Li Chen menelan ludah. Kakinya berat melangkah ke tempat tidur di mana kakek bernama Feng Mu berbaring. Dia diberikan ruang oleh teman-temannya dan perasaannya menjadi semakin tidak nyaman."Kalian ... Keluarlah,"Li Chen mendengar suara berat dan lemah itu. Dia memperhatikan teman-temannya yang mengangguk pelan dan memberi hormat sebelum mulai meninggalkan kamar ini. Beberapa raut wajah temannya nampak sedih dan seakan berat untuk pergi."Chen'Er ... Kemarilah, Nak."Li Chen menarik napas dalam-dalam. Binar matanya berbeda, tetapi dengan cepat dia menyembunyikannya dan lantas bersuara seperti biasa."Tua Bangka, aku mendengar kau memanggilku? Ada apa?" Li Chen menyilangkan tangannya, berpura-pura tidak menunjukkan kekhawatiran.Feng Mu, pria tua dengan rambut yang sepenuhnya sudah memutih dan wajah keriput itu tersenyum tipis. Dia adalah pemilik sekaligus pendiri dari kediaman 'Jembatan Yue Long' ini, dia jugalah yang sudah merawat Li Chen hingga sebesar sek
Ketika Shuang Fei dan teman-temannya melihat Li Chen berjalan keluar, udara seketika membeku dan menusuk. Semua orang memperhatikan anak laki-laki berusia 14 Tahun itu yang berdiri dengan ekspresi wajah yang rumit."Saudara Chen ..." seorang anak berujar, nyaris tidak terdengar. Bibirnya kelu dan air matanya jatuh saat melihat Li Chen menggeleng pelan.Di bawah langit itu, Jembatan Yue Long dipenuhi suara isak tangis. Anak-anak itu kebanyakan tidak lagi memiliki orang tua dan hanya mempunyai Feng Mu sebagai sosok yang merawat mereka. Kehilangan seorang yang sangat berharga rasanya seperti jantung kita telah ditarik keluar dari tempatnya.Xiao Ling baru saja tiba beberapa saat yang lalu. Anak perempuan bertubuh gempal itu menutup mulutnya dengan kedua tangan dan seakan menahan isakannya. Namun meski demikian, kesedihannya terlihat dari kedua matanya.Satu-satunya anak yang tidak menangis seperti yang lainnya adalah Li Chen. Dia berusaha untuk keras kepala agar tidak sampai terlihat lema
Di alun-alun pasar tempat Li Chen berada sekarang ini terlihat beberapa prajurit istana. Orang-orang berkerumun untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.Merasa penasaran, Li Chen pun ikut mendekat. Dia berjalan di atap bangunan dan kemudian melompat ke salah satu pohon. Kakinya mendarat dengan tepat di salah satu dahan yang ada."Pengumuman..! Pengumuman untuk seluruh rakyat Kerajaan Datong..!"Li Chen mengerutkan kening. Dia tanpa sadar menahan napas dan merasa agak cemas. Ini karena setiap kali ada pengumuman dari istana, maka itu pasti adalah perubahan tentang pajak.Tidak hanya Li Chen yang merasa demikian, tetapi warga yang lainnya pun ikut merasakan hal serupa. Mereka gugup dan merasa berdebar-debar.Prajurit itu berseru, membacakan tulisan dalam kertas kulit kuda di tangannya. Dia mempunyai suara yang lantang, perkasa dan begitu menggema."Untuk merayakan hari ulang tahun Ibu Suri Kerajaan Datong. Yang Mulia Raja dengan murah hati mengundang s
Istana Raja Xuan Tao Ming dipenuhi oleh pilar-pilar yang menjulang tinggi dengan mewah. Terlihat karpet bersulam benang emas yang menjadi pijakannya ketika ia berjalan menuju singgasananya.Istana itu sangat luas, bahkan hanya aula samping saja cukup untuk menampung kerumunan orang awam dan bangsawan. Ini membuktikan bahwa istana itu luar biasa, mempunyai pesona keagungan, dan bahkan mampu membuat iri siapa pun yang melihatnya.Ada banyak pelayan yang bekerja setiap harinya dan kali ini semakin banyak lagi sebab mereka sedang mempersiapkan istana tersebut untuk ulang tahun ibu suri.Raja Xuan Tao Ming tidak hanya memberi perintah untuk menghias istana miliknya, tetapi juga mewajibkan seluruh rakyat Kerajaan Datong untuk ikut dalam menghias jalanan serta rumah-rumah mereka. Dan tentu saja bagi siapa pun yang tidak mengikuti perintah ini, maka hukuman berat akan langsung dijatuhkan.Nona Xia Yi Zhan yang merupakan selir istimewa Raja Xuan Tao Ming terlihat berjalan-jal
