Noah sudah diancam, ia seharusnya tahu bahwa pembunuh itu akan bersiap membunuhnya jikalau mengatakan rahasia tersebut. Namun Noah merasa itu tidak akan terjadi padanya. Dengan senyuman di wajah, ia berucap dengan jelas bahwa pembunuh Richardson adalah orang yang telah menyelamatkannya. “Anda mungkin bingung. Tapi ini kenyataan.”Raja pun ikut tersenyum. Seolah ia tahu siapa yang melakukannya. Namun pembunuhan tetaplah pembunuhan. Terlepas itu untuk keadilan ataupun bukan.“Baiklah, Noah. Aku terima pernyataanmu itu. Terima kasih karena kau telah kembali dengan selamat.”Raja yang tampak seperti orang yang sedang berbahagia lantas membuat para petinggi bangsawan kebingungan. “Ada apa dengan Raja?”“Jangan tanya aku.”“Hei, kalau benar yang dikatakan Tuan Noah. Maka pembunuh itu adalah Sekutu keadilan? Siapa orangnya?”Seolah mendengar pertanyaan itu. Noah menjawab, “Saya tidak tahu dia siapa. Sebelum kehilangan penglihatan pun saya tidak berkesempatan untuk melihatnya. Tapi entah me
“Hei.” Halbert memanggil, lantas menyentuh kepulan asap hitam yang mengitari sekitar wajah Noah.“Tuan Pembunuh?” lirih, ia membalas sapaan yang samar-samar ia dengar. Hanya dengan menyentuhnya sebentar, membuat segala sihir gelsp yang ada dalam dirinya terhapus dalam sekejap. Noah hari itu tidak berpikir ini akan terjadi, di mana penglihatan dan pendengarannya langsung pulih. “Eh?”Bingung terhadap situasi yang telah terjadi. Noah pun lekas mencari sosok pria yang selama ini ia panggil sebagai "Tuan Pembunuh." Saat itu ia juga hendak menanyakan sesuatu padanya.“Setelah aku berpikir tentang jati diri orang itu sebenarnya. Tiba-tiba aku bisa melihat dan mendengar lagi. Tapi sekarang ke mana dia?”Halbert menghilang tanpa berkata apa-apa pada Noah. Dirinya sedang dalam kondisi kebingungan, ada banyak hal yang masih harus ia lakukan serta pikirkan. Entah itu urusan pengkhianatan Gaston atau bahkan dirinya sendiri yang hidup sebagai Undead. “Masih ada yang tidak aku ketahui tentang tu
Halbert dan Noah sekali lagi berjumpa di tempat tak terduga. Tempat di mana terdapat sarang monster dalam gua yang dulunya adalah pertambangan emas. Semakin jauh mereka masuk ke dalam, tak hanya ada serangga-serangga biasa yang mudah dikalahkan dengan api kecil. Sekarang, sudah lebih banyak monster yang berukuran besar begitu menginjak lantai bawah tanah. “Tuan Pembunuh, sepertinya kita semakin jauh. Aku tidak yakin sejumlah orang yang sedang aku cari berada jauh di depan.”“Memangnya siapa yang kau cari? Mereka adalah kelompok petulang bukan? Aku cukup yakin yang mereka cari ada jauh di depan sana.”“Kenapa begitu? Sebenarnya apa yang mereka cari?” tanya Noah.“Semacam emas yang terkandung dalam perut sebuah monster,” jawab Halbert selagi memunculkan pedang sihirnya. Ia sudah bersiap dalam posisi menyerang. Tampak Noah juga telah mempersiapkan dirinya juga. Monster-monster itu mulai berkumpul dengan mengitari mereka berdua. Mereka serupa dengan laba-laba, namun kaki mereka sangat
Duke Ansh meminta bantuan pada kerajaan untuk menemukan sekelompok petualang yang berada di bawah naungannya. Sejumlah 5 orang, namun sayang sekali ketika ditemukan sudah dalam kondisi tidak lagi bernapas. Kecuali satu-satunya dari mereka yaitu Elf berkulit coklat matang dengan telinga panjang.Sesampainya di kediaman Duke Ansh, Elf itu sempat menarik ujung lengan pakaian Halbert saat dirinya berjalan melewatinya. Seakan tindakannya itu adalah sebuah isyarat tuk meminta pertolongan.Halbert yang merasa aneh saja dengan hal itu, pun lantas mulai memandangi sekitar dalam kediamannya.“Saya sungguh sangat berterima kasih pada Anda berdua. Terutama Anda Tuan Noah, walau hanya satu orang yang selamat, saya tentu masih merasa senang. Lalu ini imbalan kalian,” ucap Duke Ansh seraya memberinya dua kantung.“Sepertinya Yang Mulia Raja hanya memintaku untuk menolong Duke Ansh. Saya tidak bisa menerima ini,” tolak Noah dengan halus.Duke Ansh lantas menjawab, “Mengapa begitu? Ini imbalan yang pa
