Lin Feng langsung mendekat ke area gunung itu. Gunung itu memang benar merupakan gunung cengdu. Selama ini, tidak ada warga kota yang berani memasuki wilayah gunung cengdu. Siapapun yang memasuki wilayah itu, mereka tidak akan pernah kembali. Menurut desas-desus di kalangan pendekar pengelana, gunung cengdu merupakan markas sekte harimau hitam, dan itu memang benar adanya. Gunung cengdu merupakan wilayah dengan banyak pepohonan rindang seperti sebuah hutan. Dan markas sekte harimau hitam adalah seluruh wilayah gunung cengdu itu sendiri. Orang-orang dari sekte harimau hitam bergerak bebas di seluruh wilayah area gunung cengdu. Mereka berjaga di seluruh wilayah gunung cengdu dan tidak membiarkan siapapun memasuki area gunung selain anggota sekte mereka. Saat Lin Feng melesat memasuki wilayah gunung, tiba-tiba sekitar lima belas orang menghentikannya dan langsung mengelilinginya sambil menghunuskan tombak mereka. "Siapa kamu? Berani sekali memasuki wilayah sekte kami!" tanya
Patriark sekte harimau hitam merasa terganggu dengan suara ledakan yang diakibatkan oleh teknik Lin Feng. Patriark sektepun keluar dari dalam gua. Dia melotot tidak percaya melihat ribuan anggotanya telah tewas. Patriark sekte harimau hitam menengok ke kanan kiri, dia tidak melihat satupun anggotanya yang selamat, kelima tetua sektenya bahkan tidak terlihat batang hidungnya. "Siapa yang kamu cari?" tanya Lin Feng. "Si ... si ... siapa kamu?" tanya patriark sekte terbata-bata. Patriark sekte tidak percaya jika Lin Feng seorang diri membunuh para anggota sektenya. Namun, hanya Lin Feng yang ada disana, dia merasa tertekan sekaligus ketakutan melihat Lin Feng. Lin Feng malas untuk menjawabnya. Dia tiba-tiba sudah berada di hadapan patriark sekte kemudian langsung mencekiknya. "Apa kamu Patriark sekte harimau hitam?" tanya Lin Feng. Dia melihat patriark sekte harimau hitam memiliki tingkatan kultivasi paling tinggi dari anggota sekte yang lain sehingga langsung menebaknya.
Su Mei kembali memeluk lengan Lin Feng, "Siapa namamu, kak?" dia merengek seperti anak kecil ingin mengetahui nama Lin Feng. Lin Feng mencoba kembali menepis tangan Su Mei. Namun kali ini Su Mei memeluknya erat-erat hingga Lin Feng tidak bisa melepaskannya. "Tolong jangan menyukaiku, aku bukan pria yang mudah tertarik dengan seorang gadis." Su Mei tidak peduli, urat malunya terasa sudah putus. Dia benar-benar menyukai Lin Feng. "Cepat katakan, Kak! Siapa nama kakak?" tanya Su Mei. Lin Feng mengehela nafas, kemudian menjawab, "Namaku Lin Feng." "Dimana kakak Feng tinggal?" Su Mei terus membuka percakapan untuk mendekati Lin Feng. "Tidak perlu banyak bertanya, lepaskan tanganku!" Lin Feng kembali berontak, dia tidak mau tangannya dipeluk oleh Su Mei. "Aku tidak mau melepasnya sebelum kakak Feng mengatakannya." Su Mei semakin memeluk erat seperti seorang yang sangat manja kepada kekasihnya. "Jangan beritahu siapapun kalau aku berasal dari sekte pedang api, cepat lepas tang
Trangg Trangg Trangg Pedang Lin Feng dan dua saber milik assassin itu saling beradu. Beberapa waktu yang lalu Lin Feng dibuat terpojok oleh sang assassin, namun kali ini Lin Feng yang membuatnya terpojok dengan pedangnya. Lin Feng terus membombardir sang assassin dengan teknik andalannya hingga assassin itu terus bergerak mundur. Saat melihat kesempatan, Lin Feng langsung menendang dada sang assassin. Assassin itupun terpental hingga menghancurkan sebuah pohon besar. Lin Feng kemudian melesat ke udara. Dia kembali menukik ke arah sang assassin sambil bersiap menghantam sang assassin dengan pedangnya. "Pedang Gelombang Kehancuran." Sang assassin langsung menahan pedang Lin Feng dengan dua sabernya. Namun, teknik Lin Feng yang kali ini lebih dahsyat, membuat tubuh sang assassin bergetar hebat. Sesaat kemudian, kedua saber milik sang assassin patah oleh pedang Lin Feng. Sang assassin itupun mengeluarkan darah dari sekujur tubuhnya karena tekanan teknik dari Lin Feng.