Pasar besar dari ibu kota Kerajaan Datong selalu terlihat ramai. Tidak hanya siang, bahkan malam pun tidak pernah lepas dari keramaian.Para pedagang terlihat menyerukan barang dagangan mereka, berusaha menarik pelanggan agar membeli. Mereka tidak pernah lelah memasang wajah yang bersahabat dan penuh semangat.Hanya saja di antara hiruk-pikuknya pasar, teriakan seorang wanita nyaris teredam. Dia berteriak histeris akibat kehilangan kantong berisi koin emas miliknya."Pencuri..! Pencuri..!"Wanita dengan pakaian berwarna hijau itu panik dan menangis sejadi-jadinya. Dia berusaha meminta pertolongan sambil terus mengejar orang yang sudah mengambil uangnya.Sebelumnya, keadaan wanita itu baik-baik saja. Dia menikmati keindahan pasar besar dan baru akan membeli sebuah hiasan rambut saat seorang anak laki-laki berusia sekitar 14 Tahun dengan berpakaian lusuh menghampirinya.Wanita itu dalam suasana hari yang baik hingga bermaksud
Para prajurit yang berada di halaman istana begitu terkejut saat mendengar teriakan dari pria itu. Wanita yang sejak tadi menangis dan meminta pengampunan putranya pun ikut terkejut bukan main. Dia syok berat saat suaminya begitu berani mengutuk Raja Xuan Tao Ming di depan semua orang.Wanita itu baru akan menoleh ke arah suaminya saat sebuah lesatan membuat matanya terbelalak. Dalam waktu yang sangat cepat, suaminya sudah berdiri dengan leher yang dicengkeram kuat oleh seseorang.Lambaian jubah emas dengan sulaman naga merah nampak berkibar dimainkan angin. Kehadiran sosok ini membuat siapa pun menunduk takut bila langsung menatapnya.Wanita yang sejak tadi menangis itu tiba-tiba menahan suaranya. Dia tertunduk dengan tubuh yang gemetar. Napasnya sampai tercekat, dia tidak berani melihat sosok yang berdiri di hadapannya.Khhak..!Pria tua itu berusaha memberontak. Kedua tangannya secara spontan memegang tangan yang mencengkeram
Wen Gao Mu dan ketiga temannya berlari sambil terus mencari keberadaan Li Chen. Mereka yakin bahwa anak laki-laki berusia 14 Tahun itu tidak akan bisa pergi jauh, apalagi sambil membawa Xiao Lin."Mereka tidak bisa melarikan diri. Kedua orang itu pasti ada di sekitas sini,""Ke sana..!"Wen Gao Mu mengikuti temannya. Dia pun menggeram, "Saat kutemukan Li Chen. Lihat saja apa yang akan kulakukan padanya,""Itu dia!"Wen Gao Mu langsung menoleh saat mendengar seruan salah satu temannya. Dia melihat Li Chen yang berusaha untuk membantu Xiao Lin berjalan."Li Chen!"?!Mendengar teriakan itu, Li Chen terpaksa meminta Xiao Lin untuk kembali duduk di tanah dan menunggunya. Dia bernapas pelan dan tidak lagi melarikan diri dari Wen Gao Mu."Chen Gege..." suara Xiao Lin terdengar khawatir. Dia ingin mencegah Li Chen, tapi anak laki-laki itu sudah berlari dan siap menghadapi keempat anak nakal itu."Kau
Istana Raja Xuan Tao Ming dipenuhi oleh pilar-pilar yang menjulang tinggi dengan mewah. Terlihat karpet bersulam benang emas yang menjadi pijakannya ketika ia berjalan menuju singgasananya.Istana itu sangat luas, bahkan hanya aula samping saja cukup untuk menampung kerumunan orang awam dan bangsawan. Ini membuktikan bahwa istana itu luar biasa, mempunyai pesona keagungan, dan bahkan mampu membuat iri siapa pun yang melihatnya.Ada banyak pelayan yang bekerja setiap harinya dan kali ini semakin banyak lagi sebab mereka sedang mempersiapkan istana tersebut untuk ulang tahun ibu suri.Raja Xuan Tao Ming tidak hanya memberi perintah untuk menghias istana miliknya, tetapi juga mewajibkan seluruh rakyat Kerajaan Datong untuk ikut dalam menghias jalanan serta rumah-rumah mereka. Dan tentu saja bagi siapa pun yang tidak mengikuti perintah ini, maka hukuman berat akan langsung dijatuhkan.Nona Xia Yi Zhan yang merupakan selir istimewa Raja Xuan Tao Ming terlihat berjalan-jal
