Beranda / Fantasi / Legenda Dewa Racun / Bab 10 - Ucapan Terimakasih

Share

Bab 10 - Ucapan Terimakasih

Penulis: Murlox
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 09:00:48

Tabib Liu tersenyum sinis mengira tindakannya akan berhasil. Tapi, sebuah aliran Qi kehijauan melenghentikan jarum itu di tengah udara, membuat pandangan semua orang teralihkan.

"Kau lihat itu, Nona Hao? Tabib bodoh ini mencoba membunuh ayahmu dengan trik kecil." ujar Du Shen tertawa getir sembari meraih jarum itu yang mengambang di udara.

Mata Hao Yexin membulat tak percaya, ia menatap tajam Tabib Liu dengan tatapan penuh amarah.

"Beraninya kau, tabib penipu ingin membunuh ayahku!" tegasnya, suaranya terdengar tajam.

Hao Yexin meraih pedang di samping dinding ruangan, menghunusnya sebelum menebas ke arah Tabib Liu berdiri.

Walaupun Hao Yexin bukanlah seniman bela diri ahli, namun gerakannya cukup cepat di mata orang biasa.

"Berhenti!" seru Tetua Zhang, menahan tebasan pedang itu dengan telapak tangannya yang diselimuti energi Qi.

"Apa kau sadar dengan tindakanmu, Tuan Putri! Bagaimana bisa kau mengancungkan pedang ke a
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Legenda Dewa Racun   Bab 11 - Kemaraha Murong Chen

    Di kediaman keluarga Murong, suasana tegang menyelimuti ruang utama. Murong Chen, seorang pemuda dengan aura angkuh, duduk di atas kursi kayu berukir di samping meja bundar kecil. Matanya yang tajam memancarkan kemarahan, sementara urat-urat di pelipisnya tampak menonjol. Wajahnya kini terlihat mengeras, menyiratkan kekecewaan dan rasa frustrasi yang memuncak."Tabib bodoh! Bagaimana bisa kau gagal membuat Kepala Keluarga Hao sekarat, kau benar-benar merusak segalanya!" suaranya menggema tajam di ruangan itu, membuat seorang pria paruh baya yang berlutut di hadapannya gemetar ketakutan.Tabib Liu membungkukkan tubuhnya lebih dalam, keningnya menghantam lantai dengan bunyi pelan namun terdengar jelas. "T-tuan Muda! Mohon ampuni saya! Saya telah melakukan semua yang diperintahkan. Namun, jika bukan karena pemuda itu, rencana ini pasti sudah berhasil," katanya dengan nada penuh permohonan.Murong Chen menggeram, tangannya yang memegang cangkir teh bergetar hebat hingga cangkir itu retak

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Legenda Dewa Racun   Bab 12 - Ramuan Pemurnian Qi

    Sementara Du Shen tetap tenang, ekspresinya tidak menunjukkan kesombongan sedikit pun. "Ramuan ini bukanlah sesuatu yang dapat ditemukan dengan mudah, bahkan di antara para alkemis terbaik sekalipun," lanjutnya. "Namun, seperti yang kubilang, dunia ini tidak sempurna. Ramuan ini memiliki batasnya sendiri."Hao Jifeng masih terpaku, pikirannya dipenuhi berbagai rencana. Ramuan ini tidak hanya berharga, tetapi juga bisa menjadi kartu as dalam upaya meningkatkan kekuatan keluarganya di antara klan-klan besar lainnya. Ia tahu, kesempatan seperti ini tidak datang dua kali.Dia, yang sejak tadi menatap ramuan itu dengan penuh kekaguman, akhirnya membuka mulut, suaranya sedikit bergetar karena antisipasi."Lalu, berapa harga jual untuk satu butir ramuan ini, Tuan Shen?" tanyanya, berusaha terdengar tenang, meskipun di dalam hatinya ia sudah bersiap mendengar angka yang akan membuat kantongnya menjerit.Peluh dingin mulai mengalir di pelipisnya. Harapan kecil terbesit dalam benaknya—semoga ha

