Beranda / Pendekar / Legenda Pendekar Pedang Ganda / 42. Ini sangat memusingkan!

Share

42. Ini sangat memusingkan!

Penulis: Serpihan Salju
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-07 03:09:58

Qing Wei masih berlutut dengan perasaan sedikit buruk. Dia khawatir tuan muda keras kepala ini akan memberikan hukuman yang paling ditakutinya.

Namun, gadis itu itu hanya mendengar suara Qing Yuan yang terdengar tenang. "Sudahlah, kamu bangunlah, Ah Wei. Sekarang kamu aku tugaskan untuk membawa muridku ini. Siapkan tempat untuknya, dan cukupi apa saja yang dia perlukan. Ingatlah untuk selalu memperlakukan dia dengan baik."

Demi mendengar perintah dari Qing Yuan, Qing Wei segera bangkit dan mengepalkan kedua tangannya. "Siap, Ketua!"

"Tidak tahu apa maksud ketua dengan membawa gadis gemuk ini, aku tetap harus menjalankan perintahnya," bisik Qing Wei dalam hati dengan perasaan aneh.

Tidak biasanya Qing Yuan bersikap peduli kepada wanita lain seperti sekarang ini. Terlebih lagi dengan mengangkat seseorang untuk menjadi muridnya. Jika bukan karena suatu tujuan, tentu saja seorang Qing Yuan tidak akan pernah melakukan hal yang cukup tak masuk akal.

Saat Qing Wei memerhatikan keadaan Qi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   43. Bagai Bayangan Dewa Yama

    "Jadi, namamu adalah Shen Ji?" Pertanyaan Qing Wei seperti untuk dirinya sendiri. Kilat keheranan terlintas nyata di sorot mata sipitnya yang cantik dan indah. "Shen Ji? Gadis ini bermarga Shen. Bukankah itu artinya, dia ada hubungan dengan orang itu?" Dalam hati Qing Wei bertanya dan dia merasa ada suatu hal yang sebenarnya sangat mengkhawatirkan. "Aku sungguh tak mengerti apa maksud ketua. Lebih baik aku tanyakan saja nanti." "Ya. Itu adalah namaku. Oh ya, siapa nama Kakak cantik ini?" bertanya Shen Ji sambil terus mengikuti Qing Wei. "Oh, nama yang bagus dan tentunya itu juga akan membawa hal yang bagus pula untukmu." Qing Wei mengatakan hal itu dengan setulus hati. Jari-jari Shen Ji saling berkaitan dan meremas guna mengatasi kepiluan dalam hati. Namun, tidak ada salahnya juga dia mengatakan hal baik untuk dirinya sendiri. Shen Ji lalu berucap dengan suara lirih yang mengandung sedikit keraguan. "Semoga saja demikian." "Tentu saja. Kamu harus yakin akan hal itu. Baiklah, sek

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-08
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   44. Rencana Mengirim Hadiah

    "Yang Yuan!" geram salah seorang dari salah seorang tahanan dengan suara tertahan disertai kebencian, tatap jijik dan amarah yang menggelegak dalam dada.Mata para tahanan lainnya yang semula telah menjadi sayu pun tiba-tiba saja melotot. Mereka sungguh tak mengira, jika orang ini akan datang sendiri ke tempat di mana mereka baru saja disiksa habis-habisan.Itu bisa terlihat dari banyaknya ceceran darah yang tersebar di mana-mana. Bahkan lantai beralas jerami dan dinding-dinding penjara gua juga sudah memiliki lukisan abstrak mengerikan yang dapat membuat seseorang merasa mual hingga ingin muntah.Di sudut ruangan, seorang pria bertopeng bertubuh tinggi besar dan kekar terlihat tengah memegang sebilah parang. Sepertinya, dia baru saja bersenang-senang dengan para tawanan di sana.Qing Yuan berdiri di depan pintu penjara dengan tatap menikam setajam pedang. Mata yang terlihat pada lubang topeng tampak teramat dingin, disertai menguarnya aura aneh dan membuat bulu kuduk siapa pun akan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-10
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   45. Mantra Darah

