"Kita harus berlari dengan cepat!" Pendekar mabuk mengambil alih kepemimpinan, menyuruh bawahannya dan Ye Jun berlari cepat. Mereka melalui jalan yang tidak umum agar terhindar dari kelompok assassin yang berusaha membunuh Ye Jun. Setelah lama melesat, sang assassin semakin jauh tertinggal dari mereka, assassin itu kehilangan jejak mereka. "Tuan pendekar mabuk, bagaimana dengan jenderal bercadar hitam?" Ye Jun mengkhawatirkan nasib Lin Feng. "Jenderal menyuruh kita meninggalkannya, aku tidak bisa membantahnya, aku yakin dia dapat selamat," jawab pendekar mabuk sambil terus melesat. Mereka melesat tanpa beristirahat hingga tidak ada assassin yang kembali menghalanginya. Di tempat lain, tidak hanya Ye Jun yang diganggu oleh assassin. Banyak juga utusan dari sekte yang akan mengikuti sayembara dihambat oleh organisasi assassin atas perintah Wu Liem. *** Keesokan harinya, Lin Feng sudah pulih dari luka dan racun. Dia kemudian menuju ke kedai kecil yang ada di desa untuk ma
Seketika, monster kera dan monster serigala kembali diserang oleh ratusan pendekar, dan kali ini Lin Feng juga turut serta menyerang keduanya. "Aku harus mencari titik lemah kedua monster ini." Lin Feng menyadari jika kedua monster penjaga itu tidak mudah untuk dilumpuhkan, dia perlu mencari kelemahan dari keduanya. Wusss Wusss Wusss Beberapa pendekar menyerang dengan tombak mereka. Goarrr Monster kera dan monster serigala langsung mengamuk hingga para pendekar yang menyerangnya terlempar kesana kemari. Beberapa pendekar terluka dan mengeluarkan darah segar dari bibirnya. "Sial, kedua monster ini benar-benar sangat kuat," gerutu beberapa pendekar sambil menyeka darah yang keluar dari bibirnya. Lin Feng sendiri melesat ke arah monster kera, dia memutar tubuhnya di udara kemudian menendang leher monster kera. Namun, monster kera tidak bergeming sama sekali dan serangan Lin Feng tidak berarti apa-apa baginya. Lin Feng menapakkan kaki di lantai dan kali ini dia melesat
Monster serigala menyerang Lin Feng. Dia mencoba mengoyak kepala Lin Feng dengan cakarnya, namun Lin Feng bergerak cepat ke kanan dan kiri menghindarinya. Saat sedang melawan monster serigala, monster kera meluncur dengan tongkatnya dan langsung berusaha memukul Lin Feng. Hiattt Ciattt Ciattt Lin Feng menghindari setiap serangan monster kera dan monster serigala. Saat ada kesempatan, Lin Feng berusaha menebas tanduk dari kedua monster itu. Namun, kedua monster itu selalu melindungi tanduknya. Lin Feng diserang dari sisi kanan dan kiri oleh kedua monster penjaga itu. Dia selalu berusaha untuk menebas tanduk keduanya. Monster kera menusuk Lin Feng dengan tongkatnya. Lin Feng pun dengan sigap melompat menghindarinya. Dari sisi sebaliknya monster serigala berusaha menikam Lin Feng, beruntung insting Lin Feng sangat tajam sehingga dia juga dapat menghindarinya. Pertempuran antara Lin Feng melawan monster kera dan monster serigala berlangsung cukup lama. Tak terasa, sudah
Melihat puluhan pendekar sibuk bertarung, Lin Feng langsung bergerak menuju ke tempat peti. "Siapa bocah itu?" Para pendekar melihat gerak-gerik Lin Feng. Mereka bertarung untuk memperebutkan peti, sementara Lin Feng dengan enaknya akan menuju ke peti untuk mengambilnya. Puluhan pendekar itupun langsung menghalangi Lin Feng. "Bocah, kamu baru sampai di tempat ini. Peti itu milik kami, enyah kamu dari sini!" Beberapa pendekar geram karena menganggap Lin Feng akan mencuri peti yang mereka perebutkan. "Kalian belum mengambilnya, siapa cepat dia dapat," balas Lin Feng sambil tersenyum sinis. "Kurang ajar!" Puluhan pendekar itu marah dan langsung melesat untuk menyerang Lin Feng dengan pusaka mereka masing-masing. Lin Feng bergerak lincah bagaikan bayangan menghindarinya. Dia kemudian meninju satu persatu dari mereka. Bammm Bammm Bammm Lin Feng dengan mudahnya melumpuhkan para pendekar yang rata-rata berada ditingkatkan raja kesembilan itu. Dia meninju mereka hingga mer