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Legenda Dewa Racun   Bab 13 - Murong Chen Yang Seenaknya

    Hao Jifeng mengangguk, matanya berbinar saat mengulang informasi yang ia dengar. "Ya. Dari apa yang kudengar, benda itu menjadi sorotan utama dalam pelelangan kali ini. Banyak pihak yang sudah mengincarnya, termasuk keluarga-keluarga besar."Ia bersandar di kursinya, mengusap dagu sejenak sebelum melanjutkan. "Detailnya masih belum jelas, tapi katanya benda itu memiliki kekuatan yang mampu meningkatkan kultivasi seseorang secara signifikan. Artefak seperti ini belum pernah ditemukan sebelumnya dan baru pertama kali muncul dalam pelelangan."Du Shen mendengarkan dengan tenang, tetapi ekspresinya tidak menunjukkan antusiasme yang sama. Ia merenung sejenak, membiarkan kata-kata itu bergema di benaknya. Namun, dalam hitungan detik, ketertarikannya mulai memudar. Bagi Du Shen, sebuah artefak hanya memiliki nilai jika benar-benar berguna baginya.‘Jika hanya sekadar meningkatkan kultivasi hingga batas tertentu, maka itu bukan sesuatu yang istimewa.’ pikirnya.Ia memiliki rencana tersendiri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Legenda Dewa Racun   Bab 14 - Omong Kosong Murong Chen

    "Ketahui tempatmu, Murong Chen!" suara Hao Jifeng bergema, penuh dengan kemarahan yang ditekan. "Sikapmu benar-benar kurang ajar! Kau menerobos masuk ke kediaman keluarga Hao tanpa izin, dan lebih buruk lagi, kau berani memukuli penjaga gerbang kami!"Nada suaranya tajam seperti bilah pedang yang menusuk harga diri Murong Chen. Beberapa pelayan dan penjaga yang menyaksikan kejadian ini menahan napas mereka, tak ada yang berani bergerak sedikit pun.Murong Chen, yang awalnya penuh percaya diri, berdiri sedikit kaku mendengar kata-kata itu. Ia tahu bahwa apa yang dikatakan Hao Jifeng memang benar. Namun, bukankah dia adalah Tuan Muda keluarga Murong, keluarga yang paling berpengaruh di Kota Danau Hitam?Siapa yang berani menentangnya? Siapa yang berani mengomentari tindakannya?Jika ada orang yang cukup bodoh untuk melawan kehendaknya, maka orang itu hanya akan mencari mati dengan menantang keluarga Murong. Bahkan jika itu adalah Kepala keluarga Hao sendiri.Murong Chen menarik napas, m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Legenda Dewa Racun   Bab 15 - Ancaman

    "Kau benar-benar menganggapku bodoh, ya, Murong Chen?" suaranya rendah, namun mengandung tekanan yang membuat beberapa bawahan Murong Chen tanpa sadar mundur selangkah. Murong Chen merasakan hawa dingin merayap di punggungnya, tetapi ia tetap berdiri tegak, mempertahankan sikapnya yang angkuh. "Kau pikir aku tidak bisa melihat tipu dayamu? Kau datang ke sini dengan dalih mengkhawatirkan keluargaku, tetapi maksud sebenarnya adalah menyingkirkan seseorang yang tidak kau sukai," lanjut Hao Jifeng dengan nada mencemooh. Alis Murong Chen berkedut. Ia tidak menyangka bahwa Hao Jifeng akan langsung menelanjangi niatnya di hadapan begitu banyak orang. Hao Jifeng melangkah lebih dekat, hanya beberapa jengkal dari Murong Chen, membuat pemuda itu untuk pertama kalinya merasa sedikit terpojok. "Tuan Shen menyelamatkanku, sesuatu yang bahkan Tabib Liu, kepercayaan keluargamu, tidak mampu lakukan. Sementara kau?" Nada suaranya penuh ejekan. "Kau datang ke kediamanku, menghina penyelamatku, dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Legenda Dewa Racun   Bab 16 - Kegelisahan Tetua Zhang

    Murong Chen menggertakkan giginya, matanya berkilat penuh amarah. Ia tak bisa menerima penghinaan ini terus-menerus—terutama di hadapan orang-orangnya."Itu kau, bajingan lusuh sialan!" suaranya menggelegar, memecah keheningan di halaman kediaman keluarga Hao. "Beraninya kau muncul dan berlagak sok hebat di depanku!"Darah Murong Chen mendidih. Penghinaan yang ia dapatkan dari pemuda lusuh ini beberapa hari lalu masih terasa membakar harga dirinya. Ia menahan diri untuk tidak langsung menyerang, tetapi kepalan tangannya semakin erat, menunjukkan betapa ia ingin meremukkan sosok di hadapannya.Tanpa ragu, ia menoleh ke para bawahannya yang berdiri di belakangnya, mata mereka menyala siap menerima perintah apapun itu dari bos mereka."Cepat! Tangkap dia!" seru Murong ChenBegitu perintah itu keluar, pria-pria kekar yang mengikutinya segera bergerak maju. Langkah berat mereka menggema di tanah berbatu, wajah mereka penuh niat jahat.Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih dari dua lang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Legenda Dewa Racun   Bab 17 - Keyakinan Kepala Keluarga Hao

    Tetua Zhang menggeram, wajahnya memerah oleh amarah yang mendidih. "Lancang! Siapa kau berani mengajariku, seorang tetua keluarga Hao!?" serunya, tatapannya tajam menusuk ke arah Du Shen. Tangan keriputnya mengepal, memperlihatkan urat-urat biru yang menonjol di kulitnya. "Jangan kira hanya karena kau kebetulan berhasil menyembuhkan Kepala Keluarga, kau bisa bersikap sombong dan menentangku di sini!" lanjutnya, suaranya bergetar penuh kemarahan. Kerutan di wajahnya semakin dalam, matanya berkilat dengan emosi yang meluap-luap. Namun, yang membuatnya semakin geram adalah ekspresi Du Shen yang tetap tenang—tidak ada sedikit pun ketakutan atau rasa bersalah di wajah pemuda itu. Sementara Tetua Zhang masih sibuk melampiaskan amarahnya, suara berat dan penuh tekanan tiba-tiba menggema di halaman. "Cukup, Tetua Zhang." ujarnya. Suara itu rendah, tetapi getaran yang menyertainya membuat semua orang di tempat itu menegang. Tetua Zhang merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Legenda Dewa Racun   Bab 18 - Harta Karun di Tumpukan Harta Karun!

    Langkah kaki Murong Chen menghentak jalanan berbatu, meninggalkan kediaman keluarga Hao dengan wajah yang kesal dan penuh amarah.Giginya terkatup rapat, rahangnya mengeras, dan matanya menyiratkan dendam yang mendalam. Setelah kejadian itu, Murong Chen tak sedikitpun berniat melupakan penghinaan yang begitu besar."Hao Jifeng... Du Shen... Kalian benar-benar berani mempermalukanku seperti ini!" batinnya penuh kebencian.Di belakangnya, para bawahannya berjalan dalam mulut yang bungkam. Tak seorang pun berani membuka mulut untuk menenangkan pemuda itu. Mereka tahu persis seperti apa sifat Murong Chen—pemuda yang angkuh, keji, dan tak pernah membiarkan siapa pun merendahkannya.Namun, seorang pria bertubuh tegap bernama Gao He akhirnya memberanikan diri berbicara."Tuan Muda, tolong tenangkan diri Anda," ucapnya dengan suara pelan dan hati-hati.Sekejap, Murong Chen menghentikan langkahnya. Matanya menyipit, lalu perlahan beralih menatap tajam ke arah Gao He."Kau bilang apa?" tanyanya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15

Bab terbaru

  • Legenda Dewa Racun   Bab 28 - Tantangan Hao Yexin

    Arena latihan Klan Hao dipenuhi dengan ketegangan yang semakin menebal. Keringat menetes dari pelipis Hao Feng, dadanya naik turun dengan cepat seiring dengan napasnya yang mulai tak beraturan. Meski tubuhnya sudah hampir mencapai batas, ia tetap berusaha menyerang dengan teknik pedangnya yang paling mahir. Bilah pedangnya berkelebat, menciptakan kilatan tajam di udara, namun setiap tebasannya selalu meleset, seakan hanya mengiris bayangan.Sebaliknya, Du Shen tampak begitu tenang walaupun ekspresinya terlihat penuh sandiwara. Sesekali, dengan gerakan yang nyaris tanpa usaha, ia memukul mundur Hao Feng menggunakan pukulan ringan atau gerakan menghindar yang begitu elegan. Tiap kali Hao Feng berusaha menyerang, Du Shen selalu bisa menghindar dengan mudah, lalu membalas dengan satu atau dua pukulan yang cukup untuk mengacaukan keseimbangannya.Hao Feng menggeram, matanya menyala penuh kemarahan. Rasa frustrasi mulai menguasai dirinya. Ia sudah mengerahkan segalanya, namun lawannya sea

  • Legenda Dewa Racun   Bab 27 - Pemenang Telah Ditentukan

    Du Shen berdiri dengan tenang di tengah arena, matanya menatap tajam setiap gerakan Hao Feng. Sejujurnya, mengalahkan Hao Feng bukanlah hal sulit baginya. Namun, jika ia melakukannya terlalu cepat, hal itu justru akan menarik perhatian yang tidak diinginkan.Jadi, alih-alih menghabisi lawannya dalam sekejap, Du Shen memilih untuk berlagak kewalahan, bergerak menghindar dengan ekspresi dipenuhi kegugupan.“Jangan bilang kau cuma bisa menghindar saja, kan?” suara Hao Feng terdengar penuh ketidaksabaran, urat di dahinya tampak sedikit menonjol.Pemuda itu berusaha menyembunyikan kekesalannya, tapi amarah dalam suaranya tetap tersirat. Tebasan pedangnya yang tajam terus meleset, seolah lawannya bisa membaca gerakannya lebih cepat dari yang bisa ia antisipasi.“Aku... tak tahu harus melawan bagaimana. Kau terlalu cepat dan kuat.” balasnya. Nada suara Du Shen terdengar sedikit agak ragu-ragu, tapi justru kata-katanya bagaikan ejekan di telinga Hao Feng.‘Bajingan ini... Sejak tadi dia hanya

  • Legenda Dewa Racun   Bab 26 - Berada di Level Yang Berbeda

    Dengan gerakan cepat dan penuh keyakinan, Hao Feng menghunus pedangnya ke depan, lalu menerjang ke arah Du Shen.Angin berdesir tajam saat pedang itu melesat. Cahaya matahari memantul di sepanjang bilahnya, menciptakan kilatan perak yang menambah aura berbahaya dari teknik pedang yang ia gunakan. Ini bukan teknik sembarangan—tapi adalah teknik warisan keluarganya, sebuah seni pedang yang telah ditempa selama bertahun-tahun di bawah bimbingan Tetua Zhang atau kakeknya sendiri.Di sisi lain, Du Shen tetap berdiri tenang. Ia memasang kuda-kuda, tetapi di wajahnya tergambar ekspresi resah, seolah menghadapi tekanan besar. Namun, jika diperhatikan lebih saksama, ada sesuatu yang ganjil dalam sorot matanya. Jelas bahwa ia sedang melakukan sandiwara kecil.Para penonton yang berdiri mengelilingi arena mulai berbisik. Mengatakan cemoohan dan ketidak puasan mereka meliha Du Shen yang berani melawan pemuda yang di anggap sebagai jenius klan mereka."Sungguh bodoh! Pemuda itu terlalu sombong hin

  • Legenda Dewa Racun   Bab 25 - Du Shen Vs Hao Feng

    Latih tanding itu pun dimulai dengan aba-aba dari Tetua Cun setelah beberapa aturan pertarungan ditetapkan."Tuan Shen, kuharap kau tak menahan diri walaupun ini hanyalah latih tanding," ucap Hao Feng dengan nada percaya diri.Du Shen mengangguk singkat. "Kau juga," balasnya santai.Begitu aba-aba diberikan, Hao Feng langsung melangkah maju. Tubuhnya berselimut aura Qi membara, tekanan spiritualnya melesat tajam hingga menciptakan getaran di sekitarnya. Sebagai pendekar spesialis pedang, ia jarang menggunakan tinjunya, tetapi kali ini, ia ingin menguji apakah bela diri sederhana saja cukup untuk merobohkan pemuda di hadapannya. Dan dia dengan percaya dirinya memikirkan mampu mengalahkan Du Shen.Tetua Cun yang mengamati pertarungan menoleh ke arah Tetua Zhang. "Seberapa jauh Tuan Muda Feng sudah berkembang?" tanyanya.Tetua Zhang mengelus janggutnya dan menyeringai. "Tak banyak. Baru-baru ini ia menerobos tahap tiga ranah Blue Core setelah mengonsumsi ramuan mahal dari Paviliun Alkem

  • Legenda Dewa Racun   Bab 24 - Latih Tanding

    Hao Feng tertawa kecil, mencoba menampilkan ekspresi ramah dan bersahabat, meskipun nada bicaranya terdengar terlalu dibuat-buat."Kepala Klan, saya hanya ingin berlatih dengannya," ujarnya dengan suara lembut. "Lagipula, jika dia mampu mengalahkan Murong Chen dengan mudah, itu berarti dia jauh lebih kuat dariku. Apa salahnya jika kami bertukar jurus? Bukankah itu akan menguntungkan kami berdua?"Di sampingnya, Hao Zhang segera menyambar kesempatan untuk mendukung cucunya."Benar sekali!" serunya, matanya berbinar penuh antusias palsu. "Bukankah klan kita akan berpartisipasi dalam Turnamen Kota Danau Hitam? Ini adalah kesempatan bagus bagi generasi muda kita untuk mengasah keterampilan mereka. Bahkan, bisa dibilang mereka akan mendapatkan bimbingan langsung dari Tuan Muda Shen yang jelas lebih kuat."Kata-katanya seolah penuh pujian, tetapi ada nada manipulatif terselubung di dalamnya.Hao Jifeng mendengus pelan, matanya yang tajam menatap sinis kedua pria itu. 'Mereka pikir aku tidak

  • Legenda Dewa Racun   Bab 23 - Tantangan?

    Tetua Jiang menepuk dadanya dengan bangga, lalu berkata: "Bayangkan saja! Hanya dengan menelan sebutir ramuan Esensi Penguatan Qi, kultivasiku melonjak hingga menembus ranah Golden Core tahap awal!" serunya tampak bangga.Kegembiraan di wajahnya begitu jelas, seperti seorang pria yang baru saja menemukan harta karun berharga.Hao Yexin, yang berdiri di sampingnya, tak kalah bersemangat."Aku juga sama!" serunya lantang. "Dalam semalam, kultivasiku langsung melejit hingga tahap tiga ranah Silver Core!" Wajahnya berseri-seri, penuh semangat dan rasa syukur.Du Shen hanya mengangguk ringan dan tersenyum. Namun, di balik senyum ramahnya, batin Du Shen justru dipenuhi pemikiran lain.'Ramuan-ramuan itu... meskipun kualitasnya masih rendah dibandingkan ramuan buatan guru, tami masih jauh lebih baik dari ramuan biasa yang dijual di pasaran kota,' batinnya dalam hati.'Namun... butuh waktu lama bagi mereka untuk benar-benar menyerap dan mengonsolidasikan efek ramuan itu.'Mata Du Shen menyipi

  • Legenda Dewa Racun   Bab 22 - Bukan Tanpa Alasan

    "Kau tahu? Semalam aku memberikan beberapa ramuanmu kepada Hao Yexin dan Tetua Pertama. Hasilnya luar biasa! Kultivasi mereka meningkat pesat hanya dalam semalam!"Ia menepuk bahu Du Shen dengan ringan, seolah ingin memastikan bahwa pemuda itu tahu betapa berharganya ramuan yang ia berikan.Du Shen ikut terkekeh, mengangguk-angguk. Tentu saja efeknya luar biasa. Ramuan yang ia buat bukanlah ramuan biasa, walaupun masih jauh dari buatan gurunya.Setiap tetesnya dibuat dengan teknik yang hanya dimiliki oleh dirinya sebagai murid sosok legendaris. Ramuan itu mampu memadatkan energi Qi lebih cepat, membersihkan kotoran dalam tubuh, dan bahkan mempercepat proses terobosan ke tingkat kultivasi yang lebih tinggi.Namun, meskipun kata-kata Hao Jifeng terdengar penuh kegembiraan, Du Shen merasakan sesuatu yang aneh.Ada kegelisahan di balik tatapan matanya. Senyuman yang ia pasang terlalu kaku, seolah dipaksakan.Dengan kepekaan Du Shen, ia bahkan memperhatikan langkah Hao Jifeng yang sedikit

  • Legenda Dewa Racun   Bab 21 - Jalan Yang Tak Mudah

    Tatapan Du Shen berubah. Kilatan dingin dan tajam melintas di matanya."Para bandit itu..." gumamnya, nada suaranya berubah dingin. "Aku harus menemukan informasi keberadaan mereka secepatnya."Tangannya mengepal kuat. Ia sudah bersumpah bahwa tidak akan membiarkan orang-orang itu lolos. Namun, seiring dengan tekadnya, ia juga menyadari kenyataan pahit."Tapi sepertinya akan sulit menemukan informasi hanya di kota Danau Hitam ini..." gumamnya pelan penuh perhitungan."Kota ini terlalu kecil."Jika kelompok bandit itu memang sekuat yang ia duga, kemungkinan besar mereka telah berpindah ke tempat yang lebih besar daripada hanya sekedar kota kecil seperti ini."Hingga keluarga Hao cukup kuat, mereka mungkin bisa membantu."Memiliki sekutu yang kuat adalah langkah cerdas. Keluarga Hao adalah keluarga pedagang besar. Mereka memiliki koneksi luas dan bisa mengumpulkan informasi yang mungkin sulit didapatkan oleh orang luar.Du Shen menarik napas dalam-dalam. Ia tidak boleh tergesa-gesa dan

  • Legenda Dewa Racun   Bab 20 - Tamu Terhormat Keluarga Hao

    Tak butuh waktu lama bagi Hao Jifeng untuk mengangguk setuju. Wajahnya dipenuhi kegembiraan yang sulit disembunyikan, seperti seorang pedagang yang baru saja menemukan tambang emas tersembunyi. "Jangan khawatir, Tuan Muda Shen. Serahkan semua masalah ini padaku!" serunya penuh semangat. Matanya berbinar seolah sudah bisa melihat gambaran masa depan keluarga Hao yang akan melonjak ke puncak kejayaan. "Walaupun ini hanya ramuan Pemurnian Qi, tapi dengan kualitas dan khasiatnya yang luar biasa tinggi, aku yakin seluruh kota Danau Hitam akan gempar!" lanjutnya dengan penuh keyakinan. Di sampingnya, Hao Jiang, sang Tetua pertama keluarga Hao, ikut terhanyut dalam euforia. Tangannya mengepal erat, wajahnya penuh semangat yang membara. "Tentu saja! Ramuan ini bagaikan artefak suci yang turun dari surga! Jangankan seisi kota ini, bahkan seluruh dunia pun akan gempar!" sambungnya tak kalah antusias. Ia menatap butiran ramuan keemasan itu dengan penuh kagum, seakan melihat benda yang bahk

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status