    "Beraninya kau hendak mengotori tuanku!" Suara bentakan keras mengejutkan semua orang.Qing Yuan juga ikut terkejut saat melihat Qing Sha sudah berdiri di depannya, dan langsung memukuli wajah pria tawanan berbadan besar yang nyaris meludahi Qing Yuan. Mendapatkan pukulan bertubi-tubi, wajah pria tawanan itu pun seketika menjadi memar di mana-mana.Sakitnya tak terkata. Pria tawanan hanya bisa mengeluarkan jeritan dan erangan kesakitan. "Qing Sha, cukup!" Qing Yuan berseru untuk menghentikan bawahannya. Namun, Qing Sha sudah kepalang kalap, hingga dia tetap tak mendengar seruan dari sang tuan. Melihat kelakuan brutal Qing Sha, rasa panik dan ketakutan setengah mati meliputi semua tawanan yang berada di ruangan tersebut. Qing Yuan berteriak memerintah, "Niu Li, hentikan dia!" "Siap, Ketua!" Niu Li langsung maju dan mencoba melerai Qing Sha. Namun, Qing Sha memiliki kekuatan fisik empat kali lebih besar dari Niu Li. Meskipun dengan sekuat tenaga dia mencoba menahan tangan Qing Sha

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-12
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   46. Menemukan Pil Racun

    "Yang Yuan, aku akan bunuh diri kalau kamu berani mendekatiku!" Si tawanan mengancam, meski tampak sangat ketakutan dan sepertinya dia hendak melakukan sesuatu.Qing Yuan tak peduli dengan ancaman murahan semacam itu. Bagi pria muda tersebut, dirinya tidak akan rugi jika si pria tawanan mati akibat bunuh diri. Namun, Qing Yuan memerhatikan sekilas mulut si tawanan yang tampak bergerak-gerak, seperti sedang berusaha melakukan sesuatu. Dan ....Dug!Qing Yuan tanpa segan memukul tengkuk si tawanan hingga pria itu memuntahkan sesuatu. Benda bulat sebesar biji buah labu kuning tampak terlempar dan jatuh di antara tumpukan jerami. "Racun!" Salah seorang penjaga berseru sambil menunjuk benda bulat hitam yang baru saja dimuntahkan oleh murid Sekte Puncak Barat. "Dia ingin bunuh diri dengan menelan racun itu!" Qing Yuan mendengus dingin sambil memungut pil hitam yang terjatuh di antara selipan jerami. "Jadi, mereka juga dibekali racun untuk membunuh diri mereka sendiri saat keadaan terdes

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   47. Teknik Menyerap Ingatan

    Pria tawanan sekarang terkulai tak berdaya dalam cengkraman kuat tangan Qing Yuan yang sedang menerapkan teknik Ilmu Penyerap Ingatan. Jangankan memberontak, bahkan untuk menggerakkan jari saja terasa sangat sulit.Detik berikutnya, terdengarlah jeritan panjang si tawanan yang diteruskan oleh erangan-erangan kacau dari mulutnya.Namun, semua itu tidak membuat Qing Yuan menghentikan penerapan Ilmu Penyerap Ingatan. Suatu teknik ilmu mengerikan yang bisa menghancurkan organ dalam seseorang.Kelopak mata Qing Yuan perlahan tertutup dan semua orang di sana tidak ada yang menyadari akan adanya selarik cahaya merah kecil baru saja keluar dari ruang di antara kedua alis pemuda itu.Sinar merah sebesar biji buah persik itu melesat cepat, menembus kening si tawanan dan mulai menjelajah ke dalam ruang kesadarannya.Cahaya merah tersebut adalah salah satu serpihan roh milik Qing Yuan yang sengaja dilepaskan untuk menjelajahi ruang ingatan seseorang. Teknik ini terbilang cukup berbahaya, jika itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   48. Salah Orang?

