Hampir seluruh para tetua dan murid utama berdiri di depan gerbang sekte mengantarkan kepergian dari Abinawa. Mereka semua sudah mengetahui jika Abinawa adalah seorang jenius sejati ilmu kanuragan, serta seorang tabib yang mampu meramu pil. Di dunia persilatan tabib yang mampu meramu pil memilih nilai tersendiri dan sangat di cari karena mampu menjadi faktor utama kemajuan sebuah sekte."Berhati-hatilah, Nawa. Sekte Api dan Angin akan selalu terbuka lebar untukmu jika ada masalah di luar sana," ucap Dirgantara."Benar, Nawa. Sekte Api dan Angin akan selalu menjadi rumah bagimu, jadi jangan pernah sungkan untuk datang kemari," tutur Arga yang ikut mengantarkan kepergian dari Abinawa.Abinawa merasa begitu tersanjung saat begitu banyak yang menghantarkan kepergiannya. Dia sudah bertekad tidak akan membiarkan siapapun menghancurkan sekte ini, apapun yang terjadi, sekalipun dia harus mengorbankan nyawanya sendiri."Ketua, tetua dan saudara semuanya, aku mungkin tidak menjadi bagian dari s
Abinawa dan Sumbayu menikmati semua hidangan di penginapan itu dengan lahapnya. Mereka jelas merasa lapar karena sudah menempuh perjalanan yang jauh, tanpa istirahat."Nona, bisakah anda ceritakan tentang kota ini?" Abinawa meminta pemilik penginapan itu menceritakan keadaan dan situasi yang sedang terjadi di kota ini.Perempuan itu membisu, dia terlihat ragu dan bimbang untuk menceritakan permalasahan yang sedang melanda Kota Tanjung Hitam, smapai membuat perekonomian di kota ini menjadikan mandek selama beberapa purnama terakhir."Nona, siapa atau aku dan rekanku ini bisa membantu kalian dari belenggu masalah yang mendera kalian," tutur Abinawa.Setelah cukup lama berpikir, perempuan itu akhirnya menceritakan tentang masalah yang mendera kota ini. Di mulai dari lima purnama yang lalu, kedatangan beberapa orang pendekar di desa ini membuat seluruh warga menjadi heboh, karena mereka meramalkan jika kota ini akan tertimpa sial dan gagal panen.Mereka juga menjelaskan jika ini di sebab
Negosiasi terus berlangsung antara Abinawa dan pemuda anak walikota Tanjung Hitam itu. Abinawa bahkan menggunakan tenaga dalamnya untuk membuktikan jika dia memiliki kekuatan untuk membunuh pemuda itu."Dengan kekuatan yang aku miliki, bukan perkara sulit untukku menghabisimu!!!" Ucap Abinawa dengan nada penekanan.Pemuda itu meneguk selivanya, dia mulai menyadari jika dia bukan lawan bagi Abinawa. 'Pemuda ini sangat kuat, sial jika dia benar-benar membunuhku maka aku tidak akan pernah selamat dari pedangnya,' batin pemuda itu.Pemuda itu pada akhirnya menurunkan pedangnya, akan tetapi dia tetap waspada. Tangannya tidak pernah lepas dari gagang pedangnya."Namaku Abinawa, aku adalah seorang pendekar pengembara yang kebetulan lewat di kota ini dan mendengar berita jika tuan walikota sedang di landa masalah," Abinawa memperkenalkan dirinya dan menjelaskan mengapa dia bisa berada di sini."Aku Maung Cana, putra Walikota Tanjung Hitam." Ucap Maung Cana singkat."Maung Cana, sepertinya ora
Di sisi lain, Sumbayu mengelilingi kota, mencari informasi mengenai informasi mengenai para pendekar yang telah menyebarkan berita tentang anak walikota sebagai pembawa malapetaka atau pembawa sial.Sumbayu mengalami cukup banyak kendala, karena beberapa warga kota menolak untuk memberikan informasi mengenai para pendekar itu, karena beberapa dari mereka sudah menganggap para pendekar itu bak pahlawan yang menjadi penyelamat Kota Tanjung Hitam dari kehancuran dan gagal panen di masa depan."Ini akan menjadi rumit, aku tidak menduga jika mereka sedikit lebih pintar dengan menekan warga kota untuk tutup mulut dan menjaga keberadaan kelompok pendekar itu," Sumbayu menyapukan pandangan ke bangunan kota itu dari atas tembok tinggi yang menjadi pembatas kota dan hutan, sekaligus sebagai benteng pelindung jika ada serangan.Sumbayu memilih untuk beristirahat dan mempelajari situasi terlebih dahulu. Dia harus memikirkan cara lain untuk mengorek informasi mengenai para pendekar itu, tanpa haru
Setelah mengikuti orang-orang mencurigakan yang meninggalkan kedai minuman itu, Sumbayu akhirnya mengetahui jika orang-orang itulah yang sudah merusak lahan-lahan pertanian milik warga. Mereka bergerak dengan senyap, beberapa orang di tugaskan untuk mengintai lahan-lahan pertanian, jika keadaan aman, maka tim perusak akan masuk dan memporak-porandakan lahan pertanian itu. Setelah itu mereka akan meninggalkan lahan pertanian dengan kemampuan ilmu meringan tubuh, sehingga menyamarkan tindakan mereka itu."Jadi benar jika kedai itu terlibat dalam masalah yaitu tengah melanda Kota Tanjung Hitam... Keji, seperti telah terjadi perselisihan di antara mereka ini, sehingga menyebabkan kedai minuman ini berkerja sama dengan para pendekar itu.Jika sudah melibatkan para pendekar ini, tentu bukan hanya mengusir anak walikota yang menjadi target, bisa jadi posisi walikota yang juga mereka incar," gumam Sumbayu masih belum bergerak dari posisinya semula.Sumbayu menghabiskan beberapa waktu di temp
Abinawa tidak memiliki pilihan lain, dia langsung bergerak menyerah para prajurit yang berjaga itu.Pertarungan tidak seimbang akhirnya terjadi di depan gerbang utama kediaman walikota. Abinawa dengan cekatan bergerak menyerang para prajurit itu, tentu Abinawa hanya melumpuhkan mereka saja. Tindakan Abinawa tentu langsung menarik perhatian para prajurit lainnya. Dengan cepat, Abinawa dan Sumbayu sudah di kepung oleh puluhan prajurit."Lancang, berani sekali kalian menyerang prajurit kami!!!" Hardik salah seorang prajurit yang di yakini sebagai pemimpin para prajurit itu."Aku tidak pernah datang untuk membuat keributan, sudah aku katakan jika kedatangan kami kemari untuk bertemu dengan tuan walikota karena ada hal penting yang hendak aku bincangkan... Aku jelas menghargai kalian semua yang bertugas, jika aku mau, aku dapat masuk dengan mudah tanpa kalian ketahui," tutur Abinawa sambil melepaskan aura bertarung yang kuat dan mengintimidasi para prajurit itu.Tubuh para prajurit itu se
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
Di saat Abinawa di sibukkan dengan melatih Maung Cana setiap harinya agar menjadi salah satu pendekar nomor satu di daratan dunia persilatan, dan akan menjadi sosok yang akan sangat di andalkan ketika perang pesar antar ras manusia dengan ras siluman nantinya.Sementara Sumbayu terlihat berkutat dengan Bebe lembar lontar di tangannya yang sudah di pembibitan oleh goresan coretan tinta. Sumbayu memang lebih banyak menghabiskan waktunya di meja kamarnya, dari pada berkutat dengan pengembangan kemampuan kanuragan dan silatnya. Hal ini tentunya, karena Sumbayu tahu betul jika kemampuan utamanya bukan pada olah kanuragan, akan tetapi di bidang konseptor/bermain di balik layar dengan strategi dan taktiknya.Seperti saat ini, Sumbayu bukan berantai, akan tetapi dia sedang menyusun beberapa bagan sekte yang harus di bangun dan juga terus di kembangkan, selain kemampuan silat dan kanuragan para murid. Hal ini tentu untuk mempersiapkan sekte ini menjadi kekuatan baru dunia persilatan di masa de
