Wanita berhanfu putih itu melemparkan selendangnya dan melentingkan tubuhnya, melayang ke arah Jenderal Mo Ye yang juga mengarahkan pedang kepadanya.Tak ayal keduanya bertabrakan dan menimbulkan percikan dari kekuatan mereka. Jenderal Mo Ye mendarat mulus di tanah meski sempat terdorong kekuatan lawannya.Sedangkan wanita berhanfu putih itu kembali melayang setelah sempat menjejakkan kakinya sebentar di tanah. Dia berputar dan menarik pedangnya dari sarungnya dan bersiap menyerang Jenderal Mo Ye lagi."Nona siapa wanita itu?" Xiao Long bertanya pada Dong Xiu Bai yang memperhatikan pertarungan keduanya dengan asyik."Aku tidak tahu Gege!" sahutnya sambil lalu.Gadis mungil itu berlari mengikuti kedua wanita yang tengah bertarung itu. Mau tidak mau Xiao Long pun mengikutinya.Kedua wanita itu masih terlibat pertarungan yang seru. Jenderal Mo Ye masih menggunakan pedangnya untuk menangkis setiap serangan dari wanita berhanfu putih tadi.Denting pedang diiringi desir selendang yang tiba-t
"Long Gege, apa ada sesuatu yang mulai kau ingat?" Dong Xiu Bai bertanya saat mereka kembali ke kuil."Hingga saat ini tidak ada Nona," sahut Xiao Long datar."Kau juga tidak ingat apa yang membuatmu terluka parah waktu itu?" Dong Xiu Bai kembali bertanya.Xiao Long menggelengkan kepalanya. Sebenarnya dia bukan tidak ingat tetapi tidak tahu. Tubuhnya memang milik Xiao Long tetapi jiwanya adalah Ao Yu Long. Tentu saja dia tidak tahu menahu mengenai Xiao Long."Menurut Jenderal Mo Ye sebelum Gege terluka, semestinya Gege memiliki tubuh yang kuat dan dentian serta chi yang lancar. Bahkan kemungkinan besar Gege memiliki ilmu beladiri yang bagus." Dong Xiu Bai berceloteh sembari mempererat pelukan tangannya di leher Xiao Long."Entahlah Nona, yang saya rasakan saat ini hanyalah tubuhku sedikit ringan dan chi mulai mengalir lancar." Xiao Long menjawab sambil lalu saja."Kalau begitu sesampainya di kuil kita mulai berlatih lagi. Hari ini kita belajar di perpustakaan kuil terlebih dahulu, semo
Xiao Long berkeliling kuil untuk menghilangkan kebosanannya. Berhari-hari semenjak terbangun di dalam tubuh kusir kereta ini, dia hanya bertemu dengan Dong Xiu Bai dan kedua pelayannya.Sedangkan di kuil ini pun hanya ada seorang biksu saja. Tetua Ming telah meninggal dunia beberapa bulan lalu. Tidak ada yang bisa diajaknya berbicara ataupun berlatih. Tentu saja ini membuatnya dilanda kebosanan.Di belakang kuil terdapat halaman terbuka yang cocok untuk berlatih. Xiao Long memutuskan untuk berlatih seorang diri. Meski chi-nya belum cukup lancar tetapi jika hanya untuk berlatih saja rasanya tidak akan mempengaruhi kondisi tubuhnya.Perlahan-lahan Xiao Long mengambil posisi untuk memulai latihannya. Dengan sebatang ranting dia mencoba untuk berlatih jurus pedang es.Pada awalnya, tubuhnya terasa kaku dan berat. Namun, dia tetap meneruskan tahapan demi tahapan jurus pedang esnya. Ini mengingatkannya pada awal-awal dia berlatih pedang es di masa kecilnya. Tubuhnya tidak bisa menggerakkan
Xiao Long berhasil menolong Dong Xiu Bai dan kini menggendongnya menuju tepi danau. Beruntung Xiao Long bisa berenang, jika tidak mungkin akan sangat terlambat untuk menyelamatkan putri Lady Ming Shuwan itu.Xiao Long membaringkan tubuh gadis mungil itu di tanah berlapis dedaunan dan menekan dadanya untuk mengeluarkan air dari paru-parunya. Beberapa saat gadis itu terbatuk-batuk dan sadar."Bai'er!" Xia long segera membantunya untuk duduk dan menyandarkan punggungnya pada sebongkah batu besar yang ada di dekat mereka."Siapa kau?" Dong Xiu Bai bertanya pelan dan kembali terbatuk-batuk."Jangan berbicara dan bergerak dulu." Xiao Long membujuknya untuk tetap pada posisinya.Dong Xiu Bai terbatuk-batuk lagi. Setelah beberapa saat, gadis itu kembali tenang dan menatap Xiao Long dengan tata menyelidik."Jika aku bercerita, apakah kau akan mempercayaiku?" Xiao Long menatapnya dengan serius."Tergantung, jika kau bukan orang baik, aku akan membunuhmu. Tetapi menurut Jenderal Mo Ye hanya ada s
