Share

Rem Blong?

Author: Duarta
last update Last Updated: 2023-02-09 23:35:40

“Benar Mas, kabel remnya terputus,” jawab supir tersebut.

“Berarti ada yang ingin mencelakai anakku?”

Semuanya diam tak merespon pertanyaan Nyonya Besar itu, meski tak ada yang berbicara namun mereka satu pemikiran. Bahwa ada yang melakukan sabotase terkecuali satu orang.

“Kemarin bawa mobilnya masih aman ‘kan, Mas?” tanya si penjaga rumah. Harris menganggukkan kepalanya. “Mungkin bukan disengaja tetapi kabelnya saja yang sudah rusak.”

“Untuk memastikannya mari kita lihat cctv,” ujar salah satu supir. Mereka lantas memeriksa video cctv sejak kedatangan Harris di rumah sore itu hingga pagi ini. Tak ada yang mencurigakan, tak ada yang mendekati mobil Harris yang ada justru sore hari kemarin dia dan Anin berada di dalam mobil tersebut.

“Kamu sama Anin ngapain ada di sana, Ris?” tanya sang Ibu penasaran.

“Harris sedang membicarakan masalah kantor tiba-tiba Anin datang dan ikut bergabung denganku,” jawab Harris. “Ibu jangan memikirkan hal yang tidak-tidak,” imbuhnya. Semua orang tertawa me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Kamarnya Dikunci

    “Setuju Bu,” ujar perempuan itu antusias. Sang mertua kemudian mulai menjelaskan secara detail apa yang akan perlu mereka persiapkan agar surprise yang mereka berjalan lancar.Ketika Anin bertanya tentang menu makanan yang akan mereka bawa, Nyonya Besar itu berkata jika dia akan memasak makanan kesukaan Harris. “Kamu tidak usah membantu Ibu, urus saja Bhima. Tadi pagi Harris bilang kalau Bhima rewel ya?”“Biasa Bu, dia tiba-tiba saja rewel tetapi semuanya baik kok,” timpal Anin. “Ibu sungguh tidak mau Anin bantu?”“Tidak usah,” ulang wanita paruh baya tersebut. Ponsel Anin dan Nyonya Setya bunyi berbarengan, sebuah pesan datang dari Harris. Lelaki itu menepati janjinya untuk memberikan kabar pada Ibu dan juga kekasih hatinya.“Syukurlah, mereka sampai kantor dengan selamat,” ucap Nyonya Setya bahagia. Hal yang sama juga dirasakan oleh Anin, pria yang dicintainya itu memberikan kabar dan tak lupa emotikon hati berwarna merah jambu yang selalu mengakhiri kalimatnya.“Yasudah kalau begit

    Last Updated : 2023-02-10
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Wanita Kharismatik

    Anin membuang jauh-jauh pikiran negatifnya, meskipun ia tak tahu mengapa ayah Harris menatap botol tersebut. “Mungkin ayah teringat Bhama,” batin Anin. Ia terus melangkahkan kakinya menuju ke dapur bersih. Tangannya menarik pintu lemari pendingin kemudian memasukkan tiga botol asi berukuran sedang ke dalamnya.Setelah itu ia mendatangi Ibu Harris dan para pekerja yang mendampingi Nyonya besar itu. Aroma masakannya harum mewangi memenuhi ruangan seluas 4x4 meter tersebut. Anin melihat beberapa menu makanan sudah tertata rapi di meja dapur.“Makanannya sudah jadi dan jam makan siang akan tiba sebentar lagi,” batin Anin. Salah satu asisten rumah tangga keluarga Adijaya menyadari keberadaan Anin di sana. Ia pun menyapa Anin, sontak Ibu Harris dan asisten lainnya juga menoleh ke arah Anin.“Nin, kenapa ke dapur? Kan sudah ibu bilang untuk menjaga Bhima saja,” kata Ibu Harris, ia tampak kesal melihat Anin memasuki dapur.“Anin menyerahkan semuanya pada Ibu dan Simbok. Anin kemari karena m

    Last Updated : 2023-02-10
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Surprise!!

