Beberapa Tetua mulai mengambil alih untuk melawan tiga Siluman itu."Tetua ... apa nama Siluman raksasa ini?" tanya salah satu Tetua dari Sekte Gunung Petir."Aku tidak tahu, Kita namai saja Si Telinga Lebar," balas Tetua Sekte Bintang Abadi."Bagaimana kalau Kita namai Si Botak Raksasa?" saran Tetua Sekte Naga Hitam."Siluman ini sangat aneh. Kenapa tidak kita namai Siluman Aneh saja?" ucap Tetua Sekte Gunung Petir lagi sambil terkekeh."Sudah jangan banyak omong kosong, Kita beri nama saja Siluman Tengik. Mari Kita habisi tiga Siluman Tengik ini!" sahut Tetua dari Sekte Lembah Neraka.Beberapa Tetua kemudian mulai menyerang ketiga Siluman tengik itu.Sementara itu, Kelima Patriark dalam waktu singkat telah berhasil menewaskan ribuan Siluman.Mereka menengok ke kanan kiri saling mengamati Patriark lain. Mata Mereka juga mencari keberadaan Liu Shin. Tetapi, Liu Shin berada di atas langit sudah menaiki Zhu lao, Mereka tidak menyadari akan hal itu.Patriark Su ... dimana anak muda itu?"
Liu Shin melesat menuju kedua orang yang mengenakan jubah merah."Apa anak itu sedang kemari?" tanya salah satu orang berjubah merah itu."Tidak mungkin... Dia pasti memiliki tujuan lain. Kita sudah menekan aura Kita, tidak mungkin anak itu mengetahui keberadaan Kita." balas orang berjubah merah lainnya."Anak ini benar-benar mengarah ke Kita. Mari pergi!" perintah salah satu orang berjubah merah kepada rekannya.Melihat gelagat dua orang berjubah merah itu, Sie Gong menghalangi langkah Mereka.Sie Gong mengeluarkan aura kebiruan dari tubuhnya, gumpalan awan dengan percikan petir tiba-tiba berada di bawah kakinya. Di tangan kanannya, Dia memegang sebuah trisula petir, pusaka kebanggaannya."Mau kemana Kalian? Sangat tidak sopan, Tuanku akan menginterogasi Kalian," ucap Sie Gong mengagetkan Mereka berdua, sejenak kemudian Mereka mulai berkeringat dingin melihat Sie Gong."Se ... sejak Kapan Kamu berada di sini? Siapa Kamu?" Dua orang berjubah merah sangat ketakutan melihat Sie Gong. Me
Mereka hanya bisa menghela nafas mendengar Liu Shin yang sangat provokatif."Baiklah ... Mari Kita masuk lebih dalam, memburu Para Siluman keparat," ucap Jenderal Naga Hitam.Setelah membasmi Para Siluman di dekat benteng timur, Mereka kemudian memasuki kawasan Hutan Siluman lebih dalam.Tidak hanya puluhan ribu Siluman yang tewas, ribuan dari pasukan Penjaga Perdamaian juga telah tewas, tetapi itu tidak mengurangi semangat Pasukan Penjaga perdamaian sedikitpun. Sejak dulu, Para murid sekte di didik untuk menghadapi Siluman karena Mereka merupakan Penjaga perjanjian damai dengan bangsa Siluman.Sementara itu, Raja Siluman bertanduk emas yang memimpin berhasil kabur. Dia menemui Raja Siluman lainnya."Raja Siluman Kera, Kita harus kabur dari sini! Aku melihat Seseorang bahkan begitu mudahnya membunuh dua orang berjubah Merah utusan dari Sekutu Iblis" ucap Raja Siluman bertanduk emas dengan nafas yang memburu kepada Raja Siluman bertubuh seperti manusia yang penuh bulu. Dia sempat melih