Beberapa saat sebelumnya, Duke Ansh dengan Elf itu hendak pergi ke ruangan, yang mana mereka harus melewati kamar yang saat ini dihuni oleh Noah dan Halbert. Dan tanpa sengaja, Elf mendengar topik pembicaraan mereka, terlebih pintu ruangan itu sama sekali tidak ditutup. Sejenak ia berhenti di sana.“ ...melainkan aku kembali hidup. Aku undead.” Terkejut dengan pernyataan si pria di sana. Ia pun lantas mengumpat di balik dinding. Ia berharap agar dapat mengetahui isi pembicaraan mereka berdua. Dan setelah berlangsung cukup lama, akhirnya ia disadari oleh mereka.“Kau?! Hei! Kenapa pintunya tidak ditutup, dasar bocah bodoh!” Halbert dan Noah sama-sama terkejut. Pada awalnya hanya mereka berdua saja, dan topiknya juga sangatlah rahasia. Mana mungkin Halbert memperbolehkan seseorang lain mendengar pembicaraan mereka. “Hei!”“Maafkan aku, aku tidak terbiasa menutup pintu.”“Apanya yang tidak terbiasa? Kau hanya lupa menutup pintu. Tidak usah banyak alasan!” amuk Halbert seraya membanti
Di balik jendela ruangan Halbert, terdengar suara rintihan seorang wanita. Terkejut akan hal itu, segera Halbert beranjak dari tempat duduknya.“Dari suaranya ada di balik ruanganku. Maka seharusnya ada jalan menuju ke sana. Tapi aku tidak suka mencari jalan panjang.”Mencari jalan pintas, alhasil Halbert memilih untuk membuka jendelanya. Begitu dibuka, benar adanya seorang wanita yang tersungkur di permukaan tanah. Banyak bekas luka sayatan, lebam bahkan bekas-bekas luka aneh kemerahan di sekitar kedua kaki dan leher wanita itu. “Nona, perlu bantuan?” tanya Halbert, seraya mengulurkan tangan padanya.Wanita itu terdiam sembari menatap Halbert dengan berkaca-kaca. Wanita itu tampak bingung dengan perasaan yang masih kacau. “Hei, baik-baik saja?” Sekali lagi Halbert bertanya lantaran wanita itu tak kunjung menjawab pertanyaannya sedari tadi. “Tidak.” Akhirnya wanita itu menjawab meski jawabannya seperti itu. Ia kemudian beranjak pergi dari sana setelah berulang kali menggelengkan ke
Jauh dari kegelapan, di balik ruangan di depan. Halbert tanpa sengaja melihat celah pintu yang berongga, di balik sans terdapat seorang pria tak lain dan tak bukan adalah Duke Ansh bersama seorang wanita yang melakukan tindakan tak terpuji. Dalam keadaan berbaring dan berpura-pura mati, saat itu Halbert berpikir, apakah benar hubungan di antara mereka adalah majikan dan budak? Namun ia tidak punya cukup bukti, selain wanita itu yang dipaksa melakukannya bersama Duke Ansh. Ia harus melihat kebenaran ini lebih jauh ke dalam. Apa pun ia lakukan meski itu akan mengakibatkan posisinya sedikit terancam.“Duke Ansh, saya sudah melakukannya. Jadi Anda harus menepati janji agar dapat membebaskan saya,” ucap seseorang yang barusan menikam Halbert.Mendengar kalimat itu membuat ia semakin berpikir bahas dugaannya itu mungkin saja benar.Setelah beberapa saat sebilah belati yang ternoda darah pekat, pria yang telah melakukan itu pada Halbert pun lantas menyeret tubuhnya hingga ke paling ujung.
Seorang wanita datang ke kediaman Duke Ansh. Mereka berdua memiliki hubungan kerja sama dengan bisnis yang saling menguntungkan satu sama lain. Tidak lain dan tidak bukan adalah perdagangan manusia, perbudakan. Halbert yang mengetahui pun hanya bisa terdiam lantaran dirinya masih berpura-pura mati sampai saat ini juga. Lalu, hal yang paling mengejutkan adalah...“Jual dia padaku. Aku ingin mengawetkannya. Lalu, Elf itu juga. Itupun jika Tuan sudah tidak tahan dengannya lagi.” Wanita itu meminta jasad Halbert untuk diawetkan. Firasat Halbert sendiri berubah menjadi sepenuhnya buruk. Mau ingin berpura-pura atau tidak rasanya akan sama saja. Ia merasa hanya ada jalan kebuntuan di sini.“Jika Tuan Noah mengijinkan. Aku sih tidak keberatan.”Tibalah esok hari, Halbert juga masih membeku dalam keadaan terbaring di samping ia ditemani oleh wanita yang kerap kali membelai kepala bahkan wajahnya.Di kamar, Noah saat ini. Ia akhirnya terbangun dalam keadaan terkejut. Tampaknya ia ingat apa y