WusssshhhZhu Lao melayang di udara membuat kelima pemburu berkeringat dingin. Dia juga semakin mengeluarkan aura agung yang membuat kelima burung iblis sedikit beringsut ketakutan.Zhu Lao kemudian melesat ke arah tiga Pemburu, sementara ketiga burung Iblis menjauh ke atas langit ketakutan dengan Zhu Lao yang terlihat mulai serius.PangggDuarrrrBommmDengan tinju, tendangan dan jurus Zhu Lao yang sangat mengerikan, ketiga Pemburu berhasil tewas dalam waktu singkat, dalam kondisi yang mengerikan.Zhu Lao melesat ke atas langit, tetapi dua orang Pemburu dan kelima burung iblis kabur terlebih dahulu dengan sangat cepat."Zhu Lao, Kita kejar Mereka!" perintah Liu Shin ingin mengetahui alasan Para Pemburu mengejarnya dan darimana Mereka berasal.Zhu Lao keluar dari jiwa Liu Shin kemudian Mereka berdua mengejar dua orang Pemburu yang kabur.Setelah beberapa saat, dua orang pemburu itu sampai di hadapan Wakil Organisasi Pemburu tidak jauh dari Sekte Lonceng Agung."Tuan ... Pemegang batu
"Apa Biksu Yao tidak yakin?" tanya Miu Rong."Kebenaran akan berjaya dan kejahatan akan musnah, meski membutuhkan waktu yang lama," ujar Biksu Yao."Aku mungkin dapat mengalahkan Mereka. Tapi, Mereka hanya sebagian kecil dari kejahatan itu, Bing Susie juga sudah tidak aman berada di sini," balas Biksu Yao."Baik, Biksu ... apa Aku harus membawanya sekarang?""Itu akan lebih baik ... Sampaikan salam dan permohonan maafku kepada Biksu Suci.""Ini bukan sepenuhnya kesalahan Kita, Kita hanya menuruti apa yang Biksu Suci perintahkan," balas Miu Rong.Di Kekaisaran Bing, Bing Susie yang memiliki tubuh istimewa juga tidak aman dari bawahan Tujuh Pagoda. Mereka terus berusaha untuk mendapatkannya bagaimanapun caranya. Bing Susie maupun Qing Yu Qie merupakan cara paling instan untuk menguasai Benua Tianlang.Kaisar Bing yang mengkhawatirkan kondisi Putrinya dan tidak kunjung menemukan seorangpun tabib yang dapat menyembuhkannya, menitipkan Bing Susie kepada Kuil Lonceng Suci.Kuil Lonceng Suci
Tetua Rong melesat menuju Kuil Naga meninggalkan Biksu Yao dan Liu Shin. Wakil Pemimpin Pemburu akan mengejarnya, tetapi Liu Shin tidak membiarkan hal itu.TangggTangggTangggTetua Rong di kejar oleh dua orang Pemburu. Dia bergegas masuk ke dalam kuli dan membunyikan lonceng berukiran Naga tiga kali, membuat seisi sekte bergema dan berdengung keras.Tetua Rong menghela nafas lega, sebuah portal tiba-tiba muncul di belakangnya membuat kedua Pemburu yang masih memegangi telinga Mereka terheran-heran."Apa itu?" gumam Mereka berdua melihat sebuah portal muncul begitu saja setelah Tetua Rong membunyikan lonceng."Amitaba ... Salam ... " Dua orang Biksu yang terlihat agung dengan aura keemasan, kalung besar di leher muncul dari dalam portal dan melihat Biksu Rong serta Bing Susie.Sejenak kemudian dua Biksu itu melihat ke arah dua Pemburu. "Kenapa antek Iblis berada di sisi?" tanya salah satu Biksu yang merupakan Murid Kuil Lonceng Suci."Mereka mencoba membawa Bing Susie," jawab Biksu R
Setelah cukup berbasa-basi, Liu Shin di izinkan melihat kondisi Bing Susie di sebuah kamar oleh Biksu Yao."Tetua Rong ... bagaimana kondisinya?" tanya Biksu Yao."Dia harus segera meminum ramuan yang di buat Biksu Suci." balas Miu Rong."Berapa banyak ramuan yang tersisa?" tanya Biksu Yao."Empat Biksu Yao. Hanya cukup untuk satu bulan kedepan.""Aku bisa sedikit membantu, Dia akan kembali normal dalam waktu satu tahun." sela Liu Shin setelah melihat dan menerka kondisi Bing Susie."Bocah ... Kamu jangan mengada-ada ... bahkan Aku tidak yakin klan Peri mampu menyembuhkannya." sahut Biksu Yao."Kalian tidak akan tahu jika Aku belum mencobanya," balas Liu Shin.Liu Shin pernah membaca Kitab Kultivasi Bintang miliknya. Gejala yang di alami Bing Susie ada di dalam lembaran bagian awal."Apa yang Kamu ketahui, Bocah?" tanya Biksu Yao."Gadis ini memiliki tubuh spesial, Dia akan menjadi gadis yang sangat hebat melebihi seorang Dewi. Tetapi, Tubuh yang tidak di tempa dengan benar, hanya aka