Jenderal Naga Hitam mengerutkan kening membayangkan juga apa yang ada di pikirkan Liu Shin, akan tetapi, itu terkesan sangat konyol. "Jika ingin berpindah tempat, Aku pernah mendengar tentang Formasi Ruang Dimensi yang di kuasai oleh seseorang, tapi itu sangat mustahil."Liu Shin mengetahui teknik Formasi Ruang Dimensi, hanya saja teknik itu sangatlah rumit dan butuh sangat banyak tenaga dalam, belum dapat Liu Shin pelajari dengan kultivasinya yang masih rendah.Liu Shin menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Mungkin saja Aku bisa bereksperimen membuat kotak besar pemindah manusia dengan gabungan segel dan teknik Formasi Ruang Dimensi itu, kali saja laku keras."Jenderal Naga Hitam memuncratkan ludah mendengar kekonyolan Liu Shin. "Sudah jangan banyak omong kosong, Kita hadapi saja Para Siluman itu, Kita harus bertahan selama mungkin sampai kedatangan Xue Yu Lan.""Memang berapa lama Xue Yu Lan dapat sampai di sini?" tanya Liu Shin."Sialan ... Aku hanya berharap Dia dan murid sekteny
Liu Shin kemudian mengikuti saran Sie Gong untuk menghabisi Para Siluman. Dia kembali memperingati Para Siluman, "cepat jawab pertanyaanku atau Aku tidak akan membiarkan Kalian semua hidup!""Aku juga akan tetap membunuh budak Iblis seperti Kalian meskipun menjawab," gumam Liu Shin terkekeh.Bersamaan dengan ancaman Liu Shin, suara gemuruh kemunculan ratusan Suku Awan Petir menggelegar, membuat Para Siluman ketakutan, bergidik ngeri.Sejenak kemudian, Para Siluman melihat ratusan Suku Awan Petir bermunculan satu persatu, melayang di udara di atas sebuah awan dengan kilatan-kilatan Petir, memegang Trisula petir kebanggaan Mereka, di ikuti oleh Sie Gong yang memimpin, melesat ke langit."Matilah Kita ... matilah Kita ..., Mereka tidak hanya satu," Raja Siluman Tanduk Emas sangat panik.Raja Siluman awalnya membawa pasukan Siluman darah iblis dari lembah untuk mengeroyok Sie Gong. Setelah melihat ratusan orang-orang seperti Sie Gong, Dia kembali ketakutan.Bunyi gemuruh petir yang mengge
Para Siluman mulai ketakutan dengan Zhu Lao dan Sie Gong serta Suku Awan Petir lainnya. Ribuan Pasukan dari lembah yang telah di siapkan oleh Fraksi Bintang bahkan tewas dalam sekejap mata oleh kepakan sayap Zhu Lao.Para Siluman mulai berlarian ke sana kemari tidak tentu arah menghindari kebrutalan Zhu Lao, Sie Gong dan bawahannya. Kematian rekan Siluman Mereka begitu tragis, beberapa yang lain hanya menyisakan tulang maupun dijadikan abu oleh Zhu Lao dan Suku Awan Petir.Akan tetapi, Pasukan Sekte Penjaga Perdamaian tidak membiarkan hal itu, mengepung dan mengejar Para Siluman. Jika di perhatikan, Para Siluman bukan sedang berperang, tetapi sedang menjadi buruan.BommmZhu Lao mengeluarkan bola keemasan kecil transparan ke arah ribuan Siluman, membuat tanah hancur dan Para Siluman berterbangan kehilangan nyawa.DuarrrSatu persatu Suku Awan Petir membombardir Para Siluman dengan petir yang menyambar dari trisula Mereka. Para Siluman hanya menatap ke langit yang sedikit mendung karen
Tidak berapa lama, semua Pasukan Siluman yang berada di sana habis tidak tersisa. Tetapi, Pasukan dari Sekte Penjaga Perdamaian tidak ada satupun yang tewas, hanya ada beberapa yang mengalami luka serius.Liu Shin memerintah Suku Awan Petir mengawasi jalannya pertempuran dan menyelamatkan Pasukan Sekte Penjaga Perdamaian jika ada yang terdesak.Pasukan Sekte Penjaga Perdamaian memenangkan pertempuran dengan ratusan ribu Siluman yang berada di tempat itu secara telak. Mereka menjadi sangat menghormati dan memuja Liu Shin yang sangat peduli dengan keselamatan Mereka."Tuan Liu, Kami berlima dan Pasukan Sekte Penjaga Perdamaian memutuskan untuk bersumpah setia kepada Tuan. Jika suatu saat Tuan memerlukan Kami yang lemah ini, Tuan bisa memerintah Kami. Kami rela mati untuk Tuan," ucap Jenderal Naga Hitam.Patriark, Tetua membungkuk di hadapan Liu Shin, di ikuti oleh puluhan murid-murid sekte yang berjejer rapi."Tidak perlu berterimakasih, sudah seharusnya Aku menyelamatkan manusia lain d
