"Nyam..." Bara menggigit ikan bakar yang baru saja matang dan masih kemebul. Xue Ruo pun makan namun dia hanya mencuil sedikit karena panas. Lu Shi hanya diam sambil menatap mereka berdua. Sementara Yue Fei masih duduk di atas batu datar.Bara Sena dan Xue Ruo terlihat asyik bercanda. Dan sesekali Lu Shi pun ikut tertawa. Dia yang sebenarnya mendapat tugas untuk mengalihkan perhatian malah menjadi lupa karena keasyikan berbincang dengan Bara Sena.Yue Fei membuka kedua matanya. Ada sinar biru redup keluar dari matanya. Napasnya pun berhembus dan mengeluarkan uap dingin."Sesuai dugaan Bara Sena, ada yang tidak beres dengan Lu Shi. Dia juga menduga ada sesuatu yang buruk bisa saja terjadi saat kami bermalam. Sepertinya para Binatang Iblis ini akan segera datang untuk menyergap." batin Yue Fei.Dia tersenyum kecil. Kedatangan Para binatang Iblis itu bukan membuat dia takut sama sekali. Malah Yue Fei bisa melatih kekuatan barunya yang sudah menjadi dua kali lipat lebih hebat dari sebelum
Bara Sena terkejut saat tahu Xue Ruo hilang dan juga Lu Shi yang raib entah kemana. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencarinya."Sial...! Aku lengah!" umpatnya.Di saat yang sama, muncul beberapa sosok yang langsung menyerangnya. Mereka adalah para pengikut yang selamat dari ledakan es yang dipasang oleh Yue Fei. Bara Sena pun langsung menahan serangan mereka sekuat tenaga.Pertarungan yang jelas tidak seimbang membuat Bara kewalahan. Apalagi para wanita binatang Iblis ular itu cukup kuat dan berada di ranah Pemurnian Tulang. Tapi dengan kemampuan Bara yang sudah cukup meningkat karena melalui banyak pertarungan membuat pemuda itu sanggup untuk menghadapinya.Ingatan saat dirinya berubah menjadi Iblis Tanduk Api dan juga Iblis Es membuat dia secara tak langsung bisa meniru kemampuan dua iblis legenda tersebut meski tidak sekuat saat tubuhnya di kuasai oleh kekuatan para iblis itu.Salah satu wanita ular menyerang dengan tangannya. Dia menggunakan tangan kosong namun dengan kuku
Telapak tangan Penyihir Neraka meraba tangan Wu Xian yang buntung. Aura aneh keluar dari telapak tangannya tersebut. Ini bukan kali pertama wanita tua itu menyembuhkan para prajurit dan tetua ular di Kerajaan tersebut.Ratu Wu acuh tak acuh. Dia menatap ke arah lain dengan perasaan jijik. Sebenarnya dia sangat kesal melihat Wu Xian menuruti apa kata Penyihir Neraka tersebut. Namun, apa yang bisa dia lakukan untuk Wu Xian? Dia tak bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin seperti yang dilakukan oleh Penyihir Neraka.Secara aneh, dari tangan Wu Xian yang buntung itu muncul aura merah yang mulai membentuk sebuah bayangan tangan. Perlahan, aura yang aneh itu pun mulai berubah wujud menjadi tulang. Dan dalam waktu yang tidak lama aura itu membungkus tulang dan berubah menjadi daging merah. Saat proses penciptaan tangan itu, Wu Xian hanya memejamkan mata menahan rasa sakit yang sangat luar biasa. Dia berusaha agar tidak mengeluarkan suara sama sekali meski air matanya secara
Ratu Wu alias Wu Yuan yang saat itu mempunyai dendam mendalam terhadap manusia berpikir sejenak setelah mendengar apa yang Nenek Jung katakan kepadanya. Lalu dia pun berkata,"Baiklah. Aku akan melakukan apa yang kau inginkan...Saat ini aku inginkan kekuatan...!" ucap gadis itu.Nenek Jung pun menyeringai."Kekekek...Anak pintar, sekarang lepas semua pakaianmu, dan ikut aku ke kolam air iblis!" ucap wanita tua tersebut.Wu Yuan sedikit ragu. Namun dia sangat menginginkan kekuatan untuk balas dendam."Apa salahnya aku coba. Penyihir Neraka terkenal akan kemampuannya. Ibu melarangku melakukan perjanjian apa pun dengannya. Tapi dia sendiri ternyata seorang budak..." batin Wu Yuan.Dia pun melepas semua pakaian yang menempel di tubuhnya lalu berjalan mengikuti Nenek Jung menuju ke sebuah kolam yang ada di belakang istana. Kolam itu bernama Kolam Air Iblis. Sebuah kolam yang biasa digunakan untuk mereka yang berhasil mencapai Pemurnian Jiwa Tahap Akhir.Kolam itu akan memberikan sedikit pe
Yue Fei dan Bara Sena berhenti di depan telaga yang cukup luas. Di malam hari, telaga itu nampak seperti area gelap yang penuh misteri."Kau yakin di dalam sana adalah kerajaan ular itu?" tanya Bara Sena."Aku tidak yakin sepenuhnya. Tapi, aku bisa merasakan ada aura kekuatan yang misterius dari dalam telaga..." sahut Yue Fei."Aku menyesal tidak bisa menjaga Xue Ruo dengan baik. Aku lengah karena ular yang muncul dari dalam tanah itu..." kata Bara Sena.Yue Fei menepuk bahu Bara sambil sedikit memijitnya."Kau tak perlu menyalahkan dirimu sendiri. Musuh terlalu banyak sehingga kita kesulitan untuk mengatasinya. Tapi, saat aku datang ke tempatmu, kemampuan bertarung mu hebat juga," kata Yue Fei.Bara Sena mengepalkan tinjunya."Tapi itu semua masih belum cukup. Yue Fei istriku, aku akan menelan Inti Jiwa Chu Yi dan meningkatkan kekuatan yang ada di dalam tabuhku..." kata Bara sambil menatap Yue Fei."Kau masih berada di ranah Penempaan Tubuh tahap akhir. Apa kau yakin, menelan pil tin
Nenek Jung menatap sosok bercahaya biru tersebut. Sosok yang sangat mirip dengan Xue Ruo."Siapa kau!?" tanya Nenek itu dengan mata melotot.Sosok yang tak lain adalah Jiwa Dewi Biru yang berada di dalam tubuh Xue Ruo itu tidak menjawab. Tangan kanannya terangkat ke atas. Tiba-tiba saja dari atas nenek Jung muncul satu lingkaran biru. Wanita tua itu mendongak ke atas. Dia terkejut melihat sesuatu yang tepat berada di atas kepalanya."Lingkaran Penghancur Surga!?" seru wanita itu.Dari dalam lingkaran biru itu muncul satu tekanan yang sangat kuat yang menghantam ke arah tubuh nenek Jung.Dengan kedua tangannya nenek tua itu mendorong ke atas. Gelombang merah keluar dari tangannya menahan tekanan berwujud lingkaran biru tersebut. Kedua kekuatan pun saling beradu dengan kuat. Tubuh Nenek Jung sedikit terbungkuk menahan kekuatan tersebut."Tidak mungkin! Dewa seperti diriku bisa ditekan oleh makhluk yang tidak jelas asal usulnya ini! Siapa dia sebenarnya!?" batin wanita tua tersebut.Jiw
Yue Fei mengeluarkan sebuah pedang biru dari tangannya. Kedua matanya menatap tajam ke arah Raja Huang. Sesosok raja binatang Iblis yang cukup ditakuti di Hutan Kematian."Pria ini tidak lemah...Aku bisa merasakan kekuatannya yang dia sembunyikan. Siapa dia?" batin Yue Fei.Kedua matanya melirik ke arah Bara Sena yang terlindungi perisai es miliknya. Yue Fei cukup yakin perisai itu kuat untuk menahan serangan binatang Iblis yang berada di ranah Pemurnian Jiwa hingga ke Alam Mendalam Tingkat 1. Tapi dia tak bisa menebak berapa lama perisai itu bisa menahan gempuran.Saat ini baru Raja Huang yang muncul di hadapan Yue Fei. Para pengawal raja itu masih belum menampakkan batang hidungnya."Hei gadis cantik! Apakah kau ini manusia yang membuat Ratu Wu kesal? Aku melihat kau biasa-biasa saja. Apa hebatnya gadis kecil seperti dirimu? Lebih baik kau menjadi pengikutku dan melayani diriku...Hehehe," ucap Raja Huang membuat Yue Fei marah.Gadis itu paling tidak suka mendengar ucapan kotor dan h
"Kau sudah terluka parah oleh serangan ku tadi. Apakah kau ingin mati? Aku masih menginginkan tubuhmu itu. Jadi, aku tak mau kau terluka lebih parah lagi," kata Raja Huang sambil menyeringai."Hentikan bicaramu...! Aku muak mendengarnya!" umpat Yue Fei sambil pegangi pinggangnya yang terasa sakit.Saat dia melihat ke pinggangnya tersebut, gadis itu melihat bagian tersebut menghitam dan mengeluarkan asap."Tendangan tadi sangat beracun...Sial...Apa yang harus aku lakukan?" batin gadis itu.Racun yang Raja Huang kerahkan itu cukup berbahaya meski saat dia menentang Yue Fei tidak dengan niat membunuh."Racun itu akan terus menjalar di tubuhmu jika tidak segera diobati. Jika racun itu mencapai jantungmu, maka itu akan membuat jantungmu membengkak lalu meledak dan kau mati. Apa kau ingin menyia-nyiakan hidupmu itu gadis cantik?" tanya Raja Huang masih berusaha merayu.Namun Yue Fei sudah sangat muak melihat sosok pria tersebut. Dia meludah ke tanah. Nampak ludahnya berwarna hitam pertanda
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya."Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut."Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara."Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut."Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis."Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian.Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan Bara saat
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk