Setelah kami berhasil mendarat dipulau Lon hi, aku dan awak keru disambut oleh segerombolan para perajurit yang menggunakan perlengkapan lengkap. Tentu saja sebelum aku menuju kesini, aku sudah mengirimkan surat kepada raja dari pulau ini, mungkin saja sebagai rasa penghormatan kepada kami raja pulau Lon hi mengirimkan pasukan untuk menyambut kami.Aku menuruni kapal lalu berjalan mengikuti salah satu perajurit, dia saat ini menuntu kami semua untuk menuju kesuatu tempat, jika mereka menggiring kami ketempat berbahaya maka aku tidak ada pilihan lain selain menghabisi mereka.Aku melintasi perumahan yang begitu memperihatinkan untuk ditinggali, rumah yang terbuat dari batu bata sudah mengalami keropos, membuat lubang lubang tercipta, didingnya warna abu abu yang terususn dipenjuru kota. Kayu kayu akibat runtuhnya perumahan yang kumuh itu, dan terdapat orang orang yang berpakian lusu duduk disepanjang jalan. Seakan akan mereka menunggu kedatangan bantuan untuk meringankan beban mereka
Aku saja yang mendengar suara itu seperti menggigil karena sangking lembutnya, suara yang keluar barusan seperti hembusan angin yang sangat tenang. Dan seketika warga desa yang mengelilingi kami segera membukakan jalan, kerena mendengar suara yang tidak asing bagi mereka semua.Tentu saja jika suara itu dikeluarkan oleh orang yang tidak mereka kenal mana mungkin mereka semua mau membukakan jalan, seorang gadis yang menunggangi kuda berwarna putih yang dilengkapi perhiasan kuda turun, lalu berjalaan menghampiri kami semua.Disaat dia turun entah kenapa angin berhembus begitu kencang, sehingga mengoyangkan rambut berwana perak yang dia miliki. Tatapannya begitu dingin seperti salju yang sangat indah pakain yang dia kenakan serba putih yang terbuat dari besi. Dan juga panah yang dia letakan dipunggunya membuat dia bertambah elegan."Bukankah itu tuan puteri," ucap warga desa dengan nada pelan. Walapun suaranya pelan aku tetap dapat mendengarnya dengan jelas."Kalian boleh membenci seseor
Aku saat ini tidak menyangka bahwa dia dapat berbaur dengan orang orang yang aku bawa secepat ini. Aku pun memelankan langkah kakiku untuk membicarakan suatu hal dengan Lu nie, melihat aku memelankan langkah. Lu nie yang menyadari akan tindakanku ini segera memelankan langkah kakinya juga, setalah dia menoleh kearahku beberapa kali."Lin qi apakah ada yang membuatmu kebingungan," ucap Lu nie yang sudah berada disampingku. Ya memang saat ini aku memasang ekspersi bingung, agar Lu nie mengetahui maksudku ketika memelankan langkah kaki."Lu nie apa kau tidak merasakan bahwa orang itu adalah pengguna kekuatan roh atau semacamnya," tanyaku kedekat telinga Lu nie.Dia pun menggelengkan kepalnya lalu berkata, "Aku saat ini merasa bahwa Len si hanyalah putri biasa saja." Jadi memang benar bahwa hanya aku saja lah yang dapat melihat orang orang yang memiliki hubungan dengan roh."Ha benarkah mungkin saja itu hanya firasatku saja heheh," aku pun mengaruk gauruk kepalaku yang tidak gatal. Aku
"Ternyata kau orangnya, raja dari pulau Quino aku tidak menyangka kau semuda ini," ucap seorang pria laki laki yang berusia dua puluh tahun dengan ketus. Dia adalah putra kedua yang bernama Fu line.Melihat tingkah laku kakanya yang tidak sopan Len si pun meminta maaf akan tidakan kakaknya itu, lagi lagi dia lah yang meminta maaf. Sepertinya gadis ini adalah orang yang sangat menarik, selain memiliki kekuatan roh dia juga memiliki sifat yang bagus.Jika dia menjadi pemimpin pulau ini maka sudah dipastikan, maka pulau ini akan menjadi aman dan tentaram. Namun kelemahan dari gadis ini hanyalah terlalu baik dengan seseorang. Dalam faktor orang umum tidak akan ada orang yang mau memperlakukan seseorang musuh sepertiku dengan kebaikan yang tulus."Kau tidak usah meminta maaf dengan bedebah itu, Len si," ucap putra mahkota yang bernama Long hin.Aku mengetahui nama mereka semua dari Sun qin yang pernah mengujungi mereka semua. Disaat pertama kali kami bertemu Len si menatap Sun qin dengan m
Setelah Fu line berkata seperti itu sang raja pun menuntun kami kearah suatu tempat, kami berjalan menyusuri kerajaan yang begitu mewah. Selang beberapa menit kemudian kami tiba disuatu ruangan, yang ditengah tengahnya terdapat meja budar berwarna emas yang begitu besar.Sepertinya tempat ini adalah ruangan makan untuk menyambut tamu, "Kalian sudah melakukan perjalanan yang cukup panjang, bagaiman kalau kalian menikmati hidangan kami terlebih dahulu," Ucap Gu lien dengan penuh kesopanan."Dengan senang hati kami menerima penawaranmu," ucapku, apabila aku menolak penwarannya maka aku akan dicap sebagai raja sombong.Maka kabar itu pasti akan menyebar keseluruh dataran teh libariy dari telinga ketelinga, dan sampailah kepara raja yang menguasai pulau pulau. Jika rumor itu telah menyebar, maka aku pasti akan kesulitan melakukan deplomasi politik karena rumor kesombonganku itu.Setelah aku menyetujui penwaran Gu Lien beraneka makanan tiba dimeja makan. Disaat aku mengambil satu potong dagi
Setelah Gu line menandatangani perjanjian yang kami sepakati kami pun bercakap cakap sampai larut malam, aku, Lu nie, zard, dan Sun qin segera dibawa untuk menikmati malam diruangan yang terpisah tentu saja Gu lien tidak melarang kami untuk bertemu.*****Kami pun berkumpul disaat sudah tepat tengah malam untuk memberi tahu semua rencana yang aku pikirkan, tentu saja saat ini mereka bertanya tanya kenapa aku mau memberikan senjata yang sangat berharga itu ketangan musuh.Setelah semuanya sudah berkumpul aku menutup rapat rapat pintu, tirai cendela dan aku menutup semua tempat yang bisa membuat kami ketawan sedang membicarakan sesuatu. Aku pun berjalaan keraah mereka yang sudah duduk dikursi ya disediakan untuk berbicara, diatas meja bulat itu terdapat satu teko teh dan 5 cangkir yang sudah diisikan teh.Setelah duduk dikursi kosong aku pun berkata, "Mungkin kalian binggung disaat aku menyerahkan sky wings ke Gu lien.""Ya tentu saja kami binggung apalagi disaat kau menyuruh Long hin u
Setelah semua mengetahu akan maksud dari tindakanku tadi siang, mereka pun kembali kekamarnya masing masing.*****Pagi ini sangat cerah seperti biasanya, aku dan semuanya pun bersiap siap untuk meninggalkan pulau Lon hi, karena negosiasi berhasil kami rahi dan kesepakatan pun terjadi.Disaat aku sudah berada diatas kapal Len si melambai lambaikan tangannya, setelah kain untuk menjalankan kapal terbuka Len si berteriak, "Semoga kalian selamat sampai tujuan, dan berikan salam untuk Hon kai dariku bahwa aku baik baik saja disini." Agar suaranya terdengar dia menyatukan tanganya lalu meletakan tangan itu kemulutnya."Baiklah akan aku sampaikan kau jaga diri baik baik ya Len si," jawabku dengan suara keras. Disaat bercakap cakap kemarin hubungan antara kami berdua sudah semakin erat. Saat ini kami tidak akan langsung kembali kepulau Quino, karena aku akan menuju ketempat yang diromorkan itu. Yaitu pualu terpencil yang tepat berada ditiga perbatasan antar pulau.Kami perlahan meninggalkan
Melihat fenomena itu para awak keru yang aku bawa segera membanting setir kemudi, dan seger menggulung kain bagaian kanan untuk membuat kapal kami berputar, angin yang saat ini berhembus sangat pelan tidak berhasil membuat kapal kami berputar.Pusaran air yang sudah besar itu membesar berapa kali kali lipat dari pada sebelumnya. Sehingga membuat kapal kami terhisap dipusaran itu, untung saja sebelum kejadian yang buruk aku sempat menyebarkan power of spirit diseluruh kapal.Sehingga kami semua aman namun disaat kami terhisap dipusaran angin itu kapal kami terguncang sangat keras, sehingga tubuhku dan semua awak keru tergelinding kekiri dan kekanan.Agar tubuhku tidak tergelinding aku menggenggam tiang tiang kapal, dan selang berapa menit kapal kami yang tergoncang akhirnya menjadi tenang.Tentu saja aku sangat yakin bahwa semua barang barang yang ada didalam kapal ini, berserakan seperti pada saat kami melawan badai topan. Aku dan awak keru yang sudah kembali pulih dari pusing, segera