"Zhu Lao, Kita turun dan istirahat di sini!" perintah Liu Shin kepada Zhu Lao.Setelah beberapa hari Liu Shin menjelajah Hutan Siluman, Dia, Zhu Lao dan Suku Awan Petir telah berhasil menghabisi puluhan sampai ratusan ribu Siluman.Liu Shin beristirahat di dekat puncak gunung yang memiliki kawah magma.BommmSeketika Liu Shin terhentak kaget saat Zhu Lao mendapatkan serangan yang sangat tiba-tiba dari seekor Beast yang ternyata ada di Hutan Siluman di puncak gunung itu.Zhu Lao terpental jauh di hantam oleh Beast spirit itu."Siapa yang menyerangku?"Zhu Lao melirik ke arah penyerangnya dan terhentak kaget melihat seekor Beast Poenik. Dia melesat ke arah Poenik berwarna merah menyala itu.BommmSeketika pertempuran sengit terjadi di antara keduanya, Liu Shin hanya ternganga melihat pertempuran hebat antara Zhu Lao dan Poenik itu tanpa bisa membantu."Sie Gong ... Poenik itu sangat mengerikan, bantu Zhu Lao!" perintah Liu Shin, menghindar dari area pertempuran.BommmBommmPuncak gunun
Ribuan tahun yang lalu, benua malaya disebut sebagai kerajaan kuno selatan. Wilayah kekuasaannya mencakup seluruh benua malaya. Kerajaan kuno selatan itulah yang terus berperang dengan benua tianlang maupun benua taishan untuk memperluas wilayah kekuasaan.Seiring dengan berjalannya waktu, perang saudara terus menerus terjadi di kerajaan kuno selatan. Kerajaan kuno selatan mulai terlupakan dan berubah nama menjadi benua malaya dengan banyak kerajaan besar maupun kecil yang berdiri tegak.Kerajaan-kerajaan di benua malaya itu tidak ubahnya seperti sekte yang memiliki aliran hitam dan putih, yaitu baik dan jahat.Si Mata Merah mengumpulkan kerajaan-kerajaan yang jahat di bawah kepemimpinan kerajaan wirasena. Dia berniat kembali menjadikan benua malaya menjadi kerajaan kuno selatan.Dalam menggapai keinginannya itu, Si Mata Merah dimanfaatkan oleh Cheng Gu, seseorang dari klan penyihir yang sempat dihabisi oleh Liu Shin.Cheng Gu menjanjikan Si Mata Merah kekuatan dahsyat sehingga mampu
Liu Shin menyimpan kristal kehidupan di cincin ruang dimensinya. Dia memikirkan cara bagaimana bisa naik ke atas gumpalan awan gunung brawijaya.“Saudaraku, apa kamu sanggup menghindari petir hitam?” tanya Liu Shin.“Meskipun harus mati, aku akan mencobanya demi adikku,” balas Surya Kelana.“Lebih baik kita menghindar terlebih dahulu dari hujan petir hitam. Kita pikirkan cara terlebih dahulu bagaimana bisa sampai ke gunung brawijaya.”“Baiklah.”Liu Shin dan Surya Kelana kemudian menjauh dari jangkauan petir hitam di atas permukaan air laut.Liu Shin melihat Surya Kelana duduk dengan posisi lotus diatas permukaan air laut dan memejamkan matanya. “Saudaraku, apa yang kamu lakukan?” tanya Liu Shin.“Aku sedang membaca beberapa kitab, siapa tahu ada yang berguna,” balas Surya Kelana.Liu Shin menyipitkan matanya. “Apa maksudmu? Aku hanya melihatmu duduk bersila tanpa melakukan apapun. Kamu juga tidak mengenakan cincin ruang dimensi sebagai tempat penyimpanan kitabmu.”“Aku tidak membutuh
“Saudaraku, lekas menjauh dari sini dan menghindar dari jangkauan hujan petir!” perintah Liu Shin kepada Surya Kelana. “Aku akan membantumu,” ujar Surya Kelana. “Ini sangat berbahaya, biarkan aku menghadapinya seorang diri,” balas Liu Shin. Liu Shin menyadari jika area untuk memasuki gunung brawijaya sangat sukar untuk ditembus. Mau tidak mau dia harus melawan kepiting raksasa dan membinasakannya. Kepiting raksasa tidak akan membiarkan seorangpun mencapai gunung brawijaya di wilayah kekuasaannya di permukaan air laut. Sementara itu, awan yang sangat besar tempat keberadaan gunung brawijaya bergemuruh sangat keras dan terus menghujani Liu Shin dan Surya Kelana dengan petir hitam. Dari pengamatan Liu Shin, gunung brawijaya menolak siapapun yang akan memasukinya dengan formasi ataupun fenomena alam yang ada disekitarnya. “Dua orang akan lebih mudah menghadapinya, aku bisa mengalihkan perhatiannya,” Surya Kelana memaksa untuk ikut menghadapi kepiting raksasa. “Baiklah,” balas Liu S
"Hmmm ... gunung brawijaya? gunung itu sangat sulit ditemukan," balas manager paviliun."Berapa harga yang harus kami bayar?" tanya Liu Shin."Ini bukan masalah harga, paviliun kami juga kekurangan informasi tentangnya.""Lalu, informasi apa yang paviliun ketahui? Aku akan membayarnya dengan harga yang pantas," balas Liu Shin kemudian mengambil ribuan koin emas dan meletakkannya di atas meja dihadapan manager paviliun."Anak muda ... masukkan kembali uangmu! Bagaimana jika kita saling bertukar informasi? Kamu tidak perlu membayarnya."Liu Shin mengerutkan alis. "Apa maksudmu?""Gunung brawijaya merupakan tempat paling mengerikan di benua ini, sangat mustahil dimasuki manusia biasa. Hanya orang-orang dengan kekuatan layaknya dewa yang bisa memasukinya. Jika kamu berhasil memasukinya, aku ingin kamu memberikan informasi tentang apa saja yang ada di gunung tersebut. Bagaimana menurutmu?""Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke tempat ini setelah urusanku selesai di gunung brawijaya,"
Setelah cukup lama bertarung, Liu Shin akhirnya bisa melumpuhkan Cheng Gu. Liu Shin memaksa Cheng Gu untuk memberikan informasi padanya, tapi Cheng Gu tidak mau mengakui apapun. Liu Shinpun akhirnya membunuh Cheng Gu. Liu Shin melanjutkan perjalanannya di wilayah kekuasaan kerajaan wirasena untuk mencari gunung brawijaya. Dia mencari informasi selama beberapa hari di kota ataupun desa namun tidak kunjung juga mengetahui dimana letak keberadaan gunung brawijaya. “Kemana aku bisa menemukan keberadaan gunung brawijaya? Sial, aku lupa bertanya letak gunung brawijaya kepada pendekar buta.” Liu Shin terlihat frustasi kerena tidak menemukan keberadaannya. Saat Liu Shin sedang melesat terbang, dia melihat pemuda yang sedang di keroyok oleh dua orang. Liu Shin mengamati pertarungan yang tidak seimbang tersebut. Setelah memastikan pemuda yang sedang dikeroyok tidak bersalah, Liu Shinpun akhirnya membantunya. “Saudara, biarkan aku menolongmu,” ujar Liu Shin mengagetkan pemuda yang sedang di
“Anak muda, kamu benar-benar arogan.” Wusss Orang itu melesat turun ke tanah untuk menyerang Liu Shin. “Tinju Macan Api.” Bummmm Liu Shin berhasil menghindar dari serangan orang itu. Serangan tinju orang itu sangat dahsyat mengenai tanah, membuat tanah menjadi sebuah kawah yang sangat besar. “Orang ini begitu kuat, aku harus waspada,” gumam Liu Shin. “Kembalilah ke kerajaan manggala atau aku akan membunuhmu.” Orang misterius itu kembali mengancam Liu Shin. “Aku tidak akan kembali sampai aku menemukan Si Mata Merah,” jawab Liu Shin. “Jadi, kamu mencari Si Mata Merah? Langkahi dulu mayatku,” ujar orang misterius tersebut. “Siapa kamu?” tanya Liu Shin. “Karena kamu akan mati, aku akan menjawab pertanyaanmu. Aku Cheng Gu dari klan penyihir dunia atas.” “Jadi, kamu adalah seseorang yang memburu Ratu Siluman Rubah? Kenapa kamu melindungi kerajaan wirasena dan apa hubunganmu dengan Si Mata Merah?” “Itu tidak ada urusannya denganmu,” jawab Cheng Gu. Pertempuran sengitpun terjadi
Setelah selesai makan di kedai arak, Liu Shinpun pergi dari kota kalageni untuk melanjutkan perjalanan menuju kerajaan wirasena. Dalam perjalanannya, Liu Shin melihat puluhan petapa suci melesat terbang dengan sangat cepat menuju ke arah timur. “Mau kemana orang-orang tersebut?” gumam Liu Shin. Liu Shin yang penasaran mengikuti petapa-petapa suci itu. Para Petapa ternyata menuju ke sebuah lembah yang bernama lembah hitam. Di lembah itu, sudah berkumpul sekitar ratusan petapa suci lainnya. Liu Shin bersembunyi di dahan sebuah pohon dan mengamati Para Petapa. Para Petapa terlihat berkumpul di depan sebuah pintu portal yang ada di lembah itu. Tidak lama kemudian, pintu portal terbuka dan petapa-petapa itu memasuki pintu. “Ada apa di balik pintu portal itu? Aku ikuti saja mereka.” Liu Shin mengikuti petapa-petapa suci masuk ke sebuah portal. Portal itu membawa Liu Shin menuju ke sebuah tempat yang tampak seperti labirin. “Apa yang sesungguhnya mereka cari di tempat seperti ini?” Tr
“Tunggu anak muda! Apa kamu yakin bisa mengalahkan Si Mata Merah?”“Sejujurnya, aku mungkin belum mampu mengalahkannya, oleh karenanya istriku berhasil dibawa kabur oleh Si Mata Merah ke benua ini. Namun, aku tidak ingin berlama-lama karena kedua istriku mungkin dalam bahaya,” balas Liu Shin.“Kalau begitu, aku akan mengajarimu sedikit cara bagaimana mengalahkannya. Aku sudah sangat hafal dengan jurus dan tekniknya. Apa kamu tertarik? Aku juga sudah lama menyimpan dendam dengannya dan ingin membunuhnya.”“Baiklah kalau tuan pendekar buta bersedia,” jawab Liu Shin.“Tutup matamu!” perintah Pendekar Buta.Kekuatan Si Mata Merah sangat mengerikkan. Hanya dengan menatap matanya, seseorang akan menjadi patung. Oleh karenanya, Pendekar Buta bermaksud mengajari Liu Shin bagaimana cara bertarung menggunakan insting dan pendengarannya.Liu Shin tanpa ragu menutup matanya. Mereka lalu berlatih tanding tanpa penglihatan, membuat Liu Shin selalu terkena pukulan tongkat sakti milik Si Pendekar Bu
Ribuan tahun yang lalu, benua tianlang, taishan dan malaya saling perperang untuk melebarkan kekuasaan mereka. Mereka berhenti berperang karena masing-masing dari mereka mengalami kerugian yang sangat besar.Benua malaya kembali mulai menampakkan diri, menyerang benua tianlang, dipimpin oleh seseorang dengan julukan Si Mata Merah di pesisir pantai wilayah kekaisaran Han.Kekuatan dari orang-orang benua malaya sangatlah hebat. Pasukan serigala malam yang melawan mereka bahkan banyak yang mengalami kematian. Si Mata Merah juga berhasil menculik Qing Yuqie dan Bing Susie tanpa bisa dicegah oleh Liu Shin dan pasukan serigala malamnya.“Zhu Lao, Sie Gong, Gao Lang, Fu Shen … aku akan pergi sendiri ke benua selatan untuk mencari Qing Yuqie dan Bing Susie. Kalian tetaplah disini dan jaga benua Tianlang, aku baru menyadari bahwa dunia tempatku tinggal ini ternyata sangat luas,” ucap Liu Shin.“Baik tuan … hati-hatilah menghadapi Si Mata Merah,” balas Zhu Lao.Liu Shin menuju ke benua selatan