    Akibat emosi yang terus meledak-ledak, segelombang terjangan kekuatan bagai menghempas terbang serpihan roh Qing Yuan hingga melesat keluar dari dahi si pria tawanan dan kembali secara paksa ke dalam tubuhnya. "Sial! Siapa orang itu!" jerit Qing Yuan yang tiba-tiba saja tersentak bangun dengan wajah pucat disertai keringat bercucuran. Pemuda itu bahkan sampai terhuyung ke arah belakang sambil memegangi dadanya yang terasa sakit dan sesak. "Ketua!" Tanpa memedulikan apa pun, Qing Sha langsung menjatuhkan tubuh pria tawanan hingga ambruk ke atas antai beralas jerami. Tangan pria itu berhasil menyambar tubuh dan menahan badan tuannya yang nyaris terjatuh. Qing Yuan linglung untuk sejenak, untuk kemudian ia menatap Qing Sha seperti melihat musuh yang sangat dia benci. Tangan pemuda itu secara tanpa sadar mencengkeram kerah baju bawahannya yang sedang tak kalah kebingungan."Kamu! Kamu menginginkan kepalaku dan juga nyawa kedua orang tuaku!" Qing Yuan membentak. "Tidak!" Qing Sha mengg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   49. Memang Sudah Gila

    Yu Zhen menghampiri sang kakak dan mencengkeram kuat lengan kanan Yu Ling dengan wajah memerah karena marah. Pemuda itu tahu, jika kakaknya adalah seorang peminum berat yang sangat sulit untuk disembuhkan."Mei'er, ini sakit!" Yu Ling menepis dengan kasar tangan adiknya. "Tak seharusnya kau berlaku kasar terhadap tuan muda ini!""Mei'er! Mei'er ... cepat peluk aku! Aku sungguh merindukanmu. Tidak melihatmu sehari saja, rasanya itu bagai seratus tahun." Yu Ling bergerak sempoyongan dan memeluk adiknya yang ia lihat seperti Qi Mei, kekasihnya. "Aku takut, Mei'er. Aku takut saat seratus tahun kemudian ... rambutmu sudah serupa bunga kapas. Aku takut melihat kulitmu yang lembut itu, nantinya jadi mengkeriput seperti kulit kura-kura." Yu Ling masih meracau dengan mata sedikit memerah dan setengah terbuka.Tangan Yu Ling mulai bergerak nakal ke wajah Yu Zhen. Terkadang mencubit pipinya, menarik ujung hidung hingga hendak mencium sang adik. Tak bisa dipungkiri, Yu Zhen pun merasa tertekan o

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17
  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   50. Penolakan

    Pintu terbuka akibat tertabrak tubuh Yu Ling yang seketika jatuh terjerembab di hadapan kedua orang tuanya. Yu Zhen melakukannya dengan sengaja melakukannya guna memberikan pelajaran bagi sang kakak.Yu Ling terkapar di lantai sambil meringis kesakitan, sedangkan Yu Zhen berdiri tegak dan tampak angkuh. Kedua tangannya bersedekap di depan dada. Mata elang dengan alis pedang milik pemuda itu sangat dingin tanpa bekas kasih."Zhen'er! Ling'er!" Jia Mi terpekik.Yu Shan dan Jia Mi yang sedang duduk menunggu kedatangan mereka berdua di ruangan itu pun menjadi terkejut bukan kepalang. Jia Mi sampai merasa hendak pingsan akibat terkejut hingga darah di tubuhnya serasa berhenti mengalir. Wanita itu memegang dada, seakan takut jika jantungnya melompat pergi. Yu Ling berusaha untuk bangkit, tetapi pinggangnya terasa sangat sakit hingga dia pun kembali terjatuh. Yu Shan dengan wajah marah berseru, "Ling'er! Jaga sopan santunmu!"Yu Shan mengira jika Yu Ling menabrak pintu akibat pengaruh mab