Pasca Liwandara yang mengalami kritis dan berada d kondisi hidup dan mati, Awundara langsung memberikan perintah kepada setiap anggota Sayap Emas untuk kembali berlatih dan meningkatkan kemampuan mereka.Liwandara yang sudah di kenal sangat kuat dan perkasa saja masih mampu di libas oleh dunia persilatan, apalagi mereka yang jauh lebih lemah dan malas untuk berlatih guna meningkatkan kemampuan dan kekuatan."Kalian bebas menggunakan setiap sumber daya yang kita miliki, akan tetapi jangan berlebihan dan tidak menimbulkan dampak pada perkembangan kemampuan kanuragan kalian," tutur Awundara.Awundara kali ini turun langsung memberikan perintah kepada setiap anggota, tentu hal ini membuat banyak persepsi di antara anggota mereka, apalagi berita tentang Liwandara kritis sudah menyebar dan hampir di keju oleh seluruh anggota Sayap Emas."Kemampuan kelompok kita hari ini masih belum cukup untuk membuat kelompok kita menguasai dunia persilatan, maka dari itu aku persilahkan kalian menggunakan
Awundara benar-benar murka, dia sangat sulit percaya jika sosok kepercayaannya itu menderita luka dalam yang sangat serius. Bahkan untuk menyelamatkan nyawanya, Awundara harus merelakan begitu banyak sumber daya berharganya.Misi yang sebelumnya di anggap mudah, kini malah memakan korban yang tidak sedikit bagi Sayap Emas. Padahal sebelumnya, Awundara sudah memberi perintah untuk mereka segera berkemas dan pindah ke Pulau Es Utara, karena dia meyakini jika Liwandara tidak akan mengalami kegagalannya."Kau harus selamat, Liwan. Kita masih memiliki misi besar untuk menjadi penguasa dunia persilatan bersama... Kau tidak boleh mati," ucap Awundara.Awundara dan Liwandara sudah bersama sejak puluhan tahun terakhir, di mulai dari hanya seorang pendekar perampok, kini menjelma menjadi salah satu kekuatan dunia persilatan. Awundara ingat betul, jika dalam sebuah aksi, mereka di pertemukan dengan sosok misterius yang memberikan kitab silat tingkat tinggi dan sumber daya berharga, yang pada akh
Detik berganti menit, dan menit berganti pula menjadi jam. Tidak terasa satu hari telah berlalu. Abinawa dan dua rekan seperjalanannya bergegas menuju wilayah bagian selatan yang akan di jadikan lokasi berdirinya sekte mereka.Hutan luas menyambut mereka, pepohonan menjulang tinggi, tidak jauh dari lokasi mereka berdiri terdapat air terjun yang akan menjadi sumber penghidupan sekte ini nantinya. "Di sinilah kita akan mendirikan Sekte, Sekte Naga Langit. Jadi sekarang waktunya untuk bekerja... " Seru Abinawa dengan semangat.Abinawa dengan pedang pusakanya mampu memotong pohon-pohon tinggi itu dengan mudahnya, dia bahkan tidak mengalami kesulitan memindahkan dan membelahnya. Pekerjaan yang harus memakan waktu lama, mampu di selesaikan oleh mereka hanya dalam waktu kurang dari satu hari.Sebuah komplek bangunan sudah berdiri dengan kokohnya. Terdapat tiga bangunan utama yang di fungsikan sebagai tempat latihan dan pembelajaran jurus-jurus. Sementara dua ruangan lainnya di fungsikan seb
Ini harusnya Bab 230. "Siapa dirimu sebenarnya anak muda!!! Aku tidak pernah memiliki urusan denganmu, aku mohon ampunilah aku, aku akan menjadi orang baik dan akan hidup dengan bertanam dan berkebun, aku berjanji," Sorkan memohon ampunan dari pemuda yang berdiri dengan pedang di genggaman tangan kanannya itu. "Mengampuni orang seperti dirimu hanya akan membuat masalah di masa depan, bisa jadi kau akan mencari cara untuk menjadi lebih kuat, setelah itu kau akan menciptakan banyak kekacauan yang akan membuat umat manusia menjadi sengsara, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi... Jadi sebaiknya orang-orang seperti dirimu ada baiknya di lenyapkan saja, " ucap pemuda itu dengan sorot mata yang tajam. Sorkan hanya bisa meneguk selivanya, semua bulu yang ada di tubuhnya berdiri dengan serempak. Pemuda di hadapannya seolah-olah menjelma menjadi iblis haus darah yang akan mencabut nyawanya sebentar lagi. Sorkan menggenggam erat pedangnya, dia tentu tidak ingin mati tanpa memberikan p
Setelah semua masalah yang mendera Kota Tanjung Hitam selesai dan kota itu kembali seperti sediakala, barulah Abinawa melanjutkan perjalanan menuju salah satu desa yang berada di ujung barat yang akan di jadikan berdirinya sekte yang akan mereka dirikan.Tujuan mereka kembali melanjutkan perjalanan memang untuk menuju ujung barat tepat hampir di bawah sinar matahari terbenam. Abinawa akan mendirikan sebuah sekte di sana dan di kemudian hari akan menjadi salah satu kekuatan utama dunia persilatan.Selain itu, Abinawa memiliki tujuan lain, yaitu pusaka legendaris milik salah satu pendekar kera bijaksana, yaitu tongkat Mahadewa. Konon kekuatan pusaka ini hampir sama kuatnya dengan kemampuan pedang naga langit milik Abinawa saat ini.Berita tentang pusaka tongkat Mahadewa tidak banyak di ketahui oleh para pendekar dunia persilatan, karena 100 tahun yang lalu sudah di lakukan pencarian akan tetapi tidak di temukan sehingga di anggap hanya mitos belaka.Namun, Banyu Aji yang memiliki banyak
Nafas Sorkan mulai memburu dan ngos-ngosan. Dia sudah sejak awal terus menyerang pemuda itu, akhirnya memilih bergerak mundur untuk mengatur ulang nafas dan tenaga dalamnya yang mulai terkuras."Siapa sebenarnya dirimu!!! Seingatku kita tidak pernah memilih masalah, aku bahkan tidak mengenalmu," ucap Sorkan.Sorkan yang cukup pintar, tentu memahami dengan betul jika pemuda itu belum menggunakan kemampuannya. Jika pemuda itu mulai serius, nyawanya akan sulit untuk di pertahankan."Siapa diriku itu tidak penting, dan kita memang tidak memiliki masalah, akan tetapi dengan kau mengusik kediama tuan Dasan, maka sama halnya kau sedang mencari masalah denganku... " Tukas pemuda itu, "Aku sudah memberimu pilihan di awal, akan tetapi kau lebih menyukai cara kekerasan, jadi aku tidak akan menahan diri lagi,"Sorkan mengumpat keras, dia tentu tidak bisa meninggalkan kediaman Dasan, tanpa membawa anaknya, Maung Cana bersama dengannya."Berapa yang telah di bayarkan oleh tua Bangka itu kepadamu? K
Sorkan tidak ingin berjudi dengan nasib dan mengambil resiko penyerangan ini gagal, sehingga dia sendiri yang akan turun langsung guna memastikan semuanya berjalan sesuai dengan rencana.Sorkan dan anggotanya menggunakan jubah berwarna hitam, sehingga mereka seolah menyatu dengan alam. Sangat sulit melihat Persero mereka di tengah gelapnya malam. Apalagi bulan dan bintang tidak tampak, seolah mereka tidak ingin melihat pertumpahan darah kembali terjadi di atas muka bumi.Sorkan dan anggotanya mulai masuk ke dalam kediaman walikota itu dengan senyap. Kedatangan mereka tentu tidak disadari oleh para prajurit yang berjaga, karena merekalah menyusup dengan menggunakan ilmu meringan tubuh yang tinggi. Alhasil pergerakan mereka tidak terendus.SRET!!! SRET!!! SRET!!!Tiga sabetan pedang berhasil membuat tiga prajurit kehilangan nyawa hanya dalam beberapa tarikan nafas saja. Gerakan mereka yang dinamis belum terbaca dan belum disadari, sekalipun tiga prajurit sudah kehilangan nyawanya.SRET!
"Jika benar cerita yang tuan sampaikan, apakah tuan tidak curiga jika pemilik kedai minuman itu terlibat dalam masalah yaitu melanda kota ini, di tambah lagi mereka sampai hari ini masih tetap beroperasi," ucap Sumbayu.Dasan yang mendengarnya seolah tersadarkan dari kebodohannya selama ini yang tidak menyadari hal itu. Harusnya sejak awal dia sadar jika pemilik kedai minuman terlibat dalam masalah yang melanda Kota Tanjung Hitam ini."Aku rasa dirimu sudah menyadarinya bukan, tuan. Sebab itulah kami datang kemari untuk membantu kalian, dirimu dan prajurit yang tuan miliki mungkinkah mampu mengalahkan penjaga yang di miliki kedai minuman itu, akan tetapi tidak dengan para pendekar yang berada di belakang kedai minuman itu," jelas Sumbayu.Dasan yang mendengar penjelasan dari Sumbayu merasa pundaknya seperti memikul batu yang berat di punggungnya."Anda tinggal perlu khawatir, Tuan. Seperti yang di katakan oleh rekanku tadi, kedatangan kami kemari untuk membantu kalian agar keluar dari