Di alun-alun pasar tempat Li Chen berada sekarang ini terlihat beberapa prajurit istana. Orang-orang berkerumun untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.Merasa penasaran, Li Chen pun ikut mendekat. Dia berjalan di atap bangunan dan kemudian melompat ke salah satu pohon. Kakinya mendarat dengan tepat di salah satu dahan yang ada."Pengumuman..! Pengumuman untuk seluruh rakyat Kerajaan Datong..!"Li Chen mengerutkan kening. Dia tanpa sadar menahan napas dan merasa agak cemas. Ini karena setiap kali ada pengumuman dari istana, maka itu pasti adalah perubahan tentang pajak.Tidak hanya Li Chen yang merasa demikian, tetapi warga yang lainnya pun ikut merasakan hal serupa. Mereka gugup dan merasa berdebar-debar.Prajurit itu berseru, membacakan tulisan dalam kertas kulit kuda di tangannya. Dia mempunyai suara yang lantang, perkasa dan begitu menggema."Untuk merayakan hari ulang tahun Ibu Suri Kerajaan Datong. Yang Mulia Raja dengan murah hati mengundang s
Ketika Shuang Fei dan teman-temannya melihat Li Chen berjalan keluar, udara seketika membeku dan menusuk. Semua orang memperhatikan anak laki-laki berusia 14 Tahun itu yang berdiri dengan ekspresi wajah yang rumit."Saudara Chen ..." seorang anak berujar, nyaris tidak terdengar. Bibirnya kelu dan air matanya jatuh saat melihat Li Chen menggeleng pelan.Di bawah langit itu, Jembatan Yue Long dipenuhi suara isak tangis. Anak-anak itu kebanyakan tidak lagi memiliki orang tua dan hanya mempunyai Feng Mu sebagai sosok yang merawat mereka. Kehilangan seorang yang sangat berharga rasanya seperti jantung kita telah ditarik keluar dari tempatnya.Xiao Ling baru saja tiba beberapa saat yang lalu. Anak perempuan bertubuh gempal itu menutup mulutnya dengan kedua tangan dan seakan menahan isakannya. Namun meski demikian, kesedihannya terlihat dari kedua matanya.Satu-satunya anak yang tidak menangis seperti yang lainnya adalah Li Chen. Dia berusaha untuk keras kepala agar tidak sampai terlihat lema
Li Chen menelan ludah. Kakinya berat melangkah ke tempat tidur di mana kakek bernama Feng Mu berbaring. Dia diberikan ruang oleh teman-temannya dan perasaannya menjadi semakin tidak nyaman."Kalian ... Keluarlah,"Li Chen mendengar suara berat dan lemah itu. Dia memperhatikan teman-temannya yang mengangguk pelan dan memberi hormat sebelum mulai meninggalkan kamar ini. Beberapa raut wajah temannya nampak sedih dan seakan berat untuk pergi."Chen'Er ... Kemarilah, Nak."Li Chen menarik napas dalam-dalam. Binar matanya berbeda, tetapi dengan cepat dia menyembunyikannya dan lantas bersuara seperti biasa."Tua Bangka, aku mendengar kau memanggilku? Ada apa?" Li Chen menyilangkan tangannya, berpura-pura tidak menunjukkan kekhawatiran.Feng Mu, pria tua dengan rambut yang sepenuhnya sudah memutih dan wajah keriput itu tersenyum tipis. Dia adalah pemilik sekaligus pendiri dari kediaman 'Jembatan Yue Long' ini, dia jugalah yang sudah merawat Li Chen hingga sebesar sek