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17

Bab terbaru

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   118. TIGA HARI PENENTUAN (TAMAT)

    Qing Yuan sekarang dibuat sibuk mengutuki isi otaknya sendiri. Selama hidupnya, Qing Yuan tidak pernah merasakan getaran apa pun ketika ia bersentuhan dengan seorang gadis. Bahkan selama ini pun dia sangat jarang memerhatikan muridnya secara rinci. Tidak. Dia tidak pernah memikirkannya! Meskipun Shen Ji memang sangat cantik sekarang, tapi dia adalah murid yang diambil hanya sebagai budak catur untuk mempermulus langkahnya dalam mendekati Keluarga Shen, untuk kemudian menghancurkan mereka semua pada malam perjanjian satu tahun di puncak Gunung Que. Ini adalah susunan rencananya, karena hanya satu hal yang menjadi tujuan Qing Yuan, yaitu terbunuhnya Shen Ming di tangan putrinya sendiri. Qing Yuan dengan pemikiran gilanya ini benar-benar mengabaikan segalanya. Siapa suruh Shen Ji adalah anak Shen Ming, pembunuh paman besarnya? Siapa suruh pula gadis itu datang sendiri ke sarang serigala yang sedang mengincar nyawanya? Dalam hal ini, ia bahkan sudah merencanakan tentang

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   117. Pikiran Kotor

    Qing Yuan menutup mulutnya yang baru saja sedikit mengeluarkan darah. "Aku tidak apa-apa, Hua'er. Aku hanya sedikit lelah akibat terlalu keras berlatih ilmu tingkat tinggi, dan mencoba menerobos paksa. Shifu akan baik-baik saja setelah beristirahat barang beberapa hari." Shen Ji rasanya tak 100 persen memercayai ucapan Qing Yuan. Suara itu terdengar lemah, seakan tengah menahan penderitaan yang dalam. Namun, ia tak ingin mempermasalahkannya untuk saat ini. Shen Ji lalu melepaskan topeng jelek dan menggantung benda itu di sabuk yang terpasang pinggang rampingnya. Baru setelah itu, ia menoleh ke arah sang guru. Melihat noda darah di sudut bibir Qing Yuan, hatinya merasa sakit dan khawatir. Shen Ji lalu mengambil sapu tangan dari balik hanfunya, dan membersihkan cairan merah itu dengan tanpa ragu. Anehnya, Qing Yuan juga tak menolak dan membiarkan lembutnya kain sapu tangan ungu muda itu menari-nari di sekitar bibir dan pipinya hingga semua noda darah tak ada lagi di sana. Ha

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   116. Gagal Berduel

    Yu Zhen tiba-tiba merasa yakin jika pemuda di hadapannya memiliki hubungan dengan ayahnya. Ataukah mungkin, dia salah seorang muridnya? "Karena kesamaan itulah, aku sangat ingin bertanya, mengapa pedangmu nyaris sama dengan Pedang Batu Bintang Merahku ini?" Qing Yuan balik bertanya seraya menghunus kedua pedangnya. "Kamu lihatlah dengan mata kepalamu. Bukankah pedang kita benar-benar sama?" Qing Yuan dengan sengaja memamerkan kedua pedangnya. "Memang sama." Yu Zhen mengakui. "Bahkan namanya pun sama! Siapa kamu ini sebenarnya, dan apa hubunganmu dengan pembuat pedang ini? Apakah kamu salah seorang murid dari Perguruan Wu Lin?" tanya Yu Zhen semakin merasa penasaran. "Aku?" Qing Yuan menunjuk dirinya sendiri. "Namaku bukanlah hal yang penting untuk kamu ketahui. Dan asal kamu tahu saja, aku sama sekali tidak memiliki hubungannya dengan pembuat pedang ini, ataupun dengan perguruan yang kamu sebutkan itu. Aku juga tidak tahu mengapa kita memiliki pedang ganda yang sama. Lal

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   115. Pedang Ganda Ada Dua Pasang?