"Dengan adanya Tuan Feng, pasti sekteku akan memenangkan peperangan ini dengan mudah." "Dimana pasukanmu sedang berperang?" tanya Lin Feng. "Tidak jauh dari sini Tuan Feng. Aku sampai di tempat ini karena pertarunganku yang sangat sengit dengan Baobao." Tak mau berlama-lama, Lin Feng dan Li Wang menuju ke area peperangan di padang rumput. Terlihat puluhan ribu pasukan dari sekte serigala langit sedang berperang dengan gigih melawan puluhan ribu pasukan dari sekte bunga beracun. Beberapa tetua sekte serigala langitpun sedang berusaha mengalahkan lawan mereka yaitu para tetua dari sekte bunga beracun. "Sepertinya aku akan kembali berpesta pora," gumam Lin Feng sambil tersenyum. Setelah beberapa jam yang lalu Lin Feng menghabisi puluhan ribu pasukan sekte harimau hitam, Lin Feng kini dihadapkan dengan puluhan ribu pasukan sekte bunga beracun. Dia menganggap pembantaian terhadap sekte aliran hitam sebagai bentuk pesta pora. Li Wang yang mendengarnya hanya bisa menelan luda
“Fang’er … larilah sekencang-kencangnya ke hutan!” Lin Feng menatap sedih pada ibunya yang kini sedang membungkukkan badan. Mereka sedang dalam misi pelarian dan menyelamatkan diri karena kampung tempat tinggal mereka diserang oleh Sekte Aliran Hitam.Ayah Lin Feng sendiri telah tewas dengan cara keji.“Tapi, Bu.”Ibu Lin Feng menggeleng. Dia kemudian melepas sebuah kalung giok yang selalu dikenakan dan menyerahkannya pada Lin Feng. “Ambilah ini! Ibu akan menghalangi orang itu.” Masih dengan lelehan air mata dan napas yang memburu, Lin Feng bertanya kebingungan. “Apa ini, Bu?”“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, simpanlah baik-baik kalung ini! Suatu saat kamu akan mengetahuinya.” Dia kemudian mengepalkan tangan Lin Feng dan mendorong anak itu untuk menjauh darinya. “Lari, Feng’er! Sekarang!”Lin Feng tidak banyak membantah dan berlari sekencang-kencangnya. Sesekali dia menengok ke belakang untuk melihat ibunya. Sama seperti sang ayah, ibunya pun terlihat merentangkan tangan untuk
“Kakek tua …” Lin Feng menundukkan tubuhnya sebagai tanda penghormatan. “Maaf mengganggumu, tetapi, bisakah aku sementara bersembunyi di tempat ini?”Petapa misterius terdiam beberapa detik sebelum akhirnya hanya mengangguk menjawab Lin Feng. Dia mengamati lekat-lekat sosok bocah tidak biasa di hadapannya. Kakek tua itu masih tidak percaya bahwa Lin Feng berhasil menembus lapisan formasi yang dibuat olehnya di sekitaran gua.Formasi yang dibuat oleh petapa misterius itu merupakan sebuah formasi pelindung yang sangat kuat. Kultivator maupun binatang spirit tingkat tinggi sekalipun tidak mungkin dapat menembusnya dan memasuki gua. Namun, tidak terjadi apa pun terhadap Lin Feng saat dia memasuki gua, membuat petapa misterius yang mendiami gua itu bingung dan heran.Petapa misterius itu mengamati Lin Feng, sejenak kemudian dia tersentak kaget melihat Lin Feng.‘Bocah ini memiliki jiwa beladiri naga kuno. Pantas formasi yang aku buat tidak berpengaruh kepadanya. Jika aku melatihnya, bocah
Waktu terus berjalan sampai tidak terasa 5 tahun berlalu. Lin Feng telah dilatih banyak hal oleh petapa misterius yang sudah dia anggap sebagai kakeknya. “Feng’er, waktunya telah tiba.”“Apakah secepat ini, Kek?”5 tahun terasa begitu cepat bagi Lin Feng. Selama ini, dia selalu meningkatkan kekuatan fisiknya, berlatih dasar-dasar ilmu beladiri, membuat berbagai macam pil, berlatih teknik dasar segel dan formasi, meningkatkan kultivasi, dan lain sebagainya. Meskipun Lin Feng lebih suka dan berbakat dengan pedang, kakek petapa juga melatihnya dasar penggunaan berbagai macam senjata pusaka lain seperti panah, tombak, tongkat, sabit, dan lainnya sebagai pengetahuan bagi Lin Feng. Tidak hanya itu, Lin Feng juga selalu berlatih dengan membunuh para binatang spirit yang mendiami hutan kegelapan. Binatang spirit di hutan kegelapan tidak lagi mengerikan baginya.Namun, meski begitu … kultivasinya masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan jalan kultivasi Lin Feng yang memiliki jiwa beladiri n