    “Apa tidak apa-apa Bu kita menggunakan ruang meeting untuk makan?” tanya Anin pada Ibu Harris.“Tidak apa-apa, Nin. Tenag saja, jika tempat ini kotor bisa dibersihkan,” jawab Nyonya Besar itu santai, Anin merespon dengan anggukan kepalanya. Ia lantas membantu Ibu Harris untuk mengeluarkan makanannya dan menata meja.Tak lama kemudian, Harris berserta asisten dan sekretarisnya datang ke ruang meeting. Ia terkejut mendapati dua wanita kesayangannya berada di sana, sedang menyiapkan banyak menu makanan.“Ibu ... Anin ...”“Mas, kami membawakan makan siang untuk kamu dan para staff-mu,” kata Anin.“Kalian mengejutkanku saja, aku pikir tadi terjadi sesuatu tidak tahunya ada yang memberi suprise. Harris tersenyum sumringah, ia tak menyangka akan dibawakan makanan oleh Anin dan ibunya. Nyonya Setya menyuruh Damar untuk memanggil karyawan yang bekerja satu lantai dengan mereka. namun yang bisa hadir hanya sebagian, sedangkan lainnya sudah janji untuk makan di luar.“Tak masalah,” ujar Nyonya

    Last Updated : 2023-02-11
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Kabar Buruk

    “Maksudnya berulah lagi?” tanya Anin yang bingung.“Nanti kamu jugaa akan tahu, tunggu saja kabar dari Damar, sayang,” ujar Harris. Anin menganggukan kepalanya sebagai respon atas perkataan lelaki yang ada di sebelahnya. Beda halnya dengan Nyonya Setya yang banyak berdoa agar suaminya tak menimbulkan banyak kerugian.“Selvi tolong panggilkan OB ya untuk membantuku membersihkan ruang ini,” kata Nyonytempat minu,sisa minuman yang tkdaksembari mengemas kembali makanan yang tersisa. Anin turut membantu, ia membereskan minuman yang tidak lagi di minum oleh pemiliknya.“Baik Bu,” ujar Selvi lalu menelpon salah seorang ketua divisi terkait,tak berselang lama, beberapa petugas kebersihan datang untuk membantu Anin dan mertuanya membereskan tempat itu. Beberapa karyawan juga sudah kembali menuju meja kerjanya masing-masing.“Terima kasih untuk makanannya Bu, Aku kembali bekerja ya Bu,” kata Harris pada Ibunya. Setelah mengatakan tersebut, Harris kemudian berpamitan juga pada Anin, ia janji se

    Last Updated : 2023-02-11
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Buat Heboh

    Wanita paruh baya itu lantas menghubungi seseorang yang tentu saja memiliki hubungan keluarga dengannya. Lain tempat lain pula yang dilakukan oleh keluarga Adijaya, Tuan Setya saat ini baru saja meninggalkan gedung perkantoran tersebut.Ia sengaja berlama-lama di kantin perusahaannya, sepertinya lelaki paruh baya itu rindu dengan suasana bekerja. Usai meninggalkan gedung bertingkat tersebut, Tuan Setya lantas kembali ke rumahnya.“Baru pulang, Mas?” tanya Ibu Harris ketika berpapasan dengan suaminya di ruang tengah.“Iya,” jawab lelaki itu singkat. Tuan Setya berniat masuk ke dalam ruang kerjanya.“Kamu jadi lebih sering berdiam diri di ruang kerjamu ketimbang di kamar kita, Mas,” sambung Nyonya Besar itu, kata-kata terkesan menyudutkan suaminya. Tuan Setya yang sudah membuka pintu ruangan tersebut terpaksa menutupnya kembali, lalu menghadap ke arah wanita tersebut.“Entah mengapa ruang kerjaku membuat diriku nyaman. Lagipula aku harus segera mempelajari banyak hal untuk memperbaiki a

    Last Updated : 2023-02-12
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Fase Awal Kehancuran

    “Ibu baik-baik saja, Nak. Ayo sini masuk,” sahut wanita paruh baya itu dari dalam. Mendapat ‘undangan’ dari sang Ibu Harris kemudian melangkah masuk ke dalam. Anin bertugas untuk menutup pintu kamar.Maaf ya tadi sudah membuat heboh, kamu dan Anin jadi khawatir ya,” lanjut wanita paruh baya itu. Harris menghela napas panjang.“Ibu kenapa menelponku? Damar dan juga Selvi tadi? Lalu kenapa ketika aku menelpon balik tidak Ibu angkat?” cecar Harris.“Ada hal yang ingin ibu bicarakan tadi, tentang ayahmu dan perusahaan,” timpal Nyonya Besar itu.“Pasti tentang keinginan ayah untuk pindah luar kota ‘kan Bu,” sahut Harris, Nyonya Setya menganggukkan kepalanya tanda bahwa apa yang diucapkan oleh Harris benar adanya. “Tenang saja Bu, semuanya sudah siap. Damar sudah mengurus semuanya, tinggal menunggu kesiapan ayah saja,” lanjutnya.Nyonya Setya lega mendengar hal tersebut, entah mengapa ia merasa senang karena tak lagi terjebak dengan situasi seperti ini. Harris lalu menanyakan tentang keputu

    Last Updated : 2023-02-12
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Meminta Kepastian

    Tuan Setya segera turun dari lantai dua kemudian berjalan cepat menuju pintu rumahnya. Ia membukanya lalu keluar begitu saja. Tuan Besar itu bergerak ke arah mobilnya yang terparkir di halaman depan. Mesin mobil mewah tersebut sudah menyala, tanda jika pemiliknya akan pergi. Tuan Besar sepertinya akan pergi ke suatu tempat, ia mengetikkan sebuah alamat di ponselnya dan petunjuk jalan pun mulai menuntunnya. Kendaraan roda empat tersebut mulai keluar gerbang rumahnya. Tak butuh lama baginya untuk bergabung dengan kendaraan lain menambah kemacetan jalan raya saat ini. Pria paruh baya itu meuju ke suatu arah yang tak pernah dilewatinya. Butuh waktu 1,5 jam perjalanan untuk sampai di tempat tujuannya. Jika Tuan Setya membutuhkan waktu selama itu untuk sampai ke tempat tersebut. Sebaliknya sang istri hanya memerlukan waktu selama satu jam untuk membuat makanan pengganti menu makan malam. Bahkan tanpa dibantu oleh Anin atau dua asistennya yang lain, hanya dirinya dan simbok saja. “Apa yan

    Last Updated : 2023-02-13
  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Menuju Akhir Cerita

    Jika Harris sibuk memikirkan cara untuk menikahi Anin sedangkan ayahnya baru saja pulang dari kantor pengacara. Tekadnya sudah bulat untuk berpisah dengan istrinya. Alasannya sudah ia sampaikan pada ahli hukum tersebut.Malam ini ia akan pulang ke rumah untuk menyiapkan berkas-beras yang diperlukan. Sepanjang perjalanan pulang, Pria paruh baya itu mencari cara agar bisa mempersiapkan berkas yang dibutuhkan tanpa ketahuan oleh anggota keluarganya.Jawabannya belum berhasil ditemukan tetapi pintu gerbang rumahnya sudah terlihat . “Aku akan pikirkan lagi nanti,” katanya sembari memarkirkan mobil. Ia melirik ke arah mobil Harris yang bermasalah pagi tadi Pemilik mobil mewah tersebut sedang tidur di kamarnya. Selimut yang dipakainya tadi sudah tak lagi menempel di tubuhnya. Harris jatuh tertidur ketika memikirkan hal tersebut.Rumah mewahnya tampak sepi ketika sang Tuan Besar sampai di rumahnya. Bahkan untuk masuk ke dalam, ia harus melewati taman samping. Akses yang dibuka hanyaah pintu