    Shen Ji tercekat. Ia hanya bisa pasrah tak berdaya saat merasakan adanya daya tarik suatu kekuatan yang menarik kedua pedang ganda milik Yu Zhen dari tangannya. Senjata kembar itu sekarang sudah berpindah tempat ke tangan Qing Yuan dan sedang diperiksa secara teliti oleh sang guru. Binar mata cerah Qing Yuan biasa cemerlang sekarang dipenuhi sorot keheranan. Berulang kali pemuda itu membolak-balik, meneliti hingga ke sudut paling rumit dari pedang di tangannya. SLING! Suara jernih dan nyaring pedang yang ditarik keluar masuk dari sarungnya, seakan sedang mengiris hati Shen Ji yang diliputi kekhawatiran dalam hati akan datangnya sosok sang guru. Mengingat sifat Qing Yuan yang sangat tidak suka disaingi, ini sungguh mencemaskan! Bagaimana jika Qing Yuan dan Yu Zhen nantinya berhadapan sebagai musuh? "Apakah shifu akan benar-benar bertarung dengan Kak Yu Zhen?" Shen Ji bertanya dalam hati dengan

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   114. Dia Tahu Namaku?

    Namun, suara Qing Wei tak didengar oleh Qing Yuan yang terlanjur mengira jika muridnya sedang dihukum oleh Yang Hua. Pemuda itu segera melesat pergi dengan pedang di tangan disertai niat membunuh di mata dan hatinya. "Ketua, kembali!" Qing Wei berteriak panik dan langsung ingin pergi menyusul Qing Yuan yang sudah melesat seperti orang kesurupan. "Ketua, jangan pergi! Tubuh Anda masih sangat lemah, jadi Ah Wei mohon kembalilah!" Feng Shaonian yang mendengar suara keributan bergegas mendatangi ruang perawatan Qing Yuan. Namun, ia hanya melihat dua orang sedang berkejaran menuju keluar. "Tuan Muda Yuan, bukankah tadi dia masih pingsan? Dan bahkan tubuhnya dipenuhi luka sengatan, tapi mengapa dia sekarang berlarian seperti itu?" Feng Shao sampai mengerutkan dahi saat memikirkannya. "Ah, sudahlah. Untung ada Nona Wei. Dia pasti bisa mengatasinya." Feng Shao tak ingin terlibat dalam urusan mereka. Pria itu kembali ke kamarnya u

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   113. Salah Paham

    "Baik, Paman." Yang Shui bangkit dari berlututnya dan melangkah mendekati Yang Hua. "Maafkan aku, Paman. Aku sungguh tidak mengetahui kedatangan Paman kali ini. Sepertinya, Paman sengaja membuat suatu kejutan." "Tidak mengetahui kedatanganku! Itu karena kamu dan semua orang di sini terlalu sibuk dengan anak dari pembunuh orang tuamu!" Yang Hua berkata dengan nada suara masih diliputi kemarahan. "Jadi, kamu sudah lupa, bagaimana ayah dan ibumu mati?" "Paman, tentu saja aku tidak akan lupa tentang bagaimana cara orang tuaku meninggal saat itu. Meskipun menurut kabar itu dilakukan oleh Shen Ming. Akan tetapi, bagaimanapun juga, anaknya tidak ikut bersalah atas hal itu. Ampun, Paman ... itulah yang aku pikirkan." Yang Shui berucap tetap dengan nada setenang gunung yang tak terusik. "Ah Shui!" Yang Hua membalikkan badannya dan mencengkeram kedua bahu Yang Shui dengan sangat kuat. Yang Shui menatap pamannya dengan sorot mata lembut. "Paman, tenangkan hatimu. Kebencian dan dendam ti