Lin Feng terus bertahan dari efek pil hati ungu. Dia terus berteriak kesakitan hingga rasa sakit itu mulai terbiasa dia rasakan. Setelah tiga jam berlalu, rasa sakit yang Lin Feng derita mulai sedikit demi sedikit menghilang. Terlihat keringat hitam membasahi tubuhnya. Keringat hitam itu adalah kotoran yang berasal dari sel-sel dan darahnya. Fisik tubuh Lin Feng semakin kuat karena pil hati ungu. Tak lama, kultivasi Lin Feng naik tingkatan menjadi raja kelima. "Akhirnya, selesai juga menyerap pil ini. Pil ini cukup menyakitkan bagiku," gumam Lin Feng. Lin Feng mandi di danau kemudian berganti pakaian baru. Setelah itu, dia melanjutkan perjalanannya untuk mengejar ketertinggalannya dari kelompok Ye Jun dan pendekar mabuk. Lin Feng terus melesat sambil melihat-lihat barangkali menemukan Ye Jun dan pendekar mabuk. Namun, setelah sekian lama melesat, dia tidak kunjung juga menemukannya. Hal itu karena Ye Jun, pendekar mabuk dan bawahannya tidak lagi menggunakan kereta. Mereka ju
“Fang’er … larilah sekencang-kencangnya ke hutan!” Lin Feng menatap sedih pada ibunya yang kini sedang membungkukkan badan. Mereka sedang dalam misi pelarian dan menyelamatkan diri karena kampung tempat tinggal mereka diserang oleh Sekte Aliran Hitam.Ayah Lin Feng sendiri telah tewas dengan cara keji.“Tapi, Bu.”Ibu Lin Feng menggeleng. Dia kemudian melepas sebuah kalung giok yang selalu dikenakan dan menyerahkannya pada Lin Feng. “Ambilah ini! Ibu akan menghalangi orang itu.” Masih dengan lelehan air mata dan napas yang memburu, Lin Feng bertanya kebingungan. “Apa ini, Bu?”“Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, simpanlah baik-baik kalung ini! Suatu saat kamu akan mengetahuinya.” Dia kemudian mengepalkan tangan Lin Feng dan mendorong anak itu untuk menjauh darinya. “Lari, Feng’er! Sekarang!”Lin Feng tidak banyak membantah dan berlari sekencang-kencangnya. Sesekali dia menengok ke belakang untuk melihat ibunya. Sama seperti sang ayah, ibunya pun terlihat merentangkan tangan untuk
“Kakek tua …” Lin Feng menundukkan tubuhnya sebagai tanda penghormatan. “Maaf mengganggumu, tetapi, bisakah aku sementara bersembunyi di tempat ini?”Petapa misterius terdiam beberapa detik sebelum akhirnya hanya mengangguk menjawab Lin Feng. Dia mengamati lekat-lekat sosok bocah tidak biasa di hadapannya. Kakek tua itu masih tidak percaya bahwa Lin Feng berhasil menembus lapisan formasi yang dibuat olehnya di sekitaran gua.Formasi yang dibuat oleh petapa misterius itu merupakan sebuah formasi pelindung yang sangat kuat. Kultivator maupun binatang spirit tingkat tinggi sekalipun tidak mungkin dapat menembusnya dan memasuki gua. Namun, tidak terjadi apa pun terhadap Lin Feng saat dia memasuki gua, membuat petapa misterius yang mendiami gua itu bingung dan heran.Petapa misterius itu mengamati Lin Feng, sejenak kemudian dia tersentak kaget melihat Lin Feng.‘Bocah ini memiliki jiwa beladiri naga kuno. Pantas formasi yang aku buat tidak berpengaruh kepadanya. Jika aku melatihnya, bocah
Waktu terus berjalan sampai tidak terasa 5 tahun berlalu. Lin Feng telah dilatih banyak hal oleh petapa misterius yang sudah dia anggap sebagai kakeknya. “Feng’er, waktunya telah tiba.”“Apakah secepat ini, Kek?”5 tahun terasa begitu cepat bagi Lin Feng. Selama ini, dia selalu meningkatkan kekuatan fisiknya, berlatih dasar-dasar ilmu beladiri, membuat berbagai macam pil, berlatih teknik dasar segel dan formasi, meningkatkan kultivasi, dan lain sebagainya. Meskipun Lin Feng lebih suka dan berbakat dengan pedang, kakek petapa juga melatihnya dasar penggunaan berbagai macam senjata pusaka lain seperti panah, tombak, tongkat, sabit, dan lainnya sebagai pengetahuan bagi Lin Feng. Tidak hanya itu, Lin Feng juga selalu berlatih dengan membunuh para binatang spirit yang mendiami hutan kegelapan. Binatang spirit di hutan kegelapan tidak lagi mengerikan baginya.Namun, meski begitu … kultivasinya masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan jalan kultivasi Lin Feng yang memiliki jiwa beladiri n