    Last Updated : 2023-02-13

Latest chapter

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Happy Ending

    Di tempat yang sama Anin juga sedang menatap cincin yang melingkar di jari manis tangan kirinya. Ia kembali bersabar untuk meresmikan hubungannya dengan Harris. “Tenang saja sayang, aku masih bersabar menantikan hari bahagia kita,” batinnya. Seakan ia mendengar suara hati Harris di kantornya.Suara Bhima mengalihkan pandangan Anin, ia tersadar ada bayi mungil yang harus diurusnya sekarang. Ternyata diapers bayi laki-laki itu penuh, dengan telaten Anin menggantinya, menghilang ruam di kaki anaknya. Setelah itu ia kembali menyusui Bhima, anaknya itu terlihat masih mengantuk.Tak hanya Bhima saja yang mengantuk, sang kakek juga merasakan yang sama. Ia hampir menabrak kendaraan lain karena tiba-tiba merasakan kantuk yang hebat. Perjalanannya menuju rumah kekasihnya terpaksa terhenti, ia harus menepi di rest area sebentar.“Aku bisa kecelakaan jika diteruskan,” gumamnya. Lelaki paruh baya itu akhirnya mencari rest area terdekat di jalan tol tersebut. Untungnya lokasi tempat peristirahatan

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Mengunjungi Teman Lama

    “Sejak kapan Ibu ada di situ?” tanya Harris yang terkejut melihat Ibunya berdiri di depan kamarnya.“Baru saja, memangnya kenapa?” tanya wanita paruh baya itu balik padanya. Harris menggelengkan kepalanya cepat. Tak percaya dengan anaknya, Nyonya Besar itu merangsek masuk. Ia hendak bertanya pada Anin. Tetapi melihat Anin yang tertidur, wanita itu lantas membatalkannya.“Ibu mau bicara dengan Anin?” tanya Harris.“Tidak, biarkan dia tidur. Kasian Anin lelah mengurus Bhima,” ujarnya. Sebenarnya Anin terbangun karena mendengar percakapan Harris dan Ibunya. Ia ingin membalikkan tubuhnya tetapi diurungkan ketika mendengar Ibu Haris tak ingin berbicara dengannya. Anin lantas berpura-pura tidur.“Ada sesuatu yang ingin Ibu tanyakan padaku? Maksud Harris, ada apa ibu ke kamar kami,” tanya Harris pada ibunya.“Ibu hanya ingin melihat Bhima saja, soalnya tadi dia menangis begitu kencang. Ibu takut terjadi sesuatu padanya,” jawab sang Ibu.“Bhima baik-baik saja kok Bu, terima kasih ya sudah men

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Status yang Disembunyikan

    “Benar Bu. Karena kami belum menikah secara hukum,” jawab Harris, di dalam hatinya ia merasa bingung dengan nada bicara ibunya. Namun ia tak menunjukkannya di depan Anin, lelaki itu takut moment bahagia yang sedang mereka rasakan menjadi hilang. “Ada apa Bu?”“Pernikahan akan digelar dalam waktu dekat ini?”“Tentu tidak Bu, kami akan laksanakan setelah situasinya membaik,” ujar Harris, ia kini tahu kenapa sang Ibu bersikap demikian. Harris juga sadar akan situasi yang terjadi pada orangtuanya begitu pula pada Anin.Sang Ibu menyuruh mereka untuk segera pulang karena Bhima terus menangisi mencari ibunya. Anin menjadi khawatir, ia ingin cepat-cepat bertemu dengan anaknya. Beruntungnya Anin, karena Harris tahu jalan alternatif yang lebih dekat dan tidak terkena macet. Ditambah lagi dengan kemampuan mengendarai mobil lelaki itu yang baik.Tak ada percakapan diantara keduanya selama perjalanan tersebut, Harris fokus mengemudi karena jalur yang mereka lewati berbatu dan banyak belokan. Teta

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Marry Me?

    “Kamu kenapa senyum-senyum sendiri, Mas?” tanya Anin, ia mencurigai Harris yang tersenyum sembari mengendarai mobilnya. “Mas ...”“Kenapa sih sayang?” tanya Harris pura-pura tak tahu.“Kamu yang kenapa, Mas? Dari tadi senyum-senyum sendiri,” jawab Anin, suara berubah. Harris merasa jik Anin sudah mulai kesal dengannya. Ia pun mencoba menjelaskan jika alasan tersenyum untuk menutupi rasa gugupnya.“Kamu merasa gugup ‘kan sayang? Tanpa alasan yang jelas,” sahut Harris. Anin mengiyakan apa kata lelaki itu, ia juga sempat merasakan gugup tadi. “Aku menutupi rasa gugupku dengan memikirkan hal-hal lucu, sayang.”Tak terasa mereka sampai di tempat tujuan, Harris mencari tempat parkir yang pas. Lelaki itu turun lebih dahulu untuk membuka pintu mobil untuk Anin. Kini kedua orang di mabuk cinta itu mulai masuk ke dalam restoran yang sudah Harris booking tersebutPramusaji mengarahkan keduanya menuju sebuah ruang privat, Anin terkejut karena mereka makan di ruangan yang tertutup. “Kita makan di

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Makan Siang Special

    Anin beranjak dari tempat tidurnya lalu berjalan menuju pintu. Ia penasaran siapa yang mengetuk pintu kamarnya seperti itu. Tangan kurusnya memegang gagang pintu stainless tersebut lalu menariknya ke dalam. Perlahan pintu terbuka dan terlihat jelas siapa yang berdiri di depan Anin sekarang.“Ayah ...” gumam Anin, ia terkejut melihat lelaki paruh baya itu menemuinya. “Ada perlu apa ayah ke mari?” tanya Anin.“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu,” jawab Tuan Besar. “Kau pernah melihatku pergi dengan seseorang bukan,” imbuhnya.Degh!Anin tercekat mendengar hal tersebut, ia tak menyangka jika ayah Harris ternyata melihat dirinya menguntit mereka. Namun Anin memilih untuk berbohong, ia bepura-pura tak mengetahui hal tersebut.“Kenapa diam saja? Jawab aku!”“Anin tak mengerti maksud ayah,” ujar Anin mulai menjalankan aktingnya. Tuan Besar itu memutar bola matanya malas, ia tahu jika Anin berbohong padanya.“Jangan bohong, katakan saja sejujurnya padaku,” titahnya. Ada penekanan di setiap k

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Menolak Bantuan

    “Mas Harris mendadak diam begini, pasti hatinya kembali sakit,” gumam Anin. Ia berniat untuk menghibur Harris lagi setelah lelaki itu keluar dari kamar mandi, Sembari menunggu Harris keluar, Anin mempersiapkan baju kerja untuknya. Pagi ini Anin akan mendadani Harris dengan pakaian serba cokelat.Tak butuh ama untuk Anin menemukan padu padan yang pas. Ia berharap lelaki yang dicintainya itu suka dengan baju pilihannya. Anin kembali lagi ke ranjangnya, ia mendengar suara shower sudah berhenti, tu artinya Harris sudah selesai mandi.“Kamu menyiapkan baju untukku, sayang?” tanya Harris.“Iya sayang, kamu tidak suka ya? Mau pakai warna lain?” ujar Anin, ia lega karena Haris melihat dan bereaksi atas baju pilihannya.“Tidak, aku suka kok. Terima kasih ya sayang,” kata Harris. Ia akan memakai apapun yang disediakan olehj perempuan yang dicintainya itu. Harris lantas beralih menuju cermin yang sangat besar, ia ingin mematsikan semua benda yang diberikan oleh Anin padanya.“Ternyata aku tampa