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   112. Menyiksa Yu Zhen

    Huan Li ingin mengatakan sesuatu, tapi Qing Sha tak memedulikannya sama sekali dan bergerak pergi dengan cepat ke penjara Yu Zhen. "Orang itu benar-benar menyebalkan!" Huan Li hampir membanting mangkuk di tangannya guna melampiaskan rasa geram.Huan Li mendesah pasrah. "Semoga tidak terjadi apa-apa dengan tuan muda kedua." Shen Ji sendiri masih sibuk memeriksa sepasang pedang milik Yu Zhen yang terasa tidak asing baginya.Sepasang senjata kembar itu memiliki bentuk yang unik dihiasi gerigi-gerigi kecil pada sisi atas mata pedang. Warnanya hitam keabu-abuan dengan permukaan kasar bermotif guratan-guratan merah serupa akar yang memenuhi sepanjang bilahnya. Berat benda tersebut juga terbilang tidak terlalu ringan. "Rupanya pedang ini bukan terbuat dari logam, melainkan berbahan dasar batu," gumam Shen Ji sambil meraba permukaan pedang dengan jari-jemarinya. "Aku sendiri tidak pernah menyentuh pedang milik shifu. Apakah pedangnya juga sama persis seperti ini?"Yu Zhen menatap tak rela

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   111. Mainan Bagus

    "Baik, Nona!" Penjaga yang membawa kunci segera membuka pengunci dan membiarkan Ji Mei Hua masuk. "Silakan, Nona!" "Emmm." Shen Ji menganggukkan kepala dan melangkah masuk. Qing Sha bergegas ingin mengikuti sang nona, tetapi Shen Ji memintanya untuk memberikan keranjang lain untuk Huan Li. Qing Sha mengangguk patuh dan membawa keranjang makanan itu ke ruangan di mana Huan Li ditahan. Jika dibandingkan dengan Yu Zhen, pria itu lebih mudah untuk ditangani. Ji Mei Hua datang menghampiri Yu Zhen yang sengaja tak diikat sama sekali. Kondisi pemuda itu masih cukup lemah akibat dari asap racun pelumpuh yang dilemparkan oleh Ji Mei Hua kemarin. Terlebih lagi, selama ini Yu Zhen membiarkan dirinya kelaparan akibat merasa jijik dengan menu makanan yang diberikan kepada para tawanan. Ji Mei Hua meletakkan keranjang bambu di atas lantai yang kotor dan lembab. Gadis bertopeng itu lalu berjongkok di dekat Yu Zhen, memerhatikan secara saksama wajah tampan yang saat ini tengah tertidur pu

  • Legenda Pendekar Pedang Ganda   110. Yang Shui Bimbang

    Seketika Yang Shui dan Qing Wei berlari ke arah empat orang yang ternyata membawa tubuh Qing Yuan."Adik Yuan!" Yang Shui langsung mengetahui siapa orang yang berada di atas tandu."Ketua!" Qing Wei juga menyadari sesuatu.Keduanya bergegas menyongsong kedatangan rombongan kecil tersebut. Rasa cemas tak terkira membuat wajah-wajah keduanya menjadi tegang dan pucat disertai debaran jantung tak beraturan.Rombongan para murid Sekte Lembah Kegelapan akhirnya berhenti. Mereka masih tidak meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan."Kakak Shui, kami diperintahkan oleh laoshi untuk membawa tuan muda." Yang Bin berkata sambil menunjuk ke arah tandu."Biar aku melihatnya." Bibir Yang Shui sampai bergetar saat berkata."Baiklah, Kakak Shui!" Yang Bin lalu memberi isyarat kepada para murid untuk meletakkan tandu yang membawa tubuh Qing Yuan di hadapan Yang Shui dan Qing Wei.Mata Yang Shui dan Qing Wei terbelalak lebar dengan mulut terbuka. Mereka benar-benar tercekat saat melihat kondisi Qi

DMCA.com Protection Status