Beberapa hari kemudian, Dong Xiu Bai selalu mengajak Xiao Long untuk berlatih dan berburu. Sedangkan Ibu Yun dan Wanwan sibuk memanen sayuran.Biasanya setelah panen selesai mereka akan menjualnya ke desa terdekat dan sisanya mereka bawa ke manor untuk persediaan makanan. Tetapi kali ini mereka berencana untuk tinggal di kuil dan mengambil semua barang milik Lady Ming Shuwan yang ada di manor."Xiao Long apakah kau yakin, kita lebih aman tinggal di sini?" Ibu Yun bertanya padanya saat Xiao Long membantunya menyalakan tungku."Iya ibu, di sini kita tidak kekurangan apapun. Dan tentu saja tidak kedinginan." Xiao Long menyahut dengan tegas."Iya itu benar, kalau begitu besok kau harus kembali ke manor bersama Nona untuk mengambil barang-barang milik Lady Ming Shuwan." Ibu Yun mengipasi belanga kecil di atas tungku dengan hati-hati.Xiao Long hanya mengangguk setuju. Dia pun berencana untuk mengunjungi reruntuhan istana. Mungkin ada sesuatu yang dapat dijadikan petunjuk untuk mencari pedan
Sebuah kitab dengan huruf-huruf kuno terukir di atasnya berhiaskan simbol yang sangat mereka berdua kenali. Pedang es, cambuk api dan jarum kristal es. Dengan naga dan phoenix menjadi latar sampul buku ini."Kitab legenda Kaili," gumam Xiao Long pelan."Kenapa kitab ini ada di dalam mahar ibuku?" Dong Xiu Bai mengambil kitab ini dan mengamatinya dengan cermat."Entahlah! Kitab ini tidak pernah terdengar keberadaannya sejak lama. Bahkan banyak yang menganggapnya hanya legenda belaka." Xiao Long kembali mengambil kotak-kotak yang lain."Gege, di sini ada cerita legenda Kaili dan juga penjelasan mengenai senjata legendaris dan roh mistis." Dong Xiu Bai rupanya membuka kitab itu dan membacanya sekilas."Bagus kalau begitu! Itu akan membantu kita untuk berlatih. Simpanlah kitab itu, jangan sampai diketahui orang lain." Xiao Long menurunkan sebuah kotak yang panjang."Apa itu Gege?" Dong Xiu Bai menutup kitab dan menyimpannya di balik mantelnya.Kemudian mendekati Xiao Long yang tengah menco
Denting senar pipa mengalun pelan di antara desir angin dan desau daun bambu. Semakin lama, denting senar pipa terdengar semakin kuat.Xiao Long berhenti berlatih sejenak. Mata phoenixnya menatap sekitarnya, mencari di mana Dong Xiu Bai kini memetik pipanya."Rumput yang mulai menghijauBunga azalea mulai bermekaranTetes salju yang menguapEmbun pagi yang berkilauInilah musim semi yang indah"Suara khas kekanak-kanakannya berkumandang di seantero hutan. Bersama dengan denting senar pipa dan deru angin yang semakin mengencang bersamaan dengan hawa dingin yang mulai menyelimuti sekitarnya."Tarian badai salju, rupanya dia mulai berlatih jurus itu," gumam Xiao Long dalam hati.Perlahan dijejakkannya kakinya ke tanah, dan melayang dengan ringan. Terbang dari pucuk bambu ke pucuk yang lainnya. Menuju deru angin yang berputar dan mulai memekakkan telinganya.Dari kejauhan dapat dilihatnya Dong Xiu Bai yang tengah berputar perlahan sembari memetik senar pipa dan bernyanyi. Kakinya seperti t
Beberapa hari ini Dong Xiu Bai menghabiskan waktunya dengan membaca kitab legenda Kaili. Sembari menemani Xiao Long berlatih, meski menurutnya itu tidak ada gunanya tanpa adanya pedang es.Jurus pedang es bukan jurus-jurus tunggal yang dapat diterapkan dengan menggunakan sembarangan pedang. Tanpa pedang es, itu hanya sebuah jurus tanpa kekuatan. Meskipun Xiao Long memiliki jurus yang lain itu hanya bisa untuk membela dan mempertahankan diri, hanya sekadar sebuah olah kanuragan semata.Itu membuatnya tak lebih dari seorang prajurit biasa. Dong Xiu Bai mencemaskan kondisinya. Karena akan cukup sulit saat mereka menghadapi situasi darurat atau jika mereka terlibat pertarungan tanpa sengaja."Ehm, bagaimana bisa pedang es menghilang? Tetapi seingatku jarum kristal es milik ibu juga menghilang saat ibu menjadi serpihan salju," gumam Dong Xiu Bai sembari menopangkan dagu di atas lututnya."Gege!" teriaknya memanggil Xiao Long yang tengah berlatih."Ada apa?" Xiao Long menoleh dan berhenti be