Perjalanan menaiki kapal butuh waktu sekitar dua hari. Lin Feng diberi kamar VVIP dan dia memilih untuk berkultivasi menyerap kristal jiwa dari kepiting raksasa. Kristal jiwa itu habis diserap energinya oleh Lin Feng, namun kultivasi Lin Feng tidak meningkat. Hanya saja, energi di dalam dantiannya semakin bertambah. Setelah dua hari berlayar tanpa gangguan, Lin Feng dan lainnya sampai di dermaga kota melati putih. Kota melati putih adalah kota yang paling dekat dengan ibukota Kekaisaran Qilin. "Jenderal, kita sudah sampai." Pendekar mabuk mengetuk pintu kamar Lin Feng dan memberitahukannya. Lin Feng dan lainnya kemudian turun dari kapal dan melanjutkan perjalanan mereka. "Berapa hari lagi sayembara akan dimulai?" tanya Lin Feng. "Tiga minggu lagi, Jenderal," jawab pendekar mabuk. Mereka berjalan santai sambil melihat-lihat keramaian pusat kota melati putih. Disana, berjejer kios-kios yang menjual sumberdaya, makanan, aneka pernak-pernik, restoran mewah, dan lain seba
Lin Feng dan lainnya melesat menuju ke ibukota Kekaisaran Qilin. Setelah setengah hari melesat, mereka sampai di gerbang ibukota. Terlihat banyak orang yang mengantri untuk memasuki ibukota. Lin Feng dan lainnya memasuki ibukota setelah menunjukkan lencana identitas mereka. Lin Feng terlihat sangat kagum melihat bangunan-bangunan ibukota yang berdiri sangat mewah dan megah. "Pendekar mabuk, ibukota kekaisaran ternyata sangat indah. Aku baru pertama kali melihat bangunan-bangunan semewah dan semegah ini. Pendekar mabuk hanya mengangguk. Dia tersenyum melihat Lin Feng yang menatap bangunan-bangunan ibukota dengan takjub. Dia sendiri sudah pernah ke ibukota sehingga bersikap biasa saja. "Saudara Jun, bagaimana menurutmu?" tanya Lin Feng. "Aku juga baru pertama kali ke ibukota kekaisaran. Ibukota kekaisaran memang sangat indah," balas Ye Jun. "Saudara Jun, kemana kita harus pergi?" Lin Feng kembali bertanya kepada Ye Jun. "Entahlah, aku akan bertanya kepada prajurit ibuk
"Aku memiliki hadiah untukmu," ucap Lin Feng. Lin Feng mengeluarkan pedang iblis yang dia dapatkan dari makam legenda teratai emas. Dia memberikannya kepada pendekar mabuk. "Menurutku, pedang ini sangat cocok untukmu." Pendekar mabuk menerima pedang iblis itu. "Terimakasih jenderal." Lin Feng kemudian memberikan puluhan ribu butir pil dan ribuan pusaka kepada pendekar mabuk. Dia meminta pendekar mabuk membaginya kepada pasukannya dan pasukan hantu rimba serta cakar setan setelah sampai di hutan kegelapan. Pendekar mabuk menelan ludah menerima pil dan pusaka dari Lin Feng. Menurutnya, pemberian Lin Feng sangatlah banyak. Tidak hanya itu, Lin Feng kemudian menyuruh pendekar mabuk mendekatkan keningnya. Pendekar mabukpun tanpa banyak berkata mendekatkan keningnya ke arah Lin Feng. Lin Feng menempelkan telunjuknya ke kening pendekar mabuk. "Aku memberimu teknik langkah naga dan teknik semesta iblis." Seketika, pengetahuan teknik langkah naga dan teknik semesta iblis masuk ke
Lin Feng kembali menyusuri jalanan ibukota kekaisaran. "Mampirlah ke kiosku." Beberapa penjual menjajakan dagangannya di depan kios. Mereka menawari pejalan kaki untuk mampir dan melihat-lihat apa yang mereka jual. Lin Feng tidak menghiraukan para penjual yang menyuruhnya masuk ke kios mereka. Dia terus berjalan hingga melihat antrian yang sangat ramai di salah satu kedai kecil. Lin Feng bingung kenapa di kedai sekecil itu banyak orang yang mengantri. Dia merasa kedai itu tidak cukup besar menampung seluruh orang yang ingin memasukinya. "Tuan, apa yang kedai kecil itu jual? Kenapa banyak yang mengantri?" tanya Lin Feng ke pejalan kaki lain. "Kedai itu adalah pasar gelap," jawab pejalan kaki itu. "Pasar gelap?" Lin Feng bertanya-tanya, "Apa mungkin kedai jelek dan sekecil itu adalah pasar gelap?" "Meskipun itu kedai kecil, namun kamu akan mendapati hal yang luar biasa di dalamnya," ujar pejalan kaki itu. "Berdasarkan informasi, pasar gelap akan mengadakan pelelangan.
