Bab 98. Bertahan hidup dengan rasa malu ( Mo Heng ) Di tengah lapangan luas tepat di depan kota glory, Guyuan berlutut dengan luka serius di bagian perut. Sudah beberapa hari ia bertarung melawan Immortal Wen Long, perbedaan kekuatan membuat keadaan tidak berpihak. Di atas langit Immortal Wen Long merapalkan segel tangan, aura ganas mengeluarkan suara guntur. "Guyuan… Pemimpin Sekte Naga Biru… terimalah kematianmu hari ini!"Guyuan menghela nafas panjang "seperti ini sudah akhir hidupku!""Yeaaaaaaaaaa…!"Semua orang mengalihkan perhatian melihat ke arah pemimpin sekte naga biru, Mo Heng berlari sambil merapalkan segel tangan."Formasi Perisai Langit!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Dua kekuatan beradu, Guyuan menelan pil energi yang diberikan Mo Heng, ia kembali berdiri merapalkan segel tangan."Formasi Naga Biru!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Perisai Langit bergabung dengan formasi naga biru, Guyuan berlari di kehampaan melancarkan tombak naga biru."Terimalah ini!""DUARRRRRRR
Bab 99. Berhasil mendapatkan kota GloryKabar bahagia diterima Raja Liu Hong atas keberhasilan semua orang, ia memerintahkan pasukan bantuan untuk berjaga, saat itu kerajaan bulan sabit mendapatkan dua kota sekaligus, kota sungai kabut dan kota glory. Disisi lain, Raja Den De terdiam membisu duduk si singgasana megah, di depannya dua sosok berlutut dengan wajah putus asa. Immortal Wen Xhu dan Immortal Hung Yin sudah menjelaskan semua yang terjadi, tidak hanya Pangeran Erasmus yang gugur, tapi ada beberapa Immortal yang tewas di pertempuran. Semua pejabat istana tidak berani bicara melihat wajah marah Raja Den De, satu sosok memberanikan diri untuk berbicara."Yang Mulia… bagaimana kalau kita mengerahkan kekuatan penuh untuk menyerang semua musuh yang ada di kota Glory!" "Bodoh… bagaimana kalau gagal hah, apakah kamu tidak berpikir apa yang terjadi setelah itu!""Yang Mulia… kita hanya perlu memblokir semua jalan agar tidak satupun orang yang melarikan diri dari kota Glory!""Tutup m
Bab 100. Pulau IblisSetelah melakukan perjalanan berhari-hari, Ling dan yang lainya sudah tiba di pulau iblis, pulau yang melayang di atas langit dan ditutup kabut tebal, dari bawah ketinggian membuat siapa saja yang melihat pulau tersebut berkeringat dingin. Empat sosok berhasil melewati prajurit penjaga di ujung pulau iblis, mereka berjalan mengendap-endap di tengah hutan belantara."Kenapa sinar matahari tidak bisa masuk ke hutan ini?" tanya Qin ChenImmortal Han menunjuk ke arah langit "awan itu yang membuat sinar matahari tidak bisa menembusnya!"Mo Heng melihat semak belukar "menyeramkan sekali tempat ini, tapi dimana Gunung Iblis?""Sepertinya kita harus melewati rawa ini!""Ayo!"Ling, Qin Chen, Mo Heng, dan Immortal Han melompat di atas ranting dan dedaunan, tidak berapa lama melewati rawa, langkah empat sosok terhenti melihat sebuah lubang besar."Apa-apaan ini, kenapa ada sumur disini?" "Sepertinya ini jalan menuju suatu tempat?"Immortal Han melihat ke arah semua orang "
Bab 101. Keluarga Ling meninggalkan dataran merahMenghilangnya 10 peti mati glod Immortal membuat Raja Iblis marah besar, semua orang di istana terdiam ketakutan. Ratu iblis juga menceritakan kalau pakaiannya sempat menghilang, ia juga sangat marah dengan aksi pencurian yang kurang ajar. Meskipun dari golongan iblis, keluarga iblis sangatlah disegani di dataran merah. "Ayah… biarkan aku yang menyelidiki kasus ini!" ucap Pangeran Iblis"Baiklah, tapi ingat? Jangan sampai hal ini diketahui oleh orang luar… kita tidak bisa terang-terangan menuduh salah satu pihak!" "Iya ayah, kalau begitu aku akan pergi!""Em!" —---------Disisi lain, pembunuh bayaran yang diperintahkan Raja Den De memegang kepalanya yang sedikit pusing, ia sudah mencari-cari dimana keberadaan Immortal Han dan Mo Heng. Sedangkan Ling dan yang lainnya sudah di kota 1000 tangga, mereka langsung melakukan perjalanan menuju jurang terlarang untuk menemui keluarga Ling."Ayo kita berangkat!""Akhirnya aku bisa ikut!" ucap
Bab 102. Menyusun rencana untuk menyerang kota benteng besiRaja Liu Hong memerintahkan Immortal Chu We mengumpulkan beberapa pihak pasukan yang bisa dikerahkan untuk menyerang, pasukan di kota Glory tetap berjaga menghindari serangan dari kerajaan Den De. Immortal Chu We berjalan memasuki aula utama, ia memberi tahu kalau 10.000 pasukan sudah berhasil dikumpulkan.Penasihat Hua Bi Yan berjalan menjelaskan semua yang sudah direncanakan;"Kota Sungai Kabut dijaga oleh pasukan rumah lelang Fusi, mereka juga berada di pihak kita!""Jadi bagaimana dengan kota Glory? Pasukan siapa saja yang ada disana?" tanya Raja Liu Hong"Kota Glory dijaga oleh pasukan sekte naga biru dan pasukan suku tengkorak darah… atau Guyuan dan Immortal Hua Bi!""Apakah sekte tiga lantai dan sekte danau lotus tidak Ikut berjaga?" "Tidak Yang Mulai, mereka lebih cocok bertugas menyerang… dari pengalaman yang aku dapatkan? mereka selalu berhasil memperebutkan kota 1000 tangga waktu itu!""Baiklah, sekarang pasukan s
Bab 103. Seruan perang di kota benteng besiSetelah melakukan perjalanan beberapa hari, semua orang sudah tiba di lokasi beradanya kota benteng besi. Sebelum melakukan penyerangan, beberapa sosok mengintai dinding kota yang terbuat dari besi. Di atas gerbang kota terlihat prajurit penjaga menggunakan tombak, tidak ada satupun pengunjung yang datang ke kota tersebut sehingga pintu gerbang selalu tertutup."Sepertinya banyak jebakan di luar kota, kita harus berhati-hati sebelum bergerak!" ucap Qin Chen melihat ke arah beberapa orang di sampingnya"Em… mungkin di depan gerbang banyak ranjau di pasang, tapi kita lewat mana untuk bisa masuk?" tanya Immortal Han Semua orang terdiam membisu, mereka melihat ke arah Leona, Ling memegang tangan istrinya saat di pandangi semua orang.Ling berdiri "apa yang ingin kalian lakukan?""Bukan begitu… hanya ada satu cara untuk bisa membuat gerbang kota itu terbuka?" ucap Qin Chen"Katakan dulu!"Qin Chen menjelaskan semua rencananya, setelah selesai Li
Bab 104. Amarah Di PertempuranKematian Nunu pemimpin sekte kincir air membuat beberapa sosok kuat di selimuti kemarahan besar, di tambah lagi kematian yang dialami dalam keadaan tidak baik. Di samping bangunan, gadis kecil bernama Nana menangis sejadi-jadinya, ia begitu terpukul kehilangan orang satu-satunya yang paling disayangi. Leona membuka segel warisan "amarah suci… aura kuno!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Qin Chen menarik semua kekuatan "Aura Naga Emas!""Yeaaaaaaa!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Kekuatan Leluhur!" teriak Ling "DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" Mo Heng dan Immortal Han merapal segel tangan "puncak kekuatan Silver Immortal!"Dentuman keras semakin menjadi-jadi, semua orang dari kerajaan bulan sabit memberikan perlawanan tanpa ampun, semua murid sekte kincir air dan prajurit kerajaan diselimuti amarah membara. Ling berlari mencengkeram erat leher Jenderal Den Song, setelah itu membenturkan di atas atap."DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!" du
Bab 105. Kedatang Gold Immortal ( Pembunuh Bayaran ) Kedatang seorang gold Immortal membuat keadaan menegang, di tambah lagi Immortal Boros memberitahu kalau dia datang cuma ingin membunuh Immortal Han dan Mo Heng, untuk sekarang tidak ada orang yang mampu melawan seorang gold immortal. Immortal Den Ming dan Immortal Den Vie tersenyum dingin melihat pihak kerajaan bulan sabit bergidik ketakutan, semua prajurit dua belah pihak berhenti bertarung.Immortal Boros melihat kesamping "kalian berdua, jangan ikut campur…ini urusanku!" "Baik Tuan!" ucap Den Vie dan Den Ming mundur lebih jauhImmortal Han dan Mo Heng berbalik pergi, namun langkah terhenti saat melihat Immortal Boros sudah ada didepan mata."Cepat sekali!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!""Paman Han, Mo Heng!" teriak Qin Chen begitu panik "Haha… ingin lari dariku, tidak mungkin bisa… hanya seorang Silver Immortal berlagak kuat di hadapanku!""DUARRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR!"Immortal Han dan Mo Heng terlempar menghantam bangunan, Boro