Hanya sekali pukulan, meja yang terbuat dari giok langsung pecah. Sosok yang melakukan tindakan kasar itu tidak lain adalah Raja Xuan Tao Ming sendiri.Pria yang mempunyai tubuh perkasa dan wajah garang tersebut nampak menatap tajam ke arah wanita cantik berpakaian merah yang tidak lain adalah selir ketiganya, Nona Xia Yi Zhan.Wanita yang mempunyai tahi lalat di bawah mata sebelah kanannya itu adalah sosok yang berpengaruh besar dalam setiap sepak terjang Xuan Tao Ming. Bahkan wanita itulah yang memudahkan Xuan Tao Ming menguasai Kerajaan Datong."Kau bilang .... Seorang anak laki-laki akan nenjadi kematianku? Siapa ...? Katakan siapa dia?" Raja Xuan Tao Ming bertanya dengan suara yang dingin."Saya tidak tahu siapa anak itu. Dewi Nuwa memberikan penglihatan padaku, bahwa kekuasaan Tuanku akan mulai terguncang.""Ha ha ha," Raja Xuan Tao Ming tertawa dan menggeleng pelan. Tawanya lantas berhenti saat dia menatap tajam ke arah selirnya. Raja Xuan Tao Ming berkata, "Kerajaan yang berha
Wen Gao Mu dan ketiga temannya berlari sambil terus mencari keberadaan Li Chen. Mereka yakin bahwa anak laki-laki berusia 14 Tahun itu tidak akan bisa pergi jauh, apalagi sambil membawa Xiao Lin."Mereka tidak bisa melarikan diri. Kedua orang itu pasti ada di sekitas sini,""Ke sana..!"Wen Gao Mu mengikuti temannya. Dia pun menggeram, "Saat kutemukan Li Chen. Lihat saja apa yang akan kulakukan padanya,""Itu dia!"Wen Gao Mu langsung menoleh saat mendengar seruan salah satu temannya. Dia melihat Li Chen yang berusaha untuk membantu Xiao Lin berjalan."Li Chen!"?!Mendengar teriakan itu, Li Chen terpaksa meminta Xiao Lin untuk kembali duduk di tanah dan menunggunya. Dia bernapas pelan dan tidak lagi melarikan diri dari Wen Gao Mu."Chen Gege..." suara Xiao Lin terdengar khawatir. Dia ingin mencegah Li Chen, tapi anak laki-laki itu sudah berlari dan siap menghadapi keempat anak nakal itu."Kau
Para prajurit yang berada di halaman istana begitu terkejut saat mendengar teriakan dari pria itu. Wanita yang sejak tadi menangis dan meminta pengampunan putranya pun ikut terkejut bukan main. Dia syok berat saat suaminya begitu berani mengutuk Raja Xuan Tao Ming di depan semua orang.Wanita itu baru akan menoleh ke arah suaminya saat sebuah lesatan membuat matanya terbelalak. Dalam waktu yang sangat cepat, suaminya sudah berdiri dengan leher yang dicengkeram kuat oleh seseorang.Lambaian jubah emas dengan sulaman naga merah nampak berkibar dimainkan angin. Kehadiran sosok ini membuat siapa pun menunduk takut bila langsung menatapnya.Wanita yang sejak tadi menangis itu tiba-tiba menahan suaranya. Dia tertunduk dengan tubuh yang gemetar. Napasnya sampai tercekat, dia tidak berani melihat sosok yang berdiri di hadapannya.Khhak..!Pria tua itu berusaha memberontak. Kedua tangannya secara spontan memegang tangan yang mencengkeram
Pasar besar dari ibu kota Kerajaan Datong selalu terlihat ramai. Tidak hanya siang, bahkan malam pun tidak pernah lepas dari keramaian.Para pedagang terlihat menyerukan barang dagangan mereka, berusaha menarik pelanggan agar membeli. Mereka tidak pernah lelah memasang wajah yang bersahabat dan penuh semangat.Hanya saja di antara hiruk-pikuknya pasar, teriakan seorang wanita nyaris teredam. Dia berteriak histeris akibat kehilangan kantong berisi koin emas miliknya."Pencuri..! Pencuri..!"Wanita dengan pakaian berwarna hijau itu panik dan menangis sejadi-jadinya. Dia berusaha meminta pertolongan sambil terus mengejar orang yang sudah mengambil uangnya.Sebelumnya, keadaan wanita itu baik-baik saja. Dia menikmati keindahan pasar besar dan baru akan membeli sebuah hiasan rambut saat seorang anak laki-laki berusia sekitar 14 Tahun dengan berpakaian lusuh menghampirinya.Wanita itu dalam suasana hari yang baik hingga bermaksud