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Pernyataan Penting

    Tuan Setya mengembalikan kertas tersebut ke tempatnya semula. Pagi ini ia sudah memantapkan hatinya untuk memberikan sebuah pengumuman penting terkait rumah tangganya dengan sang istri. Ia pergi ke lantai bawah, ada istrinya dan Anin di meja makan.“Kamu dari kamar, Mas?” tanya sang istri. Harris yang baru masuk ke dalam rumah usai memeriksa mobilnya terkejut mendengar pertanyaan sang Ibu namun ia lebih kaget lagi ketika melihat ayahnya menganggukkan kepalanya.“Ayah sembunyi di mana? Kenapa aku tak melihatnya tadi,” batin Harris.Tuan Setya langsung duduk di kursi yang biasa ditempatinya itu, ia menyadari perubahan wajah Harris namun lelaki itu mencoba bersikap tenang. Anin merasakan ketegangan di meja makan tersebut, apalagi saat ia melihat ke arah Harris. Rasanya ada hal yang ingin dikatakn olehnya.“Mari sarapan meskipun tak ada dari kita yang mandi,” ajak Nyonya Besar itu, ia mencoba mencairkan suasana. Perempuan itu paling tak suka jika ada keributan di meja makan. Anin mencoba

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Menuju Akhir Cerita

    Jika Harris sibuk memikirkan cara untuk menikahi Anin sedangkan ayahnya baru saja pulang dari kantor pengacara. Tekadnya sudah bulat untuk berpisah dengan istrinya. Alasannya sudah ia sampaikan pada ahli hukum tersebut.Malam ini ia akan pulang ke rumah untuk menyiapkan berkas-beras yang diperlukan. Sepanjang perjalanan pulang, Pria paruh baya itu mencari cara agar bisa mempersiapkan berkas yang dibutuhkan tanpa ketahuan oleh anggota keluarganya.Jawabannya belum berhasil ditemukan tetapi pintu gerbang rumahnya sudah terlihat . “Aku akan pikirkan lagi nanti,” katanya sembari memarkirkan mobil. Ia melirik ke arah mobil Harris yang bermasalah pagi tadi Pemilik mobil mewah tersebut sedang tidur di kamarnya. Selimut yang dipakainya tadi sudah tak lagi menempel di tubuhnya. Harris jatuh tertidur ketika memikirkan hal tersebut.Rumah mewahnya tampak sepi ketika sang Tuan Besar sampai di rumahnya. Bahkan untuk masuk ke dalam, ia harus melewati taman samping. Akses yang dibuka hanyaah pintu

  • Lamaran untuk Bayi Tak Bernasab   Meminta Kepastian

    Tuan Setya segera turun dari lantai dua kemudian berjalan cepat menuju pintu rumahnya. Ia membukanya lalu keluar begitu saja. Tuan Besar itu bergerak ke arah mobilnya yang terparkir di halaman depan. Mesin mobil mewah tersebut sudah menyala, tanda jika pemiliknya akan pergi. Tuan Besar sepertinya akan pergi ke suatu tempat, ia mengetikkan sebuah alamat di ponselnya dan petunjuk jalan pun mulai menuntunnya. Kendaraan roda empat tersebut mulai keluar gerbang rumahnya. Tak butuh lama baginya untuk bergabung dengan kendaraan lain menambah kemacetan jalan raya saat ini. Pria paruh baya itu meuju ke suatu arah yang tak pernah dilewatinya. Butuh waktu 1,5 jam perjalanan untuk sampai di tempat tujuannya. Jika Tuan Setya membutuhkan waktu selama itu untuk sampai ke tempat tersebut. Sebaliknya sang istri hanya memerlukan waktu selama satu jam untuk membuat makanan pengganti menu makan malam. Bahkan tanpa dibantu oleh Anin atau dua asistennya yang lain, hanya dirinya dan simbok saja. “Apa yan

DMCA.com Protection Status