Lin Feng tersenyum kecut, dia mengenal suara Qio Yinsi. "Apa dia gadis itu?" Lin Feng mengingat seorang gadis yang dia selamatkan saat di hutan kegelapan. "Dua ratus ribu koin emas." Lin Feng menaikkan penawaran. "Tiga ratus ribu koin emas." Qio Yinsi tidak mau mengalah. Qio Yinsi sebenarnya tidak menginginkan panah mata hantu. Dia hanya mengerjai Lin Feng agar harga panah itu semakin mahal. Lin Feng hanya mendesah. "Apa yang gadis itu inginkan?" "Hahaha, seberapa kaya bocah sombong itu?" gumam Qio Yinsi sambil terkekeh. "Lima ratus ribu koin emas." Lin Feng kembali menaikkan harga. "Tujuh ratus ribu koin emas." Qio Yinsi terus memprovokasi Lin Feng. Lin Feng hanya menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan sikap Qio Yinsi. "Satu juta koin emas," tawarnya. Qio Yinsi terlihat sangat senang mengerjai Lin Feng. Dia semakin semangat menaikkan harga panah mata hantu. "Satu juta lima ratus ribu koin emas." "Sial, dia menghabiskan uangku saja," gerutu Lin Feng. "Tidak
Lin Feng terus diseret oleh Qio Yinsi tanpa bisa berbuat apapun. Mereka sampai di gerbang istana Kaisar Qilin. "Untuk apa kamu membawaku kesini?" tanya Lin Feng. Qio Yinsi tidak menjawabnya. Dia memasuki gerbang istana. "Tuan putri." Penjaga gerbang istana membungkuk hormat kepada Qio Yinsi. Lin Feng tersedak mendengar penjaga istana memanggil Qio Yinsi dengan sebutan tuan putri. "Ternyata kamu adalah tuan putri," ujarnya. Qio Yinsi melepas jubah Lin Feng, kemudian membuka cadarnya. "Benar aku adalah putri Kaisar Qilin, apa sekarang kamu tertarik denganku?" Lin Feng mengerutkan dahinya. "Tidak, aku tidak tertarik denganmu," jawabnya. "Cih, sialan. Kamu masih sama seperti dulu," gerutu Qio Yinsi. Beberapa pelayan melihat Lin Feng dan Qio Yinsi berdebat. Mereka bertanya-tanya tentang siapa gerangan Lin Feng. Melihat para pelayan, Qio Yinsi memanggil mereka kemudian berkata, "dia adalah kekasihku." "Bukan, bukan, aku bukan kekasihnya." Lin Feng menyanggah perkataan Qi
"Tidak mungkin ayah membatalkan sayembara. Lebih baik kamu ikuti apa kata ayah! Ayah melakukan semua ini demi kebaikanmu dan kekaisaran ini," jawab Kaisar Qilin. Kaisar Qilin mengadakan sayembara karena sangat mengkhawatirkan rakyatnya yang tertindas oleh sekte aliran hitam. Dengan adanya aliansi aliran putih, dia berharap Kekaisaran Qilin terjaga dari gangguan sekte aliran hitam. Selain itu, Qio Yinsi akan menjadi Kaisar Qilin menggantikannya. Kaisar merasa perlu mencari calon suami yang hebat dan berbakat untuk putrinya. "Si'er kamu jangan bersikap egois! Kamu harus memikirkan nasib rakyat kekaisaran yang tertindas oleh sekte aliran hitam," lanjut Kaisar Qilin berkata. "Aku tidak ingin menjadi kaisar. Lebih baik ayah memberikan tahta kekaisaran kepada paman Wu Kong." Kaisar Qilin menghela nafas, tidak tahu jalan pikiran Qio Yinsi. Dia kemudian kembali menatap Lin Feng. "Jika kamu ingin menjadi kekasih putriku, maka ikutlah sayembara! Jangan menjadi seorang pengecut!" katany
Butuh waktu sekitar sehari bagi Lin Feng meracik pil. Sesekali, dia akan beristirahat untuk makan setelah pelayan masuk ke dalam kamarnya menyediakan makanan. Dengan herbal yang begitu banyak, Lin Feng dapat membuat puluhan ribu butir pil kultivasi tingkat 4 dan 5. Lin Feng kemudian mengambil kristal naga bumi dari cincin ruang dimensinya. Dia duduk dengan sikap lotus kemudian mulai menyerap energi kristal naga bumi tersebut. Sementara itu, pendekar mabuk bingung mencari keberadaan Lin Feng. Dia menemui Ye Jun. "Tuan muda Jun, apa kamu melihat jenderal bercadar hitam?" "Aku juga tidak melihatnya, terakhir kali aku melihatnya saat dia mengajariku teknik menggunakan tombak kemarin," jawab Ye Jun. "Kemana jenderal pergi?" desah pendekar mabuk. Lin Feng terus mengurung diri di kamarnya menyerap energi kristal naga bumi. Menyerap energi kristal naga bumi butuh waktu berhari-hari. Setelah beberapa hari, Qio Yinsi masuk ke dalam kamar Lin Feng menggantikan pelayan membawa maka
Satu persatu ular es raksasa kembali muncul di hadapan Lin Feng dari berbagai sisi gua es. Lin Fengpun dengan mudah menghabisi mereka dengan menancapkan pedangnya ke otak mereka. Tanpa terasa, Lin Feng telah menghabisi tiga puluh ular es raksasa. Diapun menguliti semua ular es itu dan mengambil empedunya. Ular es raksasa merupakan jenis binatang buas. Meskipun begitu, kekuatan mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Hanya saja, kekuatan ular es raksasa tidaklah lebih hebat dibandingkan Lin Feng. Lin Feng kembali menyusuri gua es setelah menghabisi semua ular es raksasa yang muncul. Tak lama, Lin Feng menemukan pusat gua es itu. Dia melihat tempat yang cukup luas dengan pepohonan berlapis es berada di sekelilingnya. Lin Feng menengok ke kanan kiri untuk mencari sumber energi yang membuat gua itu terselimuti es. "Ketemu, disanalah sumber energi itu!" Lin Feng melihat kolam air dan meyakini jika di dalam kolam air itulah sumber energi gua es berada. Tanpa menunggu waktu l
Pertarungan antara Lin Feng melawan wanita siluman terlihat sangat dahsyat. Dalam radius puluhan kilometer pepohonan hancur lebur, tanah retak dan menjadi lubang kawah akibat teknik dan jurus dari keduanya. Lin Feng terus menggempur wanita siluman dengan tarian pedangnya yang sangat anggun. Wanita siluman berusaha menjauh dari Lin Feng agar bisa mengeluarkan tekniknya. Namun Lin Feng tidak membiarkan hal itu. Wanita siluman hanya bisa bergerak mundur sementara Lin Feng terus mengejarnya. "Jika terus seperti ini, aku pasti akan kalah," desah wanita siluman frustasi. Wanita siluman adalah salah satu siluman tersesat yang entah kenapa sampai di kekaisaran qilin. Dia termasuk golongan siluman yang sangat lemah yang ada di hutan siluman di kekaisaran luo. Namun meskipun begitu, kultivasi wanita siluman yang berada ditingkatan kaisar keenam tidak bisa diremehkan. "Wanita siluman, kenapa kamu sampai di kekaisaran qilin?" tanya Lin Feng sambil terus menyerang. "Maukah kamu menye
Penguasa hutan setan ternyata merupakan salah satu siluman tersesat yang berasal dari Kekaisaran Luo. Wanita siluman itu sebenarnya sudah berusia ratusan tahun, namun karena menyerap energi para pemuda tampan dan hebat, dia terlihat seperti wanita muda yang sangat cantik. "Cih, darimana kamu tahu kalau aku adalah siluman?" "Tidak perlu banyak bertanya! Sebentar lagi kamu akan mati," ucap Lin Feng. Lin Feng mengetahui aura wanita itu berbeda dari manusia. Sekali melihat, dia dapat mengetahui jika wanita itu adalah siluman. "Tampaknya, kamu harus aku paksa untuk menjadi suamiku." "Coba saja kalau kamu bisa!" Wanita siluman mengibaskan lengannya. Seketika, puluhan pisau langsung melesat ke arah Lin Feng. Lin Feng berlari zigzag menghindari pisau-pisau yang melesat ke arahnya. Duarrr Duarrr Duarrr Pisau-pisau yang dilesatkan wanita siluman mengenai pepohonan besar hingga membuat pepohonan itu hancur berkeping-keping. Lin Feng bergerak mendekati wanita siluman set
"Berapa hari tuan ingin menyewa kuda tercepat?" tanya pelayan. "Aku akan menyewanya sekitar seminggu," jawab Lin Feng. "Untuk seminggu, tuan bisa membayar tujuh juta koin emas. Tapi tuan perlu menitipkan uang sebesar dua ratus juta koin emas sebagai jaminan. Jika tuan membawa kuda sewaan kembali kesini, uang tuan akan dikembalikan," ujar pelayan. Lin Feng memberikan dua ratus tujuh juta koin emas kepada pelayan untuk menyewa kuda dan juga jaminannya. Setelah itu, Lin Feng langsung melesat ke hutan setan dengan kuda biru bersayap. Wusss Kecepatan kuda biru bersayap berada diluar nalar kultivator biasa, bahkan Lin Feng serasa mual menaikinya karena terlalu cepat. Lin Feng turun di desa kupu-kupu bermaksud menitipkan kuda biru disana. Dia kemudian menuju ke sebuah kedai yang ada disana. "Tuan, apa aku bisa menitipkan kudaku beberapa hari disini?" tanya Lin Feng kepada pemilik kedai. "Disini tempat menjual makanan, bukan tempat penitipan binatang," jawab pemilik kedai. L
Setelah kemenangan itu, Lin Feng, Qio Yinsi, para patriark dan lainnya yang selamat membawa orang-orang yang terluka. Kaisar Qilin, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin dibawa menuju ke istana. "Cepat panggil tabib kemari!" Qio Yinsi sangat mengkhawatirkan keselamatan ayahnya, pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. Dia segera menyuruh pelayan untuk membawa tabib istana. "Tidak perlu memanggil tabib, aku akan memeriksanya!" Lin Feng yang dahulu diajari pengetahuan tentang kedokteran oleh petapa misterius, mencegah Qio Yinsi untuk memanggil tabib. Lin Feng segera memeriksa Kaisar Qilin, Pendekar mabuk, Li Wang dan Cang Lin. "Untuk menyembuhkan racun ini, diperlukan pil hati emas," ucap Lin Feng setelah memeriksa Kaisar dan lainnya. Qio Yinsi merasa lemas mendengar Lin Feng menyebut pil hati emas. Pil hati emas merupakan pil tingkat lima yang hanya bisa diracik oleh alkemis legendaris. Keberadaan alkemis legendaris sangat misterius sehingga Qio Yinsi terlihat tampak putus as
Kaisar iblis menggeleng. "Kamu harus bisa mengendalikanku." "Bagaimana cara mengendalikanmu?" tanya pendekar mabuk. "Kamu akan mengetahuinya nanti," jawab kaisar iblis. Pendekar mabuk menghela nafas. "Percuma aku mengikat kontrak darah denganmu! Aku akan mati oleh assassin." "Jangan khawatir, kamu tidak akan mati oleh assassin yang sangat lemah," jawab kaisar iblis. Kaisar iblis kemudian berpamitan kepada pendekar mabuk. Menurutnya, dia akan benar-benar melebur menjadi sebuah pedang setelah segel di pedang iblis terbuka. "Selamat tinggal," ucap kaisar iblis. Pendekar mabuk tiba-tiba kembali ke dunia nyata. Dia membuka matanya, namun dengan segera pedang iblis bergerak bebas kesana-kemari dengan sendirinya. Pendekar mabuk tidak bisa mengendalikan pedang iblis. Dia mengikuti ke arah mana pedang iblis bergerak. Lalu, pedang iblis membawanya sampai ke ketua assassin. Slasss Slasss Pedang iblis bergerak sendiri menyerang ketua assassin, dan pendekar mabuk hanya mengik
Kaisar, Li Wang dan Cang Lin berusaha bangkit untuk kembali membantu Lin Feng. Wusss Wusss Wusss Ketua assassin segera melesatkan ratusan jarum beracun ke arah Kaisar, Li Wang dan Cang Lin. Mereka bertiga berusaha menghindar, namun karena luka yang sudah sangat parah beberapa jarum beracun berhasil mengenai tubuh mereka. Mereka bertiga kembali terkapar di tanah seperti orang lumpuh yang hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat apapun. "Kaisar, Patriark ... " Lin Feng mengkhawatirkan keselamatan Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin. Lin Feng berusaha kembali berdiri tegak dengan pedang sebagai penopangnya. "Bocah, kamu benar-benar mengerikan." Ketua assasssin mengagumi Lin Feng yang tetap berdiri tegak. "Bocah sepertimu harus mati!" Ketua assasssin merasa Lin Feng akan menjadi monster jika terus dibiarkan hidup. Lin Feng masih sangat muda, namun dia dapat bertahan lama dari ketua assassin tingkat kaisar kedelapan. Hal itu membuat ketua assassin khawatir jika Lin Feng t
Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin bangkit dari tanah, kemudian menyeka darah di bibir mereka. "Kami baik-baik saja," jawab mereka. Wusss Wusss Wusss Baru saja bangkit, ketua assassin melesatkan ratusan shuriken ke arah mereka. Ratusan shuriken itu melesat sangat cepat hingga tak dapat dilihat dengan mata biasa. Trangg Trangg Trangg Lin Feng segera menangkis shuriken-shuriken itu dengan pedangnya. Namun beberapa shuriken berhasil menyayat lengannya hingga lengannya meneteskan banyak darah. Lin Feng, Kaisar Qilin, Li Wang dan Cang Lin tetap bertahan. Mereka kemudian kembali menyerang ketua assassin. Di tempat lain, pendekar mabuk bergabung dengan pihak kaisar setelah memastikan Ye Jun dalam kondisi aman. Dia bertempur dengan para assassin tidak jauh dari Qio Yinsi dan pendekar lainnya. Pendekar mabuk menggunakan pedang iblis. Dia merasa cocok dengan pedang itu dan menganggap pedang itu pasangan yang sangat sempurna baginya. "Pedang Iblis Kematian." Pendekar mabu
Pertarungan terus terjadi, Lin Feng berhasil mengalahkan lawan-lawannya dengan sangat mudah. Disisi lain, Hui San juga berhasil mengalahkan lawan-lawannya. Kini, hanya tinggal Lin Feng dan Hui San yang harus bertarung untuk menjadi pemenang. "Saudara, aku harap kamu mengerahkan seluruh kemampuanmu." Hui San telah siap berhadap-hadapan dengan Lin Feng di arena. Selama bertarung, Lin Feng hanya menggunakan lima persen kekuatannya. Hui San tidak mengetahui kekuatan Lin Feng yang sesungguhnya. Jika Hui San tahu, dia tidak mungkin berkata seperti itu. Lin Feng menggaruk kepalanya yang tidak gatal meremehkan kemampuan Hui San. "Kamu bukanlah lawanku," jawabnya. "Kita akan tahu siapa pemenangnya sebentar lagi," balas Hui San. Juripun memulai pertarungan setelah Lin Feng dan Hui San sudah siap. Lin Feng langsung berlari zigzag ke arah Hui San sementata Hui San menari dengan pedangnya untuk menghalau gerakan Lin Feng. Lin Feng dengan mudah menghindari tarian pedang Hui San. Dia