Liu Shin kembali ke Ibukota, menuju klan Wang. Dia mendapati tiga orang Assassin mengamati kediaman klan Wang. Mereka mendapat misi untuk membunuh Wang Tiayun dari Menara Langit.Liu Shin mengagetkan Mereka saat sedang bersembunyi di dahan sebuah pohon tidak jauh dari kediaman klan Wang."Siapa Kau?" tanya Assassin itu.Assassin itu langsung berlari ketempat sepi di Ibukota dan Liu Shin mengejarnya.BommmBommmLiu Shin membombardir dengan bola api naga terbang di atas punggung Zhu Lao.Assassin itu melompat dari satu pohon ke pohon lain melesatkan shuriken ke arah Liu Shin dan Liu Shin dapat dengan mudah menghindarinya.Liu Shin turun menghentikan langkah Mereka. "Kenapa Kalian kabur?""Apa urusannya denganmu?" salah satu Assassin mengeluarkan bom asap berusaha menutup jarak pandang Liu Shin agar bisa kabur."Hembusan Angin Naga."WusshhhhLiu Shin menghilangkan kepulan asap membuat ketiga Assassin menelan ludah, "Sial ... Kita terpaksa harus melawannya."Kedua Assassin mengeluarkan s
Ketua Organisasi Assassin Hitam menyelinap masuk dari Kekaisaran Wu. Dia di perintah oleh Wu Lian menculik Qing Yu Qie. Selain itu, Ketua Organisasi membawa serta Assassin elitnya untuk membunuh Liu Shin yang telah membunuh Wu Ling, adik kesayangan Wu Lian.Tidak berapa lama, Liu Shin dan Liu Jin sampai di Menara Langit. Liu Jin pergi ke hadapan Ketuanya yang memberi misi membunuh Wang Tiayun. sementara Liu Shin mencoba berkeliling menyelinap mencari keberadaan Qing Yu Qie."Kami tidak berhasil membunuhnya, salah satu rekan Kami telah tewas," Liu Jin mengeluarkan buntalan kepala salah satu anggota Mereka yang sebelumnya di kalahkan Liu Shin."Bodoh ... kenapa Kamu kembali?" maki Sang Ketua."Maaf Ketua ... Aku terpaksa melarikan diri, Aku bahkan bersusah payah mendapatkan kepala rekan Kita yang tergantung di gerbang masuk klan Wang." balas Liu Jin.Ketua itu hanya menghela nafas, "Rasakan ini!"BammmKetua itu memegangi perut Liu Jin, memberinya sebuah segel agar menjadi antek Iblis,
Setelah keluar gerbang Ibukota, Mereka kemudian melesat menggunakan Elang Hitam pekat milik Pemimpin Organisasi Assassin.Pemimpin Organisasi Assassin tidak banyak bicara dengan Liu Shin, membuat Liu Shin cukup bebas di atas punggung Elang Hitam."Kakek Bei ... bagaimana kondisimu?" tanya Liu Shin melalui telepati jiwa."Aku terkurung di dalam keranjang ini," kekeh Wang Bei."Kakek selalu saja bercanda. Aku telah membawa Liu Ya ke Kota Naga Langit dan mulai membangun sekte yang Aku beri nama Sekte Lentera Naga," ujar Liu Shin."Jadi Kamu mendirikan sekte? Aku akan ke sana nanti, maaf karena Kakek tidak banyak membantumu seperti ucapan Kakek dahulu," balas Petapa Wang Bei."Kakek ... apa yang akan Kita lakukan di Kekaisaran Bing?" tanya Liu Shin."Membunuh seseorang yang ingin memanfaatkan tubuh spesial Qing Yu Qie. Mereka dapat menyebabkan kekacauan di Benua Tianlang. Kita harus menghentikan sebelum hal itu terjadi.""Ya benar ... Tetapi, kekuatan Mereka sungguh mengerikan. Para Silum
"Tunggu dulu Paman Fang! Aku akan membiarkan Raja Senwu menjelaskannya," cegah Liu Ya."Aku akan pergi setelah seluruh pasukanmu enyah dari sini," ucap Wang Fang kepada Raja Senwu."Paman Fang dan Raja bisa pergi, Aku bisa mengurus jika Mereka mengacau," sela Liu Ya."Apa Kamu yakin Ya'er?" tanya Tetua Fang di anggukkan oleh Liu Ya."Haha ... Pasukan Kerajaan yang lemah seperti ini bisa apa dengan Sekte Lentera Naga yang agung?" Ji Dong mengejek Raja Senwu bersama Pasukan yang Raja bawa.Tetua Fang dan Raja Shang tersenyum tipis dengan Ji Dong yang sangat berani dan selalu mengagungkan nama Sekte Lentera Naga."Aku akan kembali terlebih dahulu." Raja Shang dan beberapa Jenderalnya kemudian pergi meninggalkan Sekte Lentera Naga dengan Kereta kuda Kerajaan yang sudah di siapkan."Aku kira Kamu akan melakukan hal lain, ternyata tujuanmu ke sekte baru ini, Raja Shang sialan, tidak memberitahuku," kutuk Raja Senwu dalam hati.Sebelum ke Sekte Lentera Naga, Raja Shang terlebih dahulu pergi
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan