidak mendapati istrinya. Sementara Surya kelana bernafas lega karena adiknya masih hidup. "Dimana istriku?" tanya Liu Shin. "Jika istrimu tidak ada, dia berarti telah dibawa oleh dewa iblis ke alam dewa," balas Si Mata Merah. Liu Shin mengepalkan tangannya, amarahnya memuncak mengetahui istrinya dibawa ke alam dewa. Tanpa banyak berkata, Liu Shin dan Surya kelana mulai menyerang Si Mata Merah. Pertempuran berlangsung sangat sengit, hingga tidak lama Liu Shin berhasil menghabisi Si Mata Merah. Namun, iblis kuno yang telah menyerap beberapa wanita dengan tubuh spesial telah bangkit dengan separuh kekuatannya. Iblis kuno kemudian turun tangan karena terganggu dengan kedatangan Liu S
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu