"Kak Yu Zhen itu ... eemmh, dia adalah orang yang memiliki perjanjian pernikahan denganku." Shen Ji berkata jujur dengan rona muka memerah. Sejujurnya, Shen Ji merasa sedikit enggan untuk mengatakan hal yang sebenarnya cukup memalukan ini, tetapi ia juga tak harus menutupi masalah tersebut di hadapan Qing Yuan, gurunya."Perjanjian pernikahan? Jadi, gadis sepertimu juga memiliki perjanjian bodoh semacam itu?" Qing Yuan merasa tak habis pikir dengan pemikiran orang-orang di luar sana."Itu sudah diatur oleh orang tua kami semenjak Ji'er belum lahir. Kami sebagai anak-anak juga merasa tidak berdaya dengan pengaturan semacam ini." Shen Ji berucap dengan suara sedih.Namun ia segera mengalihkan pembicaraan yang membuat hatinya semakin tercabik-cabik. "Shifu, maafkan Ji'er karena telah mengatakan hal yang sangat tidak penting." "Memang tidak penting." Qing Yuan tak begitu memedulikan hal yang bukan urusannya. "Dan lagi pula aku tidak mengenal siapa itu Yu Zhen, calon suamimu. Tapi siapa
Yang Yuan mendengus kesal sambil menggeser posisinya dan membentak, "Menyingkir dariku!" "Ah!" Wanita pelayan bertingkah genit itu seketika terhuyung, tapi ia juga sudah kehilangan suratnya dan berganti menjadi mangkuk berisi kacang biji lotus sangrai yang ada di tangannya.Secepat itu gerakkannya?Wanita pelayan menjadi bergidik ngeri. Pemuda semacam ini tentu bisa membuatnya mati dalam hitungan detik dengan tanpa mengeluarkan suara. Ia bahkan tak tahu, apakah tuan mudanya ini masihkah berjenis manusia?"Lain kali jangan bertingkah kurang ajar kepadaku!" Anak muda tampan telah berpindah tempat dan terlihat berjalan sembari menggenggam surat rahasia."Maaf, Tuan Muda! Ampunilah saya!" Wajah wanita itu seketika menjadi pucat pasi dan perasannya dicekam rasa takut yang berlebihan.Mata Yang Yuan melirik tajam bak menikam jantung wanita itu laksana belati. Namun pemuda itu kembali fokus kepada surat yang baru saja ia terima."Yang Shui?" Yang Yuan bergumam lirih. "Surat ini dari Kakak Sh
"Ketua, biarkan Ah Wei ini mendampingi Ketua. Ah Wei akan memberi kesaksian pada nyonya dan Tuan Yang Hua, agar mereka tidak terlalu menyalahkan Ketua!" Qing Wei berlutut di hadapan Qing Yuan. Gadis itu sungguh takut jika Yang Hua akan menghukum tuan mudanya.Suara Qing Wei berhasil membuyarkan lamunan Qing Yuan."Tidak perlu, Ah Wei. Kamu harus tetap bersamanya, membimbing dan lakukan semua yang telah aku catat di sini." Qing Yuan lalu mengeluarkan selembar kertas berwarna cokelat muda dari balik hanfunya."Apa ini, Ketua?" tanya Qing Wei tak mengerti saat menerima kertas dari tangan Qing Yuan."Bacalah baik-baik dan ingatlah untuk melakukannya. Aku akan berangkat sekarang, agar aku bisa sampai di kota sebelum senja tiba." Qing Yuan berkata sambil menepuk bahu Qing Wei."Oh ya. Jika suatu hari nanti bertemu dengan ayahku, jangan sebut nama gadis itu dengan Marga Shen, karena itu akan membuat laoshi marah. Panggil dia dengan nama yang aku
"Qian-Qian, apakah kamu sungguh tak tahu siapa aku?" Yu Ling dengan suara lirih bertanya."Kalau tidak salah, Tuanlah yang telah menolongku tempo hari." Shi Qian mencoba menerka-nerka.Kepala Yu Ling tertunduk. Ada rasa bersalah dan malu dalam hati ketika mengingat dirinya yang ketakutan dengan sosok hantu. "Bukan aku yang menolongmu. Tetapi, adikku ... Yu Zhen.""Yu Zhen adikmu?" Shi Qian terkejut hingga tanpa sadar dia berdiri dari duduknya. Jika adiknya adalah Yu Zhen, maka bukankah pria muda ini adalah ....Shi Qian menatap lekat pemuda di hadapannya dari ujung rambut hingga ke ujung kaki pria yang kini juga sedang membalas menatapnya pula. Shi Qian tak bisa untuk tidak bertanya, "Jadi ... kamu ini?""Jadi itu kamu!" Shi Qian langsung berbalik badan dan seperti tak ingin melihat Yu Ling yang dikabarkan selalu menghindari dirinya.Terlebih lagi, dengan adanya kabar tentang kebiasaan buruk Yu Ling yang suka mabuk, pemalas dan s
Di tempat lain. Kota Luohan adalah salah satu kota yang menjadi pusat perdagangan dari berbagai daerah di Kekaisaran Chu. Begitu banyak orang yang datang dan pergi untuk melakukan jual beli berbagai macam barang. Mulai dari makanan siap saji, berbagai jenis kain, bahan obat, bahan pangan, barang pecah belah dan benda-benda pusaka hingga tempat-tempat hiburan ada di kota itu. Hal itu juga yang membuat Kota Luohan sangat terkenal dan menjadi sebuah pusat berita.Pada siang hari itu, seorang pemuda tampan tampak memacu kuda hitamnya dengan sangat cepat menerobos keramaian kota. Semua orang menyingkir dari jalanan saat melihat kuda hitam besar dan sang penunggang yang sudah mereka kenal.Tak ada seorang pun berani menghalangi laju kuda hitam yang memiliki tubuh dan tinggi dua kali lebih besar dari kuda pada umumnya.Penunggang kuda itu memasuki pelataran rumah bordil yang berpapan nama 'Seribu Bunga' sebuah rumah hiburan termegah di Kota Luohan. Seorang wanita cantik berpakaian elegan dan
"Hei Bodoh, diamlah! Jangan menangisiku seolah aku mau mati saja!" Qing Yuan menggerutu dengan suara lirih. "Aku masih bisa memukulimu sampai babak belur, meskipun keadaanku seperti ini.""Baiklah, Tuan Muda. Aku tak akan menangis lagi." Pelayan itu berkata sambil menyeka air matanya dan berusaha menenangkan diri, tetapi tiba-tiba saja dia malah meraung dengan suara keras. "Tuan Mudaaaa! Aku tidak bisa untuk tidak merasa bersedih melihat Tuan Muda seperti ini!" "Diam, Ah Kun! Justru suara berisikmu itu yang bisa membunuhku!" rutuk Qing Yuan pada pelayan sekaligus salah satu murid dari gurunya ini."Iya, iya. Tapi, berjanjilah kalau Tuan Muda akan baik-baik saja," ucap pria pelayan itu sambil berusaha menghentikan tangisnya."Ah Yuan!" Yang Hua telah tiba dengan membawa beberapa botol kecil."Ah Yuan, cepat minum pil ini!" Yang Hua mengeluarkan beberapa butir pil berwarna merah dan segera memasukan paksa ke dalam mulut Qing Yuan.
Yang Shui menghormat dengan cara mengepalkan kedua tangannya dan sedikit membungkuk ke depan. "Lapor, Ketua. Seharusnya ini adalah hari terakhir untuk masa terapinya dan kita sudah bisa melihat perubahannya."Qing Yuan bersedekap sambil menyentuh dagu. Matanya sedikit menyipit akibat terpaan sinar matahari. Pandangan pemuda itu tak lepas dari pintu gua yang menganga di hadapannya. Senyum kecil terkembang manis di wajah tampannya yang sangat jarang diketahui oleh orang kebanyakan. Bahkan pada saat ke pusat kota pun, dirinya masih menyamar dengan mengenakan topeng khusus yang menyerupai kulit manusia asli."Kalau begitu, mari kita lihat dia sekarang!" Qing Yuan berucap mengajak sambil melangkah pergi menuju gua."Silakan, Ketua!" Yang Shui menggerakkan tangannya ke depan, tanda memberi jalan. Dia juga mengangguk kecil ke arah Qing Wei."Aiyaa, Kakak Shui. Kita ini kakak beradik, tetapi mengapa sikapmu masih saja kaku dan membosankan seperti gadis bodoh itu?" Qing Yuan berkata dengan tanp
Aaah! Ini hanya perumpamaan yang tak perlu dipikirkan atau dipusingkan. Jelasnya, saat ini Shen Ji sudah berubah drastis dan tidak seperti gadis gemuk buruk rupa seratus hari yang lalu. Garis wajahnya tidak menyerupai Huo Lin, ibunya ataupun Shen Xu, sang kakak. Gadis ini lebih memiliki rupa Shen Ming yang dulu saat muda juga terkenal sangat tampan dan menjadi perebutan bagi banyak gadis dari keluarga kaya. "Shifu! Benarkah ini wajahku? Tubuhku dan--dan kulitku juga sembuh?" Ji Mei Hua atau Shen Ji merasa tak percaya hingga mulutnya sampai ternganga saat melihat bayangan gadis cantik dalam cermin tembaga di hadapannya."Ya. Itulah wajah Ji Mei Hua muridku, yang kecantikannya melebihi wanita tercantik di Kekaisaran Chu ini." Qing Yuan berkata sambil membelai rambut panjang Shen Ji yang jatuh lembut hingga melebihi batas pinggangnya."Dan itu adalah Kecantikan Seribu Malam yang akan menggemparkan dunia persilatan." Qing Yuan berbisik lembut tetapi tegas di telinga muridnya."Menggempark
Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang
Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha
Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal
Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan
Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u
"Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti
Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela
"Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu
Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi