Semua orang menatap ke tengah arena dimana Bara Sena dan Xia Qing Yue akan melangsungkan pertarungan terakhir untuk memperebutkan posisi puncak Sekte terkuat di Kerajaan Jiangsu. Dua muda mudi itu berdiri dan saling tatap."Sayang sekali, semalam aku belum mendengar tentangmu dengan baik karena adanya satu gangguan. Kalau boleh tahu, kemana Tetua Yue Fei pergi setelah bertemu dengan dirimu?" tanya Qing Yue."Kau ingin berbincang atau bertarung? Jika kau ingin berbincang denganku, bukankah lebih baik kita minum teh sambil duduk dibawah pohon? Itu lebih nikmat ketimbang membicarakan sesuatu yang tidak penting di depan orang banyak." sahut Bara.Merah muka Qing Yue mendengar sahutan dari pria muda tersebut. Karena kesal, aura biru dari dalam tubuhnya pun keluar pertanda dia akan memulai pertarungan."Baiklah jika kau begitu menginginkan pertarungan. Aku akan melawanmu dengan kekuatan penuh. Karena kau lebih berbahaya daripada Xiao Cheng itu," Bara tersenyum kecil."Bagus. Kau sudah sada
Ratu Song Yue menatap 6 gadis itu dengan kedua matanya yang berkilat biru, pertanda dia mulai kesal kepada para bawahannya tersebut."Kalian pikirkanlah dulu, kemana perginya Yue Fei yang sampai sekarang belum juga kembali. Apalagi setelah Yue Fei menghilang, muncul Iblis dengan kekuatan Api yang membunuh ratusan Pendekar dari keluarga Liu tepat di kedai yang sama dengan kedai dimana pria itu berada. Aku mencurigai bahwa Iblis itu adalah Cakara ini. Karena dia memiliki kekuatan es dan api..." kata Ratu Song Yue membuat para gadis terdiam."Aku ada akal Ratu. Bagaimana jika kita tetap mengundangnya ke istana, lalu menanyakan perihal kakak Yue Fei padanya? Mungkin saja dia tahu banyak hal mengenai kakak Yue Fei yang tidak kita tahu. Bukankah ini jauh lebih baik daripada kita menjadikan dia musuh? Dia pasti akan menjawab pertanyaan kita jika kita bertanya dengan cara yang baik bukan?" ucap Yue Mey."Terserah kalian. Yang jelas, kalian harus memikirkan resikonya. Pikirkan baik-baik ucapa
Bara Sena menangkap tubuh Xia Qing Yue yang terjatuh dari udara setelah ledakan Jurus Badai Es Menggulung Langit miliknya. Setelah mengerahkan jurus dengan kekuatan yang sangat besar itu, kekuatan Qing Yue habis dan membuatnya menjadi sangat lemah.Untung saja Bara segera menangkap tubuhnya sehingga dia tidak jatuh ke tanah dengan keras. Qing Yue yang masih dalam keadaan setengah sadar, sempat melihat Bara Sena yang tengah menatap dirinya."Kau sama sekali tidak terluka...?" tanya Qing Yue dengan suara lemah.Bara tersenyum mendengar pertanyaan tersebut sambil menatap wajah cantik si gadis yang terlihat pucat. Qing Yue sempat melihat satu tanduk biru di kening kiri sang pemuda, pertanda Bara tengah menggunakan kekuatan Iblis Es. Setelah beberapa saat, akhirnya tanduk biru itu pun menghilang dengan sendirinya."Istriku, lama tidak bertemu..." ucap Bara.Qing Yue terkejut mendengar ucapan tersebut. Namun, pemuda itu tiba-tiba saja langsung mencium bibirnya dengan lembut. Qing Yue ingin
Sementara itu, Raja Xue dan Yuang Shi menatap Zhou Lin Geni yang hendak meninggalkan tempat itu bersama para Pendekar dari Aliansi Pemburu Iblis. Nampak, wajah Tuan Agung Yuang Shi yang terlihat tidak suka saat menatap Zhou Lin dari kejauhan."Huh...Arogan!" ucap Yuang Shi dengan nada kesal membuat Raja Xue terkejut dibuatnya."Kenapa? Apakah kau memiliki masalah dengan dia?" tanya Raja Xue sambil ikut menatap kearah Zhou Lin Geni."Siapa yang tidak kesal dengan orang macam dia? Perdana Menteri adalah putra Dewa Petir Jaka Geni dengan Dewi Zhou. Tapi kelakuannya itu sungguh tidak bermartabat sama sekali. Dia tidak menunjukkan sifat Agung yang dimiliki oleh para dewa pada umumnya. Aku juga sangat heran dengan kakaknya yang seorang kaisar di tanah Zhuo Guo ini, kenapa dia membiarkan adiknya berbuat semaunya...!?" geram Yuang Shi tanpa pikir panjang. Raja Xue yang tak tahu menahu asal usul Zhou Lin pun menjadi kaget setelah dia tahu bahwa Kaisar dan adiknya yang menjadi Perdana Menteri
Kahiyang Dewi menoleh dan menatap Bara Sena dengan tatapan yang membuat pemuda itu merasa jengah sendiri. Wanita cantik yang memiliki mata indah dan rambut sepanjang pinggul itu tersenyum melihat Bara yang senyum-senyum."Alasanku sudah sangat jelas...Semenjak aku mengetahui bahwa kau itu adalah satu-satunya harapan yang keluar dari kotak milik Dewa Zeus, aku pun menyadari, mendampingi dirimu justru menjadi tugas lain bagiku. Meski kau dan aku berbeda ras...Berdasarkan apa yang aku tahu, Ras Naga dan Dewa, jika disatukan dalam hubungan yang penuh dengan perasaan, akan menghasilkan keturunan yang memiliki kekuatan dahsyat.." ucap Kahiyang Dewi dengan wajah merah merona.Wanita itu merasa malu mengatakan hal tersebut namun dirinya juga merasa itu adalah sesuatu yang wajib dia beritahukan kepada Bara Sena. Sementara, kedua mata Bara pun membesar mendengar hal yang baru saja wanita itu katakan padanya. Tersungging senyum tipis dari bibirnya."Jadi begitu ya, apakah itu yang disebut sebaga
Xue Ruo menatap Bara Sena yang masih tergeletak di atas tempat tidur. Tangannya yang lembut membelai wajah pucat pemuda itu. Dia pun mengalirkan tenaga dalamnya untuk menyembuhkan luka pada tubuh pemuda itu."Aku tak menyangka kau akan kalah oleh kekuatan es itu. Tapi, jika melihat luka yang ada di tubuhmu...Aku ragu apakah itu luka dari ledakan jurus milik Qing Yue atau luka dari Pukulan. Tapi, apakah gadis itu masih memiliki kemampuan untuk memukul lawan? huh... Sebenarnya, apa yang telah terjadi...?" gumam gadis itu sambil membelai wajah sang pemuda.Xue Ruo tiba-tiba teringat satu hal, yaitu saat dia menatap kearah Xia Qing Yue, dalam sekilas dia melihat sisa air mata yang ada di pipi gadis dari Istana Awan Es tersebut. "Aneh, tapi aku yakin jika gadis itu seperti baru saja menangis. Lalu, untuk apa dia menangis setelah mengalahkan lawan? Apa yang dia tangisi? Tangis bahagia kah? Bisa jadi begitu. Akan tetapi, setahuku semua gadis dari Sekte Awan Es tak memiliki emosi. Ini benar-
Bara Sena membuka kedua matanya setelah jiwanya kembali ke dalam tubuhnya. Saat dia membuka mata, yang pertama kali dia lihat didepan matanya adalah wajah seorang pria dengan jenggot dan kumis tebal melintang. Kedua mata pria itu nampak melotot melihat Bara yang baru saja membuka mata."Kau sudah sadar bocah?" tanya sosok tersebut. Sesaat, Bara hanya menatap wajah pria itu tanpa berkata apa pun. Barulah setelah cukup lama menatapnya, dia pun berkata,"Apakah kau setan?" itulah yang keluar dari mulut Bara setelah dia siuman yang justru membuat pria didepan nya itu semakin melotot ke arahnya. Namun, Bara tak takut sama sekali."Setan kepala mu! Kau sudah sadar hah!? Dasar bocah iblis!?" sahut pria tersebut nampak kesal karena sudah dianggap setan oleh Bara Sena.Rupanya, pria berjenggot tebal dan berkumis melintang yang saat ini ada di depan Bara Sena adalah Tuan Agung Yuang Shi. Dia ikut masuk kedalam kamar untuk menjenguk Bara yang masih terpejam. Xue Ruo dan Raja Xue saling tatap me
Setelah Bara Sena meminta untuk Yuang Shi menunjukkan harta Kuno yang ia curi dari Makam Leluhur Naga Azure itu, dia pun mengeluarkan sebuah benda dari dalam cincin ruang miliknya. Benda itu adalah sebuah pelindung tangan berukuran kecil. Untuk lengan Yuang Shi yang besar jelas tidak bisa. Begitu juga untuk lengan Bara Sena yang lebih kecil pun tidak muat."Pelindung tangan...? Kau mencuri barang aneh seperti ini. Dan ini adalah Harta Kuno milik Kekaisaran Naga Azure?" tanya Bara sambil mengamati benda tersebut lebih dekat."Aku juga tidak tahu tuan, kenapa aku mengambil benda ini ketimbang senjata seperti pedang dan yang lainnya. Padahal di makam itu, ada beberapa harta Kuno yang hebat lainnya. Mungkin karena aku sudah memiliki senjata yang juga hebat, jadi, aku merasa penasaran dengan pelindung tangan..." ucap Yuang Shi."Senjata yang hebat? Maksudmu Palu besar itu?" tanya Bara sambil melirik ke arah Yuang Shi. Pria berjenggot lebat itu pun langsung salah tingkah dibuatnya."Eh-Oh..
Sosok wanita yang baru saja membukakan pintu terkejut dengan kemunculan pemuda tampan yang tahu nama dirinya dan siapa suaminya. "Kau siapa? Bagaimana kau bisa tahu namaku?" tanya wanita tersebut. "Aku tahu dari Kahiyang Dewi semua tentang Gandi dan dirimu. Bolehkah aku masuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," kata Bara. "Oh...Sebentar, aku sendirian di rumah ini..." ucap wanita itu seolah enggan menerima tamu seorang pemuda tampan yang dia tak tahu siapa orang tersebut. "Ada aku Sinta," terdengar satu suara dari balik tubuh Bara Sena. Saat wanita itu melongok keluar pintu, dia melihat Raja Kartikeyasingha yang berdiri di belakang sang Pendekar Golok Iblis. "Paman...! Kalau begitu silahkan masuk!" kata Sinta sambil membuka pintu lebar-lebar. Dia merasa tenang setelah melihat Raja Kalinggapura tersebut ada disana. Itu artinya dia tidak sendirian. Bara dan Raja duduk di sebuah kursi kayu. Sementara Rara Sinta membuatkan minuman panas. Aroma teh yang wangi mengingatkan B
Tak terasa, perjalanan Bara Sena dan armada Kekaisaran Zhou sudah memasuki kawasan laut Jawa. Itu artinya sebentar lagi mereka akan sampai di Pelabuhan Kalingga. Sebelum sampai kesana, Bara mengajak semua pengikutnya untuk memasuki Lantai Rahasia yang dia dapatkan setelah mengalahkan Dewa Hong di Lantai 100 Ujian Pagoda Dewa.Di lantai tersebut Bara menemukan banyak harta Karun yang tentu saja tidak dia makan sendiri. Para pengikutnya pun mendapatkan banyak harta Karun untuk menunjang kemampuan bertarung mereka. Bara mendapatkan satu gelang perak yang memiliki kemampuan untuk menahan tenaga dalam. Dia memberikan gelang tersebut kepada anaknya yang masih kecil dari Dewi Biru Xue Ruo bernama Meili Tianshi. Hal itu dikarenakan gadis bayi itu belum mampu mengendalikan kekuatannya yang sangat besar. Akan sangat berbahaya jika sampai tak terkendali diluar sana. Meili bisa menjadi bencana bagi manusia.Harta Dewa Hong terlalu banyak sehingga mereka semua bingung memilih harta untuk kemampuan
Clep!Ranting itu menancap di bagian paling memalukan Dewa Angin Hong Li. Sontak saja hal itu membangunkan Dewa yang baru saja terkapar setelah terkena jurus ilusi milik Kala."Bocah keparat! Apa yang kau lakukan padaku!?" teriak Dewa Hong marah namun dia tak bisa bergerak sama sekali."Oh...! Maaf! Aku kira kau sudah mati!" sahut Bara lalu dia membuang ranting yang dia gunakan untuk menyogok tubuh Dewa tersebut."Aku kalah darimu...Kau pantas menjadi pemilik Pagoda Dewa ini..Dan sebagai hadiah, kau akan mendapatkan sebagian kekuatan yang aku simpan di dalam peti ini...Anggap saja ini sebagai hadiah untuk pemilik baru, bukan hadiah karena kau telah mengalahkan aku. Namun tetap saja, kau akan mendapatkan hadiah sesuai yang telah di tetapkan di Ujian Pagoda Dewa ini..." kata Dewa Hong masih dalam keadaan tengkurap.Sebuah peti perak muncul di hadapan Bara Sena. Dengan rasa penasaran yang tinggi, pemuda itu pun membuka peti tersebut. dan didalam peti itu nampak sebutir pil berwarna putih
Blaaaarrr!!!Ledakan keras menggelegar terdengar saat tinju Bara Sena menghujam. Awalnya pemuda itu yakin serangannya akan membuahkan hasil. Namun ternyata, Dewa Hong tak semudah yang dia kira. Sesuatu yang menyerupai penutup kepala untuk prajurit perang menutupi kepala pria bernama Hong Li tersebut. Dan pelindung kepala itu tercipta dari kekuatan angin miliknya. Ledakan keras tercipta setelah tinju Bara menghantam pelindung tersebut dikarenakan pelindung itu memiliki kekuatan badai yang mampu menahan serangan apa pun!Disaat Bara tercengang dan kaget dengan apa yang dilihatnya, tangan Dewa Hong tiba-tiba saja sudah mencengkram kaki kanannya. Lalu denga satu kali tarikan, tubuh pemuda itu pun menghantam tanah dari pulau terbang tersebut dengan sangat keras hingga tanah itu hancur."Kau cukup pandai juga. Tapi sayangnya aku bukan Dewa lemah yang bisa dengan mudah kau kalahkan anak muda!" kata Dewa Hong lalu dia kembali mengayunkan tubuh Bara yang masih ada dalam cengkraman tangannya ke
Tubuh sosok bersayap kelelawar itu terbakar hebat dan seketika berubah menjadi abu dalam waktu sekejap mata. Dan yang tersisa disana hanya ada satu butiran kecil yang menyala. Itu adalah Inti Jiwa dari makluk tersebut. Bara mengarahkan tanganya ke benda tersebut sehingga benda berbentuk kelereng itu melayang terbang kearahnya.Setelah Inti Jiwa dari makhluk tersebut ada di tangannya, Bara tersenyum kecil."Aku kira akan menjadi Inti Jiwa yang bagus...Huh, ternyata hanya setingkat ini." gerutu nya lalu dia pun menelan butiran inti jiwa tersebut. Yui yang melihat itu terkejut."Hei! Kau langsung telan Inti Jiwa itu mentah-mentah!?" serunya.Bara menoleh dan alis kanannya sedikit terangkat."Kenapa?" tanyanya."Kau...Apakah kau sering melakukan ini?" tanya Yui yang masih ada di gendonga pemuda tersebut."Tentu saja dan itu tak masalah sama sekali bagiku," kata Bara."Bodoh! Kau menyiksa tubuhmu sendiri jika kau melakukan itu dalam waktu lama!" kata Yui membuat mata Bara terbelalak."Apa
Bara Sena melangkah dengan perlahan memasuki Hutan Mati dimana semua pohon yang ada disana hanyalah pohon kering tanpa daun sama sekali. Yui yang berada di gendongan punggung sang pemuda hanya bisa ikut mengawasi keadaan di sekitar dengan waspada."Tak ada pergerakan apa pun yang aku rasakan," kata Bara dengan suara lirih."Justru karena sepi seperti ini kita harus meningkatkan kewaspadaan...Aku merasa gelisah sejak tadi...Kau tahu bukan, bagaimana seekor ular yang gelisah merasakan hawa kehadiran yang tidak jelas?" sahut Yui membuka Bara mengangguk paham.Setiap langkah kaki pemuda itu meninggalkan jejak api yang menyala. Setelah perjalanan hampir mencapai di Kuil, barulah Bara Sena merasakan ada sesuatu yang mengikutinya dari belakang."Sepertinya mereka mulai datang...Aku bisa merasakan ada beberapa ekor yang mengawasi pergerakan kita," bisik Yui."Aku tahu. Tenang saja, setelah sampai di Kuil, kau cukup duduk saja dan menantiku..." kata Bara. Yui mengangguk pelan.Pendekar Golok I
Bara Sena yang saat itu dalam wujud Iblis Neraka melangkah melewati bebatuan tinggi yang tersebar di sejauh mata memandang."Apa di tempat ini hanya ada batu-batu aneh seperti ini?" tanya Bara."Benar. Lembah ini dipenuhi oleh batu-batu ini. Tapi, ada beberapa wilayah seperti hutan mati, lalu ada juga wilayah yang bersalju. Sejauh ini hanya itu yang aku tahu," kata Yui."Hm...selama ribuan tahun, kau juga tak menemukan keberadaan Mahkota Raja itu sama sekali?" tanya Bara.Yui tersenyum kecut."Kau sudah tahu itu.Kalau aku menemukan mahkota tersebut, tidak mungkin aku terus berada di tempat aneh ini terpenjara seumur hidup." kata Yui dengan wajah terlihat kesal.Bara hanya tersenyum kecil melihat wajah cemberut Yui. Dia kembali melangkah dan wanita itu mengikutinya dari belakang. Setelah berjalan cukup lama menembus bebatuan yang menjulang tinggi, tiba-tiba Bara Sena mendadak berhenti."Tunggu...! Didepan sana ada sesuatu..." ucap pemuda tersebut.Yui yang berada di belakang Pendekar G
Bara Sena tertegun mendengar apa yang wanita itu katakan. Dia sama sekali tak terpikir bahwa lembah itu hanya untuk menghukum atau mengutuk para Dewa saja. Itu sebabnya lembah tersebut bernama Lembah Kutukan Dewa."Tapi...Kenapa kekuatan Iblis di dalam tubuhku tak bisa keluar?" nyeletuk pemuda tersebut tanpa sadar membuat wanita itu berjalan mengitari api unggun lalu mendekat kearah Bara Sena. "Iblis? Jadi didalam tubuhmu ada iblis?" tanya wanita tersebut.Bara sempat ragu dan merasa menyesal sudah berkata yang seharusnya tidak dia katakan. Tapi karena sudah kepalang tanggung, akhirnya dia menjawab dengan anggukkan kepala. Wajah wanita itu tiba-tiba menjadi terlihat berseri."Kalau begitu, kau bisa memiliki kekuatan Iblis itu!" serunya sambil meraih tangan Bara Sena. Sontak saja pemuda itu menarik kembali tanganya dari tangan wanita tersebut."Bagaimana caranya?" tanya Bara. Dia melihat wajah tak suka dari wanita itu setelah tangannya yang tengah di pegang oleh si wanita dia tarik ke
Suara aneh yang terdengar mendesis itu adalah suara seekor ular kobra berukuran sangat besar. Ular tersebut mengitari batu tempat dimana Bara bersembunyi dengan melata tanpa suara. Hanya sesekali terdengar suara mendesis dari lidahnya yang juga sesekali keluar dari mulutnya untuk mencari keberadaan mangsa yang tengah dia incar. Dan saat ini, mangsa yang tengah dia buru adalah Bara Sena yang bersembunyi dibalik celah batu tersebut."Sialan...! Kenapa aku menjadi ketakutan seperti ini menghadapi makhluk rendah seperti mereka..? Padahal mereka hanyalah binatang biasa..." batin Bara dengan keringat dingin yang mulai bercucuran.Ular itu kembali mendesis dengan suara yang lebih keras. Dan perlahan-lahan kepalanya mendekati celah dimana Bara Sena berada. Namun karena saking besarnya, kepala ular itu tak bisa masuk kedalam celah batu. Beruntung sekali pemuda itu karena dua binatang yang mengincar dirinya memiliki ukuran tubuh yang tak biasa.Beberapa kali kepala ular itu mencoba untuk masuk